• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

N/A
N/A
Randi Pramudya

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH BIOLOGI DASAR

Oleh:

Nama : Ninda Fatma Cahyani

NIM : L1C023064

Prodi/Kelas : Ilmu Kelautan/B Kelompok : 3

Asisten : Ganjar Dwi Pangestu

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2023

LEMBAR PENGESAHAN

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

Oleh :

Ninda Fatma Cahyani L1C023064

Kelompok 3

Disusun sebagai syarat untuk Menguji Ujian Akhir Praktikum Mata Kuliah Biologi Dasar di Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Diterima dan setujui, Purwokerto, November

2023 Asisten

Ganjar Dwi Pangestu NIM. L1B022041

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil`alamin puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat,nikmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum Biologi Dasar ini tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Biologi Dasar. Selain itu, laporan praktikum ini juga bertujuan untuk menambah wawasan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua asisten praktikum biologi dasar terutama kak Ganjar Dwi Pangestu atas bimbingannya selama ini dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ini dengan baik dan dengan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa penulisan tugas laporan praktikum yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Purwokerto, November 2023

Penulis

(4)
(5)

DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM...

HALAMAN PENGESAHAN ...

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

ACARA I...

MIKROSKOP ...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Tujuan...

II. MATERI DAN METODE...

2.1. Materi...

2.2. Metode...

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...

3.1. Hasil...

3.2. Pembahasan...

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...

4.1. Kesimpulan...

4.2. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

ACARA II...

FISIOLOGI HEWAN AIR...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Tujuan...

II. MATERI DAN METODE...

2.1. Materi...

2.2. Metode...

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...

3.1. Hasil...

(6)

3.2. Pembahasan...

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...

4.1. Kesimpulan...

4.2. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

ACARA III...

TAKSONOMI HEWAN...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Tujuan...

II. MATERI DAN METODE...

2.1. Materi...

2.2. Metode...

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...

3.1. Hasil...

3.2. Pembahasan...

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...

4.1. Kesimpulan...

4.2. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

ACARA IV...

FISIOLOGI TUMBUHAN...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Tujuan...

II. MATERI DAN METODE...

2.1. Materi...

2.2. Metode...

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...

3.1. Hasil...

3.2. Pembahasan...

(7)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...

4.1. Kesimpulan...

4.2. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

ACARA V...

EKOLOGI...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Tujuan...

II. MATERI DAN METODE...

2.1. Materi...

2.2. Metode...

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...

3.1. Hasil...

3.2. Pembahasan...

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...

4.1. Kesimpulan...

4.2. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

ACARA VI...

PLANKTONOLOGI...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Tujuan...

II. MATERI DAN METODE...

2.1. Materi...

2.2. Metode...

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...

3.1 Hasil...

3.2. Pembahasan...

IV. KESIMPULAN DAN SARAN...

(8)

4.1. Kesimpulan...

4.2. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Alat yang digunakan pada praktikum acara 1 Tabel 2 : Nama Bagian Mikroskop dan Fungsinya Tabel 3 : Alat yang digunakan pada praktikum acara 2 Tabel 4 : Bahan yang digunakan dalam praktikum acara 2 Tabel 5. Perbedaan antara arteri dan vena

Tabel 6. Alat yang digunakan pada praktikum acara 3 Tabel 7. Hasil pengamatan acara 3

Tabel 8. Alat yang digunakan pada praktikum acara 4 Tabel 9. Bahan yang digunakan pada praktikum acara 4 Tabel 10. Data hasil pengamatan acara 4

Tabel 11. Alat yang digunakan pada praktikum acara 5 Tabel 12. Bahan yang digunakan pada praktikum acara 5 Tabel 13. Data pengamatan pada ekosistem mangrove Tabel 14. Alat yang digunakan pada praktikum acara 6

Tabel 15. Kelimpahan Plankton di Perairan Pantai Sodong, Cilacap

(10)

ACARA I MIKROSKOP

Dilaksanakan dan disusun sebagai syarat dalam memperoleh penilaian praktikum Biologi Dasar

Disusun oleh :

Nama : Ninda Fatma Cahyani

NIM : L1C023064

Program Studi : Ilmu Kelautan Kelompok : 3

Asisten :

Ganjar Dwi Pangestu NIM. L1B022041

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2023

(11)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karean itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi adalah mikroskop. Mikroskop adalah suatu alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda berukuran mikro, yang mampu menghasilkan perbesaran hingga ratusan kali. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemua mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Masrikhiyah, 2019).

Media Mikroskop Sederhana menjadi penting dalam mempelajari sistem organisasi kehidupan. Mikroskop diperlukan dalam kegiatan pengamatan atau penyelidikan. Media tersebut dapat memberi pengalaman untuk belajar mengamati objek yang sangat kecil. Objek kecil seperti sel, jaringan, dan organ dari tubuh organisme dapat terlihat dengan jelas menggunakan mirkoskop (Hartanti, Raharjo, dkk, 2017).

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop.Bagian optik, yang terdiridari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler, Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.

Ada beberapa jenis mikroskop untuk saat ini, karena pada masing-masing mikroskop yang dibuat mempunyai fungsi maupun kegunaan tersendiri dalam sebuah pengamatan, sehingga memiliki perbedaan dalam tingkat pembesaranya. Pertama yaitu Mikroskop Cahaya yang memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga

(12)

Kedua adalah mikroskop streo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali.Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Ketiga yaitu mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Terdapat dua tipe yaitu Transmission Electron Microscope (TEM) dam Scanning Electron Microscope (SEM) (Ahmad et al., 2013).

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian mikroskop dan manfaatnya, macam-macam mikroskop, dan cara penggunaan mikroskop.

(13)

II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi 2.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 1 mikroskop adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum acara 1

2.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benang jahit dengan tiga warna yang berbeda, benang jahit yang berbeda warna ini digunakan sebagai bahan yang diamati mengunakan mikroskop.

2.2. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum acara 1 mikroskop adalah sebagai berikut :

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Diamati dan dicatat bagian serta fungsi dari masing-masing bagian mikroskop.

3) Pengunaan cara mikroskop dipelajari dam dipraktekan dengan benar:

No. Nama Alat Fungsi Alat

1. Mikroskop Untuk membantu pengamatan benda yang berukuran mikroskopis agar dapat dilihat oleh mata

2. Alat Tulis Untuk menulis hasil dari pengamatan yang telah dilakukan.

3. Selotip Untuk membantu merekatkan benang pada preparat.

4. Gunting Untuk memotong benang yang akan digunakan 5. Kamera Untuk mendokumentasi hasil pengamatan dari

mikroskop

(14)

a. Direkatkan 3 buah benang berbeda warna dengan benar dibawah lensa objektif.

b. Diatur mikroskop sampai mendapat fokus dari benang dengan ketinggian tertinggi dari meja preparate lalu didokumentasikan.

c. Dilakukan langkah yang sama (langkah b) dilakukan untuk ketinggian sedang dan terendah.

(15)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil yang didapatkan pada praktikum acara 1 mikroskop adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Nama Bagian Mikroskop dan Fungsinya

No. Nama Bagian Fungsi

1. Lensa Okuler Pembesaran objek 10×

2. Tabung Mikroskop Menghubungkan lensa okuler dan objekif

3. Revolver Mengatur pembesaran lensa objektif 4. Switch Mengganti fokus ke fokus kamera

5. Lensa Objektif Mengamati objek dengan pembesaran 4

×, 10×, 40× dan 100× 6. Pengatur Meja

Preparat Depan Belakang

Mengatur meja preparat ke depan atau ke belakang

7. Makrometer Menaik turunkan meja preparat 8. Mikrometer Memfokuskan bayangan benda 9. Pengatur Penjepit

Preparat

Mengatur penjepit preparat ke kanan dan ke kiri

10. Tombol Power Menyalakan atau mematikan mikroskop 11. Diafragma Mengatur intesitas cahaya yang masuk 12. Lampu mikroskop Sumber Cahaya

13. Pengatur Intensitas cahaya

Mengatur intesitas cahaya 14. Meja Preparat Meletakkan preparat

15. Penjepit Preparat Mengunci preparat agar tidak bergerak saat melakukan pengamatan.

(16)

Gambar 1. Perbesaran benang berwarna hitam dengan perbesaran 40×

Gambar 2. Perbesaran benang berwarna merah dengan perbesaran 100×

3.2. Pembahasan

Mikroskop adalah suatu alat optik yang digunakan untuk melihat benda- benda berukuran mikro, yang mampu menghasilkan perbesaran hingga ratusan kali ( Masrikhiyah,2019 ). Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan

(17)

memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata pengamat ( Andriani,2016 ).

Mikroskop memiliki beberapa jenis, yang pertama ada mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya sebagai sumber iluminasi. Mikroskop cahaya meliputi mikroskop medang terang (brightfield), mikroskop medan gelap (darkfields), mikroskop fase, dan kontras. Mikroskop stereo yaitu hanya dapat digunakan untuk benda- benda yang relative besar, biasanya benda yang diamati dapat terlihat secara tiga dimensi. Selain itu, ada mikroskop yang menggunakan elektron sebagai sumber iluminasi, yang dinamakan mikroskop elektron.

Mikroskop elektron secara garis besar dibedakan atas Transmission Electron Microscope (TEM) dan Scanning Electron Microscope (SEM) (Harijati, 2017).

Mikroskop adalah alat sebuah alat optik yang berfungsi untuk melihat benda-benda renik atau berukuran sangat kecil. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat melihat sel, jaringan organisme mikroskopis seperti bakteri. Bagian-bagian mikroskop cahaya dan fungsinya :

a) Lensa Okuler: berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan lensa obyektif sekitar 4-25 kali. Letaknya di bagian ujung atas tabung, dengan dengan mata pengamat.

b) Lensa Obyektif: berfungsi dalam pembentukan bayangan pertama.

Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat di bayangan akhir. Lensa obyektif bisa memperbesar bayangan obyek, misalnya 10x, 40x, dan seterusnya.

c) Kaki: fungsinya menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop.

Di kaki mikroskop sederhana melekat lengan yang disertai perangkat semacam engsel.

(18)

d) Lengan: fungsinya untuk memegang mikroskop saat memindahkan posisinya. Oleh sebab ada engsel di antara kaki dan lengan, bagian ini bisa ditegakkan atau direbahkan.

e) Cermin: ada dua sisi cermin mikroskop yakni datar dan cekung yang fungsinya memantulkan cahaya dari sumber sinar. Yang datar dipakai jika sinar cukup terang. Yang cekung digunakan jika sinar lemah. Di mikroskop model baru, cermin sudah tidak dipasang lagi.

f) Meja preparat: berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan dilihat di mikroskop. Pada mikroskop model terbaru, meja preparat dapat dinaik-turunkan.

g) Tabung: berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa okuler, yakni di atasnya, dengan perbesaran tertentu (15x, 10x, 15x). Bagian bawahnya menjadi tempat alat yang disebut revolver. Di revolver, ada lensa objektif.

h) Pengatur Kasar dan Halus: berada di bagian lengan dan berfungsi mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang dilihat. Di mikroskop dengan tabung lurus atau tegak, komponen ini berfungsi membuat tabung dan lensa obyektif. naik-turun. Di mikroskop dengan tabung miring, ia berfungsi untuk mengatur naik-turunnya meja preparat.

i) Diafragma: fungsinya mengatur banyaknya cahaya yang masuk dengan mengatur bukaan iris.

j) Kondensor: tersusun dari lensa gabungan yang fungsinya mengumpulkan sinar.

Cara penggunaan mikroskop dilakukan Langkah-langkah berikut.

Pertama letakkan mikroskop di tempat terang, lalu nyalakan mikroskop dengan menekan tombol on, atur kondensor dan diafragma sesuai lensa obyektif yang digunakan. Putar makrometer untuk mencari lapangan pandang, fokuskan dengan mikrometer hingga mendapatkan gambar yang jelas. Selesai digunakan, matikan mikroskop dengan menekan tombol off dan simpan (Tim Penyusun, 2014).

(19)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa mikroskop memiliki bagian-bagian dengan masing masing fungsinya meliputi lensa okuler,tabung mikroskop,revolver,switch,lensa obyektif,pengatur meja preparate,makrometer,mikrometer,pengatur penjepit preparate,tombol power,diafragma,lampu mikroskop,pengatur intensitas cahaya,meja preparate,dan penjepit preparat.Mikroskop terdiri dari beberapa jenis, yaitu mikroskop cahaya, mikroskop electron, dan mikroskop stereo.Cara penggunaan mikroskop yang baik dan benar akan memperoleh hasil maksimal.

4.2. Saran

Saran untuk kegiatan praktikum selanjutnya yaitu diharapkan asisten praktikum menyampaikan materi maupun instruksi dengan lebih detail dan tidak terlalu cepat.

V.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad J., dan Agus, T.H. ( 2013 ). Mikroskop. Laporan Praktikum Biologi.

Universitas Bengkulu, Bengkulu. 11 hal.

Andriani,R. ( 2016 ). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk

Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum.Jurnal Mikrobiologi Vol.1 No.1.

Harijati, N. (2017). Mikroteknik Dasar. UB press. Malang.

Hartanti, I. T. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbantuan Mikroskop Sederhana Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Materi Sistem Organisasi Kehidupan Pada Siswa Smp. Jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.

Masrikhiyah, R. 2019. Peningkatan Mutu Pengetahuan Siswa Mengenai Natural

Science Di MI Ikhsaniyah Kupu : Pengenalan dan Praktik Penggunaan

Mikroskop. Randang Tana 2(1): 39-45

Penyusun, T. (2014). Penuntun Praktikum Biologi Dasar.

Makassar:Jurusan Biologi FMIPA UNM.

(21)

LAMPIRAN

(22)
(23)

ACARA 2

FISIOLOGI HEWAN AIR

Dilaksanakan dan disusun sebagai syarat dalam memperoleh penilaian praktikum Biologi Dasar

Disusun oleh :

Nama : Ninda Fatma Cahyani

NIM : L1C023064

Program Studi : Ilmu Kelautan Kelompok : 3

Asisten :

Ganjar Dwi Pangestu NIM. L1B022041

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2023

I. PENDAHULUAN

(24)

1.1. Latar Belakang

Fisiologi hewan merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai fungsi serta fenomena yang terjadi pada hewan pada kondisi normal serta menekankan pada bagaimana hewan dapat beraktivitas.

Fisiologi hewan sangat berkaitan dengan anatomi organ serta hubungannya dengan hukum fisikokimia yang membatasi antara sistem hidup dan sistem tak hidup sehingga terdapat berbagai jenis mekanisme dan proses yang berbeda pada setiap jenis hewan. Mekanisme ini merupukan usaha hewan untuk dapat menjalankan fungsi kehidupan seperti bernafas, bergerak, bereproduksi serta lainnya. Untuk dapat menjalankan fungsi kehidupan hewan membutuhkan kondisi lingkungan tertentu. Setiap faktor lingkungan merupakan rangsangan bagi hewang yang akan ditanggapi dengan cara tertentu. Mekanisme kerja fungsi kehidupan yang dilakukan hewan untuk tetap hidup merupakan kajian dari Fisiologi Hewan (Ningrum, 2023 ).

Ikan termasuk hewan yang termasuk golongan hewan berdarah dingin, yang berarti dapat beradaptasi dengan suhu. Ikan memiliki system peredaran tertutup sama seperti manusia yang memiliki peredaran darah tertutup. Peredaran tertutup diartikan bahwa darah ikan tidak pernah keluar dari pembuluh darahnya. Darah ikan tidak berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh yang ada di sekitarnya (Purnamasari dan Santi, 2017).

Organ-organ yang menjadi penyusun mekanisme system peredaran darah pada ikan ada tiga. Peredaran darah ikan meliputi jantung yang terdiri atas sinus venosus, atrium, ventrikel dan conus arteriosus, saluran darah yang terdiri atas arteri, vena, dan kapiler, serta darah sebagai bahan yang disalurkan atau diedarkan ke seluruh tubuh ikan. Beberapa organ pada ikan dapat membentuk darah. Pada stadia embrio, saluran darah dapat menghasilkan sel-sel darah (Harun, 2023).

1.2. Tujuan

(25)

Tujuan dari praktikum acara 2 fisiologi hewan air adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem peredaran darah pada ikan

2. Mengetahui perbedaan antara pembuluh darah arteri dan vena.

(26)

II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi 2.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum acara 2 fisiologi hewan air adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Alat yang digunakan pada praktikum acara 2

No. Nama Alat Fungsi Alat

1. Mikroskop binokuler Untuk melihat jaringan dan perederan darah pada larva ikan gurami.

2. Objek glass Untuk meletakan objek

pengamatan, yaitu larva ikan gurame

3. Pipet tetes Untuk mengambil larva ikan gurame

4. Alat tulis Untuk menuliskan hasil dari pengamatan

5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

6. Wadah ikan Untun meletakkan larva ikan gurame

7. sendok Untuk mengambil larva ikan

gurame 2.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara 2 fisiologi hewan air adalah sebagai berikut

Tabel 4. Bahan yang digunakan pada praktikum acara 2

(27)

No. Nama Bahan Fungsi Bahan 1. Larva ikan Gurame

(Osphronemua gourami)

Sebagai bahan yang akan diamati

2. Air Sebagai tempat menempatkan larva

ikan gurame

(28)

2.2. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum acara 2 fisiologi hewan air adalah sebagai berikut :

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Diambil dan diletakkan 1 larva ikan gurame pada objek glass menggunakan pipet atau sendok.

3. Diamati dan didokumentasikan peredaran darah larva ikan gurame menggunakan mikroskop.

4. Diamati dan dicatat perbedaan antara arteri dan vena pada ikan gurami.

(29)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil yang didapatkan pada praktikum acara 2 fisiologi hewan air adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Larva ikan gurame (Osphronemua gourami) pada perbesaran 40×

Gambar 2. Gambar Mikroskopis sistem sirkulasi peredaran darah

pada ikan gurami dengan perbesaran 100×

(30)

Table 5. Perbedaan antara arteri dan vena

Karakter Pembeda Arteri Vena

Arah aliran darah Meuju jaringan Jaringan ke jantung

Warna darah Merah terang Merah pekat

Kecepatan mengalir Cepat Lambat

Ketebalan dinding pembuluh

Tebal Tipis

Kadar O2 Banyak Sedikit

Ph Lebih basa Basa

Diameter pembuluh Kecil Luas

Jumlah klep Satu Banyak

3.2. Pembahasan

Fisiologi hewan merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh secara normal dengan berbagai gejala yang ada pada sisi hidup serta pengaturannya atas segala fungsi dalam sisitem tersebut atau menekankan kepada proses bagaimana hewan dapat hidup dan beraktivitas (Handayani, 2021). Fisiologi hewan air mempelajari proses- proses sistem adaptasi, respirasi, sirkulasi, pencernaan, metabolism, pertumbuhan, bioner-genetika, osmoregulasi, eksresi, reproduksi, syaraf, dan sistem hormon (Affandi & Tang, MS, 2017). Fisiologi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut demi terciptanya kondisi homeostasis. Kondisi homeostasis ialah kondisi lingkungan dalam tubuh hewan yang tetap seimbang. Berbagai peristiwa dan aktivitas yang terjadi pada sistem hidup, selanjutnya disebut fungsi kehidupan atau fungsi hidup. Fisiologi hewan tidak hanya mengkaji tentang fungsi dari setiap sistem di dalam tubuh, tetapi juga mengkaji alasan dan cara fungsi sistem tersebut (Helwig et al,. 2019).

Jantung ikan dapat berdetak walaupun berada di luar tubuh tanpa adanya jaringan system saraf. Jantung ikan baik ikan besar maupun ikan berukuran kecil dapat berdenyut meski tanpa pengaruh jaringan dan

(31)

organ tubuh lainnya sehingga memiliki tipe jantung miogenik (Lumbanbatu, 2022). Jantung ikan memiliki struktur otot yang sederhana dan terletak di belakang dan di bawah insang. Jantung ikan tertutup oleh membran pericardial (perikardium). Jantung ikan dibangun oleh 4 ruang yang terletak di bagian posterior lengkung insang yang terdapat di bagian depan rongga badan di atas Ithmus yaitu Sinus venosus,Atrium,Ventrikel,dan Conus arteriosus(Harun.R, 2016).

Sistem peredaran darah tertutup yang dapat diartikan bahwa darah ikan tidak pernah keluar dari pembuluhnya. Ikan memiliki pola sirkulasi tunggal yang dimana darah akan melewati jantung hanya sekali dalam setiap rangkaian lengkap. Hal ini sesuai dengan referensi (Purnamasari dan Santi, 2017) yang menyatakan bahwa sistem peredaran darah ikan adalah tertutup dan memiliki pola sirkulasi tunggal.Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Berawal dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-salura kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui pembulu yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena(AS; 2018).

Saluran darah atau pembuluh darah terbagi atas 3 bentuk yaitu arteri, vena, dan kapiler. Saluran ini yang akan membawa darah ke seluruh tubuh. Arteri merupakan saluran yang dilalui darah dari insang menuju ke bagian-bagian tubuh. Vena yaitu pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung. Kapiler adalah bagian percabangan saluran yang menjadi tempat terjadinya pertukaran zat (gas nutrient) antara darah dengan jaringan atau sel. Sesuai dengan referensi, (Harun, 2023) menyatakan bahwa organ-organ yang menjadi penyusun mekanisme sistem peredaran darah akan melewati jantung, saluran darah yang terdiri dari arteri, vena, dan kapiler, serta darah sebagai bahan yang disalurkan atau diedarkan ke seluruh tubuh ikan(Harun, 2023).

(32)

Vena merupakan pembuluh darah balik yang mengalirkan darah ke jantung. Struktur vena mirip dengan arteri, hanya saja vena memiliki dinding yang lebih tipis dan rongganya lebih besar. Bagian dalam vena yang mengalami tekanan hidrostatik tinggi umumnya memiliki banyak jaringan elastis dan sel oto yang licin. Dinding vena akan berkontraksi secara aktif, mempertahankan tekanan darah dalam vena dan memompa darah dari dinding ke jantung. Arteri yaitu saluran saluran darah dari insang menuju bagian tubuh. Darah yang memlalui saluran ini kaya akan oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh. Saluran iini terdiri atas 3 lapisan yaitu bagian dalam yang disebut dengan intima, lapisan endhothelium, dan sub endhothelium (Harun, 2023).Pembuluh darah arteri adalah dasar dari sistem peredaran darah dan fungsi utamanya adalah untuk memberikan oksigen dan nutrisi melalui darah ke seluruh sel-sel dalam tubuh. Tekanan aliran darah dalam pembuluh arteri merupakan tekanan yang terjadi ketika jantung memompa darah untuk dialirkan keseluruh anggota tubuh. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan waktu serta faktor lainnya(Harun.R, 2016).

Perbedaan pembuluh arteri dan pembuluh vena. Arteri adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub endothelium. Vena Adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke jantung.

Struktur vena mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari vena yang mengalami tekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding vena umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya mempertahankan tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan darah dari dinding ke jantung (Effendi, 2013).

(33)
(34)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa ikan memiliki sistem peredaran darah tertutup yaitu seluruh aliran darah ke seluruh tubuh mengalir melalui pembuluh darah dan bersifat tunggal,artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah.Tubuh ikan di dalamnya terdapat saluran darah yang terdiri atas arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh darah arteri menyalurkan darah yang mengandung oksigenndari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan vena menyalurkan darah yang terdeoksigenasi dari jaringan kembali ke jantung.Pembuluh kapiler memungkinkan pertukaran air dan bahan kimia antara darah dan jaringan.

4.2. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah ketika praktikum semua kelompok dapat mencoba alat atau praktik langsung dengan kesempatan dan waktu yang sama.Kelompok akhir tetap mendapatkan kesempatan melakukan percobaan tanpa terburu-buru.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, P. R., & Tang, MS, P. U. (2017). Fisiologi Hewan Air. Intimedia.

Effendi, Y. 2013. Serial Biologi Perikanan : Sistem Organ Ikan. sistem peredaran darah. Ebook: 62–75.

Handayani. (2021). Fisiologi Hewan. CV WIDINA MEDIA UTAMA.

Harun.R, D. 2016. Sistem Peredaran Darah Pada Ikan: 1–23.

Harun, H. R. (2023). SIATEM PEREDARAN DARAH PADA IKAN. Jurnal Sistem Peredaran Darah pada Ikan.

Helwig, N. E., Hong, S., dan Hsiao-wecksler, E. T. 2019. Fisiologi Hewan.

Kanisius Yogyakarta: Yogyakarta.

Lumbanbatu, D. T. (2022). Kontranksi Otot Jantung Ikan Mas (Cyprinus carpio). IPB Repository.

Ningrum, N. A. (2023). DIKTAT FISIOLOGI HEWAN. UIN Sumatra Utara.

Medan.

Purnamasari, R. d. (2017). Fisiologi hewan. UIN Sunan Gunung Ampel Press. Surabaya.

(36)

LAMPIRAN

(37)

ACARA 3

TAKSONOMI HEWAN

Dilaksanakan dan disusun sebagai syarat dalam memperoleh penilaian praktikum Biologi Dasar

Disusun oleh :

Nama : Ninda Fatma Cahyani

NIM : L1C023064

Program Studi : Ilmu Kelautan Kelompok : 3

Asisten :

Ganjar Dwi Pangestu NIM. L1B022041

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2023

I. PENDAHULUAN

(38)

1.1. Latar Belakang

Keanekaragaman merupakan totalitas dari seluruh makhluk hidup yang ada pada suatu kawasan. Lingkungan memiliki peran penting dalam penganekaragaman karena lingkungan sangat mendukung dalam interaksi antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Jumlah keanekaragaman yang bermacam-macam mulai dari flora dan fauna.

Banyaknya flora dan fauna mengakibatkan perlunya untuk mengklasifikasikan ciri dari masing-masing makhluk hidup dalam suatu lingkungan (Fatmala, 2017).

Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka). Saat ini dikenal berbagai macam taksonomi tujuan instruksional yang diberi nama menurut penciptanya, misalnya: Bloom; Merill dan Gagne (kognitif);

Krathwohl, Martin & Briggs, dan Gagne (afektif); dan Dave, Simpson dan Gagne (psikomotor) (Gunawan et al., 2017).

Beberapa kriteria khusus yang digunakan oleh para ahli biologi untuk menentukan suatu spesies dalam makna yang lebih luas antara lain sebagai berikut: pertama, spesies adalah suatu kelompok organisme yang merupakan keturunan yang berasal dari nenek moyang yang sama. Hal ini merupakan inti dari konsep biologi modern yang berkembang tentang spesies. Kriteria pertama ini secara tidak langsung menentukan batasan bahwa spesies merupakan suatu entitas historis. Kedua, suatu spesies harus merupakan pengelompokan terkecil organisme yang berbeda nyata dengan organisme dari kelompok yang lain (Wahono, 2016).

(39)

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 3 taksonomi hewan adalah untuk mengetahui jenis-jenis hewan yang berpotensi sebagai pakan ikan.

(40)

II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi 2.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum acara 3 taksonomi hewan adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Alat yang digunakan pada praktikum acara 3

No. Nama Alat Fungsi Alat

1. Alat tulis Untuk menulis hasil laporan pengamatan

2. Sarung tangan Untuk mengambil atau memegang hewan yang sedang diamati

3. Kamera Untuk mendokumentasikan

hasil pengamatan 2.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara 3 taksonomi hewan adalah organisme sampel yang berfungsi sebagai bahan pengamatan.

2.2. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Disiapkan organisme sampel yang akan diamati

2. Diamati dan dicatat nama umum/nama lokal, nama ilmiah dan bagian pada organisme sampel yang dapat dimakan oleh ikan.

(41)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil yang didapatkan pada praktikum acara 3 taksonomi hewan adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil pengamatan acara 3

Annelida 1. Cacing Tanah (Lumbricus sp. )

Kingdom : Animalia Filum : Annelida Kelas : Oligochaeta Ordo :

Megascolescidae Famili : Ampullariidae Genus : Pheretima

Spesies : Lumbricus sp.

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan (Rahmadina Dan Eriri, 2018)

2. Cacing Sutra (Tubifex sp.)

Kingdom : Animalia Filum : Annelida Kelas : Oligochaeta Ordo :

Hsplotaxida Famili : Tubificidae

Genus : Tubifex

Spesies : Tubifex sp.

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan (Darillia et al., 2022)

(42)

Mollusca 1. Bekicot ( Achatina Fulica )

Kingdom : Animalia Filum : Molusca Kelas : Gastropoda Ordo : Pulmonata Famili :

Achatinidae

Genus : Achatina

Spesies : Achatina fulica

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan kecuali cangkang ( Edison, 2019)

2. Keong Sawah (Pomacea canaliculata Lamarck ) Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda Famili : Ampullariidae Genus : Pomacea

Spesies : Pomacea canaliculata Lamarck

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan kecuali cangkang dan operculum (Pakpahan et al., 2018)

Arthropod a

1. Ulat Hongkong ( Tenebrio molitor ) Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insect

Ordo : Coleopteran Famili :

Tenebrionidae

Genus : Tenebrio Species : Molitor

(43)

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan (Kuncorowati, 2021)

2. Udang ( Caridina sp. )

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Atyidae Genus : Caridina Spesies : Caridina sp.

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan kecuali sevalotoraks (kulit dan kepala udang) (Mulyati et al., 2016).

3. Jangkrik ( Gryllus sp. )

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insekta

Ordo : Orthoptera Familia :

Gryllidae

Genus : Gryllus

Spesies : Gryllus sp.

* Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan kecuali kaki loncat (Nugroho et al., 2020).

Chordata 1. Ikan Wader ( Rasbora sp. )

Kingdom : Animalia Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili :

Cyprinidae

(44)

Rasbora

Spesies : Rasbora sp.

*Seluruh bagian tubuh bisa dijadikan pakan ikan (Diana 2013).

3.2. Pembahasan

Taksonomi secara praktis dapat dikatakan tumbuh dan berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia.

Setiap suku bangsa di dunia mempunyai kosa kata untuk menyebut atau menamai berbagai hewan, tumbuhan atau benda tertentu. Pada mulanya, penggolongan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan manusia pada saat itu, berdasarkan peran atau manfaat yang dapat diperoleh oleh manusia, misalnya berhubungan dengan makanan (dapat dimakan atau tidak), obat-obatan sederhana, dan lain-lain.

Setiap objek memiliki karakteristik yang beragam, maka penamaan yang digunakan kemudian menunjukkan karakteristik khas yang dimiliki oleh objek tersebut (Anderson et al., 2015).

Kata Taksonomi berasal dari kata dalam bahasa Yunani (selanjutnya disingkat Y), yaitu taxis (taxis) yang berarti susunan dan nomos (nomos) yang berarti aturan atau cara atau undang-undang.

Beberapa kriteria khusus yang digunakan oleh para ahli biologi untuk menentukan suatu spesies dalam makna yang lebih luas antara lain sebagai berikut: pertama, spesies adalah suatu kelompok organisme yang merupakan keturunan yang berasal dari nenek moyang yang sama (Anderson et al., 2015).

Protozoa adalah jasad renik hewani yang terdiri dari satu sel, hidup sendiri-sendiri dari satu sel hidup sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni. Protozoa banyak terdapat di alam antara lain di dalam air laut, air tawar, tanah, dan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa bisa bergerak dengan memfungsikan alat geraknya, yakni pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela (bulu cambuk). Membran plasma pada beberapa jenis protozoa ada yang dilengkapi dengan silia atau flagel yang keduanya

(45)

berfungsi sebagai alat bergerak. Contoh dari protozoa adalah rhizopoda, amoeba, dan ciliophora (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Porifera mendapatkan oksigen dan juga makannanya dari siklus alami air yang mengalir kemudian membawa benda-benda yang bisa menjadi santapannya. Porifera mempunyai ukuran tubuh mulai dari yang berukuran kecil dalam milimeter sampai yang berukuran besar dalam meter. Pada bagian tubuhnya terdapat banyak pori, rongga- rongga yang digunakan sebagai tempat mengalirnya air, serta terdapat saluran-saluran. Secara umum hewan ini mempunyai susunan rangka pada bagian dalam. Hewan ini berkembang biak menggunakan 2 cara yakni berkembang biak melalui cara kawin dan cara tak kawin. Beberapa contoh dari porifera yakni sycon, spongia, dan cliona (Fahmi, 2018).

Coelenterata adalah hewan invertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang, mulut coelenterata menghadap ke dasar laut. Tubuh Coelenterata (hewan berongga) adalah terdiri atas jaringan luar (eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata Coeles yang berarti rongga dan interon yang berarti usus. Funggsi rongga tubuh pada Coelenterata adalah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Contoh Coelenterata (Hewan berongga) adalah ubur-ubur, hydra, dan anemon laut (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani yaitu “platy” yang berarti pipih dan “helminthes” yang berarti cacing. Sesuai dengan namanya, anggota kelompok cacing ini memiliki tubuh pipih dorsoventral. Platyhelminthes juga dapat dikelompokkan sebaai hewan triploblastik karena memiliki tiga lapisan jaringan, yaitu ektodermis (lapisan luar), mesodermis (lapisan tengah) dan endodermis (lapisan dalam). Platyhelminthes adalah cacing pipih yang pencernaanya berupa rongga gastrovaskuler, eksresi dengan

(46)

dan vegetatif. Filum Platyhelminthes terdiri dari sekitar 13.000 spesies, terbagi menjadi tiga kelas; dua yang bersifat parasit dan satu hidup bebas (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Planaria dan kerabatnya dikelompokkan sebagai kelas Turbellaria. Cacing hati adalah parasit eksternal atau internal dari kelas Trematoda. Cacing pita adalah parasit internal dari kelas Cestoda. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.

Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembab, sedangkan Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah (Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), (Bipalium yang hidup di balik lumut lembab (panjang mencapai 60 cm), (Clonorchis sinensis, (cacing hati, dan cacing pita (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Secara bahasa, kata Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, yakni “nema” yang artinya benang, dan “helmintes” yang artinya cacing. Nemathelminthes sudah memiliki rongga pada tubuhnya walaupun rongga tersebut bukan rongga tubuh sejati.

Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang mempunyai tubuh bulat panjang dengan ujung yang runcing. Rongga tubuh pada Nemathelminthes disebut pseudoaselomata. Cacing ini mempunyai tubuh meruncing pada kedua ujung sehingga disebut dengan cacing gilig. Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya miksroskopis, tapi ada juga yang mencapai ukuran 1 m. Cacing Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia, hewan, atau tumbuhan, namun adapula yang hidup bebas. Ukuran dari cacing betina lebih besar dari cacing jantan (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Annelida dalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan

(47)

oidos yang berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies Annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat parasit (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik { mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam), bilateral simetri, umumnya memiliki mantelyang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat.

Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot. Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksiotot (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Arthropoda berasal dari bahasa Latin, yaitu "arthra" yang berarti ruas dan "podos" yang berarti kaki, dapat diartikan bahwa Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri, yaitu kaki beruas, berbuku, atau bersegmen (segmen tersebut juga terdapat di tubuh).

Tubuh Arthropoda merupakan simetris bilateral dan tergolong triploblastik selomata. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu diperkirakan lebih dari 1.000.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan-hewan Arthropoda adalah di air dan di darat (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Echinodermata adalah triploblastik selomata tubuhnya

(48)

bintang laut. Rangka berupa keeping-keping kapur terdapat di dalam kulit dan pada umumnya mempunyai duri. Saluran pencernaanya sudah sempurna meskipun anus pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Kata “chordata” berasal dari bahasa Latin “chorda” yang berarti “tali”, yang dimaksud dengan “tali” ini adalah notokorda.

Notokorda merupakan “tongkat” fleksibel terbuat dari bahan yang mirip dengan tulang rawan. Berbagai literatur sering membagi pembahasan filum Chordata ini ke dalam dua bagian, yaitu Chordata yang tidak bertulang belakang (Nonvertebrata atau Invertebrata Chordata), dan Chordata yang bertulang belakang (Vertebrata).

Filum Chordata adalah kelompok hewan, termasuk vertebrata dan beberapa binatang yang mirip invertebrata yang memiliki ciri-ciri yang serupa (Maya dan Nurhidayah, 2020).

Semua anggota kelompok ini memiliki notokorda, tali saraf dorsal berongga, celah faring, endostyle, dan ekor berotot yang melewati anus. Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata Semua hewan yang tergolong vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil (vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor. Rangkaian vertebrata yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu kerangka menggantikan notokord. Tulang punggung berfungsi sebagai penyokong tubuh serta melindungi tali saraf (Maya dan Nurhidayah, 2020).

(49)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa pakan ikan yang berkualitas perlu memenuhi standar keamanan dan kebutuhan nutrisi ikan yang dibutuhkan untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan hariannya. Beberapa nutrisi tersebut mencakup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, asam amino, dan serat.

4.2. Saran

Semoga praktikum selanjutnya adalah praktikan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan alat maupun bahan yang ada laboraturium agar tidak terjadi kecelakaan dan kerusakan pada alat laboraturium.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. Lorin. D. R. Krathwohl. (2015). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terjemahan: Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aziz A. M. (2015). Budidaya Cacing Tanah Unggul ala Adam Cacing. Jakarta: PT.

Agro Media Pustaka.

Cazzaniga, N.J. 2002. Old species and new concepts in the taxonomy of pomacea (gastropoda : Ampullariidae). Biocell 26 (1):71-81.

Fahmi. 2018. Klasifikasi Hewan Invertebrata Filum Porifera. Jakarta.

Fatmala, L. 2017. Keanekaragaman Arthropoda Permukaan Tanah di bawah Tegakan Vegetasi Pinus (Pinus merkusii) Tahura Pocut Meurah Intan.

Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Gunawan, Imam dan Retno Anggarini. 2017. Taksonomi Bloon-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, dan Penilaian. Madiun:

GGSD FIP IKIP PGRI Madiun.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional.

Maya dan Nurhidayah. 2020. Zoologi Invertebrata. Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung.

Parianto. Riastuti, R.D., Nurzorifah, M,. 2019. Keanekaragaman Insekta yang Terdapat di Hutan Pendidikan dan Pelatihan Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Pendidikan dan Biologi Sains. 2(2).

Santoso, I. H. (2003). Budidaya Bekicot. Yogyakarta : Kanisius.

Wahono. (2016). Ilmu Pengetahuan Alam SMA: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(51)

LAMPIRAN

(52)

ACARA 4

FISIOLOGI TUMBUHAN

Dilaksanakan dan disusun sebagai syarat dalam memperoleh penilaian praktikum Biologi Dasar

Disusun oleh :

Nama : Ninda Fatma Cahyani

NIM : L1C023064

Program Studi : Ilmu Kelautan Kelompok : 3

Asisten :

Ganjar Dwi Pangestu NIM. L1B022041

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2023

(53)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari proses metabolisme yang berlangsung dalam tumbuhan. Fisiologi tumbuhan juga mempelajari karakteristik tumbuhan yang meliputi berbagai proses sintesis kimiawi yang rumit dan cara berbagai proses tersebut berintegrasi untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan. Faktor–faktor iklim dan interaksi antara tumbuhan dan organisme penunjang juga menjadi fokus dari fisiologi tumbuhan. Topik–topik yang menjadi fokus pembelajaran pada fisiologi tumbuhan merupakan ruang lingkup yang dikaji dalam ilmu fisiologi tumbuhan (Pujiwati, 2019).

Metabolit sekunder adalah senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel dan group taksonomi tertentu dan diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus untuk mempertahankan diri dari habitatnya. Senyawa metabolit sekunder pada tanaman memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari serangan hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati). Senyawa metabolit sekunder pada umunya ditemukan pada tanaman adalah alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tanin. Senyawa senyawa tersebut berperan sebagai bioaktif yang digunakan dalam dunia pengobatan. Informasi kandungan senyawa  metabolit sekunder diperlukan karena senyawa aktif  yang terdapat dalam tanaman dapat bersifat toksik (Pujiwati, 2019).

Banyak bidang ilmu terapan yang didukung oleh ilmu dari fisiologi timbuhan. Beberapa permasalahan yang dapat terjadi pada semua bidang botani terapan seperti: agronomi, holtikultura, kehutanan, fitopatologi, dan lain-lain, dapat terpecahkan dengan mempelajari fisiologi tumbuhan. Mempelajari fisiologi tumbuhan akan dapat mengatasi masalah dalam peningkatan produksi pangan, pembuatan makanan ternak, penyediaan tanaman dengan serat tinggi.

Selain itu juga dapat menyelesaikan permasalahan mengenai produksi kayu, mengatasi penyakit tanaman, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia (Advinda, 2018).

(54)

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 4 fisiologi tumbuhan adalah mempelajari pengaruh salinitas garam terhadap morfologi tanaman pakan ikan.

(55)

II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi 2.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum acara 4 fisiologi tumbuahan adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Alat yang digunakan pada praktikum acara 4

No. Nama Alat Fungsi Alat

1. 4 buah gelas plastik Sebagai wadah untuk

pengamatan tumbuhan

2. Gelas ukur Untuk mengukur takaran air yang akan diisi pada setiap gelas plastik yang berbeda 3. Plastik Untuk menutup gelas plastik

yang berisi tumbuhan agar pada saat pengamatan tidak ada bakteri yang masuk

4. Sendok Untuk mengaduk garam agar

terlarut dalam air dan juga untuk mengambil tumbuhan 2.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara 4 fisiologi tumbuhan adalah sebagai berikut

Tabel 9. Bahan yang digunakan pada praktikum acara 4

No. Nama Bahan Fungsi Bahan

1. Garam Untuk konsentrasi pada

tumbuhan air

2. Tumbuhan air Untuk bahan pengamatan

3. Air Untuk medium pada tumbuhan

air

4. Label Untuk memberikan nama pada

gelas

(56)

2.2. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum acara 4 fisiologi tumbuhan adalah sebagai berikut :

1. Disediakan 3 buah botol percobaan

2. Dibuatkan medium air dengan konsentrasi garam 0%, 2,5%, 5% dan 7,5% ( konsentrasi 2,5% = 2,5 g garam + 97,5 ml air )

3. Dibagikan medium ke dalam 4 botol percobaan, masing-masing satu botol percobaan. Dilabellah setiap botol sesuai dengan konsentrasinya.

4. Dimasukkan satu tumbuhan kayu apu ke dalam masing-masing botol percobaan.

5. Dilakukan pengamatan dan dicatat perubahan yang tampak pada masing-masing botol percobaan pada hari ke-0 sampai hari ke-7.

(57)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil yang didapatkan pada praktikum adalah sebagai berikut :

Gambar 1.

Tabel 10. Data hasil pengamatan acara 4 No Konsentra

si Garam

Penga mata n hari ke

Perubahan yang tampak Keteranga Warna n

daun ∑ Daun hidup ∑

Daun mati

1 0% 0 Hijau 9 0 Daun hijau

1 Hijau 9 0 Air mulai

mengeruh

2 Mulai

mengunin g

9 0 Ujung daun

menguning 3 Mengunin

g

9 0 Seluruh

daun

menguning

4 Kuning 8 1 Daun

berwarna kuning 5 Kecoklata

n

5 4 Daun mulai

kecoklatan

6 Coklat 0 9 Tumbuhan

seluruhnya

(58)

tenggelam

7 Coklat 0 9 Tumbuhan

mati

2 2,5% 0 Hijau 7 0 Daun masih

hijau

1 Hijau 7 0 Daun masih

hijau 2 Kekuninga

n

7 0 Daun mulai

menguning 3 Kekuninga

n

7 0 Daun

menguning 4 Kekuninga

n

7 0 Daun

menguning 5 Kekuninga

n

7 0 Daun

menguning 6 Kecoklata

n

6 1 Daun satu

berwarna coklat

7 kecoklatan 6 1 Daun satu

berwarna coklat

3 5% 0 Hijau 11 0

1 Hijau 10 1 Daun masih

menguning 2 Sedikit

mengunin g

10 0 Daun

berwarna kuning kecoklatan

3 kuning 10 0 Daun mulai

agak kecoklatan

4 kuning 10 0 Daun mulai

agak kecoklatan 5 Kuning

kecoklatan

9 1 Daun mati 1

6 Kuning 9 1 Daun mulai

(59)

kecoklatan banyak yang layu 7 Kuning

kecoklatan

9 1 Daun yang

masih bertahan

4 7,5% 0 Hijau 16 0 Daun masih

hijau

1 Hijau

kekuninga n

16 0 Daun mulai

menguning

2 Hijau

kecoklatan

9 7 Daun mulai

mati

3 Coklat 0 16 Semua daun

telah mati

4 Coklat 0 16 Semua daun

telah mati

5 Coklat 0 16 Semua daun

telah mati

6 Coklat 0 16 Semua daun

telah mati

7 Coklat 0 16 Semua daun

telah mati

3.2. Pembahasan

Kata fisiologi berasal dari bahasa latin yaitu "plysis" berarti alam dan

"loges" berarti ilmu. Fisiologi digunakan untuk berbagai bidang kajian seperti biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, serta organisme secara keseluruhan yang menjalankan fungsi fisik dan kimianya.

Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi tumbuhan, fisiologi manusia, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Kajian tentang fisiologi tumbuhan lebih ditujukan pada berbagai mekanisme atau proses biologis yang terjadi di dalam tumbuhan. Ruang gerak untuk mencari keterangan- keterangan yang berhubungan dengan kehidupan tumbuhan dibatasi oleh

(60)

hukum-hukum alam (Advinda, 2018).

Dampak cekaman biotik terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dapat berupa berkurangnya biomassa, gangguan fotosintesis, dan perubahan morfologi. Biasanya hal ini menyebabkan terbentuknya senyawa pertahanan seperti fenolik dan alkaloid, yang dapat menurunkan nilai gizi tanaman. Respon tumbuhan terhadap cekaman biotik dipengaruhi oleh jenis cekaman, tingkat keparahannya, dan seberapa baik tumbuhan dapat mengerahkan mekanisme pertahanannya. Sejumlah jalur hormonal diaktifkan oleh tanaman sebagai respons terhadap stres biotik (Bashir, 2020).

Salinitas merupakan kadar garam terlarut dalam air. Salinitas termasuk bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air.

Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu natrium (Na), klorida (Cl), kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3) (Armis, 2017).

Salinitas biasanya terjadi pada sungai yang secara umum berhubungan langsung dengan laut melalui muara atau estuari. Sirkulasi air di daerah estuari sangat dipengaruhi oleh aliran air tawar yang bersumber dari badan sungai dan air asin yang berasal dari laut. Oleh karena itu, terjadi proses masuknya air laut ke estuari yang dikenal dengan intrusi air laut.

Jarak intrusiair laut sangat bergantung dengan pasang surut. Pada saat pasang tinggi maka air laut akan masuk ke sungai dengan jarak yang cukup jauh. Intrusi air laut pada sungai dapat menyebabkan sungai memiliki kadar salinitas yang tinggi sehingga air terasa asin. Pengaruh salinitas di perairan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen termasuk yang terdapat pada badan sungai yang mendapat pengaruh dari perairan estuari (Armis, 2017).

Hipotonik merupakan larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah karena larutan hipotonik memiliki konsentrasi zat terlarut yang

(61)

lebih rendah daripada konsentrasi zat terlarut dalam larutan lain. Hipotonik juga dapat berkaitan dengan kondisi atau sifat larutan yang memiliki tonisitas lebih rendah dibandingkan larutan lainnya. Hipertonik merupakan larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi (Sitanggang, 2016).

Halofita merupakan tanaman yang habitat aslinya adalah tanah salin serta jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada kadar garam mencapai 20% atau setara dengan 300 dS/m, sehingga dapat menyelesaikan hidupnya pada lingkungan tersebut. Glikofita atau Non-halofita yang merupakan tumbuhan yang akan terganggu pertumbuhannya jika berada dalam kadar garam lebih dari 0,01% atau setara dengan 0,15 dS/m. Tanaman jenis glikofita dapat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu peka, agak toleran dan sangat toleran (Aroyandini, 2019).Difusi adalah proses perembesan senyawa kimia tertentu secara spontan dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Proses ini terjadi akibat mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang berdifusi tersebut. Arah gerakan tidak tentu, ini dikarenakan adanya hantaman molekul-molekul tersebut. Mekanisme ini menjadi penting dalam menghubungkan sel dan lingkungannya. Osmosis adalah pergerakan air dari suatu larutan yang potensial airnya rendah yang terjadi melalui membran (Harahap, 2012).

(62)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa salinitas yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena dapat menghambat fotosintesis, penyerapan air, dan penyerapan nutrisi oleh akar tanaman. Tanaman akan mengalami perubahan pada akar dan daun, penurunan kadar klorofil, menguningnya daun, serta penurunan produksi biji atau buah.Salinitas tinggi dapat menyebabkan penyusutan air dalam jaringan sel tanaman, sehingga merusak struktur dan fungsi membran sel.

4.2. Saran

Semoga praktikum selanjutnya tetap bisa berjelan secara maksimal.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Budi Utama.

Armis, Aswin. 2017. Analisis Salinitas Air Pada Down Stream dan Middle Stream Sungai Pampang Makassar.

Aroyandini, E. N. (2019). KEANEKARAGAMAN DAN REGULASI TANAMAN KEDELAI TERHADAP BERBAGAI CEKAMAN.

Bashir, M.A. 2020. Osmotin: A Cationic Protein Leads to Improve Biotic and Abiotic Stress Tolerance in Plants. 9, 992.

Harahap, d. F. (2012). Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Medan: Unimed Press.

Pujiwati, Istirochah. 2019. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Intimedia.

Sitanggang, S. (2019). Modul Kimia : Sifat Koligatif Larutan. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kekemnterian Pendidikan dan Kebudayaan, 1–5.

http://repositori.kemdikbud.go.id/20651/1/Kelas XII_Kimia_KD 3.1 %281%29.pdf

(64)

LAMPIRAN

0%

Hari ke-

1 Hari ke-

2 Hari ke-

3 Hari ke-

4 Hari ke-

5 Hari ke-

6 Hari ke-7

2,5%

Hari ke-

1 Hari ke-

2 Hari ke-

3 Hari ke-

4 Hari ke-

5 Hari ke-

6 Hari ke-7

5%

Hari ke-

1 Hari ke-

2 Hari ke-

3 Hari ke-

4 Hari ke-

5 Hari ke-

6 Hari ke-7

7%

Hari ke-

1 Hari ke-

2 Hari ke-

3 Hari ke-

4 Hari ke-

5 Hari ke-

6 Hari ke-7

(65)

ACARA 5 EKOLOGI

Dilaksanakan dan disusun sebagai syarat dalam memperoleh penilaian praktikum Biologi Dasar

Disusun oleh :

Nama : Ninda Fatma Cahyani

NIM : L1C023064

Program Studi : Ilmu Kelautan Kelompok : 3

Asisten :

Ganjar Dwi Pangestu NIM. L1B022041

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2023

(66)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasar dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan oleh seorang pakar biologi Jerman yang bernama Ernest Haeckel, pada tahun 1866. Kata ekologi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan,jadi “ekologi adalah ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”.Awalnya ekologi dibedakan dengan jelas ke dalam ekologi tumbuhan dan ekologi hewan,namun dengan adanya faham komunitas biotik, maka semua konsep tersebut telah meletakkan dasar-dasar teori untuk perkembangan ekologi secara umum.

Umumnya ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya.Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasar dan berkaitan dengan kehidupan sehari- hari.Hakekatnya organisme dibangun dari sistem-sistem biologic yang berjenjang sejak dari molekulmolekul biologi yang paling rendah meningkat ke organel-organel subselular, sel-sel, jaringanjaringan, organ- organ, sistem-sistem organ, organisme- organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem.Interaksi yang terjadi pada setiap jenjang sistem biologi dengan lingkungannya tidak boleh diabaikan, karena hasil interaksi jenjang biologik sebelumnya akan mempengaruhi proses interaksi jenjang selanjutnya ( Purnama, 2018 ).

Ilmu ekologi pada awalnya merupakan suatu pengetahuan umum dan hanya mempelajari hubungan lingkungan secara individual atas dasar fisiologi. Waktu itu para cendekiawan, khususnya dari kalangan ilmu alam, kurang menaruh perhatian pada berbagai ilmu yang sifatnya umum, tetapi orang lebih mengarahkann perkembangan ilmu-ilmu ke arah spesiali. Walaupun perhatian orang terhadap ilmu ekologi jika disbanding ilmu lain, terutama ekonomi dan politik kurang memadai, namun ekologi terus berkembang. Sebagai bukti bahwa ilmu ekologi dapat terus berkembang dan melebarkan sayapnya ke bidang-bidang lain seperti botani, dan zoologi (Utomo.S.W. et al, 2014).

Ekologi perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik atau i

(67)

nteraksi antara organisme dan lingkungan. Lingkungan tersebut yang akan mempengaruhi kenyamanan hidup organisme dengan dengan faktor-faktor yang terdapat didalamnya. Faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan tersebut seperti fakotr fisika yaitu suhu, kecerahan, arus, faktor kimia seperti DO, dan pH, sedangkan faktor biologi meliputi plankton, substrat, bentos. Dengan mempelajari ekologi perairan diharapkan kita mampu mengetahui tentang hubungan timbal balik antar organisme perairan (Trimulya.D.,2013).

(68)

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 5 ekologi adalah :

1. Mengetahui faktor biotik, detritus, dan faktor abiotik yang ada dalam suatu ekosistem.

2. Mengetahui rantai makanan yang ada disuatu ekosistem.

(69)

II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi 2.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum acara 5 ekologi adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Alat yang digunakan pada praktikum acara 5

No. Nama Alat Fungsi Alat

1. Transek kuadran ukuran 1 m × 1 m

Untuk pembatas area mangrove yang akan diamati

2. Sarung tangan Untuk melindungi tangan saat mengambil organisme agar tidak kotor

3. Spidol permanen Untuk menulis pada label

4. Label Untuk menamai setiap organisme

yang ditemukan

5. Kalkulator Untuk menghitung data kepadatan organisme yang ditemukan

6. Plastik bening Untuk meletakkan organisme yang ditemukan

2.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara 5 ekologi adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Bahan yang digunakan pada praktikum acara 5

No. Nama Bahan Fungsi Bahan

1. Alkohol atau formalin

Untuk mempertahankan agar

organisme yang didapat tidak mudah mati atau awet pada saat diteliti 2. Organisme Untuk bahan yang akan diteliti

3. Air Untuk mempertahankan organisme

air agar tidak mati jika telah diambil.

2.2. Metode

(70)

Metode yang digunakan pada praktikum acara 5 ekologi adalah sebagai berikut :

1. Diletakkan transek kuadran ukuran 1 m × 1 m di suatu ekosistem akuatik.

2. Diamati dan dicatat jumlah organisme yang berukuran makro yang terdapat didalam area transek.

3. Dimasukkan kedalam plastik organisme yang ditemukan dan diberikan atau alkohol atau formalin secukupnya.

4. Ditentukan faktor abiotik, biotik, dan detritus yang ada di ekosistem.

5. Dilakukan pengamatan dan dibuat rantai makanan yang ada di ekosistem.

6. Dihitung kepadatan organisme yang ditemukan.

(71)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil yang didapatkan pada praktikum acara 5 ekologi perairan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Rhizophora Mucronata (Rhizophora Mucronata lamk)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisi :

Gambar

Tabel 2. Nama Bagian Mikroskop dan Fungsinya
Gambar 1. Perbesaran benang berwarna hitam dengan    perbesaran 40×
Gambar 2. Perbesaran benang berwarna merah dengan    perbesaran 100×
Tabel 3. Alat yang digunakan pada praktikum acara 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Mesin Fluida. Disusun Oleh:

Laporan ini disusun untuk memenuhi Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik Assisten Dosen : Alry Purwariyadi. Disusun

Untuk praktikum biologi dasar tentang sel tumbuhan dan sel hewan, alat-alat yang digunakan diantaranya sebagai berikut : mikroskop digunakan untuk melihat

Laporan kegiatan praktikum mata kuliah Biofarmasetika dan Farmakokinetika mengenai uji

Laporan praktikum tentang kelarutan senyawa organik yang disusun untuk memenuhi tugas individu dalam mata kuliah

Laporan tetap praktikum ekofisiologi tanaman disusun oleh Dwi Susilawati untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Ekofisiologi

Laporan sementara praktik penggunaan Introductory Crop Simulation Tool (ICST) dalam mata kuliah

Laporan praktikum sistem saluran dan pembuangan sebagai tugas mata kuliah Teknik Sipil, lengkap dengan landasan teori dan laporan