DISTRIBUSI
PROBABILITAS KONTINYU
BAHAN KULIAH STATISTIKA TATAP MUKA - 07
TIM PENGAMPU MK STATISTIKA
n
n t t k
f
2 1 2
1 1 )
(
+ −
Fungsi densitas dist t-Student : =
5. Distribusi t-Student
• Bila ukuran n → ∞ ; semakin menyerupai kurva normal baku
• Bila n ≥ 30 → masih menghampiri dist. normal baku
• Bila n < 30, tidak lagi berdist. normal baku, oleh karena itu berhadapan dgn dist t-Student yang nilai-nilainya adalah:
n s
x −
0 t
0,5 0,5
Harga t yang memenuhi -∞ < t < ∞
Bilangan (n-1) dinamakan derajat kebebasan (dk)
Jika sebuah populasi mempunyai model dg persamaan f(t) di atas, maka dikatakan populasi itu berdistribusi t dengan dk = (n – 1)
Contoh:
1.
Untuk n = 13, jadi dk = 12 dan p = 0,95 maka t = 1,78
0 t
-t
Jika n = 16, tentukan t supaya luas yg diarsir = 0,95.
Gambar di samping terlihat bahwa luas yang tidak diarsir (baik ujung kanan & kiri) = 1 – 0,95 = 0,05.
Kedua ujung ini sama luas jadi mulai t ke kanan = 0,025 dan mulai t ke kiri luasnya
= 1 – 0,025 = 0,975. Harga p inilah yg dipakai untuk daftar, dgn dk (v) = 15 dan p = 0,975, maka diperoleh t = 2,13. Jadi antara t = -2,13 dan t = 2,13 luas yang diarsir 0,95
Tabel distribusi t Student digunakan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel yang didapat dari tabel distribusi t
Student. Tabel t Student berguna untuk:
Pengujian hipotesis
Uji kesamaan dua rata-rata
Uji signifikansi koefisien korelasi
6. Distribusi Chi-Kuadrat
• Distribusi chi kuadrat merupakan dist. dgn variabel acak kontinu.
• Grafik dist. Chi kuadrat umumnya merupakan kurva positif, yaitu miring ke kanan.
u v
e
u K
f (
2) = .
1/2 −1 −1/2Tabel distribusi χ2 berguna untuk mencari hubungan antara data nominal, pengujian normalitas data.
Cara menentukan nilai χ2 tabel:
1. Tentukan nilai α apakah 0,001, 0,01, 0,05, atau 0,1 2. Hitung df atau dk = n – 1
3. Cari nilai tersebut pada tabel χ2 Contoh:
Diketahui α = 0,05; n = 15 maka dk = 15 – 1 = 14 dari tabel χ2 pada kolom α =0,05 dan kolom df = 14 diperoleh nilai χ2 tabel = 23,68
Fungsi densitas distribusi F :
dengan variabel acak F memenuhi batas F > 0, K =bilangan tetap yg bergantung pada v1 dan v2, luas di bawah kurva = satu (1), v1 = dk pembilang & v2 = dk penyebut
7. Distribusi F
• Distribusi chi kuadrat merupakan dist. dgn variabel acak kontinu.
• Grafik dist. F tidak simetrik & umumnya sedikit positif, yaitu miring ke kanan.
) (
2 / 1
2 1
) 2 ( 2 / 1
2 1
1 . )
(
v vv
v F v K F
F
f
+−
+
=
Tabel distribusi F berguna untuk pengujian homogenitas
data, pengujian signifikansi korelasi dan pengujian linieritas data.
Cara menentukan nulai F tabel:
1.Tentukan nilai α apakah 0,01 atau 0,05
2.Hitung df atau dk dengan rumus tertentu, sehingga diperoleh harga dk pembilang dan dk penyebut
3.Cari nilai F tabel di dalam tabel F dengan memperhatikan harga dk pembilang (kolom) dan dk penyebut (baris)
Contoh:
Diketahui α = 0,05 dan 0,01; v1 = 5 dan v2 = 10, dari tabel F pada kolom (dk pembilang = 5) dan baris (dk penyebut = 10) diperoleh nilai F tabel (0,05) = 3,33 dan F tabel (0,01) = 5,64 Notasi untuk nilai-nilai F dari daftar F dengan peluang p dan dk = (v1, v2) yaitu Fp(v1, v2), sehingga F0,05(5, 10) = 3,33 dan
F0,01(5, 10) = 5,64
x 2
2 1
2 e ) 1
, , x ( n )
x (
f
− −
=
=
Untuk -∞<x< ∞; π = 3,14159; e = 2,71828
5. Distribusi Normal
Suatu peubah acak kontinu x yg memiliki dist. berbentuk genta disebut peubah acak normal, dengan persamaan kurva normal yg bergantung pada parameter μ
dan σ adalah
μ x
Daftar F pada lampiran buku Sudjana medruapakan daftra distribusi normal baku rata2 μ = 0 & simpangan baku σ =1
= x − z
0 z
0,5 0,5 -z
μ = 0 σ =1
Luas seluruh kurva = 1
Mengubah dist. Normal umum ke dist. normal baku dengan transformasi:
Penggunaan daftar dist normal baku lihat buku Sudjana hal 140 – 141 & Walpole hal 182 - 188
Contoh:
Berat bayi yg baru lahir rata2 3.750 g dg simp. baku 325 g. Jika berat bayi berdist. normal maka tentukan:
a. Brp % bayi yg beratnya lebih dari 4.500g
b. Brp bayi yang beratnya antara 3.500g & 4.500g jika semuanya ada 10.000 bayi
31 , 325 2
750 .
3 500 .
4
z x − =
=
= − Jawab:
a. Dik: μ = 3.750g dan σ =325 ; x = 4.500
P(z>2,31) = 0,5 – P(z<2,31) = 0,5 – 0,4896
= 0,0104 = 1,04%
b. x1 = 3.500g & x2 = 4.500g
77 , 325 0
750 .
3 500 .
3
z x − = −
=
= −
P(3.500<x<4.500) = P(-0.77<z<2,31) = 0,5 – 0,4898
= P(z>-0,77) + P(z<2,31) = 0,2794 + 0,4896
= 0,7690
Jadi banyaknya bayi antara 3.500g & 4.500g diduga ada 0,7690 x 10.000 = 7.690 bayi
0 2,31
0,4896
0,0104
0 2,31
0,4896 0,2794
-0.77
) 1
( N
N z x
ya sin transforma
serta )
1 ( N
&
N maka
−
= −
−
=
=
Hubungan dist. binom dan dist. normal, jika untuk fenomena yang berdistribusi binom berlaku:
N cukup besar
π = P(A) = tidak terlalu dekat dengan nol
Contoh: Lihat Buku Sudjana hal 144 – 145 & Walpole hal 196 - 202
13
DISTRIBUSI NORMAL
DISTRIBUSI NORMAL adalah distribusi probabilitas kontinu yang paling sering digunakan dalam bidang statistika
Grafiknya disebut “ KURVA NORMAL “.
Banyak digunakan pada gugusan data yang terjadi di alam dan “ PENELITIAN “.
Statistik Inferensi banyak mengasumsikan “Data Berdistribusi Normal” N~μη(μ, σ)
14
5. DISTRIBUSI NORMAL
Sifat Grafik :
Grafik berada diatas sumbu mendatar ( x ) Bentuk simetrik terhadap sumbu x = μ
Satu modus, ( uni modal ) yang dicapai pada nilai : x = μ 0,3989
sebesar → --- σ
Luas daerah dibawah kurva = satu unit persegi Mendekati sumbu (X) dimulai dari X = (μ±3σ)
15 Md = Mean = Mo
Kurva berbentuk : “ Bell Shape “ → Kurva normal
Sumbu ( X )
(μ-3σ) X = μ (μ+3σ)
0,3989 X = μ sebesar → ---
σ
16
Md = Mean = Mo Sumbu ( X )
Mean ± 1 SD → luas daerahnya
= 68,27 %.
1 SD
17
Md = Mean = Mo Sumbu ( X )
Mean ± 2 SD → luas daerahnya = 95,45 %.
Mean = ± 2 SD
18
Md = Mean = Mo Sumbu ( X )
- Mean ± 3 SD → luas daerahnya =
99,73 %.
Mean ± 3 SD
19
DISTRIBUSI NORMAL
Setiap variabel random kontinu (X) yang memiliki distribusi berbentuk “ Bell Shape disebut “variabel Random Normal “
Persamaan matematik bagi distribusi peluang
(probability) variabel random normal ini tergantung pada dua parameter yakni : μ dan σ.
Nilai-nilai fungsi kepadatan bagi variabel random normal (X) ini dilambangkan dengan n(x; μ, σ )
20
DEFINISI KURVA NORMAL
Bila (X) adalah suatu variabel random normal dengan nilai
tengah μ dan variance σ2, maka persamaan kurva normalnya adalah :
1
n(x; μ, σ) = --- e -½ (( x – μ) / σ) ² , untuk - ∞ < x < + ∞
√ 2 πσ2
Sedangkan dalam hal ini : π = 3,14159.. Dan e = 2,71828…
( )
−
= − x
x
f e x
2 ) 1
(
2 2
1 /
-
21
1 2
1 2
2
( )( x )
n(x; , ) e ; x
− −
= −
22 μ1 = 10
Contoh :
Kurva normal dengan standar deviasi (σ1 = σ2), dan ( μ1 < μ2 ) Perhatikan : Tinggi dan lebar kurva sama
Sumbu ( X )
μ2 = 20
Kurva (B) σ2 = 5 Kurva (A)
σ1= 5
23 μ1 = μ2
Contoh :
Kurva normal dengan standar deviasi σ1 < σ2 dan ( μ1 = μ2 )
Perhatikan : Kurva A lebih tinggi dari kurva B, tetapi lebih sempit
Sumbu ( X )
Kurva (B) σ2 Kurva (A)
σ1
24 μ1 < μ2
Contoh :
Kurva normal dengan standar deviasi σ1 dan μ1 tidak sama serta σ2 dan μ2 juga tidak sama
Perhatikan : tingi, letak puncak dan lebar kurva berbeda
Sumbu ( X )
Kurva (B) σ2 Kurva (A)
σ1
μ1 μ2
25
Sumbu ( X )
Luas Daerah Dibawah Kurva Normal = Peluang
Kurva sembarang distribusi probabilitas random kontinu dibuat sedemikian rupa, sehingga luas daerah dibawah kurva itu, dibatasi oleh nilai x = x1 ; dan x = x2 → sama dengan probabilitas variabel random x, yang mengambil nilai antara x =x1 dan x = x2.
Luas daerah dibawah kurva
dinyatakan sebagai: P(x1 < x < x2) Dinyatakan berupa daerah gelap sebagai berikut :
X2 X1
1
2 2
2
1 2
b b x
a a
P(a x b) f(x)dx e dx
−
−
=
=
26
2 ( )
2 1 2 1 2
2 2
1 2
2 2
1 1
2
1 2
1
1 1
2 2
0 1
x x z
z
x z
z
z
P(x x x ) e dx e dx
n(z, , ) dx P(z z z )
−
− −
= =
= =
Transformasi x ke Z
27
Sumbu ( X )
Luas daerah dibawah kurva II dinyatakan dengan warna biru→
P ( x1 < X < x2 )
Luas daerah dibawah kurva I
dinyatakan dengan daerah arsiran
→ P( x1 < X < x2 )
Kedua luas daerah sangat
berbeda luasnya sehingga nilai probabilitinya juga berbeda
X2 X1
Kurva I
Kurva II
28
Setiap pasangan μ dan σ selalu memenuhi sifat distribusi normal seperti dikemukakan diatas, dan yang berbeda hanyalah bentuk kurvanya saja, dengan demikian berarti setiap pasangan μ dan σ selalu dapat dibuat suatu kurva normal.
Apabila σ semakin besar maka bentuk kurvanya semakin rendah (Platikurtik),
Sedangkan apabila σ semakin kecil maka bentuk kurvanya semakin tinggi (Leptokurtik).
29
Setiap pengamatan yang berasal dari sembarang variabel random normal (x) dapat diubah menjadi variabel random normal Z, dengan nilai tengah = nol (0), dan varians = satu (1).
Perubahan tersebut dapat dilakukan melalui rumus transformasi sebagai berikut :
X – μ
Z = ---
σ
30
Nilai tengah Z = 0 → Pembuktian :
∑(Z) = 1/σ ∑( X- μ ) = 1/σ ( μ - μ ) = 0
Sedangkan variansnya adalah :
σ2z = σ2(x-μ)/σ = σ2x/σ = 1/σ2 x σ2x = σ2/σ2 = 1
Berdasarkan pembuktian tersebut maka : Definisi “ DISTRIBUSI NORMAL STANDAR “ sebagai berikut : Adalah suatu Distribusi variabel random normal dengan nilai tengah (rata-rata) = 0 dan standar deviasi = 1
31
Apabila nilai (X) berada diantara x = x1 dan x = x2 maka variabel random acak (Z) berada diantara nilai padanannya sebagai berikut :
X
1– μ
Z
1= --- σ
X
2– μ
Z
2= --- σ
Dan
32
Sebaran asal dan sebaran hasil transformasi diilustrasikan sebagai berikut :
• Semua nilai (X) yang jatuh antara x1 dan x2 mempunyai nilai-nilai (z) padanannya antara z1 dan z2, → maka luas daerah dibawah kurva (X) antara x = x1 dan x = x2 sama dengan luas daerah dibawah kurva antara nilai hasil transformasi z = z1 dan z = z2, sehingga :
• P ( x
1< X < x
2) = P ( z
1< Z < z
2).
33
( X )
Luas Daerah Dibawah Kurva Normal (Transformasi ke Normal Baku)
X2 X1
σ
μ ( z )
σ = 1
0 z1 z1
Sebaran asal
Sebaran transformasi
34
Sebaran transformasi (distribusi normal standar → mean = 0, SD
= 1)
Sumbu ( X )
0 Z2
Z1
X1 X X2
Sebaran observasi
X1 – μ Z1 = ---
σ
X2 – μ Z2 = ---
σ
35
Contoh
Hitunglah peluang Z lebih kecil dari pada 1.74.
Penyelesaian sebagai berikut :
36
Penyelesaian
Carilah nilai z yang sama dengan 1.7 pada kolom paling kiri.
Telusuri sepanjang baris tersebut sampai kolom dibawah 0.04, disitu ditemukan nilai 0.9591. sehingga P( Z < 1.74 ) = 0.9591
0.50 0.4591
0
0.9591
0.0409
Contoh
Hitunglah peluang Z lebih kecil dari pada 1.74.
Penyelesaian sebagai berikut :
37
Suatu sebaran normal dengan μ = 50 dan σ = 10. Hitunglah peluang bahwa X mengambil sebuah nilai antara 45 dan 62 Penyelesaian :
Nilai z1 padanan x1 = 45 dan z2 padanan x2 = 62 Untuk z1 = 45 – 50 / 10 = - 0.5 ;
Untuk z2 = 62 – 50 /10 = 1.2 Dengan demikian :
P (45 < X < 62) = P( - 0.5 < Z < 1.2 )
Contoh soal 1:
X – μ Z = ---
σ
38 0
- Z1= - 0.5 + Z2 = 1.2
P( - 0.5 < Z < 1.2 ) → diperlihatkan melalui daerah gelap pada kurva
Luas daerah ini diperoleh melalui, pengurangan nilai luas daerah sebelah kanan z2 = 1.2 dengan z1 = - 0.5 dengan menggunakan z (atau hitung dari MS Excel):
P(45 < X < 62) = P(- 0.5 < Z <
1.2
= P(+Z < 1.2) – P(- Z < - 0.5)
= 0.8849 – 0.3085 = 0.5764 Luas =
0.576 4