Nutrisi: Pada pasien pasca operasi, kebutuhan nutrisi biasanya terganggu akibat mual dan muntah, nyeri perut, pasien harus berpuasa, dan sistem pencernaan yang belum optimal. Eliminasi : Pada pasien pasca operasi sering mengalami konstipasi dan tidak dapat buang angin akibat berkurangnya gerak peristaltik usus. Aktivitas: Pasien ileus pasca operasi biasanya mengalami kesulitan bergerak karena kelelahan dan nyeri.
Pemeriksaan: Dapat terlihat tanda-tanda dehidrasi, antara lain turgor kulit buruk, mulut dan lidah kering. Auskultasi: Pada auskultasi ileus obstruktif, terdengar borborygmus bernada tinggi disertai nyeri kolik, namun temuan ini sering tidak ada selama beberapa waktu dengan adanya obstruksi. Pada ileus paralitik, gendang timpani mungkin tidak terdengar sama sekali dengan bising usus yang lemah dan jarang.
Mukosa rektum terlihat halus, dan jika penyebab obstruksi adalah massa atau tumor di anorektum, maka akan teraba benjolan, yang harus kita kaji ukurannya, jumlah permukaannya, konsistensinya, serta jaraknya. anus dan perkiraan diameter lumen yang dapat dilewati jari. Pada ileus obstruktif usus, tinja tidak teraba pada alat digital rektal dan tidak ditemukan pada sarung tangan. Terdapat darah pada sarung tangan jika penyebab ileus obstruktif adalah lesi intrinsik pada usus (Sjamsuhidajat & Jong, 2005) 5. Data psikologis.
Pengetahuan, persepsi, pemahaman: Dengan mengidentifikasi pengetahuan, persepsi, pemahaman, pasien dapat membantu perawat merencanakan konseling dan tindakan untuk mempersiapkan keadaan emosional pasien.
Evaluasi
Konsep Dasar Ileus Obstruktif 1 Pengertian
- Anatomi 1. Usus Halus
- Klasifikasi
- Etiologi
- Patofisiologi
- Pathway
- Manifestasi Klinis
- Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
Usus halus terletak pada lipatan-lipatan di dalam rongga perut, termasuk bagian terpanjang saluran cerna, yang terbentang dari ostium pilorus lambung hingga pleksus ileocaecal. Duodenum merupakan bagian usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya dengan usus kosong (jejunum). Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m dan mempunyai diameter lumen lebih besar dibandingkan usus halus.
Usus besar mempunyai perbedaan ciri dibandingkan usus halus yaitu diameternya lebih besar yang disertai cacing pita: taenia libera, taenia mesocolica, dan taenia omentalis. Obstruksi usus yang terjadi hanya bersifat parsial, sehingga makanan masih dapat keluar sedikit, buang air besar sedikit, dan perut kembung masih dapat terjadi. Obstruksi usus yang terjadi disertai dengan terganggunya aliran darah sehingga menimbulkan iskemia dan berakhir dengan nekrosis atau gangren.
Tumor adalah penyebab paling umum dari intususepsi pada orang dewasa, dan pada kasus obstruksi usus, gejalanya tidak jelas, dan sulit untuk menentukan apakah suatu kelainan atau bukan, kecuali disertai dengan perdarahan atau peritonitis. Penyakit Hirschprung merupakan penyebab paling umum dari obstruksi usus dataran rendah dan terjadi pada masa neonatal, namun dapat juga disebabkan oleh gangguan persarafan pada usus atau tidak adanya sel ganglion pada dinding usus. Pada pencekikan, perubahan fisiologis diperumit oleh efek obstruksi usus besar tidak sebesar pada obstruksi usus halus.
Tanda-tanda obstruksi usus halus antara lain adalah distensi perut, yang akan sangat terlihat dengan obstruksi usus halus di bagian distal ileum, atau distensi mungkin tidak terjadi jika obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus, dan peningkatan bising usus. Pada sumbatan tingkat tinggi, defekasi tetap terjadi akibat lewatnya isi lumen di bawah area sumbatan. Aspek obstruksi usus halus yang paling spesifik adalah distensi usus halus (diameter > 3 cm), adanya kadar cairan udara dalam posisi setengah duduk dan kurangnya udara di usus besar.
Negatif palsu dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologi bila letak obstruksi berada di proksimal usus halus dan bila lumen usus hanya terisi cairan tanpa udara. Temuan lain pada obstruksi usus termasuk zona transisi dengan dilatasi usus proksimal, dekompresi usus distal, kontras intraluminal yang tidak dapat melewati obstruksi, dan gas atau cairan di usus besar. Obstruksi usus merupakan salah satu kegawatdaruratan pembedahan perut karena kondisi umum yang memburuk dalam waktu singkat.
Obstruksi usus halus menyumbang sekitar 20% dari seluruh operasi darurat, dan jika tidak diobati, angka kematian mendekati 100%. Dekompresi usus melalui usus kecil atau selang nasogastrik sangat membantu dalam sebagian besar kasus obstruksi usus kecil.
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi 2.1 Pengertian Kesiapan peningkatan Nutrisi
- Etiologi
- Pengertian Nutrisi
- Fungsi Nutrisi
- Elemen Elemen Nutrisi
Nutrisi adalah proses penyediaan energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel-sel tubuh (Sunarsih, 2016). Zat gizi adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, pencegahan defisiensi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, pemeliharaan fungsi tubuh, kesehatan jaringan dan suhu tubuh, meningkatkan penyembuhan dan membangun kekebalan tubuh ( Sunarsih, 2016). Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Karbohidrat, lemak dan protein disebut zat gizi energi karena merupakan sumber energi dari makanan, sedangkan vitamin, mineral dan. Karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, yang kemudian digunakan oleh tubuh, dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Protein merupakan salah satu unsur gizi yang berperan penting dalam pembentukan senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi.
Protein diserap dalam bentuk asam amino dan, bersama dengan darah, dibawa ke hati, di mana ia kemudian dibersihkan dari racun. Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori lebih banyak dibandingkan karbohidrat dan protein. Vitamin merupakan senyawa organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit dan tidak dapat diproduksi di dalam tubuh.
Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, penting untuk kinerja fungsi metabolisme. Prasangka Berprasangka buruk terhadap jenis makanan tertentu yang mengandung nilai gizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya di beberapa daerah tempe merupakan sumber protein nabati yang sangat murah dan baik, namun tidak dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari karena dianggap mengkonsumsi tempe akan menurunkan derajat seseorang.
Misalnya saja di beberapa daerah terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi remaja putri, padahal buah-buahan tersebut merupakan sumber vitamin yang baik. Preferensi Memiliki preferensi yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat menyebabkan kurangnya variasi makanan yang dikonsumsi sehingga tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan secara seimbang sehingga menyebabkan banyak kasus gizi buruk pada remaja karena asupan nutrisinya tidak mencukupi. tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Status ekonomi yang buruk biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi dan status ekonomi yang memadai memudahkan dalam menyediakan makanan bergizi.
Konsep Dasar Manajemen Nutrisi
Syarat Diet
Jenis Diet dan Pemberian 1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Makanan yang tidak dianjurkan pada DPB III adalah makanan dengan bumbu pedas dan minuman yang mengandung karbon dioksida.
Diet Makanan Cair
Tujuan dari diet cairan bening adalah memberikan makanan dalam bentuk cair yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh, mudah diserap dan sedikit meninggalkan residu, sehingga mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat 3. Tidak merangsang saluran pencernaan dan mudah diserap 4. Porsi kecil dan sering diberikan. Pada pasien yang menjalani operasi besar/operasi gastrointestinal seperti laparotomi, pola makannya disesuaikan sebagai berikut.
Mengamati bising usus pasien dengan melakukan auskultasi perut, rata-rata kembalinya motilitas usus setelah operasi adalah 6-8 jam. Test feeding dilakukan dengan mendorong pasien untuk minum atau menyuntikkan cairan langsung melalui NGT. Jika pasien tidak mengalami mual/muntah, lanjutkan diet sesuai anjuran dokter yang bertanggung jawab pada pasien. e.
Biasanya pola makan pasca operasi besar/operasi saluran cerna diawali dengan pemberian air putih, cairan bening atau makanan cair bening mulai dari 30 ml/jam. F. Fokus penelitian dilakukan pada pasien ileus obstruktif pasca operasi pada hari ke 1-3, sehingga kebutuhan nutrisi yang akan dilakukan adalah dengan memberikan diet cair pada pasien baik secara oral maupun enteral. SOP pemberian nutrisi oral merupakan tata cara pemberian makanan dan minuman melalui mulut klien.
Tujuan pemberian nutrisi oral antara lain: memastikan keseimbangan nutrisi klien tercukupi dan sebagai sosialisasi antara klien dan perawat. Indikasi pemberian nutrisi oral adalah klien tidak mampu makan mandiri karena sakit atau trauma fisik. Fungsi saluran cerna, dan jenis diet yang dapat ditoleransi klien, kemampuan menelan klien, nafsu makan klien, toleransi terhadap makanan, jenis makanan yang disukai dan tidak disukai, serta adanya alergi makanan. e.
Pemberian makanan cair melalui selang lambung (enteral) adalah proses pemberian makanan melalui saluran pencernaan dengan menggunakan selang NGT menuju lambung.