JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 2
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Pentingnya Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) Pada Pembelajaran Siswa Kelas VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2025
Nama : Ema Agustia Ningsih Bidang Studi PPG : Teknik Kimia Industri
NIM : 243127907944
Pentingnya Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) Pada Pembelajaran Siswa Kelas VII
A. Pengertian Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah proses belajar yang membantu individu, terutama anak-anak dan remaja untuk memahami dan mengelola emosi mereka, mengembangkan hubungan yang positif dengan orang lain, membuat keputusan yang baik untuk mencapai tujuan mereka. Adapun pengertian lain dari Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah proses perolehan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Proses ini melibatkan kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan kemampuan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
B. Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Pembelajaran sosial emosional (PSE) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan sosial, meningkatakan kinerja akademik peserta didik, dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Pembelajaran sosial emosional (PSE) ini sangat penting untuk diajarkan di sekolah. Hal itu karena mempengaruhi kesuksesan peserta didik disekolah, dunia pekerjaan, dan juga kehidupan sosialnya. Adapun beberapa tujuan lainnya secara lebih khusus adalah :
1. Membantu peserta didik mengembangkan kepercayaan diri agar bisa mengambil keputusan dan menanggungjawabkan apa yang telah diputuskan.
2. Dapat memanajemen diri sendiri sehingga mencegah masalah perilaku yang tidak diinginkan.
3. Memberikan pemahaman dan kemampuan yang lebih baik tentang diri sendiri serta orang lain dalam mengelola emosi.
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif dilingkungan sekitar.
5. Membantu peserta didik dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang akan mengembangkan identitas mereka serta menetapkan tujuan.
C. Manfaat Menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran sosial emosional (PSE) memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu : 1. Meningkatkan prestasi akademik
2. Meningkatkan empati
3. Mengurangi tekanan emosional 4. Membangun hubungan positif 5. Meningkatkan kesadaran diri 6. Mengurangi masalah perilaku 7. Menjaga kesehatan mental
8. Membangun kesejahteraan jangka panjang
D. Mengapa Pembelajaran Sosial Emosional Penting?
Untuk Peserta didik
: Pembelajaran sosial emosional (PSE) mengajarkan peserta didik bagaimana membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan teman sebaya, guru, dan anggota keluarga. Selain itu, PSE mengajarkan peserta didik agar memiliki kemampuan untuk menjadi contoh dalam kesadaran sosial. Seimbang dalam akademik dan bisa mengontrol keterampilan sosial emosionalnya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Untuk Guru : Agar dapat membantu mengurangi konflik diantara peserta didik dengan memberikan pemahaman tentang emosi serta pemecahan masalah. Karena guru merupakan fasilitator krusial dalam membantu peserta didik mencapai potensi mereka secara keseluruhan. Sehingga mampu menciptakan lingkungan yang berkembang secara emosional, akademis, dan pribadi.
E. Lima kompetensi social emosional menurut CASEL
Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), ada 5 kompetensi Sosial-Emosional, yaitu:
Kesadaran Diri (Self-Awareness) : Kompetensi ini mengajarkan peserta didik untuk mengenali emosi yang dirasakan didalam dirinya, seperti sedih, marah, takut, senang, dan lainnya sebagainya. Tujuannya
agar guru dan peserta didik lain dapat memberi respon yang tepat terhadap emosi yang dirasakan.
Pengelolaan Diri (Self-Management) : Pengelolaan diri merupakan pengendalian diri terhadap emosi negatif yang dirasakan didalam diri. Kemampuan ini mengajak seseorang untuk fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Kesadaran Sosial (Social Awareness) : Kesadaran sosial di definisikan sebagai kompetensi yang mengajarkan seseorang untuk ikut merasakan hal yang dirasakan dan dialami orang lain dari sudut pandang orang lain atau yang disebut dengan empati.
Keterampilan Relasional (Relationship Skills)
: Keterampilan berelasi berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam membangun dan memelihara suatu hubungan yang sehat antar individu maupun kelompok. Tak heran jika kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi seseorang dalam melakukan interaksi sosial.
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making)
: Kemampuan ini berkaitan dengan pembuatan pilihan konstruktif yang benar dan cara bertindak sesuai etis, norma sosial, dan keselamatan. Adanya kompetensi ini membantu seseorang mengambil keputusan secara bertanggung jawab.
F. Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Salah satu hal penting yang perlu diajarkan dan diintegrasikan di dalam kelas adalah Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Pembelajaran ini terkait dengan keterampilan yang diperlukan peserta didik untuk menghadapi masalah dan mampu menyelesaikan dengan baik juga membiasakan dan mengajarkan untuk menjadi pribadi yang berkarakter mulia.
Ada 5 (lima) aspek dalam konsep PSE yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran
sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Berikut beberapa gambaran kegiatan kelas yang menerapkan PSE yaitu :
1. Mengawali hari dengan memeriksa perasaan : guru menanyakan perasaan peserta didik di awal pembelajaran
2. Jurnal emosi harian : peserta didik menulis atau menggambar perasaan mereka 3. Melatih kerja sama melalui kelompok : peserta didik dilibatkan dalam kerja
kelompok agar mereka belajar mendengarkan, berbagi tugas, dan menyelesaikan konflik bersama
4. Bermain peran (role play) : guru mengajak peserta didik bermain peran situasi sosial 5. Papan perasaan : peserta didik mengisi kantong stiker sesuai perasaannya hari itu
(marah, sedih, senang, kesal, takut, dan semangat)
6. Mengajak peserta didik menulis refleksi diri : di akhir pembelajaran, peserta didik diminta menulis atau menceritakan pengalaman
7. Membuat aturan kelas bermain : guru dan peserta didik menyusun aturan kelas bersama, misalnya saling menghargai, tidak mengejek teman, atau mendengarkan saat orang lain berbicara.
G. REFLEKSI
Setelah mempelajari modul-modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) saya menyadari bahwa keterampilan sosial emosional itu sangat penting bagi peserta didik dan pendidik. Dulu saya berpikir bahwa mengajarkan keterampilan sosial emosional hanya bisa dilaksanakan pada kegiatan di kelas. Tapi ternyata, keterampilan sosial emosional dapat diperkuat dengan integrasi dalam pembelajaran sehari-hari, baik itu disekolah, lingkungan keluarga, maupun komunitas lainnya. Pelaksanaan pembelajaran sosial emosional perlu berkolaborasi antara seluruh warga sekolah, orang tua, dan komunitas lainnya di luar sekolah.
Pembelajaran sosial emosional (PSE) dalam penerapannya kita harus selalu konsisten dan membutuhkan kesabaran. Guru tidak hanya mendidik peserta didik agar cerdas dalam bidang akademik, akan tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan sosial emosional dan menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik agar peserta didik merasa nyaman dengan guru saat proses pembelajaran. Tidak hanya bagi peserta didik, guru juga harus bisa mengelola emosinya baik dengan peserta didik maupun dengan rekan sejawat serta seluruh warga sekolah, hal ini bertujuan agar tercipta lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.
Refleksi ini melibatkan kesadaran diri terhadap perasaan dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi interaksi peserta didik. Guru bisa menanyakan perasaan peserta didik sebelum
memulai pembelajaran dengan menanyakan “bagaimana perasaan kalian hari ini? Apakah yang kalian lihat dalam perjalanan menuju ke sekolah?”. Ini adalah salah satu contoh interaksi peserta didik dengan menanyakan kabar dan perasaannya yang bertujuan agar mereka merasa diperhatikan sehingga mereka bisa lebih terbuka serta menerima kita saat proses pembelajaran.
Melalui refleksi ini, saya menyadari pentingnya peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan sosial dan emosional peserta didik.
H. PENGALAMAN BERMAKNA
Pengalaman bermakna yang pernah saya rasakan yaitu ketika saya menjadi guru Informatika di kelas VII, dimana peserta didik masih memiliki karakter seperti peserta didik tingkat SD yang belum mampu mengontrol emosi dan perasaan yang mereka miliki dengan baik. Pada semester genap kelas 7, peserta didik mengikuti pembelajaran mata pelajaran Informatika dengan materi Dampak Sosial Informatika. Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru tidak hanya mengajarkan aspek teknis tentang penggunaan teknologi, tetapi juga mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional (PSE) untuk membangun kesadaran diri, empati, serta tanggung jawab sosial di dunia digital.
Dalam proses pembelajaran, saya menerapkan beberapa aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan bersama peserta didik, di antaranya yaitu:
1. Sebelum memulai pembelajaran, saya meminta peserta didik untuk menuliskan perasaan atau ekspresi yang mereka rasakan pada saat pembelajaran
2. Saya mendapatkan hasil perasaan yang murid ungkapkan melalui tulisan perasaan yang dibuat oleh peserta didik. Perasaan yang didapat sangatlah beranekaragam, mulai dari bahagia, sedih, senang, marah, dan lain sebagainya.
3. Kemudian saya menjelaskan pentingnya pembelajaran sosial emosional (PSE) untuk menyeimbangkan antara kemampuan akademik dan kemampuan mengontrol sosial emosional
4. Saya mengajak peserta didik menggunakan teknik STOP dengan mengajarkan berbagai teknik pernapasan dan relaksasi
5. Setelah itu saya melakukan kegiatan ice breaking sebelum memulai proses pembelajaran agar peserta didik bisa bersemangat kembali dan siap untuk menerima materi
Pembelajaran dimulai dengan masuk ke dalam materi yang akan dipelajari dan melakukan diskusi serta presentasi didepan kelas. Melalui diskusi terbuka setelah presentasi, peserta didik menunjukkan kemampuan mengelola emosi mereka, belajar mendengarkan tanpa menghakimi, serta mulai memahami pentingnya etika dan tanggung jawab dalam menggunakan media
digital. Guru memfasilitasi sesi refleksi di mana peserta didik menuliskan perasaan mereka, pelajaran yang dipetik, dan komitmen untuk menjadi pengguna internet yang lebih bijak dan empatik. Pengalaman ini menjadi sangat bermakna karena pembelajaran informatika yang biasanya berfokus pada teknologi, berubah menjadi ruang tumbuh bersama. Peserta didik tidak hanya berkembang secara kognitif, tetapi juga secara sosial dan emosional. Mereka belajar bahwa teknologi hanyalah alat, dan yang paling penting adalah bagaimana kita menggunakannya untuk kebaikan bersama.
DOKUMENTASI
1. Dokumentasi Pembelajaran di Kelas
2. Dokumentasi Mengimplementasikan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
3. Dokumentasi Diskusi Mengenai Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
UMPAN BALIK DARI REKAN SEJAWAT
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan tentang pembelajaran sosial emosional menunjukkan pemahaman yang baik terhadap kekuatan dan tantangan pribadi peserta didik khususnya pada saat pembelajaran. Di mana guru dan peserta didik memiliki perasaan sosial emosional dan menjadikannya motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menunjukkan kesadaran diri yang semakin berkembang. Sehingga tercipta lingkungan yang nyaman dan menyenangkan
Retnowati, S.Pd
Kemampuan pembelajaran sosial emosional paling efektif dimulai dari sejak dini hingga jenjang dewasa.
Kemampuan sosial emosional berperan penting dalam keberhasilan seseorang dalam pendidikan maupun dalam kehidupan individu. Ini melibatkan kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan/emosi diri sendiri serta memahami perasaan orang lain.
Zakiatush Shalihah, S.Psi
Kegiatan pembelajaran sosial emosional yang dilakukan sangat membantu peserta didik untuk mampu melatih keterampilan emosional dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola diri. Pembelajaran ini sangat berharga dalam mendukung proses belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Sehingga peserta didik tidak hanya berkembang secara kognitif, tetapi juga secara sosial dan emosional
Lutfi Firdaus, S.Pd