PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
- Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
- Berpikir Kritis
- Karakteristik Berpikir Kritis
- LKPD Berpikir Kritis
- Hasil Penelitian Yang Relevan
- Kerangka Pikir
Johson secara khusus mengatakan dalam Yaumi bahwa berpikir kritis adalah proses terstruktur yang dapat digunakan siswa untuk mengevaluasi fakta, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Keterampilan berpikir kritis sangat penting untuk dikembangkan karena siswa dapat lebih mudah memahami konsep, memecahkan masalah, dan menerapkan konsep dalam berbagai situasi, sehingga menjadikan anak kreatif dan mandiri. Keterampilan berpikir kritis dapat menjamin siswa memahami berbagai disiplin ilmu, mandiri dan intelektual, serta mengembangkan potensi siswa.
Menurut Fisher (Kaniaty dkk, 2018;2), berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Menurut Beyer dalam Desmita, setidaknya ada 10 keterampilan berpikir kritis yang dapat digunakan siswa untuk berargumentasi atau membuat pertimbangan yang sah (valid), yaitu; (1) Keterampilan membedakan fakta yang dapat diverifikasi dan pernyataan nilai yang sulit diverifikasi (menguji kebenarannya); (2) membedakan informasi, klaim, atau alasan yang relevan dan tidak relevan; (3) Menentukan ketepatan faktual (kebenaran) suatu pernyataan; (4) Menentukan keterpercayaan (credibility) suatu sumber; (5) Mengidentifikasi klaim atau argumen yang ambigu; (6) Identifikasi asumsi yang tidak dinyatakan; (7) Detection bias (menemukan penyimpangan); 8) Mengidentifikasi kesalahan logika; (9) Mengenali inkonsistensi logika dalam penalaran; (10) Menentukan kekuatan suatu argumen atau klaim. Lembar kerja siswa yang mengacu pada berpikir kritis merupakan bagian dari perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa lembaran-lembaran yang berisi rangkaian kegiatan atau tugas yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian Abd.Rahman dkk. 2017) dengan judul “Pengembangan LKPD berbasis berpikir kritis pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada mata pelajaran kimia di SMA” menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan telah dinyatakan valid dan efektif sehingga LKPD berbasis berpikir kritis layak digunakan oleh guru dan guru. siswa. Hasil penelitian yang relevan juga ditunjukkan oleh Sari (2019) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (SWW) Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Ekosistem MTs Kelas VII” yang menunjukkan bahwa SWW berbasis keterampilan berpikir kritis dikategorikan sangat sesuai untuk diterapkan. digunakan sebagai sumber belajar alternatif Biologi.
METODE PENELITIAN
- Defenisi Operasional Variabel
- Subjek Penelitian…
- Model Pengembangan
- Prosedur Penelitian
- Instrument Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Tahap implementasi LKPD berpikir kritis pada materi gerak melingkar yang telah dikembangkan dan divalidasi telah diuji cobakan kepada siswa. Instrumen persepsi siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa mengenai materi LKPD berpikir kritis gerak melingkar. Selain itu, 64,7% siswa sangat setuju bahwa tulisan pada LKS berpikir kritis jelas dan mudah dibaca.
76,5% siswa sangat setuju LKS berpikir kritis ditulis dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Terdapat 47,1% siswa yang sangat tidak setuju alat dan bahan pada LKS berpikir kritis kurang lengkap. 64,7% siswa sangat setuju bahwa berpikir kritis dalam LKPD memberikan ruang untuk menuliskan hasil LKPD.
Selain itu, 76,5% siswa sangat setuju bahwa kegiatan berpikir kritis di LKPD membantu mereka mencapai tujuan. Dari jawaban siswa LKPD terlihat jelas bahwa siswa tertarik untuk berpikir kritis pada LKPD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Analisis
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara kepada 2 orang guru fisika dan 17 siswa MAS Kaduaja untuk melihat permasalahan yang ada di sekolah dan potensi pengembangan LKPD. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa menunjukkan bahwa 78,9% siswa tidak berminat belajar terutama dalam mengerjakan praktikum LKPD yang memerlukan kerjasama tim atau kelompok. Dari LKPD yang digunakan di sekolah terlihat bahwa 73,7% LKPD kurang menarik bagi siswa karena LKPD hanya berisi materi dan soal tanpa kerja praktek.
Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dalam kegiatan pembelajaran sehingga minat belajar siswa tidak berkembang dengan baik. Peneliti melihat potensi pengembangan berpikir kritis di LKPD menjadi tujuan utama LKPD, karena merupakan upaya meningkatkan minat belajar melalui berpikir kritis di LKPD. Selama observasi peneliti menemukan 78,9% siswa tidak tertarik belajar dan merasa bosan karena LKPD hanya berisi soal-soal.
Setelah dilakukan wawancara langsung kepada siswa, ternyata menurut siswa, kegiatan praktikum di sekolah dalam pelaksanaannya masih hanya mengerjakan soal-soal saja dan masih berupa pembuktian konsep, sehingga untuk memahami suatu konsep masih harus menghafal tanpa dikaitkan dengan melakukan eksperimen. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dilakukan salah satu upaya untuk membuat bahan ajar penunjang kegiatan praktikum berupa LKPD berpikir kritis dengan tampilan menarik dan bahasa yang mudah dipahami.
Tahap Desain
Selain itu, praktikum juga jarang dilakukan di sekolah, dan sangat jarang alat dan bahan yang ada di sekolah cukup lengkap meskipun jumlahnya tidak mencukupi. Pada halaman tersebut terdapat judul, gerak melingkar beraturan (GMB), dan letak identitas siswa. Halaman Kompetensi Inti mencantumkan kompetensi inti, indikator, dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, serta petunjuk umum yang akan memandu Anda sebelum melakukan percobaan.
Dimana terdapat penjelasan mengenai ciri-ciri gerak melingkar beraturan (GMB), persamaan kecepatan sudut, persamaan kecepatan linier dan persamaan percepatan sentripetal. Halaman alat dan bahan berisi petunjuk observasi dan alat yang digunakan dalam eksperimen berpikir kritis LKPD. Pada bagian ini siswa membuat asumsi (kesimpulan) tentang apa yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan selama percobaan.
Tahap Pengembangan
Pada Gambar 4.9 terlihat bahwa pada setiap aspek mulai dari format, isi, bahasa dan manfaat/kegunaan LKPD diperoleh kriteria pada tingkat sangat kuat dengan besaran persentase masing-masing. Dari nilai persentase tersebut terlihat bahwa persentase tertinggi terdapat pada aspek format yaitu sebesar 92,5%, sedangkan persentase terendah terdapat pada aspek bahasa yaitu sebesar 81,2%. Namun rata-rata seluruh aspek sebesar 86,1% menunjukkan bahwa aspek tersebut mempunyai kriteria sangat kuat.
Awalnya sebelum revisi tidak ada keterangan gambar yang dimasukkan pada langkah uji coba, setelah revisi ditambahkan keterangan gambar pada langkah uji coba. Kemudian pada tabel percobaan uraian tabel tidak dicantumkan, setelah direvisi uraian tabel dimasukkan dalam hasil percobaan. Berdasarkan Gambar 4.10 terlihat kriteria pada setiap aspek mulai dari format, isi dan bahasa tercapai pada tingkat sangat kuat dengan jumlah penyajian masing-masing mencapai 95,8%.
Dari nilai penyajian aspek ini terlihat bahwa penyajian tertinggi adalah linguistik yaitu sebesar 95,8% dan terendah adalah format yaitu sebesar 81,2%. Rata-rata keseluruhan aspek sebesar 89,6% yang menunjukkan bahwa aspek tersebut berada pada kriteria sangat kuat.
Tahap Implementasi
Berdasarkan Tabel 4.2, respon siswa terhadap LKPD berpikir kritis berdasarkan kategori indikator, respon, rata-rata, dan penilaian LKPD secara umum dijelaskan pada Tabel 4.3 berikut ini. Hasil analisis pada aspek ini menunjukkan bahwa 82,4% siswa sangat setuju bahwa LKPD berpikir kritis menuntut rasa ingin tahu, dan 76,5% siswa sangat tidak setuju LKPD tidak menarik digunakan untuk pembelajaran. Hasil analisis pada aspek ini menunjukkan bahwa 82,4% siswa sangat setuju bahwa LKPD menarik sehingga tidak membosankan.
Terdapat 58,8% siswa yang sangat tidak setuju materi di LKPD disusun secara acak sehingga sulit saya pahami. Selanjutnya 64,7% siswa sangat tidak setuju karena soal di LKPD tidak jelas sehingga saya kesulitan melakukannya. Hasil analisis pada aspek ini menunjukkan bahwa 52,9% siswa setuju sepenuhnya bahwa prosedur kerja di LKPD jelas dan mudah dipahami.
Dan terdapat 58,8% siswa yang sangat tidak setuju bahwa eksperimen yang dilakukan di LKPD tidak sesuai dengan materi. Hasil analisis pada aspek ini menunjukkan bahwa 82,4% siswa sangat tidak setuju bahwa kegiatan di LKPD menyulitkan mereka untuk terlibat aktif dalam percobaan. Terdapat 88,2% siswa yang sangat setuju bahwa LKPD membuat saya berpikir kritis lebih dalam terhadap materi fisika.
Tahap Evaluasi
Pembahasan
Sari pada tahun 2019 berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Pada Materi Ekosistem MTs Kelas VII. kelas' menunjukkan bahwa LKPD berbasis keterampilan berpikir kritis dikategorikan sangat layak digunakan sebagai alternatif sumber belajar biologi. Penelitian yang menghasilkan prototipe LKS berpikir kritis materi gerak melingkar beraturan (GMB) dengan model EDDIE ini praktis dan menarik bagi siswa. Kami berharap penerapan berpikir kritis LKPD selanjutnya dapat digunakan secara utuh dan disertai sumber referensi lain serta disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa.
Siswa (LKPD) berpikir kritis tentang matematika, kelarutan dan produk dalam mata pelajaran kimia SMA. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) berbasis Predict-Observation-Explain (POE) untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpikir Kritis (LKPD) Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa SMA.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Sint Carolus Kota Bengkulu. Menyelesaikan permasalahan bisnis dan energi dengan model pembelajaran proyek dilihat dari kemampuan berpikir kritis siswa. Pengembangan model pembelajaran lembar kerja siswa (LKPD) berbasis masalah yang memperhatikan gender untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi IPA.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) pembelajaran biologi berbasis keterampilan berpikir kritis pada materi Ekosistem MT Kelas VII. Pernyataan-pernyataan yang disajikan dalam angket sudah cukup mewakili tanggapan siswa terhadap LKPD yang dikembangkan. Siswa mampu mengidentifikasi besaran frekuensi, periode, posisi sudut, kecepatan linier, kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan.
Siswa dapat menghitung kecepatan sudut, kecepatan linier, dan posisi sudut pada gerak melingkar dengan kecepatan konstan. Gerak melingkar beraturan (GMB) adalah jenis gerak yang mirip, tetapi tidak sama dengan, gerak lurus beraturan (GLB). Siswa dapat mengidentifikasi besaran frekuensi, periode, posisi sudut, kecepatan linier, kecepatan sudut pada sambungan roda.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Pengembangan LKPD berpikir kritis pada materi gerak melingkar beraturan (GMB) masih mempunyai keterbatasan dalam cakupan materi. Pendidik sekolah menengah khususnya guru fisika hendaknya mengembangkan perangkat pengajaran agar terpenuhi fasilitas siswa dalam proses pembelajaran. Aplikasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Masalah (PBL) untuk minat belajar dan penguasaan konsep fisika pada materi audio untuk siswa kelas VIII MT Madani Alauddin PaoPao.
Pengembangan Kegiatan Diskusi Lembar Kerja Siswa (LKPD) Integrasi Nilai-nilai Islam dengan Pendekatan Picture Puzzle pada Mata Pelajaran Pecahan Kelas VII MTs Nurul Islam Lampung Selatan. Bedanya tidak kentara, jika pada gerak melingkar beraturan (GMBB), percepatan sudutnya tetap, sedangkan pada gerak melingkar beraturan (GMB) kecepatan sudutnya tetap.