• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI FIQIH AN-NAJASAAT DI PONDOK PESANTREN AL-BIDAYAH TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI FIQIH AN-NAJASAAT DI PONDOK PESANTREN AL-BIDAYAH TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER SKRIPSI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI FIQIH AN-NAJASAAT

DI PONDOK PESANTREN AL-BIDAYAH TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Achmad Azmi Aldino NIM: T20181409

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

NOVEMBER 2022

(2)

ii

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI FIQIH AN-NAJASAAT

DI PONDOK PESANTREN AL-BIDAYAH TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Achmad Azmi Aldino NIM: T20181409

Disetujui Pembimbing

Dr. Zainuddin Al Haj Zaini. L.c, M.Pd.I NIP 197403202007101004

(3)

iii

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI FIQIH AN-NAJASAAT

DI PONDOK PESANTREN AL-BIDAYAH TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Selasa

Tanggal : 22 November 2022 Tim Penguji

Ketua Penguji Sekretaris

Musyarofah, M.Pd Muhammad Muwafik, M.A

NIP: 198208022011012004 NUP: 201908184

Anggota :

1. Dr. H. Saihan, M.Pd.I ( )

2. Dr. Zainuddin Al Haj Zaini. L.c, M.Pd.I ( ) Menyetuj ui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

iv

MOTTO

Artinya : “...Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri”. (QS. Al-Baqarah: 222) 1

1 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Bandung, Sygma Exagrafika, 2010),

35.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Puji Syukur akan karunia-Mu ya Allah SWT yang telah memberikan Hidayah dan Nikmat yang selalu tercurahkan hingga penghujung masa tempatku meraih indahnya pelita ilmu di Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.

sebagai bentuk rasa cinta dan kasih yang menembus kalbu, kupersembahkan sehelai karya ilmiah ini kepada:

1. Ayah Ibuku tercinta, Gunot Wahyudianto dan Naning Farida yang selalu memotivasi dan memenuhi kebutuhan kami, baik kebutuhan dhohir maupun batin. Melalui setiap patah do’a serta kucuran keringat yang mengiringinya.

2. Saudaraku kakak Khurin In Amalia dan Adik Muhammad Royyan Zamani yang selalu mendoakan, mendukung serta memberi semangat agar terselesaikan karyaku ini.

3. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bidayah Dr. KH. Abdul Haris, M.Ag yang telah mengijinkan kami melakukan penelitian serta menimba ilmu agama disana.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sholawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah ke zaman yang penuh dengan kedamaian ini.

Skripsi yang penulis susun dengan judul “Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah”

telah sampai pada ujungnya. Karya ini ketika ditinjau dari berbagai aspeknya masih jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan kemampuan, wawasan, dan pengalaman penulis yang perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, kritik dan saran penulis harapkan kepada seluruh pembaca sebagai bentuk keterbukaan hati supaya bisa menjadi hal yang lebih baik lagi nantinya.

Telah selesainya skripsi ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis hendak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Soeharto, SE., MM selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah memfasilitasi hingga dapat melancarkan proses penyelesaiian skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukniah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang memberikan dukungan berupa fasilitas yang memadai.

(7)

vii

3. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan ruang kepada penulis dalam menyusun skripsi

4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memudahkan persetujuan dan penyelesaian skripsi.

5. Dr. H. Zainuddin Al Haj Zaini, Lc, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar dan ikhlas menyempatkan diri dengan meluarngkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh jajaran Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang senantiasa mendidik dan membimbing dengan ketulusan.

7. Dr. KH. Abdul Haris, M.Ag Selaku Pengasuh dan jajaran pengurus Pondok Pesantren Al-Bidayah Tegal Besar Jember yang dengan ketulusan dan keikhlasannya memberikan fasilitas dan ilmu serta memberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala sesuatu yang telah diberikan menjadi amal shaleh yang tidak putus-putusnya diterima di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti dan pembaca. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jember, 1 November 2022

Penulis

(8)

viii

ABSTRAK

Achmad Azmi Aldino, 2022 : Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah

Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Fiqih An-Najasaat

Dalam melaksanakan proses pembelajaran seorang guru dianjurkan menerapkan beberapa macam metode mengajar. Tidak hanya sekedar teori saja yang disampakan namum perlu adanya contoh secara langsung utamanya dalam pembelajaran fiqih mengenai najis karena sangat berkaitan dengan keabsahan sholat. Namun sayangnya pembelajaran fiqih mengenai masalah najis dalam kegiatan fiqih praktek di Pondok Pesantren Al-Bidayah masih dikategorikan belum efektif lebih disebabkan karena masih ada beberapa santri yang masih belum bisa mengatasi masalah najis secara mandiri.

Oleh karenanya, fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah ? 2) Apa faktor penghambat dan pendukung Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah ?. Adapun tujuan penelitian ini diantaranya ialah: 1) Mendeskripsikan Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An- Najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah. 2) Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan penelitian lapangan (field research).

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi non partisipan, wawancara semi terstruktur, dan studi dokumentasi. Selain itu, analisis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman yakni pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan kesimpulan. Pada tahap pengabsahan data yang didapatkan, peneliti menggunakan dua teknik triangulasi yakni triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) implementasi metode demonstrasi dilaksanakan dengan dua tahapan, yaitu tahap pesiapan yakni pengalokasian waktu serta menyiapkan sarana dan prasarana. Tahap pelakasanaan yaitu, kegiatan pembuka yakni pembacaan tawassul dan do’a, kemudian kegiatan inti yakni penyampaian materi fiqih tentang najis secara umum dilanjut menjelaskan hikmah dibalik pensyariatan najis kemudian mempraktekkan cara mengatasi najis berdasarkan pembagiannya disertai alat-alat yang telah disiapkan seperti ember, sikat gigi, pasta gigi, gayung dan juga air serta guru pembina fiqih memanggil beberapa santri maju kedepan kelas sebagai peraga. Dilanjut kegiatan penutup yaitu sesi tanya jawab dan do’a bersama. 2) faktor penghambat implementasi metode demonstrasi yaitu faktor internal yakni kurangnya motivasi dari santri sehingga muncul rasa malas dalam pembelajaran. Sedangkan faktor eksternalnya yakni ketersediaan waktu yang sangat terbatas sehingga keselurhan santri tidak dapat mempraktekkan secara langsung di depan kelas. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu Faktor internal, yakni sikap antusias yang tinggi dari para santri pada saat pembelajaran dimulai. Sedangkan faktor eksternalya, yakni sarana dan prasarana yang memadai.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Kontek Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 31

(10)

x

B. Lokasi Penelitian ... 31

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Analisis Data ... 35

F. Keabsahan Data ... 36

G. Tahap-tahap Penelitian ... 38

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian ... 39

B. Penyajian Data Dan Analisis ... 49

C. Pembahasan Temuan ... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL NO. URAIAN

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu... 20

Tabel 4.1 Daftar Pendidik Pondok Pesantren Al-Bidayah ... 44

Tabel 4.2 Daftar Santri ... 45

Tabel 4.3 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Bidayah ... 47

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Bidayah ... 48

Tabel 4.5 Jadwal Umum Santri Al-Bidayah ... 52

Tabel 4.6 Hasil Temuan ... 68

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR No. Uraian

Gambar 4.1 Ustadz Bahir bertawassul terlebih dahulu sebelum

melaksanakan pembelajaran. ... 55 Gambar 4.2 Guru pembina fiqih memberikan penjelasan dilanjut

dengan implementasi metode demonstrasi ... 58 Gambar 4.3 Ustadz Bahir menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan

oleh beberapa santri. ... 59 Gambar 4.4 Salah satu santri tidur pada saat pembelajaran berlangsung ... 62 Gambar 4.5 Antusias tinggi para santri ketika mengikuti pembelajaran

fiqih an-najasaat. ... 66 Gambar 4.6 Proses pembelajaran dilengkapi dengan lampu penerangan

yang memadai, lcd proyektor, laptop serta speaker ... 68

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendidikan pada hakekatnya berjalan dalam suatu proses. Proses tersebut berupa proses alih nilai-nilai dan proses alih pengetahuan. Pengirim nilai (value) dan pengetahuan (knowledge) adalah guru yang merupakan pendidik sekaligus pengajar suatu ilmu yang ia kuasai. Sedangkan penerima nilai (value) dan pengetahuan (knowledge) adalah siswa atau peserta didik yang memiliki potensi visik dan psikis serta dalam proses perkembangan.

Selain itu, pendidikan juga merupakan suatu proses budaya untuk meningkatkan harkat martabat manusia yang dicapai melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Pendidikan sebagai usaha mendidik serta mengembangkan masing-masing pribadi manusia yang meliputi aspek rohaniah dan jasmaniah. Hal ini sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangya potensi potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1

Dari landasan yuridis tersebut diharapkan terimplementasinya tujuan pendidikan nasional dalam berbagi bentuk dan model pendidikan di Indonesia.

Di Indonesia ada tiga macam lembaga pendidikan, yaitu pesantren, madrasah

1 Sekretarian Negara RI, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional (Bandung: Rusthy Publisher, 2009), 5.

(14)

2

dan sekolah umum. Pendidikan dilaksanakan dengan bertujuan untuk memanusiakan manusia secara manusiawi. Maksudnya, pelaksanaan pendidikan harus mengarah pada pembentukan perilaku yang baik.

Tentunya untuk menjadikan peserta didik sebagai insan yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam maka tidak bisa lepas dari pada faktor-faktor yang mendukung yang menjadikan tercapainya tujuan pembelajaran, seperti strategi pembelajaran, model pembelajaran dan lain sebagainya. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam juga diperlukan beberapa model, metode dan teknik pembelajaran yang harus dikusai oleh guru, sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut :

Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab ayat 21).

Pelaksanaan proses belajar mengajar adalah tugas dan tanggung jawab guru. Dengan demikian guru memiliki peranan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Guru juga diharapkan mampu memilih metode yang tepat. Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan.2 Karena penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dan memiliki peranan yang besar dalam tingkat keberhasilan suatu pendidikan.

Maka dari itu guru dituntut harus memiliki kemampuan untuk memilih dan

2 Ahmad Suriansyah dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2014), 15.

(15)

menggunakan metode-metode pendidikan yang ada, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Perlu diketahui pula bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas paling utama. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.3 Pembelajaran merupakan suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar.4

Hal lain yang tidak lepas dari keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Ada berbagai macam metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada peserta didik, yaitu: metode ceramah, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode penampilan, metode diskusi dan lain sebagainya.

Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungya pembelajaran. Oleh sebab itu metode pembelajaran memiliki dampak yang besar dalam kegiatan pembelajaran.

Berbagai macam upaya dilakukan oleh guru bertujuan supaya proses pembelajaran berlangsung dengan baik, agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif sekaligus dapat diterima peserta didik seluruh materi yang

3 Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Aktif Berbasis Sains, (Yogyakarta: Diva Pres, 2013), 15.

4 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), 30.

(16)

4

disampaikan. Jika upaya ini dilaksanakan, maka diharapkan proses pembelajaran akan mudah tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dalam konteks keagamaan membutuhkan metode yang relevan, karena pembelajaran dalam konteks keagamaan bukan hanya dilakukan secara verbal saja melainkan memerlukan metode yang memungkinkan bagi peserta didik secara langsung mengamati tentang bagaimana tata-cara mempraktikkan materi pembelajaran. Tanpa adanya praktik secara langsung pada materi ajar yang bersifat aplikatif maka proses pembelajaran dalam konteks keagamaan tidak berlangsung secara efektif.

Ketidakmampuan peserta didik dalam menerima materi pembelajaran secara maksimal, tentunya terkait dengan kemampuan daya serap, minat peserta didik, keterampilan guru dalam mengajar, dan kemampuan guru menggunakan dalam menggunakan metode. Salah satunya adalah metode demonstrasi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik.5

Menurut Hardatingingsih mengutip dari Muhibbin Syah, bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang , kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

5 Ushwa Dwi Masrurah A. B. & Elihami Elihami, Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Fiqih di Pesantren Melalui Konsep Pendidikan Nonformal, Jurnal Edukasi Nonformal Vol 2 No 1, 2021, 85.

(17)

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. 6 Selaras dengan pendapat tersebut R. Sabrina menyebutkan bahwa suatu demonstrasi dimaksudkan untuk menunjukkan dan merencanakan pengerjaan dengan benar.7

Menurut Abdul Qodir metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.8 Kehadiran metode demonstrasi dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mempermudah peserta didik dapat mengenali apa yang sedang dipelajarinya. Penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran merupakan upaya pemberian pengalaman belajar yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit yang tentunya sesuai dengan perolehan pengalaman yang dialami mampu mendukung seseorang dalam belajar menjadi lebih efektif.

Contohnya untuk mempelajari tentang bagaimana cara berwudhu, maka diperlukan metode tertentu, bisa saja dengan cukup disiram saja, atau mengambil langsung dari bak mandi, atau cukup dengan menggunakan air ember saja. Semua ini perlu menggunakan metode pembelajaran yang memungkinkan bagi para peserta didik untuk mempraktikkan langsung materi pembelajaran tertentu yang diberikan oleh gurunya.

6 Hardatiningsih, “Peningkatan Kompetensi Siswa Dalam Menyiapkan dan Menyajikan Minuman Nonalkohol Melalui Metode Demonstrasi”, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 3, November 2014, 335.

7 R. Sabrina, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Medan: Umsu Press, 2021), 98.

8 Abdul Qodir, Kapita Selekta Pendidikan (Bimbingan dan Pengajaran), (Yogyakarta: K-Media, 2017), 39.

(18)

6

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara memperagakan suatu hal yang dilakukan oleh guru secara langsung yang kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga keterampilan yang didemonstrasikan menjadi lebih bermakna dalam ingatan masing-masing peserta didik.

Selain itu menurut hasil penelitian skripsi dari Adibul Khoir dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatakan Keterampilan Ibadah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Qodiriyah Harjowinangun Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2018/2019”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi memberikan kontribusi yang baik bagi pengembangan dan pencapaian tujuan mata pelajaran

Penelitian skripsi lain yang dilakukan oleh Neneng Sholiha dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MI Al-Mukhlisin Jurumudi Tangerang”

skripsi tahun 2021. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa Penerapan metode demonstrasi memberikan dampak baik dan luar biasa sehingga dapat membantu siswa dalam memahami fiqih sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar

Salah satu ilmu yang juga sangat penting pada saat ini adalah masalah mengenai fiqih an-najasaat. Istilah an-najasaat adalah setiap sesuatu yang menjijikkan yang bisa menyebabkan tercegahnya melakukan sholat yang najis tersebut tidak dima’fu. Pengetahuan mengenai an-najasaat menjadi sangat

(19)

penting bagi para peserta didik karena memahami fiqih an-najasaat sangat berdampak dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pelaksanaan sholat sehari-hari sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist berikut:

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Qorm dari Abi Yahya al- Qattaat dari Mujahid bahwa Mujahid berkata, Rosulullah SAW bersabda: “Kunci surga adalah sholat dan kunci sholat adalah suci”.9

Salah satu pondok pesantren yang menerapkan metode demonstrasi dalam sistem pembelajaran fiqih adalah Pondok Pesantren Al-Bidayah yang beralamat di jl. Moh. Yamin No 3b Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Alasan peneliti memilih pondok pesantren ini dikarenakan banyaknya prestasi yang didapatkan oleh pondok pesantren Al-Bidayah ditingkat SMP/MTs sederajat, SMA/MA sederajat, kabupaten hingga nasional dalam ajang perlombaan membaca kitab fiqih seperti kitab Safinatun Najah, Taqrib, Fathul Qorib bahkan Fathul Mu’in. Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil prestasi yang sudah diraih dalam beberapa tahun terakhir.

Dari pengamatan sementara peneliti, penerapan metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir peserta didik karena dalam hal ini mereka

9 Ali bin Sulthon Muhammad Abu al-Hasan Nuruddin, Mirqotul Mashobih Syarh Misykatil Mashobih Juz 1, (Beirut : Darul Fikr, 2002), 353.

(20)

8

harus bekerja secara individu maupun kelompok serta mengimplementasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu metode demonstrasi diterapkan dalam pembelajaran fiqih melalui kajian fiqih praktek.

Namun kekurangan metode demonstrasi ini terkadang peserta didik tidak terlalu memperhatikan secara serius ada yang masih bergurau, tidur, ngantuk dan lain sebagainya sehingga pada saat dihadapkan dengan permasalahan yang serupa peserta didik tidak terlalu menguasai materi yang telah disampaikan sehingga masih perlu adanya campur tangan pengurus untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Penyampaian materi tentang fiqih secara demonstratif di Pondok Pesantren Al-Bidayah dilakukan satu kali pada malam jum’at.10 Dalam pembelajaran tersebut berisikan tentang bagaimana cara mempraktekkan fiqih secara aplikatif yang diikuti oleh seluruh santri (setara usia sd, smp, sma &

mahasiswa) melalui kegiatan kajian fiqih praktek kecuali santri yang mengikuti program takhossus.11 Penggunaan metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah ini diharapkan bagi peserta didik untuk dapat memahami materi sekaligus bisa mempraktekkan atau mengamalkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian peserta didik tidak hanya menguasai dari sisi aspek kognitif & afektif saja melainkan aspek psikomotorik juga.

Mengingat ada beberapa santri yang ternyata dan nyatanya masih belum faham terkait bagaimana praktik yang ada di dalam kitab fiqih.

10 Observasi pada tanggal 20 mei 2022

11 Sibli, wawancara, Jember, 20 mei 2022

(21)

Sehingga santri ketika melihat perkara najis, mereka masih kebingungan atau bahkan secara spontan justru mereka menyucikan dengan cara yang tidak sesuai dengan tuntunan fiqih. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ustadz Bahir pada hari kamis, 16 Juni 2022 selaku guru pengajar fiqih di Pondok Pesantren Al-Bidayah. Implementasi metode demonstrasi di Pondok Pesantren Al-Bidayah belum dikatakan efektif sepenuhnya lebih disebabkan karena tidak adanya bentuk evaluasi dalam pembelajaran tersebut serta ketidak kondusifan kelas seperti ada yang masih tidur, mengantuk dan lain sebagainya sehingga penerimaan materi oleh peserta didik tidak berjalan secara maksimal.12

Dari data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI FIQIH AN-NAJASAAT DI PONDOK PESANTREN AL- BIDAYAH”.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan secara detail mengenai wilayah dan ruang lingkup permasalahan. Guna mengantisipasi terlalu lebarnya pembahasan dalam, maka peneliti mengambil beberapa fokus penelitian. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an- najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah?

12 Ustadz Bahir, wawancara, Jember, 16 Juni 2022

(22)

10

2. Apa faktor penghambat dan pendukung implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan, sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum ada atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka peneliti menemukan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi teori.13 Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeksripsikan implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an- najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah.

2. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat di Pondok Pesantren Al- Bidayah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan praktis, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menambah wawasan bagi pembaca terutama tentang implementasi metode demonstrasi di pondok pesantren. Bagi peneliti baru, penelitian ini dapat

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaift Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), 290.

(23)

dijadikan sumber informasi dan referensi untuk penelitian topik-topik yang berkaitan baik yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi salah satu tambahan ilmu dan pengalaman dalam meningkatkan pengetahuan serta tolak ukur kemampuan bagi peneliti khususnya dibidang penulisan karya ilmiah sehingga menjadi panduan dalam penulisan karya ilmiah yang selanjutnya.

2. Bagi lembaga, diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi pemikiran dan dijadikan sebagai bahan kajian Pengasuh Pondok Pesantren dalam meningkatkan pengetahuan santri yang berkaitan dengan materi fiqih an-najasaat.

3. Bagi UIN Kiai Achmad Siddiq Jember, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi lembaga UIN Kiai Achmad Siddiq Jember, dan calon peneliti yang ingin mengembangkan penelitian terkait dengan metode demonstrasi.

4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu keguruan pada khususnya.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisikan tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak

(24)

12

terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.

1. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau objek tertentu dengan penjelasan dari guru. Demonstrasi merupakan salah satu metode yang sangat efektif karena dapat membantu peserta didik untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan dengan usahanya sendiri sesuai dengan fakta yang didapat.

2. Fiqih an-najasaat

Menurut pengertian bahasa najis adalah sesuatu yang dianggap menjijikkan walaupun suci. Seperti ludah, dahak dan sperma. Sedangkan menurut syari’at najis adalah setiap yang menjijikkan yang dapat menghalangi sholat. Najis dibagi menjadi tiga macam yaitu, mugholladho, mukhoffaf & muthawassith.

Dari beberapa pengertian diatas menunjukkan bahwa metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat merupakan metode memperagakan atau menerapkan bagaimana cara menghilangkan najis berdasarkan macam najisnya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang alur pembahasan skripsi yang diawali dari bagian pembuka yang berisi bab pendahuluan hingga bab penutup

(25)

sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Sistematika pembahasan tersebut meliputi:

Bab satu berisi pendahuluan, bab ini mendeskripsikan tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab dua membahas tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini dan kajian teori yang mengkaji secara teoritis yang berkorelasi dengan judul penelitian.

Bab tiga metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab empat membahas tentang penyajian data dan analisis data yang berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian dan analisis data serta pembahasan temuan yang ada di lapangan.

Bab lima merupakan bagian akhir yakni penutup yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dan saran-saran penelitian.

(26)

14 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. PENELITIAN TERDAHULU

Kajian pustaka merupakan daftar dari berbagai referensi dari semua jenis referensi seperti junal, artikel, tesis, skripsi dan karya ilmiyah yang lain yang dikutip didalam penulisan proposal. Tujuan dari kajian pustaka adalah untuk menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian serta peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti. Oleh sebab itu peneliti memperjelas hasil penelitian terdahulu dalam penulisan proposal sebagai berikut.

1. Skripsi Siti Halimatus Sakdiyah dengan judul, “Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih dalam Meningkatkan Keterampilan Ibadah Siswa Kelas VII di MTs Negeri 2 Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017”.14 Diterbitkan oleh STAIN Kudus pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Analisis data dilakukan dengan koleksi data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dikategorikan baik dibuktikan dengan adanya siswa kelas VII selalu memperhatikan guru serta siswa mampu mengevaluasi terhadap metode

14 Siti Halimatus Sakdiyah, Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih dalam Meningkatkan Keterampilan Ibadah Siswa Kelas VII di MTs Negeri 2 Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017, (Skripsi STAIN Kudus, 2017).

(27)

demonstrasi dalam pembelajaran fiqih tentang fiqih. (2) Keterampilan ibadah pada mata pelajaran Fiqih Siswa kelas VII dikategorikan baik dibuktikan dengan minat siswa lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Adibul Khoir dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

a. Sama-sama mambahas tentang metode demosntrasi b. Menggunakan penelitian kualitatif

Adapun perbedaannya adalah

a. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Halimatus Sakdiyah fokus pada materi fiqih secara umum, sedangkan peneliti hanya fokus pada materi fiqih an-najasaat.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Halimatus Sakdiyah memilih objek dilembaga umum sedangkan peneliti membatasi pada lembaga pesantren

2. Skripsi Adibul Khoil dengan judul, ”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatakan Keterampilan Ibadah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Qodiriyah Harjowinangun Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2018/2019”.15 Diterbitkan oleh Institut Agama Islam Kudus, Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

15 Adibul Khoil, Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatakan Keterampilan Ibadah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Qodiriyah Harjowinangun Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2018/2019, (Skripsi Institut Agama Islam Kudus, 2019).

(28)

16

pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan koleksi data, mereduksi data, penyajian data dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan uji kredibilitas,uji transferability, uji depandebality dan uji confirmability.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Keterampilan ibadah siswa pada materi fiqih yaitu bab thoharoh. (2) Penerapan metode demonstrasi dimulai dengan membeuat persiapan untuk pembelajaran dan membat perencanaan pembelajaran yang dimulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

(3) Bentuk penerapan metode demonstrasi dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pengembangan dan pencapaian tujuan mata pelajaran.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Adibul Khoir dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

a. Sama-sama mambahas tentang metode demosntrasi b. Menggunakan penelitian kualitatif

Sedangkan perbedaannya adalah

a. Penelitian yang diilakukan oleh Adibul Khoir lebih menyeluruh mengenai Pendidikan Agama Islam sedangkan peneliti hanya fokus pada fiqih an-najasat.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Adibul Khoir memilih objek dilembaga umum sedangkan peneliti membatasi pada lembaga pesantren

3. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Syamsul Bahri dengan judul,

“Implementasi Metode Demonstrasi Dalam Menigkatkan Prestasi Belajar

(29)

Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 19 Luwu Utara”.16 Diterbitkan oleh Institut Agama Islam Negeri Palopo pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Penerapan metode demonstrasi di SMA Negeri 19 Luwu Utara dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa penyajian materi disajikan tidak hanya dengan penjelasan secara lisan, akan tetapi disertai dengan tindakan atau pendemonstrasian. 2) Penggunaan metode demonstrasi dinyatakan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, 3) Hambatan yang dialami oleh guru yaitu latar belakang siswa yang berbeda-beda, kurangnya kedisiplinan, waktu yang terbatas serta sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Bahri dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

a. Sama-sama mambahas tentang metode demosntrasi b. Menggunaan penelitian kualitatif

Sedangkan perbedaannya adalah

a. Penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Bahri lebih menyeluruh mengenai fiqih sedangkan peneliti hanya fokus pada fiqih an-najasat.

16 Syamsul Bahri, Implementasi Metode Demonstrasi Dalam Menigkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 19 Luwu Utara, (Tesis Institut Agama Islam Negeri Palopo, 2020)

(30)

18

b. Penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Bahri memilih objek dilembaga umum sedangkan peneliti membatasi pada lembaga pesantren.

4. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Al Hudori dengan judul, “Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Iman Kota Seberang Jambi”.17 Diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin pada tahun 2020.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi hasil penelitian diperoleh dengan teknik triangulasi data.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Penerapan metode demonstrasi dilakukan dengan membuat perencanaan terlebih dahulu. (2) Pelaksanaan metode demonstrasi dilakukkan dengan memerikasa perencaaan, menarik perhatian mahasiswa, mengingat pokok-pokok materi yang didemonstrasikan, memperhatikan keadaan siswa, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menciptakan suasana yang harmonis dalam pembelajaran. (3) Kendala dalam penerapan metode demonstrasi diantaranya fasilitas yang masih terbatas pada tempat praktek dan buku paket, alokasi waktu yang minim serta keadaan mental belajar siswa yang cenderung lemah.

17 Al Hudori, Penerapan metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Iman Kota Seberang Jambi, (Tesis Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, 2020)

(31)

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Al Hudori dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

a. Sama-sama mambahas tentang metode demosntrasi b. Menggunaan penelitian kualitatif

Sedangkan perbedaannya adalah

a. Penelitian yang dilakukan oleh Al Hudori lebih menyeluruh mengenai fiqih ibadah sedangkan peneliti hanya fokus pada fiqih an- najasat.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Al Hudori memilih objek dilembaga umum sedangkan peneliti membatasi pada lembaga pesantren

5. Skripsi tahun 2021 oleh Neneng Sholiha dengan judul, “Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MI Al-Mukhlisin Jurumudi Tangerang”.18 Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah menggunakan penelitan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi memberikan dampak baik dan luar biasa sehingga dapat membantu siswa dalam memahami fiqih sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Tuti Ernawati dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

a. Sama-sama menggunakan penelitian kualitatif

b. Sama-sama meneliti mengenai penerapan metode demonstrasi

18 Neneng Sholiha, “Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Fikih di MI Al-Mukhlisin Jurumudi Tangerang”, (Skripsi Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta, 2021)

(32)

20

Adapun perbedaannya adalah :

a. Penelitian terdahulu memilih objek di MI sedangkan peneliti memilih objek di pondok pesantren

b. Penelitian terdahulu memilih penyampaian materi fiqih secara umum, sedangkan peneliti memilih penyampain fiqih secara spesifik pada bab najis

Dari penjelasan kajian terdahulu yang disebutkan diatas, maka persamaan dari penelitian terdahulu dan penelitian yang akan peneliti lakukan tentang pembudayaan pendidikan karakter akan dibahas dalam tabel yang telah disediakan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil 1 Siti Halimatus

Sakdiyah, Penerapan Metode

Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih dalam Meningkatkan Keterampilan Ibadah Siswa Kelas VII di MTs Negeri 2 Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017.

Skripsi tahun 2017

1) Pendekatan kualitatif 2) Meneliti

penggunaan metode demonstrasi

1) Fokus pada materi fiqih secara umum 2) Objek

penelitian di MTs

1) Pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dikategorikan baik dibuktikan dengan adanya siswa kelas VII selalu

memperhatikan guru serta siswa mampu

mengevaluasi terhadap metode demonstrasi dalam

pembelajaran fiqih tentang fiqih.

2) Keterampilan ibadah pada mata pelajaran

(33)

Fiqih Siswa kelas VII dikategorikan baik dibuktikan dengan minat siswa lebih aktif ketika

pembelajaran berlangsung.

2 Adibul Khoir, Penerapan Metode Demonstrasi Dalam

Meningkatakan Keterampilan Ibadah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Qodiriyah

Harjowinangun Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2018/2019, Skripsi Tahun 2019.

1) Pendekatan kualitatif 2) Teknik

pengumpula n data dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi

1) Lokasi penelitian dan sasaran penelitian untuk siswa MTs

1) Keterampilan ibadah siswa pada materi fiqih yaitu bab thoharoh 2) Penerapan

metode demonstrasi dimulai dengan membuat persiapan dan perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan pendahuluan, inti dan penutup 3) Penerapan

metode demonstrasi memberikan kontribusi yang baik bagi pengembangan dan pencapaian tujuan mata pelajaran 3 Syamsul Bahri,

Implementasi Metode Demonstrasi Dalam Menigkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran

1) Pendekatan kualitatif 2) Meneliti

penggunaan metode demonstrasi

1) Fokus pada materi Pendidikan Agama Islam secara umum 2) Objek

penelitian di SMA

1) Penerapan metode

demonstrasi di SMA Negeri 19 Luwu Utara dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa

penyajian materi

(34)

22

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 19 Luwu Utara, Tesis pada tahun 2020

disajikan tidak hanya dengan penjelasan secara lisan, akan tetapi disertai dengan tindakan atau pendemonstrasi an

2) Penggunaan metode demonstrasi dinyatakan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

3) Hambatan yang dialami oleh guru yaitu latar belakang siswa yang berbeda- beda, kurangnya kedisiplinan, waktu yang terbatas serta sarana dan prasarana yang perlu

ditingkatkan 4 Al Hudori,

Penerapan Metode

Demonstrasi Pada Pembelajaran Fiqih Di

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Iman Seberang Kota Jambi, Tesis Tahun 2020.

1) Pendekatan Kualitatif 2) Teknik

pengumpula n data dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi 3) Analisis

data

menggunaka n model miles dan huberman

1) Lokasi penelitian dan sasaran penelitian untuk siswa ma

a. Penerapan metode demonstrasi dilakukan dengan membuat perencanaan terlebih dahulu b. Pelaksanaan

metode demonstrasi dilakukan dengan memeriksa perencanaan dan menarik

(35)

4) Sama dalam penggunaan metode demonstrasi

perhatian siswa serta

memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya c. Kendala dalam

pelaksanaan penerapan demonstrasi adalah fasilitas yang terbatas pada tempat, buku & alokasi waktu

5 Neneng Sholiha, Penerapan Metode Demonstrasi Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MI Al- Mukhlisin Jurumudi Tangerang, Skripsi Tahun 2021.

1) Pendekatan Kualitatif 2) Meneliti

penggunaan metode demonstrasi

1) Penyampai an materi fikih secara umum 2) Lokasi

penelitian 3) Objek

penelitian

1) Penerapan metode demonstrasi memberikan dampak bail dan luar biasa sehingga dapat membantu siswa dalam memahami fiqih sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar

Dari lima penelitian di atas menunjukkan perbedaan dan persamaan yang ada dalam penelitian skripsi ini, sebagai bentuk ukuran keaslian dari penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis penelitian yang digunakan yaitu field research dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

(36)

24

B. Kajian Teori

1. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara mempraktekkan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan.19

a. Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi

Sebagai salah satu bentuk metode pembelajaran, metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab para peserta didik disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2) Peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh pengajar sehingga peserta didik dapat menangkap hal- hal yang penting.

3) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

4) Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

19 Heny Perbowosar, Hadian Wijoyo & Setyaningsih, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Pasuruan:

CV. Penerbit Qiaea Media, 2020), 102.

(37)

5) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengar keterangan guru. Sebab peserta didik memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.

6) Bila peserta didik turut aktif melakukan demonstrasi, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan.

7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan peserta didik akan dapat dijawab waktu mengalami proses demonstrasi.

Disamping memiliki kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai, metode demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan

(38)

26

motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.20

b. Langkah-langkah menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses demontrasi berakhir.

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

c) Lakukan uji coba demontrasi.

2) Tahap Pelaksanaan

Ada beberapa yang harus dilakukan pada tahap pelaksanaan, yaitu :

a) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukanada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

(2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh peserta didik.

20 Mulyono & Ismail Suardi Wekke, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta : Gawe Buku, 2018), 66.

(39)

(3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan peserta didik, misalnya peserta didik ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

(2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

(3) Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh peserta didik.

(4) Berikan kesempatan pada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demosntrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk

(40)

28

meyakinkan apakah peserta didik memahami proses yang demonstrasi atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan ada baiknya guru dan peserta didik melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi untuk perbaikan selanjutnya.21

2. Fiqih An-Najasaat a. Pengertian

Perkataan an-najaasat adalah lawan kata dari perkataan ath- thahaarah, dan perkataan an-najaas juga kebalikan kata ath-thahir.

Kata an-najaas merupakan bentuk jamak dari kata najis, yaitu nama bagi benda yang kotor menurut pandangan syara’. Najis ada dua jenis, yaitu najis hukmi dan najis haqiqi. Kotoran (al-khubuts) khusus bagi najis haqiqi, sedangkan hadats adalah sebutan khusus bagi najis hukmi. Kata an-najas, jika huruf jim-nya dibaca dengan fathah, maka menjadi isim. Tetapi jika dibaca kasrah, (an-najis, maka ia menjadi kata sifat.22

1) Pembagian najis dan cara menghilangkannya

a) Najis Mugholladhoh (berat), yaitu najis yang berasal dari anjing dan babi serta keturunan dari keduanya. Cara menghilangkan najis mugholladhoh adalah dengan tujuh kali

21 Mulyono & Ismail Suardi Wekke, Strategi Pembelajaran Di Abad Digital, (Yogyakarta : Gawe Buku, 2018), 67.

22Abdul Hayyie dkk, Terjemah Fiqih Islam Wa Adillatuhu Juz 1 Prof. Dr.Wahbah Az-Zuhaili , (Jakarta : Gema Insani, 2016), 250.

(41)

basuhan setelah menghilangkan ain najis nya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis:

Artinya: “Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya dicampur dengan tanah”.23

b) Najis Mukhoffaf (ringan), yaitu air kencing anak kecil laki-laki yang belum berumur dua tahun dan hanya mengonsumsi asi.

Cara menghilangkan najis mukhoffaf adalah dengan mencipratkan air pada najis tersebut sekiranya percikan air tersebut melibihi air kencingnya serta menghilangkan ain dan sifat najisnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis:

Artinya : “Sesungguhnya Ummu Qais telah datang kepada Rasulullah SAW beserta bayi laki-lakinya yang makan makanan selain ASI. Sesampainya didepan Rasulullah, beliau dudukkan anak itu di pangkuan beliau, kemudian beliau dikencinginya, lalu beliau meminta

23 Musthofa Daibul Bagho, At-Tadzhib, (Indonesia: Al-Haromain, 2001), 31.

(42)

30

air, lantas beliau percikkan air itu pada kencing anak tadi, tetapi beliau tidak membasuh kencing itu.24

c) Najis Muthawassith (sedang), yaitu najis selain anjing, babi dan air kencing anak laki-laki belum yang berumur dua tahun yang hanya mengonsumsi asi. Cara menghilangkan najis muthawassith adalah cukup dibasuh sekali saja jika bisa merata.25 Dalam pembagian lain, najis ini dibagi menjadi dua bagian:

(1) Najis Hukmiah, yaitu najis yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa dan warnanya.

(2) Najis ‘Ainiyah, najis yang masih ada zat, rasa dan baunya kecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan.26

24 Musthofa Daibul Bagho, 30.

25 Ibnu Abi Zain, Fathul Qarib 3 Bahasa, (Kediri: Zamzam Sumber Mata Air Ilmu, 2017), 90.

26 Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM (Hukum Fiqh Islam), (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung, 2003), 22.

(43)

31 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dilakukan penelitian ini berjenis pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi suatu konteks yang alami (natural setting)27. Menurut Bodgan dan Taylor mendefeinisikan metodologi ini sebagai prosedur yang menghasilkan data desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.28

Jika dilihat dari lokasi sumber datanya maka termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field research) yaitu penulis melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian dan mengumpulkan data.29 Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang dijadikan penelitian adalah Pondok Pesantren Al- Bidayah yang berlamatkan Jl. Moh. Yamin No. 3b Desa Tegal Besar Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut adalah banyaknya prestasi yang didapatkan

27 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Solo: Cfakra Books, 2014), 87.

28 Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 4.

29 H. Herman & Laode Anhusadar, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 6 No 4 tahun 2022, 2667.

(44)

32

oleh pondok pesantren Al-Bidayah dalam bidang kitab kuning baik ditingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.

C. Subyek Penelitian

Jika dilihat dari jenisnya, maka data penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder

1. Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.30 Dalam penelitian ini data primer berasal dari narasumber yaitu, pengasuh pondok pesantren, ustadz pengajar fiqih, pengurus dan santri.

2. Data Sekunder

Merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.31 Dalam penelitian ini data yang diambil berasal dari dokumen, buku, jurnal atau literatur yang relevan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi, yaitu peneliti mengamati secara langsung pada lokasi penelitian, kemudian menggunakan teknik wawancara, yaitu peneliti mewawancarai ustadz/guru fiqih yang melakukan pembelajaran, dan mewawancarai pengurus, peserta didik serta yang bisa memberikan data yang dibutuhkan peneliti.

30Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatf Kualitatif : Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksploratif, Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif (Bandung: CV. Alfabeta, 2018), 104.

31 Sugiyono, 104.

(45)

1. Teknik Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk melakukan pengamatan dari berbagai fenomena/situasi/kondisi yang terjadi.32 Teknik obsevasi dibagi menjadi dua yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan.33 Dalam observasi partisipan, peneliti turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi. Sedangkan observasi non partisipan, observer tidak ambil bagian dalam peri kehidupan observee.34 Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Data yang diperoleh dari observasi ini yaitu letak geografis Pondok Pesantren Al-Bidayah, jadwal kegiatan ngaji dan implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat.

2. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya- jawab secara langsung antara peneliti dan narasumber atau sumber data.35 Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara semi terstruktur karena peneliti menggunakan pedoman wawancara. akan tetapi, tidak terpaku pada pedoman tersebut, sehingga komunikasi yang dilakukan lebih bebas dan mendapatkan data yang komprehensif dan mendalam. Adapun data yang diperoleh adalah:

32 Agung Widhi Kurniawan & Zarah Puspitaningtiyas, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016), 80.

33 Jhon W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), 239.

34 Hasyim Hasanah, Teknik-Teknik Observasi, Jurnal at-Taqaddum Volume 8 Nomor 1 Juli 2016, 36

35Agung & Zarah, Metode Penelitian Kuantitatif, 81.

(46)

34

a. Wawancara kepada kiai, terkait Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat Di Pondok Pesantren Al-Bidayah . b. Wawancara kepada guru pengajar fiqih, Implementasi Metode

Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat Di Pondok Pesantren Al- Bidayah.

c. Wawancara kepada pengurus, terkait Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat Di Pondok Pesantren Al- Bidayah.

d. Wawancara kepada santri, terkait Implementasi Metode Demonstrasi Pada Materi Fiqih An-Najasaat Di Pondok Pesantren Al-Bidayah.

3. Studi Dokumentasi

Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat bantu pencarian data. yang dimaksud teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain sebagainya.36

Adapun data yang diperoleh peniliti dengan teknik dokumentasi adalah

a. Sejarahsingkat berdirinya Pondok Pesantren b. Struktur kepengurusan

c. Data santri d. Jadwal kegiatan

36 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), 274

(47)

e. Dokumen lain yang relevan sebagai validasi.

E. Analisis Data

Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Melisa Wibowo dan Fransisca Andreani analasis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain.37

Menurut Miles dan Hubberman yang dikutip oleh Sugiyono, mengemukakan bahwa data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sampai datanya jenuh.38 Kegiatan yang dilakukan dalam analisi data yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data & penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi wawancara dan studi dokumentasi atau gabungan ketiganya yaitu triangulasi. Pengumpulan data dilakukan sampai data yang diperoleh banyak. Pada tahap ini melakukan observasi secara umum terhadap situasui obyek yang akan diteliti. Dengan demikian peneliti memperoleh sangat banyak data dan sangat bervariasi.

37 Melisa Wibowo & Fransisca Andreani, Analisis Penerapan Sistem Manajemen Limbah Berdasarkan Sertifikasi Eco-Hotel Di Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa, 1(2) 2013, 395.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatf Kualitatif : Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif (Bandung: CV. Alfabeta, 2018), 129.

(48)

36

2. Kondensasi Data

Proses kondensasi data pada dasarnya bertujuan untuk menajamkan, mengarahkan, memperjelas dan membuat fokus dengan membuang hal-hal yang kurang penting dan mengorganisasikan serta mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dapat dipahami dengan baik dan mengarah pada simpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.39

3. Sajian Data

Setelah mereduksi data, maka tahapan selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie chart, pictogram dan sejenisnya.40

4. Kesimpulan

Tahap terakhir dalam analisis data kualitatif adalah kesimpulan.

Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.41 Pada tahap ini peneliti meyimpulkan data yang telah ditemukan dengan rumusan masalah yang telah disebutkan.

F. Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian keabsahan data sangat dibutuhkan agar data yang telah dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan suatu teknik

39 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Solo: Cfakra Books, 2014), 175.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatf Kualitatif : Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksploratif, Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif (Bandung: CV. Alfabeta, 2018), 137.

41 Sugiyono, 142.

(49)

pengamatan data dengan memanfaatkan sesuatu selain data untuk mengcrosscheck atau sebagai perbandingan suatu data.42 Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

1. Triangulasi sumber adalah satu teknik pengumpulan data pada bermacam- macam sumber data.

2. Triangulasi teknik adalah satu teknik pengumpulan berbagai macam data pada sumber yang sama. Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek dan membandingkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh menggunakan wawancara terhadap sumber atau subyek penelitian seperti kiai atau pengasuh, guru pembina fiqih, pengurus dan juga santri yang ada di Pondok pesantren Al- Bidayah Tegal Besar Jember. Sedangkan penggunaan triangulasi teknik dalam penelitian ini adalah untuk menyesuaikan antara data wawancara, data observasi dan dokumentasi agar peneliti mendapatkan data yang kredibel dan faktual terkait implementasi metode demonstrasi pada materi fiqih an-najasaat di Pondok Pesantren Al-Bidayah. Pelaksanaan kedua teknik triangulasi tersebut dengan cara:

1. Mengkomparasikan antara data hasil observasi, data hasil wawancara dan data hasil dokumentasi.

42 Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), 177.

Gambar

Gambar 4.1   Ustadz Bahir bertawassul terlebih dahulu sebelum
Tabel 2.1  Penelitian terdahulu
Tabel 4.2  Daftar Santri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Hermanto yang berjudul, “ Implementasi kurikulum dalam pembelajaran; Studi kasus Pondok Pesantren al-amien Prenduan pada tahun 2010.. ” Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Keuangan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah belum berjalan dengan baik, yaitu belum adanya

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI TASAWUF OLEH KALANGAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN DALAM MENGHADAPI ERA-GLOBALISASI Studi Kasus di Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Jombang

Setelah dilakukan implementasi Pedoman Akuntansi Pesantren, dalam menyajikan laporan keuangan Pondok Pesantren Assalafy Al Asror terdiri dari empat laporan berikut; yaitu

“Perihal implementasi metode menghafal melalui kata kunci di Pondok Pesantren Putra al Urwatul Wutsqo Jombang, kami para pengurus Pondok mengharuskan

Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling di pondok pesantren modern Al Furqon Banjarmasin yang dilakukan setelah melakukan evaluasi sesuai dengan pendapat

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana implementasi metode al-Qosimi dalam pembelajaran tahfizh ul Qur‟an di pondok pesantren

kedisiplinan salat berjama‟ah pada santriwati Pondok Pesantren Al -Muntaha Salatiga?, 3) Apa sajakah faktor yang mendukung dan menghambat dalam implementasi