• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA CAMPALOGA KECAMATAN TOMMO KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA CAMPALOGA KECAMATAN TOMMO KABUPATEN "

Copied!
120
0
0

Teks penuh

Tingkat pendidikan responden petani kelapa sawit dan kakao swadaya di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak awal tahun 90an, harga Minyak Sawit Mentah (CPO) meningkat drastis seiring dengan peningkatan konsumsi minyak sawit sebesar 7-8% setiap tahunnya di seluruh dunia (Dirjen Bina Produksi Perkebunan, 2005). Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai lembaga internasional berupaya untuk menggalakkan sertifikasi kelapa sawit, salah satunya adalah Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang mendukung petani dalam produksi minyak sawit berkelanjutan. Kakao merupakan salah satu produk pertanian Indonesia yang cukup dominan. Pertanian yang paling dominan ditanam di Kabupaten Mamuju adalah tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit dan tanaman perkebunan lainnya adalah kakao.

Kakao merupakan salah satu produk utama nasional setelah karet, kelapa sawit, kopi dan teh. Sulawesi Barat merupakan provinsi hasil pemekaran provinsi Sulawesi Selatan, mempunyai topologi iklim dan tanah yang cocok untuk kondisi pertumbuhan tanaman kelapa sawit (Elaeisguineensis Jacq) dan tanaman kakao. Tanaman kelapa sawit dan kakao mempunyai potensi besar untuk dikembangkan atau dibudidayakan di Sulawesi Barat, khususnya di Kecamatan Tommo Desa Campaloga Kabupaten Mamuju.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Kelapa Sawit
  • Kakao
  • Pendapatan
  • Ilmu Usahatani
  • Biaya
  • Pola Swadaya
  • Kerangka Pikir

Menurut Sukirno (2000), pendapatan individu adalah pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Berhasil tidaknya suatu usaha peternakan dapat diukur dari besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam menjalankan usahataninya.Pendapatan dapat diartikan sebagai sisa penyusutan hasil panen dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Produksi dapat ditingkatkan dengan mengalokasikan biaya produksi seoptimal mungkin, sehingga produktivitas tanaman dapat meningkat dan pendapatan yang optimal dapat diberikan kepada petani kakao dan kelapa sawit.

Misalnya saja perlakuan terhadap sarana produksi seperti pemberian pupuk yang tidak memenuhi dosis anjuran dapat menurunkan produksi yang dimiliki petani dan menurunkan pendapatan yang diperoleh petani. Pendapatan yang dihasilkan dari kedua komoditas tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan rumus pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dari komoditas kakao dan kelapa sawit dengan pola swadaya atau petani yang tidak memiliki kemitraan atau petani yang memiliki lahan sendiri kemudian dibandingkan komoditas mana yang lebih efisien. hasil. .

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Produksi
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Produksi

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Teknik Penentuan Sampel

Jenis dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Luas lahan responden usahatani kakao dan kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju adalah sebagai berikut. Rata-rata penggunaan biaya variabel pada usahatani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Biaya tetap (penyusutan truk) pada petani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Biaya variabel (tenaga pemangkasan) pada petani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Biaya Variabel (Tenaga Penyemprotan) Bagi Petani Kelapa Sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Biaya Variabel (Tenaga Pemupukan) Bagi Petani Kelapa Sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Biaya variabel (tenaga panen) pada petani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Biaya variabel (tenaga pasca panen) pada petani kakao di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Biaya variabel (tenaga pasca panen) pada petani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Total biaya variabel (biaya pupuk dan herbisida) usahatani kakao di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Total biaya variabel (biaya pupuk dan herbisida) usahatani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Total biaya variabel (biaya tenaga kerja) usahatani kakao di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Total biaya variabel (biaya tenaga kerja) usahatani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Tabel 1 : Jumlah Penduduk di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten  Mamuju
Tabel 1 : Jumlah Penduduk di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju

Defenisi Operasional

Letak Geografis

Umumnya lokasi penelitian berada di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Desa yang mempunyai wilayah terluas adalah Desa Leling dengan luas 242,62 km2 atau 31,68 persen dari luas wilayah Kecamatan Tommo. Sedangkan desa dengan wilayah tersempit adalah Desa Malino dengan luas 10,20 km2 atau 1,33 persen dari luas wilayah Kecamatan Tommo.

Desa terjauh dari ibu kota Kecamatan Tommo adalah Desa Leling Utara yang berjarak 45 km. Secara geografis Kabupaten Tommo mempunyai batas wilayah : Kabupaten Mamuju Utara - Tengah, Kabupaten Mamuju Selatan - Kabupaten Kalumpang, Kabupaten Mamuju Barat - Kabupaten Sampaga, Provinsi Sulawesi Timur - Selatan.

Kondisi Demografis

Kondisi Lokasi Penelitian

Identitas Responden

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang melakukan budidaya kakao dan kelapa sawit secara mandiri di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, terbanyak berada pada kelompok umur 43-48 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 26,66. . Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani maka semakin tinggi pula pengetahuan petani terhadap teknologi. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian merupakan penunjang dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit mandiri dan cara bertaninya, oleh karena itu klasifikasi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden usaha tani kakao dan kelapa sawit swadaya di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju yang tidak bersekolah sebanyak 1 orang dengan persentase 3,33%, SD sebanyak 16 orang dengan persentase 3,33%. persentase 53,33%, SMP sebanyak 5 orang. dengan. Klasifikasi jumlah keluarga yang dinafkahi responden di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang melakukan usahatani kakao dan kelapa sawit swadaya di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 1 orang atau sebesar 3,33%, responden mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 2 atau 4 orang atau.

Responden yang mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 3 orang sebanyak 13,33% sebanyak 14 orang atau 46,66% responden yang mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 4 orang, jumlah tanggungan responden sebanyak 4 orang atau 13,33%, jumlah tanggungan responden sebanyak 5 orang atau 16,66%. Data tersebut menunjukkan bahwa pengalaman tersebut merupakan sebuah potensi dalam pengembangan budidaya kelapa sawit dan kakao subsisten di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, dengan asumsi bahwa pengalaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petani untuk bertindak rasional, namun tetap selalu membayar. . waspada terhadap segala risiko yang mungkin timbul, seperti yang pernah ia lalui. Selain tingkat pendidikan dan pengalaman bertani, tingkat pendapatan responden juga dipengaruhi oleh luas lahan.

Semakin luas lahan yang dikelola petani, maka semakin banyak pula hasil produksi dan pendapatan yang diperolehnya. Data tersebut menunjukkan bahwa luas lahan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jumlah produksi dan pendapatan petani kakao di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. Data tersebut menunjukkan bahwa luas lahan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jumlah produksi dan pendapatan petani kelapa sawit di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju.

Tabel 3 : Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur
Tabel 3 : Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur

Biaya Produksi Usahatani Kakao dan Kelapa Sawit Pola Swadaya

Rata-rata penyusutan alat dodos yang digunakan petani dalam satu tahun atau satu musim tanam kelapa sawit adalah Rp 22.000. Untuk alat Egrek rata-rata penyusutannya sebesar Rp. 4.333 untuk rata-rata biaya penyusutan gunting yang digunakan petani kakao dalam satu tahun atau satu musim tanam kakao yaitu sebesar Rp 15.388 dan rata-rata penyusutan satu karung sebesar Rp 52.000. Rata-rata biaya pajak yang dikeluarkan petani kakao adalah Rp 24.050/tahun.

Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada banyaknya barang yang dikeluarkan seperti pupuk, obat-obatan dan upah buruh seperti terlihat pada Tabel 10 dan 11. Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani kakao di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Mamuju kabupaten dengan luas lahan berkisar antara 0,25 Ha sampai dengan 2 Ha. Rata-rata biaya/ha penggunaan pupuk sebesar Rp 1.012.916/ha dan rata-rata biaya penggunaan obat-obatan atau herbisida sebesar Rp 252.097/ha.

Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju dengan luas lahan berkisar antara 0,50 Ha sampai dengan 2 Ha. Rata-rata biaya/ha penggunaan pupuk sebesar Rp 822.056/ha dan biaya rata-rata untuk. 383.177/ha, biaya tenaga kerja panen rata-rata Rp 437.757/ha dan biaya pasca panen rata-rata Rp.

Tabel 9 Rata-rata Penggunaan Biaya Tetap ( Penyusutan Alat ) Kakao dan  Kelapa Sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten  Mamuju
Tabel 9 Rata-rata Penggunaan Biaya Tetap ( Penyusutan Alat ) Kakao dan Kelapa Sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju

Pendapatan Usahatani Kakao dan Kelapa Sawit Pola Swadaya

Kemudian pendapatan petani sawit dari hasil pertanian subsisten sebesar Rp dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp per tahun. Dari tabel pendapatan swadaya petani kakao dan kelapa sawit, terlihat perbandingan pendapatan yang diterima dari penggunaan berbagai jenis pupuk, herbisida, tenaga kerja dan pajak. Bagi petani kakao, pendapatan bersihnya sebesar Rp per tahun, sedangkan pendapatan bersih dari produk kelapa sawit sebesar Rp per tahun.

Rata-rata pendapatan pertanian petani kakao dan sawit pada model swasembada adalah perluasan tanaman dan per hektar rata-rata pendapatan budidaya kakao sebesar Rp per tahun, sedangkan rata-rata pendapatan budidaya kelapa sawit sebesar Rp per tahun. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata pendapatan tahunan usahatani kakao dan kelapa sawit swasembada digunakan uji analisis beda (uji t), yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 13. Pengujian dilakukan melalui uji mandiri. . Uji t sampel komparatif membandingkan rata-rata pendapatan petani kakao dan kelapa sawit Model swadaya di desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju yang terdiri dari responden yang memiliki dua komoditas yaitu kakao dan kelapa sawit, sehingga data yang dihasilkan tidak berpasangan .

Hasil analisis perbandingan sampel uji t pada Tabel 13 menunjukkan selisih rata-rata pendapatan produksi kakao sebesar Rp. tahun dan kelapa sawit Rp. tahun di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju diperoleh nilai sig (satu sisi) sebesar 0,0099>0,05 dan nilai korelasi Pearson sama dengan tingkat kepercayaan 99% maka dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti artinya terdapat perbedaan nyata antara rata-rata pendapatan usahatani Kakao dan Kelapa Sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju. Hasil penelitian perhitungan uji statistik pendapatan budidaya kakao subsisten dan kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata pendapatan antara pendapatan budidaya kakao subsisten dan kelapa sawit. . budidaya kelapa sawit akibat selisih harga total antara budidaya kakao dan kelapa sawit Pola budidaya kelapa sawit swadaya dimana pendapatan dari kakao lebih besar dibandingkan pendapatan dari kelapa sawit pada tingkat harga yang berbeda.

Tabel  12  menunjukkan  bahwa  penerimaan  petani  kakao  dari  hasil  usahatani kakao dan kelapa sawit pola swadaya adalah sebesar Rp 1,141,706,400  dengan  rata-rata  penerimaan  sebesar  Rp  38,056,400  /Tahun
Tabel 12 menunjukkan bahwa penerimaan petani kakao dari hasil usahatani kakao dan kelapa sawit pola swadaya adalah sebesar Rp 1,141,706,400 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 38,056,400 /Tahun

Kesimpulan

Saran

Analisis Budidaya Kelapa Sawit Di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Kabupaten Katingan. Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas PGRI Palangka Raya. Diakses 18 Januari 2013. Lampiran 4: Jumlah hasil produksi dan pendapatan petani kakao dalam satu tahun di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. Lampiran 5 : Jumlah hasil produksi dan pendapatan petani kelapa sawit dalam satu tahun di Desa Campaloga, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju.

Lampiran hasil analisis uji perbedaan (perbandingan) antara usahatani kakao dan pola swadaya usahatani kelapa sawit di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju.

Gambar 1. Proses Pemangkasan Kakao
Gambar 1. Proses Pemangkasan Kakao

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Produksi
Tabel 1 : Jumlah Penduduk di Desa Campaloga Kecamatan Tommo Kabupaten  Mamuju
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia di Desa Campaloga  Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju
Tabel 3 : Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Potensi Vegetasi Pakan Lebah Madu Trigona sp Di Kecamatan Barru Kabupaten