Penulis lebih fokus pada upaya yang dilakukan komunitas ADS untuk mendapatkan pengakuan dari negara khususnya hak administratif. Oleh karena itu, masyarakat komunitas ADS terus memperjuangkan hak-haknya, khususnya hak administratif sebagai warga negara Indonesia.
Sekolah sebagai sarana mempererat hubungan antar santri: studi kasus di SMP Tri Mulya, Bina Cahya dan Yos Sudarso. SMP Yos Sudarso merupakan salah satu sekolah favorit dengan jumlah siswa terbanyak dibandingkan SMP Tri Mulya dan Bina Cahya yang akan dibahas selanjutnya.
Nilai-nilai agama dan adat istiadat yang terkandung dalam kepercayaan Sunda Wiwitan (selanjutnya disebut ADS) dirumuskan dalam bentuk peran dan pedoman yang harus dilakukan oleh penganut perayaan ini. Dengan demikian, nilai-nilai budaya dalam kepercayaan Sunda Wiwitan dapat dilestarikan secara turun temurun hingga saat ini. Keberadaan wiwitan Sunda masih eksis di tengah masyarakat hingga saat ini karena penganut ADS sangat menjaga dan menjaga nilai-nilai agama yang diwarisi dari nenek moyang.
Nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam ajaran dasar Sunda Wiwitan dijadikan oleh umat beriman sebagai pedoman berperilaku dan mempertahankan eksistensinya dalam masyarakat global saat ini.
Berikut salah satu data sektor pertanian yang kami peroleh dari data kecamatan setempat. Kami juga mewawancarai salah satu warga kawasan Mayasih bernama Ibu Ani (56 tahun). Salah satu bidang kehidupan yang dipengaruhi langsung oleh falsafah kepercayaan Sunda Jawa adalah bidang perekonomian.
Filosofi ekonomi dibalik asal muasal Tikoro yang basah menjadi salah satu aspek yang menarik dari komunitas ADS.
Supaya tidak ada acara Seren Taun diadakan di Paseban dan mereka membawa kumpulan masing-masing atau agama masing-masing. Page 124 of 203 Masyarakat Islam turut terlibat dalam acara Seren Taun. Acara seren taun anjuran Gereja Katolik berlangsung sebelum perayaan seren taun yang diadakan oleh Paseban.
Gereja Katolik sendiri tidak ada kaitan kelembagaan dengan acara Kota Seren yang diadakan Paseban. Gereja Katolik tidak mempunyai kaitan kelembagaan dengan acara Kota Seren (diselenggarakan di Paseban). Jadi tidak diadakan acara Kota Seren di Paseban dan mereka membawa kelompoknya masing-masing atau agamanya masing-masing.
Hal ini menunjukkan nilai kearifan lokal dari Sunda Wiwitan yaitu nilai-nilai kemanusiaan yang penuh toleransi. Uraian di atas memberikan gambaran singkat tentang Sunda Wiwitan sebagai salah satu kepercayaan masyarakat Desa Cigugur Kuningan, Jawa Barat. Sunda Wiwitan merupakan budaya leluhur tanah Sunda Jawa yang ingin dilestarikan oleh masyarakat Desa Cigugur Kuningan, Jawa Barat sebagai generasi penerus bangsa.
Kepercayaan atau agama yang terdapat di desa Cigugur Kuningan Jawa Barat tidak hanya Sunda Wiwitan saja, namun juga multi agama, artinya agama dan kepercayaan seperti Islam, Katolik, Hindu dan Kristen berkembang di sana.
1 Upaya Pengakuan ADS
Jaringan pendukung komunitas ADS antara lain Pengurus Kongres Mistis Indonesia (BKKI), Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Jaringan Kerja Lintas Agama (JAKATARUB). Berjejaring juga merupakan upaya yang dilakukan komunitas ADS untuk mendapatkan pengakuan dan hak administratif sebagai warga negara dari pemerintah Indonesia.
2 Rekomendasi Komunitas ADS Kepada Pemerintah
Berbagai respon yang datang dari pemerintah tidak membuat komunitas ADS menghentikan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Kanti Dewi, keturunan Pangeran Madrais, agama Jawa Sunda didirikan oleh Pangeran Madrais.
1 Dinamika Kepemimpinan dan Keberlanjutan Komunitas
Tugas besar Pupuh dalam menjalani kehidupan masyarakat ADS Cigugur juga dibantu oleh Ais Pangampih. Permasalahan yang disampaikan masyarakat kepada Ais Pangampih antara lain permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2Struktur Kepemimpinan Adat
Terkait permasalahan tersebut, Pemda Kuningan juga memiliki departemen dalam pembinaan penganut kepercayaan dan penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Cagar budaya yang dimaksud adalah “Paseban Tri Panca Tunggal”, yaitu tempat berkumpulnya khususnya para penganut kepercayaan dan penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3 Dinamika Kepemimpinan ADS
Siswa SMA Tri Mulya, Bina Cahya dan Yos Sudarso di Cigugur, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat terdiri dari siswa multikultural dengan agama yang beragam. Yang penting untuk dipahami, tidak semua siswa berlatar belakang ADS bersekolah di SMA Tri Mulya.
1 Persebaran Siswa ADS di Sekolah Kawasan Cigugur
Fokus penulis dalam melihat perbandingan jumlah agama ada di tiga sekolah yaitu SMA Tri Mulya, Bina Cahya dan Yos Sudarso. Karena SMA Tri Mulya awalnya dibangun oleh Paguyuban, maka agama yang dominan adalah ADS atau mereka mengidentifikasikan diri sebagai jamaah.
2 Data Siswa dengan Keyakinannya
Dari hasil wawancara penulis dengan pihak sekolah Bina Cahya dan siswa yang ada, diperoleh sejumlah data siswa berdasarkan keyakinannya. Seperti yang telah ditulis sebelumnya, SMP Bina Cahya merupakan sekolah yang didirikan oleh komunitas Gereja Carolus dan pengajarannya berlandaskan nilai-nilai agama Katolik sehingga dominasinya dipegang oleh siswa yang beragama.
3 Data Siswa dengan Agamanya
Keterbukaan dalam menerima siswa ini memungkinkan ADS hadir di sekolah yang mayoritas beragama Katolik. Misalnya saja, sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang memegang peranan penting dalam proses pembangunan.
4 Analisis Pola Hubungan Interaksi Siswa Beragama
Dalam hal ini, individu yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan melalui proses sosialisasi akan menginternalisasikan nilai-nilai agama dan adat istiadat yang datang dari luar individu tersebut. Hal inilah yang menarik perhatian, bagaimana proses sosialisasi antar generasi terjadi pada masyarakat yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan. Pada umumnya umat beragama mewarisi nilai-nilai agama dan adat istiadat melalui proses pengalaman dengan generasi sebelumnya.
Selain itu, secara internal juga akan terjadi proses pelembagaan perilaku dan interaksi masyarakat Sunda Wiwitan secara budaya yang akan menghasilkan jati diri masyarakat Sunda Wiwitan yang sebenarnya.
1 Fase-Fase Perkembangan Kepercayaan ADS
Bagi masyarakat ADS, agama adalah aturan, gawe, masyarakat, yang terpisah dari ciri-ciri masyarakat dan ciri-ciri bangsa. Ajaran iman ADS juga pada dasarnya berangkat dari ciri-ciri manusia dan ciri-ciri bangsa ini. Ada lima unsur yang termasuk dalam sifat manusia yaitu: Kasih Sayang (Cinta), Undak Usuk (Ketertiban Keluarga), Tata Krama (Tata Laku), Bahasa dan Budaya dan Wiwaha Yudha Naradha (Kualitas dasar manusia yang selalu memperjuangkan segala sesuatu sebelum berbuat).
Perbedaan tersebut didasarkan pada ciri-ciri bangsa yang terdiri atas penampilan, adat istiadat, bahasa, dan tulisan.
2 Makna Tuhan dalam Ajaran-ajaran Sunda Wiwitan
Yang terpenting, harus ada toleransi beragama masyarakat ADS terhadap pemeluk agama lain. Meski merasa hingga saat ini masih terjadi diskriminasi dari pemerintah, namun ia merasa keyakinan ADS tidak diakui negara. Hal ini ditunjukkan oleh komunitas ADS ketika nilai keagamaan sekolah dikosongkan dengan tanda (-) juga. Bagi komunitas ADS sendiri, ADS telah menjadi pedoman bagi mereka dalam bertindak dan menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat di era globalisasi saat ini.
Hal inilah yang membuat komunitas ADS memiliki keyakinan yang sangat kuat sehingga mereka yakin dalam menjalani kehidupannya meski menemui kendala.
3 Proses Internalisasi Penanaman Nilai Agama Djawa Sunda
Nilai-nilai yang ada dalam setiap aspek kehidupan diajarkan Kang Ira dengan mengajarkan kepada anak-anaknya nilai-nilai agama dan nilai-nilai kebaikan, khususnya nilai-nilai etika hidup. Pasalnya, Kang Ira tinggal di Bandung dan mayoritas masyarakatnya menganut agama lain. Untuk itu Kang Ira pun menanamkan nilai-nilai dalam ajaran ADS yang juga disesuaikan dengan lingkungan sosial.
Pada dasarnya Kang Ira juga belajar lebih banyak tentang Paseban dan tradisi lingkungan hidup di sana.
4 Bilangan Tiga dalam Pikukuh Tilu
Pikukuh Tilu adalah sebutan untuk kitab suci penganut sistem kepercayaan Sunda Wiwitan. Proses pelembagaan budaya yang dilakukan Seren Taun dimaknai sebagai pesta adat yang dijiwai nilai-nilai yang juga selaras dengan ajaran Sunda Wiwitan. Hal tersebut menunjukkan nilai kearifan lokal Sunda Wiwitan yaitu nilai kemanusiaan yang penuh toleransi.
Adat dan budaya Sunda Wiwitan yang paling khas adalah perayaan upacara adat Seren Taun.
1 Skema Pengaruh Filosofi Ekonomi Masyarakat Cigugur,
Dari tabel diatas terlihat bahwa usahatani padi sawah merupakan sektor pertanian terbesar di Desa Cigugur. Nampaknya peternakan babi lebih banyak digemari oleh masyarakat Desa Cigugur, terbukti peternakan babi menduduki peringkat kedua setelah peternakan ayam. Hal itulah yang kami ketahui saat mencoba melakukan observasi di salah satu kawasan di Desa Cigugur yaitu kawasan Mayasih.
Ia merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai pedagang warung kecil dan juga membantu suaminya yang bermatapencaharian sebagai peternak babi.
2 Jumlah Sektor Perdagangan di Wilayah Kelurahan Cigugur
Pertanian di Desa Cigugur masih luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Belakangan dalam perkembangannya, lingkungan sekitar Desa Cigugur menjadi sumber penghidupan mereka. Desa Cigugur mempunyai beragam potensi sumber daya alam, yang pertama adalah sumber daya pertanian.
Kemudian sumber daya peternakan juga sangat berkembang di Desa Cigugur, banyak masyarakat yang mempunyai hewan ternak.
1 Dampak Lingkungan Hidup Terhadap Rutinitas Masyarakat
Dan selain menjaga lingkungan, filosofi ini juga dikaitkan dengan upacara Seren Taun yang merupakan amanah nenek moyang untuk menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana di sekitarnya di kemudian hari. Menurut Intani dan Andayani (2006), Seren Taun berasal dari dua kata, yaitu kata Seren dan Taun. Seren Taun merupakan wujud rasa syukur kami karena selama setahun ini Tuhan telah memberikan nikmat kepada kami.
Acara utama dalam Seren Taun adalah menumbuk padi yang hasilnya dibagikan kepada warga sekitar yang kurang mampu.
2 Upacara Adat Seren Taun
Dari apa yang Ny. Wiwin mengatakan, upacara Seren Taun dapat mempersatukan masyarakat ADS dimanapun mereka berasal. Upacara Seren Taun juga menjadikan interaksi antar umat yang berbeda keyakinan menjadi lebih bersatu dan mampu menerima keberagaman antar umat beragama. Tentu saja Seren Taun menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga Kuningan karena pada saat acara Seren Taun berlangsung banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang datang ke acara tersebut.
Inti dari acara Seren Taun adalah sebagai wujud nyata syukur atas nikmat Yang Maha Esa dan sebagai ajang mempersatukan masyarakat dengan tingkat kepercayaan-toleransi yang sangat tinggi.
3 Rasionalisasi Mitos
Selain itu, agama Kristen Protestan menganggap acara tenteram tahun ini hanya sebagai acara budaya, dan bukan sebagai acara keagamaan seperti yang dilakukan Gereja Katolik. Berbeda dengan umat Kristen Protestan, Gereja Katolik juga menyelenggarakan acara Natal dalam konteks keagamaan. Hal serupa juga terjadi pada masyarakat Sunda Wiwitan di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.
Orang-orang di sini lebih suka menari, menari adalah standar di sini untuk acara Kota Seren.