1277 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING DENGAN METODE CERAMAH DI SEKOLAH DASAR
NOOR HIDAYATI E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Masalah utama masih banyak siswa yang kurang sepenuhnya paham serta mampu menyebutkan nama-nama Rasul dan mengenal Allah melaui ciptaannya serta lewat Al-Qur’an (Asmaul Husnah)
Tujuan untuk mengetahui dan mengkaji bahwa metode ceramah dan pembelajaran kooperatif Learning dapat meningkatkan kemampuan menyebutkan nama-nama Rasul dan mengenal Allah melaui ciptaannya serta lewat Al-Qur’an (Asmaul Husnah)?
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dan siklus II satu kali pertemuan dengan menggunkan metode ceramah bertempat di SDN-2 Melayu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah dan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan menyebutkan nama- nama Rasul dan asmaul husna serta cara mengenal Allah SWT lewat ciptaannnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I 10% tuntas meningkat di siklus II 90% tuntas. Respon siswa terhadap pembelajaran dapat dikategorikan sangat baik.
Kata Kunci : Model Kooperatif Learning, metode ceramah
1278 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam PENDAHULUAN
Permasalahan yang dihadapi guru PAI adalah bagaimana menciptakan model-model pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa dapat mandiri dan mencapai ketuntasan dalam belajar.
Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk memodifikasi berbagai model dan teknik pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi, karakteristik siswa dan disesuaikan dengan kemampuan guru.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan tanggungjawab guru dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang dilaksanakan oleh guru dipengaruhi oleh motivasi dan pandangannya tentang konsep mengajar sehingga menjadi gaya atau teknik guru dalam melakukan interaksi dalam pembelajaran.
(Husniyatus Salamah Zainiyati,2017).
Pelaksanaan pembelajaran tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, pemilihan model, metode dan media yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belajar siswa. Tidak dipungkiri bahwa setiap proses belajar siswa dipengaruhi pula oleh factor lingkungan, baik sekolah atau pun luar sekolah. Prose belajar tersebut, mempengaruhi hasil. Tidak dipungkiri bahwa setiap proses belajar siswa dipengaruhi pula oleh factor lingkungan, baik sekolah atau pun luar sekolah. Prose belajar tersebut, mempengaruhi hasil belajar. Ada lima macam kelompok besar hasil belajar yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan gerak. Kelima hasil belajar ini bisa dinyatakan dalam rumusan tujuan belajar (Dina Gasong, 2018).
Proses pembelajaran, dengan demikian bukan hanya sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran membutuhkan perubahan paradigma. Bukan berarti sekedar guru yang menyampaikan pelajaran dan siswa sebagai penerima pelajaran. Proses pembelajaran berarti proses mengatur lingkungan belajar (Muhammad Fathurrohman, 2015).
Proses pembelajaran demikian, membutuhkan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif berbasis kepada kesadaran setiap orang yang terlibat di dalamnya, bahwa manusia mempunyai perbedaan. Perbedaan itulah yang mendasari manusia saling asah, asih, asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif pun mendorong siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.( Rochiati Wiriaatmadja, 2014)
1279 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembelajaran PAI adalah metode ceramah. Metode ini menyajikan materi pembelajaran dengan berbagai bentuk penyampaian. Di samping itu, di antara model pembelajaran inovatif yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Kedua metode ini sesuai dengan karakteristik siswa SD, di mana siswa akan merasakan kegembiraan dalam belajar, menghilangkan kejenuhan, sekaligus belajar berbagi dan bekerja sama dengan orang lain.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Menurut Hopkins yang dikutip dari buku Rochiati Wiriaatmadja, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Rochiati Wiriaatmadja, 2014)
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan pertisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Tempat Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN-2 Melayu Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjill 2021/2022 Subyek Penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI SDN-2 Melayu Tahun Pelajaran 2021/2022.
Tindakan dilakukan dengan dua siklus, yaitu pra siklus dan siklus pertama.
Setiap siklus pada penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan observasi serta refleksi.Tahap penelitian terdiri dari empat tahap. Pertama, perencanaan yaitu melakukan telaah terhadap materi pembelajaran PAI materi iman pada Allah dan Rasul.
Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan menentukan model pembelajaran Cooperative Learning. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis.
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru. Tahap kedua, pelaksanaan tindakan, merupakan sarana penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan kelas. Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam satu siklus. Pra siklus dan siklus pertama meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi ( Siti Mania, 2008).
Tahap ketiga, observasi, adalah cara atau metode menghimpun keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
1280 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang observe yang sebenarnya. Tahap keempat, refleksi, merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan sudah dilakukan. Setelah mengkaji prosespemebelajaran yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru, serta hasil belajar materi pembelajaran PAI materi beriman pada Allah dan Rasulapakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada pra siklus, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pra siklus. Kemudian membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya jika masih ada kekuranga pada pra siklus ( Siti Mania, 2008).
Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan observasi dan tes.
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara alami (naturalistic) dimana pengamat harus larut dalam situasi realistis dan alami yang sedang terjadi dan merupakan perhatian terfokus terhadap kejadian, gejala atau sesuatu(
Ni’”matuzahroh, 2016).
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan peningkatan belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Tes adalah sebagai alat pengukur perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik, bentuk-bentuk soal dibedakan menjadi dua macam yakni, bentuk tes ditinjau dari segi bentuk soal, dan bentuk tes ditinjau dari segi fungsinya (Nurjanah dan Noni Marlianingsih, 2015).
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
1281 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam 5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 10 butir
Metode Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif
Teknik analisis Data, untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
= N
X X
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
% . 100
.
. x
Siswa
belajar tuntas
yang Siswa
P=
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ketuntasan Hasil belajar Siswa
1282 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I dan II) yaitu masing-masing 10%
dan 90%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
Table 1.
Data Nilai Ketuntasan Siklus I dan II N
O
NAMA SIKLUS 1 SIKLUS II
N K N K
1 AHYA ANANTA PRATAMA 60 BT 70 T
2 IZAZIA NURUL AFRA 70 T 75 T
3 JAMILAH 65 BT 70 T
4 KARANTIKA SALSABILA 60 BT 70 T
5 MUHAMMAD ABDILLAH 70 T 70 T
6 MUHAMMAD AZKA AL’HIQNI 60 BT 70 T
7 MUHAMMAD FITRIYADI 60 BT 70 T
8 MUHAMMAD HANAFI 60 BT 70 T
9 MUHAMMAD KHAIRIL IZHAR 65 BT 70 T
10 MUHAMMAD NAJID 65 BT 75 T
11 MUSYAFFA TAMIR AHMAD 65 BT 75 T
12 NAIMA SALSABILA 60 BT 65 BT
13 NATASYA REVALIANI 60 BT 65 BT
14 NIA RAMADHANI WIDIANINGRUM 60 BT 70 T
15 NUR AULIA 60 BT 70 T
16 RAHMAD HIDAYAT 60 BT 70 T
17 RIHHADATUL ARRIFA 65 BT 75 T
18 SENTIYA RAMADANI 65 BT 75 T
19 WAFI SEPTIAN ADITYA 60 BT 75 T
20 ABDUL HALIM 60 BT 70 T
Keterangan : N : Nilai K : Kriteria T : Tuntas
Perbandingan dan peningkatan keberhasilan yang diperoleh pada pre tes, siklus I dan II sebagai berikut:
Tabel 5
Diagram Perbandingan Nilai Pre tes, Siklus I dan II
1283 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Keterangan
Hijau : Tuntas
Merah : Tidak Tuntas KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, maka penulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode ceramah dan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan menyebutkan nama-nama Rasul dan asmaul husna serta cara mengenal Allah SWT lewat ciptaannnya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perolehan nilai dari pre tes dari siklus I sampai siklus II secara signifikan. Respon siswa terhadap pembelajaran dapat dikategorikan sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Gasong, Dina. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: DeePublish. 2018.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Kencana. 2017.
Fathurrohman, Muhammad. Model-Model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain Pembelajaran yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2015.
Ni‘matuzahroh. Observasi dalam Psikologi. Malang: UMM Press, 2016.
Nurjanah dan Noni Marlianingsih. “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda dari Aspek Kebahasaan“. Vol II, No. 1. Maret 2015. https://journal.lppmunindra.ac.id Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.2014.
Mania, Siti. “Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan dan Pengajaran“. Vol 11No. 2. Desember 2008. journal.uin-alauddin.ac.id.
0 5 10 15 20
Siklus I Siklus II
Series 1 Series 2 Series 3