9
IMPLEMENTASI METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA IPS TEMATIK
SISWA KELAS 5 MI MA’ARIF KEMUNING TAHUN AJARAN 2021-2022
SKRIPSI
OLEH
HAYYIK DWI AUFIYAAUDDIN NIM. 203180178
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO JUNI 2022
i ABSTRAK
Hayyik, Dwi Aufiyaauddin.. Penerapan Motode Pembelajaran kerja kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Dalam Pelajatran IPS Tematik Siswa kelas V MI Ma’arif Kemuning. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing, Risma Dwi Arisona, M.Pd.
Kata Kunci: Metode kerja Kelompok, motivasi, IPS Tematik
Belakangan ini motivasi belajar siswa rendah. Hal ini di karenakan metode pembelajaran yang di gunakan masih konfensional sehingga siswa cepat merasa bosan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung oleh karena itu di butuhkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode yang dapat di gunakan yaitu metode kerja kelompok.
Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui implementasi metode kerja kelompok untuk menumbuhkan motivasi belajar IPS siswa, (2) Mengetahui perencanaan pembelajaran dengan metode kerja kelompok pada pembelajaran IPS yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas Kurt Lwin.
Penelitian ini di laksanakan sampai dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleks. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Ma‟arif Kemuning jumlah siswa sebanyak 11 anak. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma‟arif Kemuning
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode kerja kelompok pada siklus I mencapai 59,55%. Pada siklus II persentase motivasi belajar sebesar 83,82%.
Berdasarkan persentase dari kedua siklus menunjukan presentase motivasi belajar pada siklus II menunjukan lebih tinggi dari pada siklus I. Oleh karena itu implementasi metode kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar pada IPS tematik siswa kelas V MI Ma‟arif Kemuning.
ii
iii
iv
SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Hayyik Dwi Aufiyaauddin
Nim : 203180178
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Implementasi Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Pada Ips Tematik Siswa Kelas 5 Mi Ma‟arif Kemuning Tahun Ajaran 2021-2022
Menyatakan bagwa naskah sekripsi telah diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing. Selanjutnya saya bersedia naskah tersebut dipublikasikan oleh IAIN Ponorogo yang dapat diakses di ethese.iainponorogo.ac.id. Adapun isi dari keseluruhan tulisan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari penulis.
Demikian pernyataan saya untuk dipergunakan semestinya.
Ponorogo, 22 juni 2022
Hayyik Dwi Aufiyaauddin NIM. 203180178
v
vi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK ...i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI ...iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
DAFTAR ISI ...vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan pembahasan masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Oprasional ... 6
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8
B. Kajian Terdahulu ... 25
C. Kerangka Berfikir ... 30
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan ... 31
BAB III :METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 33
B. Seting Subjek Penelitian ... 34
1. lokasi Penelitian ... 34
2. Waktu Penelitian ... 34
vii
3. Subjek Penelitian ... 34
C. Data dan Sumber Data ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 37
F. Teknik analisis data dan Indikator Keberhasilan ... 44
G. Prosedur penelitian ... 45
1. Perencanaan ... 45
2. Pelaksanaan ... 45
3. Pengamatan ... 46
4. Refleksi ... 46
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Singkat SetingLokasiPenelitian ... 49
B. Paparan data penelitian ... 53
a. Paparan Data Pra Penelitian ... 53
b. Paparan Data Penelitian ... 54
C. Pembahsan ... 65
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 68
B. Saran... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 70
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu usaha terencana untuk renewujudkan proses kegiatan belajar rnengajar yang berkesinarmbungan dan terstruktur dalam progran pernbelajaran yang telah disiapkan sebelum proses pernbelajaran berlangsung. Proses pendidikan juga tidak terlepas dari beberapa faktor penting yang dapat menunjang terselenggaranya pendidikan di sekolah.1 Dalam dunia Pendidikan, proses pernbelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang berkaitanerat dan tidak dapat dipisahkan dalampelaksanaan kegiatan Pendidikan. Interaksi antara guru dan peserta didik merupakan bentuk Pendidikan yang rnemjadikan proses belajar dan mengajar. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelurmnya. Guru secara sadar mmenyusun rencana kegiatan rengajaran secara sistrnatis dengan menggunakan segala sesuatu yang bermanfaat bagi peserta didik.2
Dalam situasi pendidikan khususnya Pendidikan formal di sekolah, guru merupakan salah satu komponen penting dalam meingkatkan mutu Pendidikan. Guru bertugas untuk rnelaksanakan Pendidikan.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh dalam menciptakan peroses serta hasil pendidikan yang berkualitas unggul.
Hal tersebut berarti bahwa, upaya peningkatan Pendidikan tidak akan memberikan kontribusi yang berarti tanpa didukung oleh guru yang kreatif, profesioanal, dan juga kompeten. Guru adalah seseorang yang memiliki kreativitas dan kompetensi untuk melaksanakan tigas Pendidikan dan mengajar. Komptensi guru adalah kemampuan penguasaan yang harus ada pada diri guru untuk mencapai kinerja
1N. Nasrudin and M. Maryadi, “Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Pembelajaran di SD,” Manajemen Pendidikan 13, no. 2 (January 12, 2019): 15–23.
2 Aprida Pane and Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran” 03, no. 2 (2017): 333.
yang efektif.3
Proses belajar tidak lepas dari kendala yang dialarni oleh peserta didik itu sendiri. Kesulitan belajar merupakan gangguan bagi peserta didik yang berkaitan dengan faktor internal dan eksternal peserta didik yang renirnbulakan kesulitan pada peserta didik, dalam hal menerima, rnengolah dan menganalisis informasi yang diperoleh selarma kegiatan belajar. Apabila peserta didik mengalami kesulitan belajar, mereka mengalami kemunduran dalam hasl belajar. Salah satu kesulitan akardemik yang mungkin dialarni seorang peserta didik salah satunya terdapat pada rnata pelajaran IPS.4
Keberhasilan belajar siswa di tentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah hasil belajar yang ada pada diri siswa.
Keberhasilan proses pembelajaran akan di pengaruhi oleh beberapa faktor dari lingkungan sekolah, kluarga ataupun dari diri siswa. Siswa sebagai pelajar akan berkembang bermacam-macam keunikan sendiri-sendiri perkembangan yang terjadi akan akan memiliki respon yang berbeda-beda dalam memahami suatu pelajaran.5 Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat memberikan perubahan baik pengetahuan pemahaman sikap dan keterampilan siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.6 Siswa yang memperoleh hasil belajar rendah tentunya dikarenakan adanya kesulitan belajar yang dialami.
Kesulitan belajar siswa akan berdampak padahasil akhir belajar siswa.
Kesulitan belajar siswa yang sering kali dialami adalah kurang motivasi belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Untuk membangkitkan motivasi belajar dan meningkatkan pemahaman siswa ketika mengikuti pembelajaran di butuhkan metod yang tepat dalam penyampaian materi pembelajaran salah satu metode yang bisa di gunakan adalah metode kerja
3 M. Hasyim, “Penerapan Fungsi Guru Dalam Proses Pembelajaran”, Auladuna, 1.2 (2014), 265–76.
4 Arghob Khofya Haqiqi, “Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Ipa Siswa SMP Kota Semarang,” Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika 6, no. 1 (October 14, 2018): 37–43.
5 Syamsu Rijal and Suhaedir Bachtiar, “Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa,” Jurnal Bioedukatika 3, no. 2 (December 18, 2015): 15.
6 Sulihin B Sjukur, “Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk,” Jurnal Pendidikan Vokasi 2 (2012): 372.
kelompokyang dapat di terapkan dalam suatu kelas.
Metode kerja kelompok adalah suatu metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grub atau kelompok sebagai satu kesatuan untuk membahas suatu tugassecara kelompok. Disamping itu metode ini dapat melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan dapat menumbuhkan sikap saling kerja sama dan eningkatkan sikap sosial sehingga pengetahuan dan pengalaman peserta didik akan lebih luas dan banyak dibanding peserta didik yang belajar sendiri tanpa menerapkan metode kerja kelompok, pembelajaran kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan manusia adalah makluk sosial membutuhkan saling kerjasama satu sama lain dan dapat belajar secara bersama berbaur untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran tertentu.7
Berdasarkan hasil analisis peneliti dalam mengamati motivasi belajar siswa masih rendah, siswa cenderung pasif dalam pembelajara, dari hasil pengamatan siswa kurang fokus selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan data nilai kelas V yang terdiri dari 11 Siswa sebagai berikut.
Gambar 1.1
Diagram hasil belajar siswa sebelum penelitian
Metode kerja kelompok dapat di gunakan untuk peroses pembelajaran mata pelajaran IPS, karena didalam materi mata pelajaran IPS memuat banyak sekali materi yang notabennya menuntut siswa harus menghafal, kondisi tersebut terlihat dari siswa
7 Sri Kayatun and Hery Kresnady, “Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar,” n.d., 5.
yang mengalami kesulitan belajar dalam pelajaran IPS sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil analisis peneliti maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam lagi tentang Implementasi Metode Kerja Kelompok Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas V MI Ma‟arif Kemunig.
B. Identivikasi dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas dan dari permasalahan yang ada, maka identifikasinya sebagai berikut :
1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPS.
2. Siswa cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung.
3. Minimnya penggunaan metode pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Siswa tidak fokus saat pembelajatran berlangsung.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, agar tidak terjadi kerancauan dalam penelitian dan mengingat terbatasnya waktu, tenaga dan lain-lain maka perlu adanya pembatasan masalah. Dengan demikian penulis membatasi masalah yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah implementasi metode kerja kelompok pada pembelajaran IPS Tematik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma‟arif Kemuning tahun ajaran 2021-2022 ?
2. Apakah implementasi motode kerja kelompok pada pelajaran IPS Tematik dapat meningkatkan hasilbelajar siswa kelas 5 MI Ma‟arif Kemuning tahun ajaran 2021-2022?
D. Tujuan pennelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui implementasi motode kerja kelompok Dapat Menumbuhkan Motivasi Belajar IPS tematik siswa Kelas V MI Ma‟arif Kemuning tahun ajaran 2021-2022.
2. Mengetahui perencanaan pembelajaran dengan metode kerja kelompok pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma‟arif Kemuning tahun ajaran 2021- 2022..
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perbaikan pelaksanaaan pembelajaran di kelas sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu Pendidikan menjadi lebih baik.
b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan strategi guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat yaitu:
a. Bagi Lembaga
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi Lembaga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo dan juga MI Ma‟arif Kemuning. Adapun manfaat bagi IAIN Ponorogo adalah sebagai perluasan ilmu pengetahuan bagi dunia Pendidikan dan dapat menjadi refensi untuk mahasiswa untuk melaksanakan penelitian yang akan dating.
Sedangkan manfaat bagi MI Ma‟arif Kemuning adalah sekolah dapat meningkatkan kualitas mutu pembelajaran di
sekolah serta dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang terjadi.
b. Bagi Guru
Manfaat yang diberikan bagi guru antara lain dapat mengetahui kesulitan-kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas V yang dialami oleh peserta didik, sehingga dengan begitu guru dapat menemukan strategi atau cara dalam mengatasi kesulitan belajar untuk membantu meningkatkan kualitas prestasi belajar peserta didik.
c. Bagi Siswa
Dengan diketahuinnya kesulitan apa saja yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran, maka peserta didik dapat mengatasi kesulitan yang terjadi, sehingga pembelajaran dapat lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar atau hasil belajar.
d. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar mata pelajaran IPS dan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Maka dari itu apabila suatu hari nanti peneliti mengalami permasalahan dalam pembelajaran IPS, peneliti dapat menangani permasalahan tersebut
F. Definisi Oprasional 1. Motivasi Belajar
motivasi ialah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, perubahan energy diri seseorang yang ditanadai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu hati yang menyebabkan seseorang melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu
2. Kerja Kelompok
Kemampuan belajar yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan keaktifan serta dapat meningkatkan suatu kondisi sosial siswa menjadi kondusif dan dapat membangun jiwa sosial di dalam diri siswa yang akan lebih kuat. Istilah kerja kelompok dipakai atau merangkum pengertian dimana anak-anak dalam suatu kelompok di pandang dalam satu kesatuan yang saling bekerja sama.
3. Sistem pembahasan
Sebelum dilaksanakan sebuah perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan observasi atau dapat di sebut pengamatan awal.
Hasil obserfasi awal diperoleh dari informasi guru mata pelajaran IPS. Bahwasannya pembelajaran IPS yang dilaksanakan kurang mendukung pencapaian prestasi dan motivasi siswa secara maksimal.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur yaitu angket dan tes. Aket sendiri untuk mengukur motivasi belajar siswa, sedangkan tes untuk mengukur hasil belajar siswa, bila mana motivasi siswa mencapai 70% maka dapat di artikan sudah baik, sedangkan KKM pada mata pelajaran IPS itu sendiri
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Metode Pembelajaran Kerja Kelompok a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode sendiri berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang memiliki arti cara atau jalan yang ditempuh, secara harfiyah metode berarti “Cara” metode sendiri sebagai suatu cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Menjadi seorang guru tentunya akan mercik sebuah st
rategi yang diaangap tepat untuk dapat membawakan keberhasilan sebuah pembelajaran. Guru juga mengharapkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran akan menerapkan suatu strategi sehingga dapat meningkatkan prestasi peserta didik, dengan menggunakan metode peroses pembelajaran diharapkan akan menambah minat seorang peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, serta akan dapat mencapai tujuan pembelajaran.8
Secara umum metode pembelajara dapat diartikan sebagai upaya yang dapat dikerjakan oleh seorang untuk mencapai sebuah tujuan. Sedang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengemukakan bahwa strategi adalah sebuah rencana yang cermat mengenai sebuah kegiatan untuk mencapai suatu sasaran yang diinginkan.
Mengguna metode pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Maka dari itu dalam penyusunan strategi baru sampai dengan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan. Strategi di susun untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran, artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
8 Universitas Muhammadiyah Malang. (2017) 10.
berbagai fasilitas dan sumber belajar, semuanya diarahkan dalam upaya mencapai tujuan yang ingin dicapai.
b. Metode Kerja Kelompok
Kemampuan belajar yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan keaktifan serta dapat meningkatkan suatu kondisi sosial siswa menjadi kondusif dan dapat membangun jiwa sosial di dalam diri siswa yang akan lebih kuat. Istilah kerja kelompok dipakai atau merangkum pengertian dimana anak-anak dalam suatu kelompok di pandang dalam satu kesatuan yang saling bekerja sama.9
Kerja kelompok memiliki pengertian didalan suatu kelompok di pandang sebagai suatu kesatuan sendiri, untuk mencapai tujuan tertentu, dengan cara bergotong royong. Menurut Gordon (Moeslichatoen, 2004: 138), merupakan kegiatan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengatur dirinya sendiri agar dapat mempererat persahabatan, berperan aktif dalam kelompok, memecahkan permasalahan dalam kelompok, dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan kelompok.10
Metode kerja kelompok memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplor bakat yang mereka miliki, serta mereka juga dapat memilih teman yang dianggap baik dan tepat untuk belajar secara bersama-sama, selain intu kerja kelompo dapat membantu siswa saling berkerjasama bertukar fikiran dengan teman-temannya serta tidak ada kecanggungan saat bertanya suaru materi, sehingga mereka dapat dengan mudah menguasai semua pengetahuan yang mereka harapkan. Selain itu, metode kerja kelompok juga dapat melatih anak untuk berfikir dan bekerja berkelompok, sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan akan lebih banyak dan lebih luas dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan pengetahuan sendiri. Belajar
9 Siti Arfiah, “Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V C Sd Negeri 004 Tembilahan Kecamatan Tembilahan,” Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6, no. 1 (April 28, 2017): 269.
10 Mohammad Fauziddin, “Peningkatan Kemampuan Kerja Sama melalui Kegiatan Kerja Kelompok Pada Anak Kelompok A TK Kartika Salo Kabupaten Kampar,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2, no. 1 (Juni 10, 2016): 38.
dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan satu kesatuan yang dapat belajar bersama,berbaur untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dalam prakteknya, ada beberapa jenis belajar kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua itu tergantung pada tujuan khussus yang dicapai berdasarkan umur, kemampuan siswa, fasilitas, jenis tugas dan media yang ada.
System kerja kelompok dilaksanakan dalam suatu proses kelompok, yang para anggotannya saling berhubungan dan berpartisipasi di dalam kelompok, proses kelompok memiliki karakteristik atau segi-segi relasi interaksi, partisipasi, kontribusi, afeksi dan dinamika yang mengakibatkan setiap individu untuk :
a. Saling berhubungan satu sama lain b. Saling menyumbang fikiran
c. Saling mempengaruhi
d. Saling aktif dalam suatu masalah e. Saling mendapatkan tugas f. Saling mengembangkan sikap
social11
Keuntungan dan kelemahan belajar kelompok:
a. Keuntungan dalam kerja kelompok
1) Siswa terlibat aktif dalam proses belajar
2) Siswa mempunyai kemampuan bertannya dan membahas suatu masalah.
3) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan tentang suatu kasus atau masalah .
4) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan.
5) Dapat memungkinkan guru untuk memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhan belajar.
6) Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka
11 Mishbahush Shudur, “Manfaat Belajar Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,”
Universitas Darul ’Ulum, 8.
dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
7) Dapat mengembangkan rasa saling menghargai dan bekerja sama.
b. Langkah-langkah dan Tujuan Metode Kerja Kelompok
Dalam upaya mengembangkan kemampuan kerja kelompok dalam diri anak, guru di sekolah dapat menggunakan beberapa cara atau langkah-langkah untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama anak. Langkah-langkah untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama/kelompok menurut Tadkiroatun Musfiroh, dkk.(2007:20- 22) adalah sebagai berikut: (1) mengenalkan permainan yang bersifat kerja sama (2) mengenalkan kasih sayang (3) mengenalkan sikap gotong royong (4) mengajarkan anak untuk berbagi (5) mendorong anak untuk membantu dan (6) mengajarkan kesungguhan hati dalam membantu orang lain. Tinjauan Kerja Kelompok.
Tujuan lain dari metode belajar kelompok adalah a) belajar kelompok dapat mengembangkan kemampuan siswa dengan cara memberi sugesti, motivasi, dan informasi. b) melatih anak dan mengembangkan potensi dengan berhubungan berinteraksi dengan orang lain. c) memupuk rasa kebersamaan dengan cara bekerja sama memecahkan suatu masalah atau pekerjaan dari guru. d) melatih keberanian siswa. e) untuk memantapkan pengetahuan yang telah diterima siswa.12 Tujuan lain dari metode kerja kelompok adalah untuk membangkitkan peserta didik dalam melakukan pembelajaran melalui kerja sama yang baik, saling menghormati dan menolong serta melakukan interaksi sosial satu sama lain. metode kerja kelompok juga dapat menstimulus interaksi sosial semua siswa.baik pada berlangsungnya maupun proses pembelajaran tidak berlangsung.
Menurut Majis (2014), terdapat beberapa faktor yang perlu dimengerti agar mendapatkan hasil yang maksimal dan baik ketika proses kerja kelompok berlangsung, beberapa diantaranya adalah 1) Pada setiap anggota harus mempunyai dorongan yang kuat untuk bekerja sama. 2) Pemecahan masalah harus dilakukan bersama-sama.
12Kayatun and Kresnady, “Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar,” 4.
3) Menciptakan persaingan yang fair antar kelompok dengan tujuan agar siswa memiliki semangat untuk belajar. 4) Kebersihan setiap kelompok ditentukan oleh situasi menyenangkan atau tidak pada setiap kelompok. Salah satu bentuk dalam kerja kelompok adalah penggunaan bantuan tutor sebaya yang dilakukan pada saat berlangsunya aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok, yang secara langsung memebrikan dorongan yang baik terjadinya peningkatan motivasi dan semnagat siswa untuk belajar, termasuk juga memberikan stimulus terjadinya interaksi sosial ketika berlangsunya proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.13
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kerja Kelompok
Kelebihan dan kekurangan dari metode kerja kelompok dapat diuraikan sebagai berikut. Kelebihan metode kerja kelompok adalah sebagai berikut:
(1) Dapat dapat memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
(2) Dapat memberikan kesempatan pada anak untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
(3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
(4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan anak sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
(5) Anak lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan lebih aktif berpartisipasi dalam kelompoknya.
(6) Anak dapat mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, dan saling membantu dalam kelompok untuk mencapai suatu tujuan.
13RR Aliyyah, SA Lutfah, dan ZK Lathifah, “Penggunaan Metode Kerja Kelompok Dalam Interaksi Sosial Bagisiswa Autis,” Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 4, no. 1 (2017): 4.
Kekurangan-kekurangan kegiatan kerja kelompok yaitu:
(1) Kerja kelompok lebih sering hanya melibatkan mereka yang mampu karena mereka cakap memimpin dan bisa mengarahkan mereka yang kurang mampu.
(2) Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda- beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
(3) Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada kemampuan anak memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.14
d. Kelemahan belajar kelompok
1) Hanya sering melibatkan kepada siswa yang mampu saja dikarenakan mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
2) Kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
3) Keberhasilan belajar kelompok ini sangat tergantung kepada kemampuan siswa memimpin atau utuk bekerja sendiri.15
Metode kerja kelompok adalah teknik yang dilakukan untuk mengimplementasikan sebuah kegiatan yang disusun secara nyata dan praktek yang di gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, dengan menggunakan metode kerja kelompok, dimana siswa di dalam suatu kelas siswa di bagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran.16
a. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakansatu kesatuan kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan yang di sajiakan sebagai hasil
14Fauziddin, “Peningkatan Kemampuan Kerja Sama melalui Kegiatan Kerja Kelompok Pada Anak Kelompok A TK Kartika Salo Kabupaten Kampar,” 28.
15Restujah “Strategi Belajar Mengajar” 15.
16Jafarhari Papasi, “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri I Totikum Sulawesi Tengah,”
Jurnal Paedagogy 7, no. 4 (October 1, 2020): 340–41.
kognitif, afektif, dan pesikomotorik.17 Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat individu setelah melakukan proses belajar yang dapat memberikan suatu perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pengalaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga lebih baik dari sebelumnya hasil belajar dapat dikatakan sebagai suatu perubahan karen adanya peristiwa yang terjadi dalam individu akibat dari usaha yang dilakukan atau interaksi individu dengan lingkungannya.
Hasil perseorangan dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan dengan bertahap selama berlangsunya proses belajar mengajar. Evaluasi dapat dilakukan pada awal pelajaran, selama berlangsungnya proses belajar atau akhir belajar18 Menurut Nana Sudjana hasil belajar merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang didapat oleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang di susun dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah jika suatu individu telah belajar kemudian akan terjadi suatu perubahan tingkah laku pada individu tersebut.19
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang dilakukan secara berulang-ulang kemudian akan tersimpan dalam jangka panjang atau bahkan tidak akan hilang selamanya karena hasil belajar ikut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
b. Faktor-fa ktor Penghambat dalam Meningkatkan Hasil Belajar Proses belajar merupakan suatu tahapan yang harus ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mencapai tujuan
17Simbolon Neklan, “factor-faktor yang mempengaruhi niat belajar peserta didik,”Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed,t.t., 15.
18Ahmadiyanto, “Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Huruf Edukasi) Berbasis Word Square Pada Materi Kedaulatan Rakyat Dan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Kelas Viiic Smp Negeri 1 Lampihong Tahun Pelajaran 2014/2015,” Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 6, no. 2 (November 2016): 984.
19Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,”
MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah 3, no. 1 (June 27, 2018): 175.
yang diharapkan. Sedangkan hasil belajar merupakan alat ukur dalam menentukan berhasil tidaknya suatu prestasi yang dicapai.
Maka dari itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar sangat kompleks, sebagaiman yang dikemukakan oleh Usman dan Setiawati bahwa “ yang memperngaruhi hasil belajar seorang siswa pada dasarnya ada dua yaitu faktor intern atau faktor yang dipangaruhi dari dalam individu dan faktor ekstern atau faktor dari luar20 Kedua faktor tersebut akan dipilah sesuai dengan keberadaannya yaitu sebagai berikut :
1. Faktor Intern
Faktor intern meliputi jasmani, psikologi, dan kelelahan yang dialami siswa ketika belajar dan perpengaruh terhadap hasil belajar. Faktor ini berkaitan dengan kecakapan siswa dimana tiap-tiap siswa memiliki tingkat pemahaman masing- masing. Kecakapan ini berpengaruh terhadap siswa untuk dapat menyelesaikan masalah belajar, memahami materi pelajaran, dan menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya adalah faktor minat dan motivasi bahwa keduanya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. minat merupakan rasa suka dan rasa tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern menurut Dallyono bukunya psikologi belajar, meliputi keadaan sosial anak itu tinggal seperrti keadaan keluarganya, lingkungan sekolahnya dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Hal tersebut merupakan peran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Dikarenakan bahwa siswa lebih banyak waktunya berada disekitar lingkungan keluarga dibandingkan di sekolah. Sehingga lingkungan keluarga yang dapat memberikan potensi besar dan positif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya faktor sekolah yang dapat memperngaruhi hasil belajar mencakup tentang bagaimana metode mengajar yang digunakan guru, relasi guru dengan
20M. Uzer Usma, Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rodakarya, 1993), 10.
siswa, kurikulum, disiplin sekolah, model pembelajaran, dan lingkungan belajar yang menyenangkan. Dalam pembelajaran disekolah siswa dapat belajar dengan baik ketika guru dapat membimbing dengan kemampuan belajar yang baik. Selain itu, dukungan sarana belajar belajar yang baik juga akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dituju.21
c. Factor Pendukung dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Berikut faktor-faktor yang dapat menunjang kemampuan belajar untuk meingkatkan hasil belajar siswa.
1. Faktor Guru
Guru sebagai seorang pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Kadudukan guru dalam dunia pendidikan bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik, yang harus bertanggung jawab membina keterampilan berbahasa anak didik. Selain itu guru dituntut mampu memberikan dorongan dan perolongan kepada siswa, baik dalam perkembangan jasmani maupun rohani.
2. Faktor Peserta Didik atau Siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu melibatkan siswa atau peserta didik. Siswa atau peserta didik merupakan sasaran utama dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa atau peserta didik merupakan manusia yang sedang berkembang, baik segi rohani maupun segi jasmani. Maka dari itu, perkembangannya dapat terarah dengan baik apabila mendapat bimbingan dari orang dewasa, baik guru maupun orang tuanya. „
3. Faktor Fasilitas atau Sarana
Fasilitas atau Saran pengajaran merupakan segala sesuatu yang da[pat digunakan dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan. Sarana atau fasilitas meliputi ruangan belajar, peralatan untuk kegaiatan belajar mengajar, media, sumber pelajaran dan lain sebagainya.
4. Faktor Situasi
21Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa (Yogyakarta: CV. Budu Utama, 2020), 60–70.
Situasi merupakan salah satu faktor yang dapat memperngaruhi proses belajar-mengajar. Situas merupakan suatau keadaan yang dialami oleh siswa ketika berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Situasi yang baik
d. Indicator Hasil Belajar
Menurut Moore (dalam Ricardo & Meilani, 2017) indikator hasil belajar ada tigas ranah yaitu :
3. Ranah kognitif, diantaranya pengetahuan, pemahaman, pengaplikasian, pengkajian, pembuatan, serta evaluasi.
4. Ranah efektif, meliputi penerimaan, menjawab, dan menentukan nilai.
5. Ranah psikomotorik, meliputi fundamental movement, generic movement, ordinative movement, creative movement.
Adapun indikator hasil belajar menurut Straus, Tetroe, &
Graham (dalam Ricardo & Meilani 2017) adalah :22
1. Ranah kognitif, digolongkan menjadi 6 tingkatan ranah kognitif yaitu : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua merupakan aspek kognitif yang tingkat rendah sedangkan aspek ketiga sampai keenam merupakan aspek kognitif tingkat tinggi.
2. Ranah afektif, digolongkan menjadi 5 yaitu penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, ternalisasi.
3. Ranaha psikomotorik, digolongkan menjadi 6 yaitu gerakan reflek, keterampilan, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks.
Gerakan ekpresif.
b. Manfaat Hasil Belajar
Melalui hasil belajar maka dapat diketahui bagaimana kemampuan dan perkembangan siswa sekaligus melihat tingkat keberhasilan siswa. Hasil belajar juga menunjukkan adanya perubahan keadaan siswa yang sebelumnnya belum baik menjadi lebih baik, sehingga hal tersebut bermanfaat untuk menambah
22Brillian Rosy dan Homroul Fauhah, “Aanalisis Model Pembelajaran Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa,”Surabaya 9, no. 2 (2021): 327.
pengetahuan, lebih memahami sesuatu yang sebelumnya belum dipahami, lebih mengembangkan keterampilan, memiliki pandangan yang harus atas suatu hal, lebih bisa menghargai sesuatu dari sebelumnya.23
2. Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari Bahasa latin. Yakni “movere”
yang berarti “menggerakan”. Dalam bahasa agama istilah motivasi menurut Tayar Yusuf tidak jauh berbeda dengan
“niatan/niat”, (innamal a‟malu binniat= sesungguhnya perbuatan itu bergantung pada niat), yaitu kecenderungan hati yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan sesuatu.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.24
Menurut Sardiman motivasi adalah perubahan energy diri seseorang yang ditanadai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Mc Donald merumuskan bahwa “motivasion is an energy change within the person chararacterized by affective arousal and anticipatory goal reaction” yang diartikan bahwa yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut moekijat dalam bukunya “Dasar-dasar Motivasi” bahwa motivasi yaitu dorongan atau menggerakan, sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu hati yang menyebabkan seseorang
melakukan sesuatu. Motivasi belajar merupakan kekuatan (Power motivation), daya dorong (driving Force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif inovatif
23Edy Syahputra, “Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar,” Sukabumi : Haura Publishing, 2020, 24– 25.
24Ifni Oktiani, “Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik,” Jurnal Kependidikan 5, no. 2 (November 24, 2017): 262–232.
dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, fektif, dan psikomotorik25.Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Termasuk di dalamnya kegiatan belajar, secara lebih khusus jika orang menyebutkan motivasi belajar yang dimaksudkan tentu segala sesuatu yang ditunjukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang yang melakukann kegiatan belajar agar menjadi lebih giat dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih lagi. Dalam menumbuhkan motivasi seorang guru yang profesional tentunya skill untuk mengatasi hambatan untuk menumbuhkan motivasi peserta didik. Seorang guru juga diharapkan memiliki jiw entrepreunership yang berarti ia seorang yang kreatif, inovatif, selalu bisa mencari solusi dari setiap permasalahan atau hambatan dan menciptakan solusi sesuatu yang baru dan memiliki motivasi yag tinggi.26
Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses pembelajaran, akan siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi
yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.27
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada mendorong serta mengarahkan minat
25Pupu Saeful Rahmat, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 139.
26Ilham Syifa, “Tadrisunah Tadrisunah” Jurnal Pendidikan Islam Dan Kajian Islam, no.1 (2019) 1-13 27Tri Murdiyanto And Yudi Mahatama, “Pengembangan Alat Peraga Matematika Untuk Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar,” Sarwahita 11, No. 1 (2014): 38.
belajarr siswwa sehingga sungguh- sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi28.
Motivasi belajar adalah motivasi yang diberikan untuk membentuk dan memberikan rangsangan kepada otak siswa untuk tetap semangat dan lebih giat dalam mengikuti proses pembelajaran29. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam ketekunan yang tidak mudah patah semangat atau pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkan. Motivasi yang tinggi dapat mengarahkan dan mengingatkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Motivasi yang tinggi akan memudahkan siswa untuk menuju ketercpaian pembelajaran, dan siswa lebih aktif . oleh sebab itu, guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk selalu memperhatikan kondisi siswa terutama emosi dan motivasi yang dimiliki siswa.
b. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi dalam belajar
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilakukan.
2) Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai.Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, jadi adanya motivasi akan memberikan dorongan,arah dan perbuatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.30
28Laili Mardliyyah, Skripsi, Pengaruh Aktualisasi Diri Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ski Kelas VIII Di MTSn Kota Madiun, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Ponorogo, 2016. 76.
29Muhtadi Syakur, Psikologi Pendidikan Dan Belajar (Gresik: STAI Q-Prees, 2013), 5.
30Nabsiah Sabrina Neni Fitriana Harahap, Dewi Anjani, “Article Analysis Of Motivation Methods And Student Learning,” Indonesian Journal Of Intelectual Publication 1, No. 3 (2021): 198–203.
c. Jenis-Jenis Motivasi
Dalam membicarakan soal jenis-jenis motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ektrinsik.
Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah ”hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar” (Muhibbin Syah,1995:136). Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2008:149) berpendapat bahwa motivasi in- trinsik itu merupakan Keinginan bertindak yang disebabkan faktor pen- dorong dari dalam diri (internal) individu yang tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Atau dengan kata lain individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar. Di dalam proses belajar siswa yang termotivasi secara intrinsic dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar ka rena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya, bukan karena keinginan mendapatkan pujian, hadiah dari guru.
Gage dan Berline (dalam Elida Prayitno,1989:11) mengemukakan bahwa mahasiswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik dalam belajar dari pada mahasiswa yang termotivasi secara ek- trinsik. mahasiswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktifitas yang tinggi dalam belajar. mahasiswa seperti ini baru akan mencapai kepuasan kalau ia dapat memecahkan masalah pelajaran dengan benar, atau dapat mengerjakan tugas perkuliahan secara baik. Belajar di kelas, kelompok. Mandiri dan mengerjakan tu- gas-tugas menjadi tantangan dan tanpa paksaan ia mau melakukannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah
Jenis motivasi yang datangnya dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain ataupun dari luar, tetapi atas dasar kemauan dan kesadaran dari induvidu itu sendiri.
Dengan kata lain munculnya motivasi intrinsik berdasarkan tujuan yang diinginkan mahasiswa dalam belajar, tanpa adanya pengaruh dari luar seperti dari dosen, orang tua, maupun lingkungan masyarakat31
3. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar
Penerapan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu:
a) Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang
baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka- angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan kognitifnya saja.
b) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bi- dang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
c) Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
d) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Ben- tuk kerja keras siswa dapat terlibat
31 Harbeng Masni, “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa,” n.d., 34–35.
secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
e) Memberi Ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan di- adakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
f) Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong un- tuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi meningkatkannya.
untuk dapat Pujian Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehing- ga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi moti- vasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan hargadiri.
g) Hukuman Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh ka- rena itu, guru harus memahami prinsip- prinsip pemberian hukuman ter- sebut.32
4. IPS Tematik
IPS sendiri yaitu ilmu sosial yang mencakup seperti halnya geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, pelajaran ini merupakan suwatu intellectual education, humanism education dan citizenship education.33
Ilmu pengetahuan social atau dapat disingkat IPS merupakan bidang studi meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masayarakat pelajaran IPS memiliki tujuan untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan
32Suharni - And Purwanti -, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” G-Couns: Jurnal Bimbingan Dan Konseling 3, No. 1 (2019): 73–82.
33Ngatiyem “ Kajian Fungsi Pendidikan Ips Terhadap Dimensi Tujuan Pembelajaran Studi Kasus SMP Negri 2 Polewali” Jurnal Pepatuzdu, Vol.6, No. 1 (2013) 16.
memiliki keyakinan akan kehidupannya sendiri di tengah kekuatan fisik dan social yang nantinya akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab34
IPS merupakan mata pelajaran yang sangat luwas dan didalamnya banyak materi berupa hafalan, serta ruanglingkup yang di pelajarinya adalah manusia sebagai anggota masyarakat, gejala dan masalah social, dan pristiwa tentang kehidupan manusia yang terjadi di masyarakat35
Istilah IPS di Indosesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Pengertian IPS sering disalah tafsirkan dengan ilmu-ilmu sosial. Secara konseptual IPS erat hubunganya dengan setudi social dan ilmu sosial. IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran yang di berikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran ips ini merupan pelajaran intgrasi dari sejarah geografi dan ekonomi, tak luput juga dengan mata pelajaran ilmu social lainnya (sapriya, 2009: 7)36
Terdapat perbedaan antara IPS dan ilmu social lainnya antaranya yaitu :
1. IPS bukan suatu disiplin ilmu melainkan bidang kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
2. Pendekatan pada IPS yaitu multidisipliner, sedangkan ilmu social menggunakan monodisiplin.
3. IPS di buat untuk sebuah kepentingan pendidikan, sedangkan ilmu social lebih ke dunia persekolahan, perguruan tinggi, masyarakat (Wahab, dkk, 2009: 1.6).37
Menurut Sapriya bahwa secara konseptual, melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk menjadi sosok warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab menjadi warga dunia yang cinta damai. ilmu ini dapat dimasukan pada nilai-nilai
34Wahyu Bagsulfeni Dan Nurhasanah,”Penggunaan Metode Demostrasi Dan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Ips” Jurnal Pendas Mahakam, 3 No 2 (2018) 151.
35Arianto, “Metode Bermain Peran (Role Playing) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS,” Jurnal Cakrawala Pendas, no. 1 (January 2015): 53.
36Yulia Siska, “Konsep Dasar IPS”, Yogyakarta : Garudhawacana 3, (2016).
37Ibid
karaktersebagaimana pada tujuan IPS adalah peserta didik dapat bertanggung jawab terhadap masyarakat berbangsa, dan beragam.
Menurut Sumaatmadja nilai-nilai yang harus ditanamkan pada pembelajaran IPS yaitu :
1. Nilai ketuhanan.
2. Nilai edukatif.
3. Nilai praktis.
4. Nilai filsafat.
5. Nilai teoritis.
Nilai-nilai tersebut sangatlah penting dalam kehidupan baik berbangsa, bermasyarakat agar menjadi sosok yang baikdan bermanfaat38 Menurut Wachidi (dalam Kunandar 2008:266) tujuan pokok dari pembelajaran IPS yaitu :
1. Memberikan pengetahuan pada manusia bagaimana cara bersikap terhadap sekitar.
2. Memberikan pengetahuan bagaimana cara berhubungan dengan sesame.
3. Memberika pengetahuan bagai mana cara bermasyarakat yang baik.
4. Memberika pengetahuan bagaimana cara berhubungan dengan alam sekitar.
5. Memberikan pengetahuan bagaimana cara berhubungan dengan tuhannya.
Dengan mengetahui tujuan pembelajaran IPS tersebut maka mata pelajaran IPS mempunyai nilai yang Strategis dan penting dalam menciptakan manusia yang unggu baik dari pemikiran dan hati nya.39
B. Kajian Terdahulu
Disamping memanfaatkan berbagai teori yang relevan dengan Batasan ini, peneliti juga melakukan kajian terhadapa penelitian-
38Rifki Afandi, “Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar”, Jurnal Pedagogia 1, No1, (2011), 96.
39Rizki Ananda, “Penerapan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas Iv Sd,” . . Vol 1 (n.d.): 66–67.
penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
1. Jurnal karya Wulan Himasari “ Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mo- tivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas Vi Sd Negeri 2 Klahang” Hasil Dalam Penelitianya : Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran ma- tematika di kelas VI SD Negeri 2 Klahang Kecamatan Sokaraja Kabupaten, Banyumas yaitu guru melakukan pengondisian kelas yang kondusif, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, melibatkan siswa da- lam pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, pemberian reward dan punishment kepada siswa, penggunaan media pem- belajaran atau alat peraga, dan pengadaan evaluasi pembelajaran. Pelaksa- naan upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pem- belajaran matematika di kelas VI SD Negeri 2 Klahang Kecamatan So- karaja Kabupaten Banyumas, ada tiga tahap yaitu pertama, tahap perencanaan diantaranya guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelaja- ran (RPP) yang berpedoman pada silabus, menyiapkan soal-soal essay un- tuk evaluasi, dan penyiapan media pembelajaran. Kedua, tahap pelaksa- naan diantaranya gur melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tidak ter- lepas dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Ke- tiga, tahap evaluasi diantaranya guru melakukan penilaian dan perbaikan kepada siswa setelah melaksanakan pembelajaran dan sebagai tolak ukur siswa. Evaluasi ini dilakukan secara tes dan non tes. Hambatan yang ter- jadi pada upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas VI S siswa Negeri 2 Klahang Kecama- tan Sokaraja Kabupaten Banyumas yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam belajar, adanya perbedaan kemampuan setiap siswa dalam belajar sehingga guru perlu menyesuaikan cara belajar siswa, serta keterbatasan media pembelajaran40
40DI Kelas, VI Sd, and Negri Klaseng, “Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Program Studi Pendidikan Guru Madrasah” 2021 hal75.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sama meneliti cara meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
Perbedannya penelitian ini lebih menfokuskan untuk menumbuhka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sedangkan penelitian terdahulu pada mata pelajaran matematika.
2. Jurnal karya Witri Lestari “Efektivitas Strategi Pembelajaran Dan Mo- tivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”
Hasil dalam Penelitianya : Berdasarkan hasil penelitian terbukti penggunaan strategi pembelajaran TTW mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW dapat membantu peserta didik dalam mengkonstruksikan penge- tahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep peserta didik menjadi lebih baik. Peserta didik dapat mengkomunikasikan dan mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga mereka saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu peserta didik dalam me- mahami materi yang diajarkan. Pada kelompok yang diajar dengan strategi pembelajaran TTW, rata-rata hasil belajar matematika yang bermotivasi belajar tinggi (76,80) lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dengan peserta didik yang bermotivasi belajar rendah(64,00). Sedangkan pada ke- lompok yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional, rata- rata hasil belajar matematika yang bermotivasi belajar tinggi (62,80) tidak ber- beda secara signifikan dengan peserta didik yang bermotivasi belajar ren- dah (59,60). Pada kelompok yang bermotivasi belajar tinggi, rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran TTW (76,80) lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dengan peserta didik yang diajar melalui strategi pembelajaran konvensional (62,80). Se- dangkan pada kelompok yang bermotivasi belajar rendah, rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran TTW (6,00) tidak berbeda secara signifikan dengan peserta didik yang diajar melalui strategi pembelajaran konvensional (59,60). Hal ini senada dengan penelitian penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write yang dilakukan oleh Fikriyah (2007) yang meneliti kemampuan
komunikasi dan pemecahan masalah siswa terhadap pelajaran matematika pokok bahasan logika melalui belajar dalam kelompok kecil dengan strategi Think Talk Write pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam kelompok kecil dengan strategi Think Talk Write adalah baik.
Pen- erapan strategi pembelajaran Think Talk Write juga dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemandirian siswa dalam pembelajaran.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sama- sama mengupayakan menumbuhkan motivasi belajar pada siswa.
Perbedaannya penelitian menggunakan metode kerja kelompok untuk mengatasi perma- salahan pada siswa. Sedangkan penelitian terdahulu menggunkana strategi TTW untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
3. Artikel karya Harun, Syamsiati, dan Endang Uliyanti dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Kerja Kelompok di Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa melalui Metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 08 Sungai Duri Kecamatan Sungai Raya. Hal tersebut ditandai dari ketercapaian indikator keberhasi- lan penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Kemampuan guru me- rencanakan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok terdapat peningkatan jumlah nilai dari siklus I ke siklus II yaitu pada IPKG I siklus I dengan rata-rata 2.40 dan naik pada IPKG I siklus yang II dengan dengan rata-rata 3. Terdapat peningkatan sebesar 0.60%.
Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok dilihat dari hasil penilaian IPKG II siklus I dengan rata-rata 3 dan naik pada IPKG II siklus II dengan dengan rata-rata 3,80 terdapat peningkatan sebe- sar 0.80. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan
siswa sebesar 63.64 % dengan rata-rata kelas 56.69 dan pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan siswa sebesar 81.81 % dengan ra ta-rata kelas 76.06. berarti untuk persentase ketuntasan siswa dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan sebesar 18.17% dan rata-rata kelas sebe- sar 12.42.41
Persamaan penelitian ini degan penelitian terdahulu yaitu sama menggunakan metode kerja kelompok untuk mengatasi permasalahn da- lam pembelajaran. Perbedaannya penelitian ini menggunakan metode ker- ja kelompok untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sedangkan penelitian terdahulu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Jurnal karya dari Amirudin, Dkk, yang berjudul Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Siswa Dasar Di Masa Pandemic Covid-19 Melalui Ke- lompok Belajar berdasarkan peelitian ini ditemukan pembelajaran dengan strategi guru dalam menerapkan kelompok belajar untuk menghidupkan motivasi belajar siswa di tengah pandemic covid-19 terbukti dapat dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan pembelajarn. Adapun beberapa hambatan yang ditemui guru dalam pelaksanaan metode publikasi tersebut berhubungan dengan aspek orangtua siswa, sarana prasarana pembelajara. Adanya penerapan pembelajaran kelompok dapat memberikan manfaat berupa tumbuhnya motivasi belajar siswa, melatih kedisiplinan siswa.42
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama- sama meneliti bagaiaman cara menumbuhkan motivasi belajar siswa. Perbedaan penelitian ini lebih memfokuskan dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPS, sedangkan penelitian terdahulu lebih menfokuskan menghidupka motovasi belajar dengan sis- tem penerapan kelompok belajar pada masa pandemic covid-19.
5. Artikel karya Syaparuddin, Dkk yang berujudul Strategi
41Harun, Dkk, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Menggunakan Metode Kerja Kelompok Di Sekolahdasar”, Fkip Universitar Tanjungpura, Pontianak, Hal 12.
42 Amiridin, Dkk, “Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Dimasa Pandemic Covid-19 Melalui Kelompok Belajar”, Islamic Education Journal, no. 1 2021. 11.
Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Peserta Didik Ber- dasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara umum dari tiga siklus yang diterapkan sudah dilihat perkembangan motivasi belajar siswa yang bisa dilihat dari keaktifan dan antusias siswa selama proses pembelajaran. Rata- rata siswa mendapatkan nilai bagus, presentasi peningkatan nilai siswa pada siklus 1 sebesr 24, 3% pada siklus II sebesar 34,5%.
Hal terse- but siswa sudah muncul motivasi untuk selalu semangat belajar.43
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama sa- ma meneliti tengan motivasi belajar siswa sekolah dasar. Perbedaannya, penelitian ini penelitian ini mefokuskan pada metode kerja kelompok, sedangkan penelitian terdahulu dengan strategi pembelajaran aktif.
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Berdasrkan telaah penelitian terdahulu dan landasan teori di atas, maka
43Syaparuddun, Dkk, “Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2.
diajukan kerangka berfikir berikut : jika metode kerja kelompok di terapkan pada mata pelajaran IPS Tematik, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Ma‟arif Kemuning.
Pada kondisi awal, Ilmu pengetahuan sosial atau dapat disingkat IPS merupakan bidang sstudi meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masayarakat pelajaran IPS memiliki tujuan untuk membentuk warga neegara yang berkemampuan sosial dan memiliki keyakinan akan kehidupannya sendiri di tengah kekuatan fisik dan sosial yang nantinya akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Akan tetapi guru cenderung masih menerapkan pembelajaran monoton dan membosankan. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik merasa jenuh.
Proses belajar tidak lepas dari kendala yang dialami oleh peserta didik itu sendiri. Kurangnya motivasi belajar siswa dapat menyebabkan hasil belajar yang menurun. Selain itu kegiatan belajar mengajar juga pasif, sehingga peserta didik merasa bosan dan jenuh dengan gaya belajarnya. Maka dari itu peneliti akan mencoba menerapkan metode kerja kelompok untuk menumbuhkan motivasi belajar pada mata pelajaran IPS.
Metode kerja kelompok adalah suatu metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grub atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam suatu kelompok. Metode kerja kelompok jika di gunakan untuk peroses pembelajaran mata pelajaran IPS, maka dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi dan dapat meningkatkan motivasi siswa. karena didalam materi mata pelajaran IPS memuat banyak sekali materi yang notabennya menuntut siswa harus menghafal, kondisi tersebut terlihat dari siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam pelajaran IPS sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dapat diambil hipotesis bahwa penerapan Metode kerja kelompok juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Implementasi metode kerja kelompok dapat meningkatkan proses pembelajarn siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPS tematik di MI Ma‟arif Kemuning
2. Penerapan metode kerja kelompok dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPS di MI Ma‟arif Kemuning.