• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaitan Kerja dan Pengembangan Manusia dalam Perspektif Pembangunan

N/A
N/A
alya irzzaq na

Academic year: 2024

Membagikan "Kaitan Kerja dan Pengembangan Manusia dalam Perspektif Pembangunan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER KELOMPOK 8

Work and Human Development Analytical Links

Oleh:

Alya Irzzaq Nahya Alfandie 210131600908

Audy Regina 200131601717

Devina Intan Kartika Putri 210131600877

Dwi Anggia Rahmania 210131600821

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

DAPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEPTEMBER 2023

(2)

1 A. Introductions (Pendahuluan)

Tujuan sebenarnya dari pembangunan tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga untuk memaksimalkan pilihan manusia dengan meningkatkan hak asasi manusia, kebebasan, kemampuan dan peluang serta memungkinkan

masyarakat untuk menjalani kehidupan yang panjang, sehat dan kreatif. Yang penting dalam proses ini adalah kerja, yang merupakan inti keberadaan manusia. Manusia mempersiapkan diri untuk bekerja ketika masih anak-anak, terlibat dalam pekerjaan ketika dewasa, dan berharap untuk pensiun dari pekerjaan di kemudian hari. Melalui siklus hidup manusia, kualitas hidup sangat erat kaitannya dengan kualitas pekerjaan.

Dari sudut pandang ekonomi, pekerjaan memungkinkan orang memperoleh penghidupan dan mencapai keamanan ekonomi. Namun dari sudut pandang

pembangunan manusia, hal ini juga memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka dengan membekali mereka dengan keterampilan dan

pengetahuan yang diperoleh.

Pendapatan dari pekerjaan membantu pekerja mencapai standar hidup yang lebih baik dan memungkinkan mereka memiliki akses yang lebih baik terhadap kesehatan dan pendidikan—hal yang penting untuk meningkatkan kemampuan.

Pekerjaan juga memberi masyarakat peluang dan pilihan yang lebih luas dalam kehidupan ekonomi dan sosial mereka. Hal ini memungkinkan pekerja untuk

berpartisipasi penuh dalam masyarakat sambil memberikan mereka rasa bermartabat dan berharga. Dan pekerjaan yang melibatkan kepedulian terhadap orang lain membangun kohesi sosial dan memperkuat ikatan dalam keluarga dan komunitas.

Untuk berkontribusi terhadap pembangunan manusia, pekerjaan harus produktif, bermanfaat dan bermakna serta dapat mengeluarkan potensi, kreativitas, dan semangat manusia. Pekerjaan juga memperkuat masyarakat. Dengan bekerja sama, umat manusia tidak hanya meningkatkan kesejahteraan materi, mereka juga

mengumpulkan banyak pengetahuan yang menjadi landasan bagi budaya dan peradaban.

Selain itu, pekerjaan harus membuat masyarakat lebih adil dengan

memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin untuk berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Ketika pekerjaan ramah lingkungan, manfaatnya akan dirasakan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, bekerja meningkatkan perkembangan

(3)

2

manusia. Tentu saja, dengan meningkatkan kemampuan, peluang dan pilihan

manusia, pembangunan manusia juga berkontribusi terhadap pekerjaan. Singkatnya, pekerjaan dan pembangunan manusia merupakan hal yang sinergis dan saling

menguatkan (lihat infografis di awal bab ini). Namun, hubungan antara pekerjaan dan pembangunan manusia tidak terjadi secara otomatis. Pekerjaan bisa melelahkan, membosankan, berulang-ulang, dan berbahaya. Dan sebagaimana jenis pekerjaan yang tepat akan meningkatkan perkembangan manusia, maka jenis pekerjaan yang salah juga bisa sangat merusak.

Di seluruh dunia, jutaan orang, sebagian besar masih anak-anak, dipaksa melakukan pekerjaan yang eksploitatif. Beberapa dari mereka terjebak dalam kerja ijon yang merampas hak dan martabat mereka. Beberapa orang bekerja dalam kondisi berbahaya yang tidak mendapatkan hak-hak pekerja dan perlindungan sosial,

menghabiskan hari-hari mereka dalam pekerjaan membosankan yang menghambat potensi mereka. Dan meskipun pekerjaan seharusnya menciptakan masyarakat yang lebih adil, pekerjaan juga dapat menimbulkan perpecahan jika perbedaan besar dalam peluang dan imbalan akan melanggengkan perpecahan dan kesenjangan.

B. Work is broader than jobs (Pekerjaan lebih luas dari pekerjaan)

Manusia merupakan makhluk untuk mempersiapkan sebagai anak-anak, dalam bekerja melibatkan orang dewasa dan mengharapkan pensiun dari bekerja dalam kehidupan nanti. Melalui itu manusia sebagai lingakaran kehidupan, kualitas dari kehidupan dengan demikian menjadi kualitas dari bekerja. Sebuah ekonomis perspektif, berkerja ialah memberdayakan masyarakat untuk mencari kehidupan dan mencapai prestasi keamanan ekonomi.

Perkerjaan yang memiliki lingkungan-lingkungan sangat ramah, maanfaatnya sangat meluas. Bekerja dengan demikian menjadikan manusia untuk berkembang, dengan meningkatkan kemampuan manusia, peluang dan pilihan, manusia

berkembang juga berkontribusi pada pekerjaan. Pekerjaan dan Pembangunan manusia adalah hal yang penting bersifat sinergis dan saling memperkuat. Bekerja bisa menjadi menyediakan penghasilan dan mendukung manusia mempunyai harga diri, partisipasi dan keamanan ekonomi. Akan tetapi kerangka kerja bersifat membatasi. Hal ini karenan gagal menangkap banyak jenis dari bekerja itu adalah fleksibel dan terbuka, termasuk pekerjaan perawatan, sukarela karya dan ekspresi kreatif, seperti menulis atau semua yang penting untuk perkembangan manusia.

(4)

3

Pekerjaan adalah segala aktivitas yang tidak hanya mengarah untuk produksi dan konsumsi barang atau jasa, tetapi juga melampaui tujuan produksi untuk tujuan nilai ekonomi. Pekerjaan dengan demikian menghasilkan kesejahteraan manusia yang lebih luas, baik untuk saat ini maupun untuk masa depan. Pekerjaan melibatkan empat kelompok orang pekerja mereka sendiri, lainnya entitas seperti sebagai majikan WHO menyediakan masukan pelengkap konsumen barang atau jasa yang dihasilkan, yang mencakup orang lain, masyarakat dan lingkungan alam.

Pendekatan terhadap pekerjaan ini juga dapat diterapkan pada penciptaan pekerja aktif dan sukarelawan. Misalnya, di restoran kata-kata kasar seorang koki bisa mengejar kreativitas selain penghasilan dan mengalami kepuasaan

profesional, harga diri dan martabat. Begitu pula dengan menjado relawan di sebuah komunitas dapur adalah bukan bekerja untuk uang tetapi mungkin menjadi bekerja untuk kepuasan.

Kualitas pekerjaan sama pertingnya dengan kuantitas. Peduli bekerja adalah dasar mental penting bagi perkembangan manusia, peduli bekerja termasuk tugas rumah, seperti mempersiapkan makan untuk keluarga, membersihkan rumah dan mengumpulkan air dan bahan bakar, serta bekerja merawat untuk kelompok yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri, anak-anak, orang tua dan anggota keluarga yang sakit berakhir keduanya itu pendek dan Panjang ketentuan.

Pekerjaan sukarela didefinisikan sebagai pekerjaan yang tidak dibayar tidak wajib kerja, hal itu merupakan kebijaksanaan bebas waktu individu memberi tanpa membayar ke kegiatan ikatan dilakukan salah satu melalui sebuah organisasi atau memberi mereka kesempatan untuk berinovasi dan ekspresi diri ketika

berjuang untuk hidup. Kerja sukarela adalah sebuah ekspresi memilih bebas, yang secara intrinsik meningkatkan kualitas manusia berkembang dari individu

perspektif.

C. Works in different stages of the lifecycle (Bekerja dalam berbagai tahap siklus hidup)

Pekerjaan perlu dilihat dalam konteksnya siklus hidup manusia dan bagaimana perubahannya tahapan yang berbeda dalam siklus itu. Dalam banyak kasus

memang bukan soal pilihan,keputusan yang dipicu oleh kultural harapana atau ketiadaan dari dukungan memaksa orang untuk berada dalam pekerjaan yang berbeda situasi. Pada usia kerja prima, priosritasnya adalah pekerja

(5)

4

,

Gambar 1 Work encompasses more than just jobs

memaksimalkan keuntungan ekonomi bekerja lebih lainnya tidak hanya menabung untuk masa depan. Di Sri Lanka sebagian besar pekerja berada di sektor formal sektor pensiun di umur 60an, dan relatif kecil sebagian kecil dipekerjakan paruh waktu atau penuh waktu. Tetapi pekerja lepas dan pekerja mandiri cenderung untuk mempertahankan pekerjaan penuh waktu mereka untuk lebih banyak lagi bertahun-tahun. Dari perspektif global, pekerja dari negara- negara dengan cakupan pensiun yang rendah era cenderung bertahan di pasar tenaga kerja setelahnya usia 65 tahun, sedangkan pekerja dari negara dengan tingkat tinggi cakupan pensiun cenderung pensiun lebih awal. Hal ini mempunyai dampak yang jelas terhadap cara seseorang membuat keputusan kerja dan

memiliki kemanusiaan yang mendalam perkembangan implikasi. Rakyat dengan rendah pensiun cakupan atau rendah pension.

Pekerjaan dalam ekonomi pendidikan dapat melibatkan berbagai tahapan siklus hidup pendidikan, yang mencakup berbagai tingkat pendidikan, mulai dari pendidikan prasekolah hingga pendidikan tinggi, serta pelatihan dan

pengembangan berkelanjutan. Berikut ini adalah contoh pekerjaan yang berbeda dalam tahapan siklus hidup pendidikan:

1. Pendidikan Prasekolah

Ahli dalam pendidikan prasekolah bekerja dengan anak-anak usia dini.

Mereka merancang program pendidikan yang sesuai dengan

Unpaid care work

(6)

5

perkembangan anak dan berkontribusi pada pemahaman aspek ekonomi investasi dalam pendidikan prasekolah.

2. Pendidikan Dasar dan Menengah

Guru, kepala sekolah, pengembang kurikulum, dan penasihat kebijakan pendidikan beroperasi dalam tahapan ini. Mereka dapat bekerja pada perencanaan kurikulum, evaluasi hasil belajar, atau analisis anggaran pendidikan.

3. Pendidikan Tinggi

Dalam tahapan ini, dosen, administrator universitas, dan peneliti

universitas bekerja untuk memberikan pendidikan tinggi dan melakukan penelitian dalam berbagai bidang. Mereka juga mengelola sumber daya universitas dan dapat memeriksa aspek ekonomi perguruan tinggi.

4. Pelatihan dan Pengembangan Profesional

Pekerjaan di bidang pelatihan dan pengembangan profesional melibatkan pelatihan lanjutan bagi para profesional di berbagai sektor. Pekerjaan ini termasuk perencanaan program pelatihan, pengembangan materi, dan evaluasi dampak ekonomi dari pelatihan.

5. Penelitian Pendidikan

Peneliti pendidikan memeriksa berbagai aspek pendidikan di seluruh tahapan siklus hidup. Mereka dapat memeriksa dampak program pendidikan, mengevaluasi kebijakan pendidikan, dan menyumbangkan wawasan ekonomi.

6. Konsultasi Pendidikan

Konsultan pendidikan dapat bekerja di berbagai tahapan siklus hidup, memberikan nasihat kepada individu, keluarga, atau organisasi tentang jalur pendidikan yang sesuai dengan tujuan ekonomi mereka.

7. Administrasi dan Manajemen

Manajer dan administrator institusi pendidikan, seperti kepala sekolah, rektor universitas, atau direktur program pelatihan, bertanggung jawab untuk pengelolaan sumber daya dan operasi institusi pendidikan di berbagai tahapan.

Pekerjaan dalam ekonomi pendidikan dapat mencakup berbagai tingkatan dan tahapan pendidikan. Tujuannya adalah untuk memahami dan mengoptimalkan dampak ekonomi dari investasi dalam pendidikan pada individu, masyarakat, dan

(7)

6

perekonomian secara keseluruhan. Dalam hal ini, pekerjaan ini berperan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

D. Work enhances human development (Pekerjaan meningkatkan perkembangan manusia)

Pembangunan manusia merupakan proses memperluas pilihan masyarakat, sehingga berkaitan erat dengan pekerjaan. Hubungan positif antara pekerjaan dan pembangunan manusia berjalan dua arah. Pembangunan manusia dipengaruhi oleh pekerjaan melalui banyak saluran, yang kesemuanya dapat saling memperkuat:

1. Pendapatan dan mata pencaharian. Masyarakat bekerja terutama untuk mencapai standar hidup yang layak. Dalam perekonomian berbasis pasar, mereka umumnya melakukan hal tersebut melalui upah atau wirausaha. Di perekonomian yang lebih tradisional dan subsisten, mereka mempertahankan penghidupan mereka melalui siklus aktivitas tertentu. Pekerjaan juga dapat menjadi faktor utama dalam memastikan pertumbuhan ekonomi merata dan mengurangi kemiskinan.

2. Keamanan. Melalui pekerjaan, orang dapat membangun landasan yang aman bagi kehidupan mereka, memungkinkan mereka membuat keputusan jangka panjang dan menetapkan prioritas dan pilihan. Mereka juga dapat

mempertahankan rumah tangga yang stabil, terutama jika mereka memanfaatkannya.

Gambar 2 Work and human development are synergistic

(8)

7

Pendapatan mereka secara bijaksana untuk makanan dan gizi keluarga, pendidikan dan kesehatan anak-anak, atau untuk tabungan.

1. Pemberdayaan perempuan. Perempuan yang memperoleh penghasilan dari bekerja sering kali memperoleh otonomi ekonomi dan kekuasaan pengambilan keputusan yang lebih besar dalam keluarga, tempat kerja, dan masyarakat.

Mereka juga mendapatkan kepercayaan diri, keamanan dan fleksibilitas.

2. Partisipasi dan suara. Dengan berinteraksi dengan orang lain melalui pekerjaan, orang belajar untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan mendapatkan suara. Pekerja juga menemukan ide-ide dan informasi baru serta berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda dan dapat terlibat lebih luas dalam isu-isu sipil.

3. Martabat dan pengakuan. Pekerjaan yang baik diakui oleh rekan kerja, rekan kerja, dan orang lain serta memberikan rasa pencapaian, harga diri, dan identitas sosial. Masyarakat secara historis mendefinisikan dan menamakan diri mereka berdasarkan pekerjaan mereka: Miller dalam bahasa Inggris atau Hurudza (ahli petani) dalam bahasa Shona.

4. Kreativitas dan inovasi. Pekerjaan melepaskan kreativitas manusia dan telah menghasilkan inovasi yang tak terhitung jumlahnya yang telah merevolusi banyak aspek kehidupan manusia—seperti di bidang kesehatan, pendidikan, komunikasi, dan kelestarian lingkungan.

Pekerja juga dapat memperoleh manfaat dari pembangunan manusia yang lebih tinggi, yang juga dilakukan melalui berbagai jalur:

1. Kesehatan. Pekerja yang lebih sehat mempunyai masa kerja yang lebih panjang dan produktif serta dapat mengeksplorasi lebih banyak pilihan di dalam dan luar negeri.

2. Pengetahuan dan kemampuan. Pekerja yang lebih berpendidikan dan terlatih dapat melakukan pekerjaan yang lebih beragam dan dengan standar yang lebih tinggi dan menjadi lebih kreatif dan inovatif.

3. Kesadaran. Pekerja yang dapat berpartisipasi lebih penuh dalam komunitasnya akan mampu bernegosiasi di tempat kerja untuk mendapatkan kondisi yang

(9)

8

lebih baik dan standar ketenagakerjaan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya akan menjadikan industri lebih efisien dan kompetitif.

Dalam bidang pekerjaan-pembangunan manusia, kesukarelaan, serta kreativitas dan inovasi, memerlukan perhatian khusus. Kesukarelaan, pada dasarnya,

mencerminkan hak pilihan dan kemampuan untuk memilih. Relawan memperoleh manfaat dari pekerjaan mereka, baik karena mereka menghargai altruisme atau melalui pengayaan pribadi yang mereka peroleh dari keterlibatan masyarakat.

Partisipasi dalam kegiatan sukarelawan dapat memungkinkan masyarakat

berkontribusi terhadap komunitasnya dan kepentingan publik dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh pasar atau lembaga publik. Relawan dapat menjadi inovator hebat, membuka jalan menuju cara kerja dan pengorganisasian pekerja yang baru, baik berbayar maupun tidak. Wangari Maathai, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2004, memobilisasi gerakan akar rumput untuk

mempromosikan pembangunan berkelanjutan, demokrasi, hak-hak perempuan dan perdamaian. Warisan beliau sangat berpengaruh dalam mempersiapkan Agenda Pembangunan Pasca 2015.

Organisasi relawan dapat menjembatani kondisi politik, geografis, dan budaya Mengingat pentingnya kreativitas dan inovasi dalam dunia kerja, perhatian beralih ke jenis tempat kerja dan kondisi kerja yang mungkin lebih kondusif bagi inovasi dibandingkan jenis tempat kerja lainnya. Menyadari bahwa keagenan merupakan faktor kunci dalam keterlibatan dan kreativitas pekerja, beberapa perusahaan telah menyediakan waktu bagi pekerja untuk berkreasi. Sejak awal tahun 1948, 3M telah memiliki aturan 15 persen yang memungkinkan karyawan mendedikasikan hampir satu hari penuh setiap minggunya untuk proyek mereka sendiri. Salah satu hasil dari pendekatan ini adalah penemuan Post-it.4 Baru-baru ini, Google, Facebook, LinkedIn dan Apple menerapkan versi berbeda dari aturan 20 persen bagi para insinyur untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang mereka minati dan dapat mengoordinasikan upaya-upaya internasional dan solidaritas untuk mencapai tujuan kemanusiaan.

Antara lain, Komite Palang Merah Internasional, yang mengabdikan diri untuk melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian sebanyak tiga kali: pada tahun 1917, 1944, dan 1963. Demikian pula, Médecins Sans Frontières, yang memenangkan hadiah tersebut pada tahun 1999, memobilisasi dokter dan perawat untuk mengatasi keadaan darurat kesehatan di seluruh dunia.2 Relawan PBB mendorong integrasi kesukarelaan ke dalam proses

(10)

9

pembangunan dan perdamaian di negara-negara berkembang, bermitra dengan pemerintah dan badan-badan lokal dan internasional lainnya. Dalam semua hal ini, kesukarelaan mendorong pendekatan lintas sektoral dalam pembangunan manusia.

Kerja kreatif juga sama pentingnya untuk memperluas kemampuan masyarakat dan meningkatkan peluang mereka. Ada kontribusi instrumental, yang menghasilkan keuntungan ekonomi langsung, dan kontribusi noninstrumental, yang meningkatkan pengetahuan dan memperluas kohesi sosial. Kontribusi ini tidak bersifat statis;

mereka berinteraksi satu sama lain untuk memperluas pilihan manusia dan memberdayakan masyarakat.3

Karya kreatif tidak hanya memberikan kepuasan diri bagi pekerjanya tetapi juga dapat memberikan kebahagiaan, kesenangan, kepuasan dan kesejahteraan kepada orang lain, menjadikannya barang publik yang penting. Karya seni dari peradaban kuno terus berfungsi sebagai landasan bagi pengetahuan baru. Karya-karya musisi masa lalu terus menginspirasi musik baru. Karya kreatif dapat membangun jembatan kesejahteraan dan kohesi sosial. Dan kesejahteraan ini juga dapat meluas melintasi batas internasional, misalnya melalui kreativitas dalam pariwisata budaya.

E. The link between work and human development is not a automatic ( Hubungan antara Pekerjaan dan Pembangunan Manusia Tidak Otomatis )

Hubungan antara pekerjaan dan pembangunan manusia tidaklah otomatis. Hubungan tersebut tergantung pada berbagai kondisi, mulai dari kualitas pekerjaan bagi individu hingga nilai sosial pekerjaan. Hubungan tersebut dapat bervariasi tergantung pada skala peluang untuk suara dan partisipasi pekerja dan apakah diskriminasi atau bahkan kekerasan biasa terjadi di tempat kerja. Dari perspektif pengembangan manusia, kualitas pekerjaan juga bergantung pada apakah suatu pekerjaan memberikan martabat dan rasa bangga, serta apakah pekerjaan tersebut memfasilitasi partisipasi dan interaksi. Kualitas kerja ini dapat bervariasi secara subyektif berdasarkan negara, keadaan pribadi dan kerangka acuan sebuah kenyataan yang mempersulit pengukuran kualitas kerja di tingkat global.

Kualitas pekerjaan ini juga dapat terpengaruh oleh terlalu banyaknya pekerjaan.

Budaya kerja berlebihan semakin umum terjadi karena difasilitasi oleh semua jenis perangkat seluler yang memungkinkan akses konstan ke tempat kerja. Tekanan dari budaya kerja sepanjang waktu ini terjadi pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi dan bergaji tinggi seperti hukum, keuangan, konsultan, dan akuntansi. Budaya kerja berlebihan dapat mengunci ketidaksetaraan gender, karena keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga menjadi lebih sulit bagi perempuan, yang menanggung bagian yang tidak seimbang dalam

(11)

10

pekerjaan pengasuhan. Kualitas pekerjaan ini juga harus mementingkan kepuasan dan

kebahagiaan pekerja agar hubungan antara pekerjaan dan pembangunan manusia terjalin lebih kuat.

Untuk memperkuat hubungan dengan pembangunan manusia, pekerjaan harus berkelanjutan. Pekerjaan yang berkelanjutan didefinisikan sebagai pekerjaan yang mendorong pembangunan manusia sekaligus mengurangi atau menghilangkan eksternalitas negatif yang dapat dialami dalam skala geografis dan waktu yang berbeda. Pekerjaan berkelanjutan bukan hanya tentang pekerjaan yang dibayar, namun mencakup upaya-upaya yang sering kali berdampak dari para pengasuh, sukarelawan, seniman, advokat, dan lainnya, yang memiliki dampak positif terhadap pembangunan manusia. Selain itu, pekerjaan berkelanjutan

berkonsentrasi pada kegiatan yang dapat mencapai tujuan bersama yaitu keberlanjutan yang tinggi dan pembangunan manusia yang tinggi. Untuk menjalin hubungan yang lebih kuat dengan pembangunan manusia, pekerjaan berkelanjutan harus mengikuti tiga jalur, yaitu terminasi dan transformasi beberapa bentuk pekerjaan yang sudah ada, serta penciptaan bentuk-bentuk pekerjaan baru.

Pekerjaan memiliki nilai bagi masyarakat secara keseluruhan. Seringkali nilai individu dan masyarakat dari pekerjaan bertemu, karena pekerjaan yang ramah lingkungan tidak hanya bermanfaat bagi pekerja, tetapi juga bagi orang lain, termasuk generasi mendatang. Namun, terkadang keduanya berbeda. Terkadang nilai pekerjaan berkurang dan hubungannya dengan pembangunan manusia menjadi lebih lemah karena diskriminasi dan kekerasan di tempat kerja. Diskriminasi yang paling sering terjadi adalah diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, posisi, upah, perlakuan, etnis, ras, kecacatan dan orientasi seksual. Hubungan antara konflik dan pekerjaan ini saling menguatkan karena ekerjaan dapat membantu pembangunan perdamaian, dan pengangguran, jika tumpang tindih dengan ketidakpuasan sosial lainnya dapat merusak.

Konflik kekerasan memiliki banyak dampak yang kompleks terhadap pekerjaan.

Konflik tidak hanya menyebabkan penderitaan dan kematian, tetapi juga menghancurkan mata pencaharian. Akibat kekerasan dan penjarahan, masyarakat kehilangan harta benda, tanah, dan bisnis. Mereka juga mengalami kesulitan untuk bekerja ketika mereka mengungsi, terutama ke daerah atau negara tetangga di mana sumber daya alam dan sumber daya lainnya sudah langka. Hal ini tidak hanya menyebabkan kerugian langsung, tetapi juga mengurangi prospek pemulihan terutama jika konflik diperburuk. Dampak konflik terhadap pekerjaan bervariasi antar kelompok. Sebagai contoh, kaum muda mungkin memiliki lebih sedikit kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif, sehingga mereka lebih rentan terhadap perekrutan oleh geng, pemberontak, atau kelompok teroris. Bahkan setelah konflik berakhir, kaum muda adalah mantan kombatan yang paling mungkin kehilangan pekerjaan.

Konflik juga dapat menambah beban kerja bagi perempuan. Jika laki-laki absen karena

(12)

11

berperang, perempuan menghadapi tanggung jawab kerja yang lebih besar baik yang dibayar maupun tidak dibayar di rumah. Namun, perempuan juga dapat secara aktif terlibat dalam konflik. Di Sudan, perempuan dan anak perempuan berada di garis depan dalam dua perang saudara utara-selatan, baik sebagai kombatan maupun aktivis perdamaian.

F. Work that damages human development (Pekerjaan yang merugikan pembangunan manusia)

Semua orang bekerja dengan tujuan untuk mecari nafkah. Mereka bekerja untuk membuat nilai dan makna yang lebih dalam hidup mereka, tapi sayangnya tidak semua orang dalam pekerjaanya dapat mencapai hal tersebut. Masih terdapat banyak orang yang bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan membatasi pilihan hidupnya. Saat ini masih terdapat jutaan orang bekerja di dalam kondisi yang kejam dan eksploitatif yang melanggar Hak Asasi Manusia dan menghancurkan martabat mereka. Seperti pekerja anak (Child Labourers), pekerja paksa (Forced Labourers), dan pekerja yang diperdagangkan (Traf-Ficked Workers).

1. Pekerja Anak (Child Labourers)

Di sebagian besar masyarakat, terdapat banyak anak-anak yang membantu keluarganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan ikut turut bekerja.

Namun sayangnya, banyak terdapat pekerja anak yang bekerja dengan cara-cara yang dinilai berbahaya, eksploitatif dan merampas masa kanak-kanak, potensi, serta masa depan anak-anak yang dapat membahayakan mereka secara mental, fisik, social atau moral. Hal ini juga dapat menganggu pendidikan mereka dengan memaksa anak-anak membagi waktu antara bekerja dan bersekolah atau bahkan memaksa ank-anak untuk putus sekolah dan hanya focus untuk bekerja.

Kemungkinan terburuk, terdapat juga anak-anak yang diperbudak, dipisahkan dari keluarga mereka, tertular penyakit, atau bahkan dibiarkan mengurus diri sendiri di jalanan kota-kota besar pada usia yang terbilang masih dini.

Di dunia terdapat sekitar 168 juta pekerja anak, hampir 11% dari populasi anak secara keseluruhan yang terdiri atas sekitar 100 juta anak laki-laki dan 68 juta anak perempuan dimana sekitar 23% pekerja anak-anak tersebut berasal dari negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Namun demikian, telah terjadi kemajuan yang signifikan dimana masyarakat mempunyai kesadaran untuk berupaya dalam memastikan anak-anak untuk tetap bersekolah. Selama tahun 2000-2012, jumlah pekerja anak turun sekitar 78 juta, atau hampir sepertiganya.

(13)

12

Penurunan ini terdapat diantara anak perempuan sebesar 40% dan anak laki-laki sebesar 25%

2. Pekerja Paksa (Forced Labourers)

Kerja paksa adalah salah satu jenis pekerjaan yang paling merugikan dalam human development. Pekerjaan ini dapat menghancurkan pilihan dan kebebasan manusia. Kerja paksa ini termasuk pekerjaan atau jasa yang diminta oleh

seseorang dengan ancaman atau hukuman. Kecuali pekerjan-pekerjaan yang diwajibkan seperti wajib militer, kewajiban sipil, atau vonis pengadilan selama pekerjaan atau jasa tesebut berada di bawah pengawasan dan kendali otoritas publik. Perdagangan manusia secara umum mengacu kepada kegiatan perekrutan dan pengangkutan manusia dengan tujuan untuk di eksploitasi. Hal ini biasanya melibatkan penyekapan pekerja dan pemindahan mereka ke negara lain untuk dijadikan pekerja seks, pembantu rumah tangga, atau pekerjaan di pabrik-pabrik pertanian.

Pada tahun 2012, sekitar 21 juta orang di seluruh dunia berada dalam kondisi kerja paksa, diperdagangkan untuk eksploitasi tenaga kerja dan seksual. 14 juta atau sekitar 68% diantaranya mengalami eksploitasi tenaga kerja dan 4,5 juta atau sekitar 22% mengalami eksploitasi seksual dimana dalam hal ini perempuan dan anak-anak perempuan memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dan anak laki-laki. Kerja paksa ini diperkirakan telah menghasilkan sekitar $150 miliar per tahun dalam bentuk keuntungan illegal sejak tahun 2006 dengan keuntungan tertingginya berada di daerah Asia dan Pasifik.

Kerja paksa yang paling ekstrem adalah perbudakan, dimana perbudakan ini dianggap masih lazim terjadi di beberapa bagian dunia. Hubungan kerja yang sering terjadi dengan perbudakan ini adalah adanya jeratan hutang. Di beberapa bagian dunia pada saat terjadi kelangkaan, petani miskin dan penduduk asli dapat menerima uang muka upah atau pinjaman kecil yang terus menumpuk hingga tidak mungkin untuk melunasinya, sehingga mengakibatkan mereka masuk ke dalam perbudakan oleh tuan tanah atau majikan yang meminjami hutang tersebut.

Bentuk lain dari jeratan hutang ini muncul melalui migrasi internasional. Untuk membiayai perjalanan dan mendapatkan pekerjaan di luar negeri, calon pekerja migran harus meminjam uang dalam jumlah besar dari agen. Agen dan majikan kemudian dapat memanipulasi kredit ini untuk menjebak calon pekerja. Dengan demikian, kerja paksa sering terjadi ketika pekerja diberi upah di muka dan

(14)

13

kemudian terjerumus ke dalam hutang yang tidak dapat mereka lunasi sehingga mereka dipaksa untuk melakukan kerja paksa sebagai bentuk pelunasan hutang- hutang yang ada.

3. Pekerja yang diperdagangkan (Trafficked Workers)

Setelah perdagangan senjata dan narkoba, perdagangan manusia merupakan bisnis gelap yang dinilai paling menguntungkan di seluruh dunia dimana

mayoritas korbannya adalah perempuan, namun tidak menutup kemungkinan laki- laki juga menjadi korban. Sebagai contoh, laki-laki dari Bolivia telah

diperdagangkan bersama keluarganya ke Argentina untuk bekerja di pabrik garmen. Tanpa paspor, mereka dikurung di dalam pabrik dan dipaksa bekerja hingga 17 jam sehari.

Pergadangan manusia ini sebenarnya sudah terjadi dalam skala yang besar, namun sulit untuk dinilai. Sulit untuk menilai apakah migrasi dilakukan secara sukarela atau dipaksa, dan sulit untuk mengambil data secara khusus mengenai perdagangan manusia dari data migrasi. Dikarenakan kegiatan ini merupakan kegiatan yang illegal, para korban tidak mau melaporkan mengenai perdagangan manusia ini karena takut dideportasi. Antara tahun 2007-2010, korban

perdagangan orang dari 136 kebangsaan ditemukan di 118 negara dimana sekitar 55%- 60% dari korban adalah perempuan. Sebagian besar diperdagangkan untuk eksploitasi seksual atau bekerja sebagai pekerja paksa.

G. Workers at risk ( Pekerja Beresiko)

Meskipun semua pekerja mungkin mengalami situasi yang penuh kekerasan, kelompok-kelompok tertentu merupakan kelompok yang paling rentan, termasuk pekerja migran ilegal, pekerja rumah tangga, pekerja seks, dan pekerja di industri berbahaya.

1. Pekerja migran ilegal dan legal

Di antara pekerja yang berisiko dieksploitasi adalah perempuan.

Dengan adanya perlindungan yang tepat, pekerjaan rumah tangga dapat memberdayakan masyarakat dan membantu mengangkat keluarga keluar dari kemiskinan. Namun eksploitasi sering terjadi pada pekerjaan rumah tangga yang dibayar, khususnya bagi pekerja migran perempuan di negara-negara berkembang. Eksploitasi di rumah-rumah penduduk sering kali berada di luar cakupan undang-undang ketenagakerjaan. Pengusaha menggunakan ancaman

(15)

14

dan paksaan untuk membayar upah yang rendah atau bahkan tidak sama sekali. Mereka dapat memaksa pekerja rumah tangga untuk bekerja dengan jam kerja yang Panjang hingga 18 jam sehari tanpa hari libur yang membatasi pergerakan dan potensi interaksi sosial mereka.

Kondisi kerja seringkali buruk, dengan sedikit makanan dan tidak adanya akses terhadap perawatan medis. Pekerja rumah tangga juga bisa menjadi sasaran kekerasan fisik atau seksual. Meski begitu, banyak pekerja rumah tangga yang merasa wajib untuk tetap bekerja pada majikan yang melakukan kekerasan karena mereka harus bekerja untuk menghidupi keluarga mereka sendiri.

2. Pekerja sex

Menurut definisi Majelis Umum PBB, pekerja seks mencakup

perempuan, laki-laki dan transgender dewasa serta remaja berusia 18 tahun ke atas yang menerima uang atau barang sebagai imbalan atas layanan seksual, baik migran ilegal dari negara lain. Mereka seringkali menjadi korban perdagangan manusia sehingga harus melalui proses yang berisiko dan terkadang mengancam jiwa untuk mencapai tujuan mereka. Jaringan pelaku perdagangan orang mengambil uang dari calon migran yang mencoba menyeberang secara ilegal ke negara lain.

Pada tahun 2014, sekitar 3.500 orang, mungkin lebih banyak lagi, kehilangan nyawa mereka di Laut Mediterania ketika kapal penyelundup manusia yang menuju Eropa, terutama dari Libya, terbalik atau tenggelam.

Dalam banyak kasus, pekerja migran legal – khususnya pekerja

berketerampilan rendah dan bergaji rendah,juga menjadi sasaran pelanggaran hak, kondisi yang tidak aman, penghinaan dan bahkan pelecehan. Beberapa bekerja berjam-jam dengan upah rendah dan sedikit waktu istirahat. Mereka bisa terjebak di tempat kerja jika majikan menyita paspor atau dokumen lainnya.

3. Pekerja local

Pekerjaan rumah tangga yang dibayar merupakan sumber pendapatan penting bagi jutaan pekerja, sebagian besar secara teratur atau kadang-kadang.

Sebagian besar negara memiliki undang-undang yang melarang pembelian, penjualan atau fasilitasi layanan seksual serta permintaan seks, pengoperasian rumah bordil dan hidup dari pendapatan dari bekerja seks. Rekomendasi 200

(16)

15

tentang HIV dan Dunia Kerja Organisasi Perburuhan Internasional mencakup pekerja seks dan merekomendasikan agar pemerintah mengakui pekerja seks sebagai sebuah pekerjaan, sehingga dapat diatur untuk melindungi pekerja dan kliennya. Pekerjaan seks melibatkan eksploitasi, pelecehan, kekerasan dan ketidakamanan, yang semuanya merusak pembangunan manusia dalam hal hak pilihan dan pilihan.

Pembatasan hukum terhadap pekerja seks dan aktivitas terkait membuat pekerja seks terpaksa pindah ke lingkungan yang tidak aman, sehingga meningkatkan risiko kekerasan dan infeksi menular seksual, termasuk HIV. Pemodelan terbaru yang dilakukan oleh The Lancet menunjukkan bahwa dekriminalisasi pekerja seks dapat mencegah 33-46 persen infeksi HIV pada dekade berikutnya baik pada epidemi yang bersifat umum maupun terkonsentrasi. Bukti dari India menunjukkan bahwa kegiatan yang dipimpin oleh kelompok pekerja seks telah membantu mengidentifikasi 80 persen pekerja seks yang diperdagangkan. anak di bawah umur dan perempuan di Benggala Barat, menunjukkan Perdagangan migran ilegal baru- baru ini meningkat sehingga pekerja seks dapat menjadi sekutu dalam

membantu para korban tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini membahas wirausaha dalam perspektif al quran dan al

Makalah ini membahas tentang hakikat manusia menurut

Makalah ini membahas aspek hukum malpraktik dalam praktik kedokteran dari perspektif hukum

Makalah ini membahas tentang Pasar Bebas Di Era Globalisasi Dalam Perspektif Ekonomi

Makalah ini membahas tentang manajemen sumber daya

Makalah ini membahas tentang sistem ekskresi pada

Makalah ini membahas perspektif global dari IPTEK, transportasi, komunikasi, dan

Makalah ini membahas tentang konsep budaya dalam pelayanan kebidanan yang memperhatikan perspektif budaya