• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI

N/A
N/A
Sisilia yezhy

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI ACARA I : PENGENALAN MIKROSKOP

OLEH:

SISILIA YEZHYCA PADUDUNG D061221002

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA 2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikropaleontologi merupakan salah satu cabang dari ilmu paleontologi yang objek kajiannya merupakan mikrofosil atau jejak jejak kehidupan organisme purba yang berukuran mikro atau kecil. Mikrofosil – mikrofosil ini meliputi fosil yang memiliki ukuran tidak lebih besar dari 4 milimeter dan umumnya lebih kecil dari 1 milimeter ataupun bagian tubuh dari fosil makro yang hancur sehingga menyisakan bagian yang sangat kecil dan sulit untuk diamati secara langsung. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Mikroskop juga memiliki banyak manfaat diberbagai aspek kehidupan diantaranya yaitu dalam bidang ilmu geologi, dimana mikroskop ini dalam geologi salah satunya yaitu dimanfaatkan dalam melihat objek terkecil seperti fosil mikro atau juga fosil berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang bagian bagian tubuh dari fosil tersebut. Mikroskop terdiri atas lensa untuk perbesaran yang masing – masing memiliki kemampuan pembesaran yang berbeda beda. Adapun mikroskop yang umumnya digunakan dalam pengamatan mikrofosil ialah Mikroskop Stereo dan Mikroskop Binokuler Dengan mengamati suatu mikrofosil, kita dapat menentukan lingkungan hidup mikrofosil tersebut serta umur yang nantinya dapat digunakan dalam penentuan umur suatu perlapisan batuan di mana fosil tersebut ditemukan. Oleh karena itu, pengenalan mikroskop perlu dilakukan agar nantinya dapat memudahkan

(3)

pengamatan mikrofosil menggunakan mikroskop baik itu Mikroskop Stereo maupun Mikroskop Binokuler.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan mengenal mikroskop binokuler dan mikroskop stereo Adapun tujuan yang ingin di capai dari praktikum acara satu pengenalan mikroskop adalah :

1. Agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop.

2. Agar praktikan dapat membedakan mikroskop binokuler dan stereo.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikun kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Mikroskop Binokuler 2. Mikroskop Stereo 3. Lap kasar dan lap halus 4. Clipboard

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:

1. lat Tulis Menulis (ATK)

2. Lembar Kerjaj Praktikum (LKP)

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikropaleontologi

Mikropalenteologi cabang ilmu palenteologi yang khusus membahas semua sisa-sisa organisme yang biasa disebut mikro fosil.yang dibahas antara lain adalah mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi dan mengenai kepentingannya terhadap stratigrafi. Pengertian Mikrofosil. (Anugerah, 2012).

Menurut Jones (1936) Setiap fosil (biasanya kecil) untuk mempelajari sifat- sifat dan strukturnya dilakukan di bawah mikroskop. Umumnya fosil ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang berukuran sampai 19 mm seperti genus fusulina yang memiliki cangkang- cangkang yang dimiliki organisme, embrio dari fosil-fosil makro serta bagian-bagian tubuh dari fosil makro yang mengamainya menggunakan mikroskop serta sayatan tipis dari fosil-fosil, sifat fosil mikro dari golongan foraminifera kenyataannya foraminifera mempunyai fungsi/berguna untuk mempelajarinya. (Anugerah, 2012).

Mikropaleontologi cabang ilmu pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mikro paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau. Dalam Fosil yang dapat dipelajari dengan mata telanjang atau dengan alat berdaya pembesaran kecil, seperti kaca pembesar, dapat dikelompokkan sebagai makrofosil. Secara tegas, sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas. (Noor, 2012).

(5)

2.2 Pengertian Mikroskop

Mikroskop merupakan alat bantu utama yang diperlukan dalam melakukan pengamatan dan penelitian karena dapat dipergunakan untuk mempelajari struktur dan bentuk-bentuk benda yang sangat kecil. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang berarti melihat (penglihatan). Mikroskop dapat diartikan dengan kata lain sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.

Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). (Ramadhani, 2020).

Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.

Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang 5 untuk perbesaran yang berbeda. (Ramadhani, 2020).

2.3 Sejarah Mikroskop

Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek, dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana. Lalu antony van mengembangkan lensa itu menjadi

(6)

lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai berbagai makhluk makhluk kecil lainnya. lainnya. Kemudian pada sekitar tahun 1600 Kemudian pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Jansen telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Van (Graha. 1987).

Mikroskop adalah suatu instrumen ilmiah yang terkenal abad ke – 19 dan telah diterapkan secara luas di dalam banyak banyak ilmu pengetahuan pengetahuan. Akan tetapi, tetapi, seorang geologist sudah dapat melihat material- material yang terdapat dalam tanah yang biasanya tidak bisa dilihat langsung di pegunungan tetapi dengan mikroskop. Pada tahun 1829, Edinburgh New Philosophical Philosophical Journal Journal dipublikasikan dalam artikel sebanyak dua halaman yang diberi judul ”The Nicol Prism” oleh William Nicol (1768- 1851) dosen filsafat di Edinburgh. Prisma ini dibuat dari dua bagian, yaitu kalsit dan balsam Kanada, sebagai penghasil cahaya penghasil cahaya bidang polarisasi. bidang polarisasi.

Dua tahun yang lalu Nicol mempublikasikan artikel kedua dengan pokok bahasan tahapan preparasi mineral dan fosil kayu melalui pemeriksaan mikroskop.

Dengan dua artikel William Nicol , menghadirkan sebuah alat geologi yang sekarang diterapkan pada Pmikroskop untuk mempelajari batuan. (Graha. 1987) 2.4 Jenis-Jenis Mikroskop

Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop

(7)

dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. (Buku Pedoman Entomologi, 2018).

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan kondensor.

Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi empat lensa. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokuskan, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah tidak maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik. Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang ukurannya relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali.

Benda yang diamati dengan mikroskop ini seperti tiga dimensi. Lensa pada mikroskop ini terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. (Buku Pedoman Entomologi, 2018).

Mikroskop elektron memiliki dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). (Buku Pedoman Entomologi, 2018).

(8)

2.4.1 Mikroskop Stereo

Gambar 2.1 Mikroskop Stereo

Mikroskop Stereo merupakan mikroskop yang digunakan dalam pengamatan mikrofosil. Mikroskop stereo memiliki lensa objektif dan lensa mata yang terpisah.

Sehingga, dapat memudahkan pengamat untuk melakukan pengamatan karena ada dua jalur optik yang terpisah. Pengamatan yang bisa dilakukan melalui sisi samping ini menghasilkan pandangan miring ke arah mata kanan dan kiri sehingga menghasilkan visual tiga dimensi. Oleh karena itu, mikroskop stereo biasa digunakan dalam mengamati objek tiga dimensi salah satunya yakni mikrofosil.

Selain itu, mikroskop stereo memanfaatkan pantulan cahaya dari objek yang didapatkan dari sumber cahaya. Sumber cahaya ini dapat berasal dari matahari ataupun alat tambahan yang dikenal sebagai Illuminator. Dengan demikian, mikrosko stereo dapat menghasilkan perbesaran objek mulai dari 20 kali hingga 50 kali perbesaran (Haryanti, 2019).

(9)

2.4.2 Mikroskop Binokuler

Gambar 2.2 Mikroskop Binokuler

Mikroskop binokuler merupakan salah satu jenis mikroskop cahaya yang terdiri atas dua buah lensa objektif dan okuler. Adanya dua lensa ini memungkinkan mata pengamat mengamati objek dari dua sudut pandang yang berbeda sehingga menghasilkan efek tiga dimensi objek yang diamati. Sumber cahaya pada mikroskop ini berasal dari cahaya lampu. Perbesaran yang dihasilkan tidak terlalu besar, akan tetapi mikroskop binokuler ini dilengkapi dengan lensa objektif dengan perbesaran yang dapat diganti (Haryanti, 2019).

2.4.3 Illuminator

Gambar 2.3 Illuminator

Illuminator adalah suatu alat yang biasa digunakan sebagai sumber cahaya tambahan pada mikroskop stereo. Alat ini memanfaatkan energi listrik yang kemudian dikonversi menjadi energi cahaya. Cahaya dari illuminator kemudian disalurkan melalui leher illuminator kemudian dikeluarkan melalu lampu yang

(10)

terbuat dari kaca (Haryanti, 2019).

2.5 Bagian-bagian Mikroskop

Menurut Harijati (2017), bagian-bagian mikroskop dan fungsinya yaitu:

1. Kaki mikroskop merupakan tempat mikroskop bertumpu.

2. Lengan mikroskop digunakan sebagai pegangan ketika mikroskop diangkat atau dipindahkan.

3. Tabung merupakan bagian yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif. Makrometer (pemutar fokus kasar) berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan badan/tabung mikroskop secara cepat sehingga bisa memfokuskan bayangan objek secara cepat tetapi bayangan objek masih kasar atau belum jelas.

4. Mikrometer (pemutar fokus halus) berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan badan/tabung mikroskop secara perlahan sehingga bisa memfokuskan bayangan objek secara lambat, tetapi dengan mikrometer bisa menghasilkan bayangan yang bisa menghasilkan bayangan yang halus atau jelas. halus atau jelas.

5. Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar bayangan objek yang diamati.

6. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif.

7. Meja benda digunakan untuk meletakkan objek yang diamati.

8. Cermin reflektor berfungsi untuk memantulkan sinar dari sumber cahaya menuju ke sediaan yang diamati.

9. Kondensor merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk memusatkan cahaya dari cermin menuju ke sediaan.

(11)

10. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dikehendaki menuju kondensor.

2.6 Sifat Bayangan Pada Mikroskop

Mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa cembung). Lensa yang terletak di dekat mata (lensa bagian atas) disebut lensa okuler. Sedangkan lensa yang terletak dekat dengan objek benda yang diamati (lensa bagian bagian bawah) disebut disebut lensa obyektif. obyektif. Hal yang perlu diingat diingat adalah fokus pada lensa obyektif obyektif lebih pendek dari fokus pada lensa okuler (fob

< fok). Secara garis besar lensa obyektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler.

Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf a di bawah mikroskop, mikroskop, maka yang akan dilihatnya adalah huruf a yang terbalik terbalik dan diperbesar (Sudjadi, 2006).

2.7 Fungsi Mikroskop

a. Mikroskop mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

b. Fungsi lain dari mikroskop tetap akan berakar pada fungsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail.

Contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati

(12)

satu jenis objek mikroskopis saja. Satuan yang bisaanya digunakan pada obyek yang dilihat melalui mikroskop adalah micron (1 milimeter = 1000 mikron). Perbesaran total didapat dari hasil perbesaran lensa objektif dengan lensa okuler. Misalnya : Pengamatan menggunakan lensa obyektif dengan pembesaran 45 kali dan lensa okuler dengan perbesaran 10 kali, maka perbesaran total adalah : 10 X 45 = 450 kali ukuran semula . (Santoso,2020)

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode

Adapun metode yang dilakukan berupa mengamati Mikroskop yang kemudian digambar dan dideskripsikan bagian-bagiannya.

3.2 Tahapan Praktikum

Tabel 3.1 Diagram Alir

Tahapan Pendahuluan

Tahapan Praktikum

Analisis Data

Pembuatan Laporan

Pengumpulan Laporan

(14)

3.3 Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan awal, kami pertama-tama melaksanakan asistensi acara. Pada asistensi acara dijelaskan materi singkat tentang jenis-jenis mikroskop dan bagian- bagiannya. Setelah pemberian materi, asisten memberi tugas pendahuluan.

1. Tahapan Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, pertama kali di Tahapan Pendahuluan Tahapan Pembuatan Jurnal Tahapan Praktikum Analisis Data Pembuatan Jurnal akukan adalah melakukan responsi guna mengetahui sejauh mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah responsi dilakukan, dilanjutkan dengan kegiatan praktikum. Praktikan diminta untuk menggambar dan menunjuk bagian-bagian mikroskop.

2. Analisis Data

Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar kerja yang telah diisi dengan gambar mikroskop dan bagian-bagiannya.

3. Pembuatan Laporan

Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi dari asisten, dilanjutkan dengan penyusunan laporan sesuai dengan format laporan yang telah ditentukan. Dalam hal ini pembuatan laporan ada sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah diberikan disamping itu ketentuan yang telah diberikan kami akan mengerjakan sesuai format dan membuat laporan sesuai yang di harapkan.

(15)

4. Pengumpulan Laporan

Laporan yang telah selesai dan telah diasistensikan kembali serta telah diperoleh hasil yang benar kemudian dikumpulkan di tempat dan waktu yang telah disepakati.dalam hal ini pengumpulan laporan ada ketika kebutuhan asistensi telah terpenuhi dan laporan telah selesai yang di mana pada saat pengumpulan laporan bisa sesuai dari apa yang diharapkan dan terkumpul sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.

(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mikroskop Stereo

Gambar 4.1 Mikroskop Stereo

Secara garis besar, mikroskop stereo yang digunakan pada laboratorium mikropaleontologi mempunyai 3 bagian utama antara lain tubus bagian atas, tubus bagian tengah, dan tubus bagian bawah.

4.1.1 Tubus Bagian Atas

Gambar 4.2 Tubus bagian atas

(17)

Adapun tubus bagian atas terdiri dari:

1. Dioptering: bagian dari lensa okuler yang berbentuk cincin, berfungsi berfungsi untuk mengatur mengatur atau memutar kedudukan lensa okuler.

2. Lensa okuler: sebagai tempat untuk mengamati atau untuk melihat preparat fosil yang diletakkan di atas meja objek, terdiri dari 2 buah lensa okuler 4.1.2 Tubus Bagian Tengah

Gambar 4.3 Tubus bagian Tengah

Adapun tubus bagian tenga terdiri dari :

1. Lensa objektif : sebagai alat untuk memperbesar objek yang diamati, lensa objektif ini terdiri dari 4 buah lensa dengan perbesaran yang berbeda.

2. Lengan mikroskop : sebagai pegangan pegangan pada saat mengambil mengambil atau memindahkan mikoskop.

3. Illuminator : menangkap dan meneruskan sinar yang mulamula datang dari cahaya lampu. Pengarah kasar: mengatur jarak objek dengan peraga.

(18)

4. Pengarah halus: mengatur agar diperoleh tampilan bayangan objek yang lebih jelas

4.1.3 Tubus Bagian Bawah

Gambar 4.4 Tubus bagian bawah Adapun tubus bagian bawah terdiri dari :

1. Kaki mikroskop : tumpuan dari keseluruhan mikroskop.

2. Penjepit preparat (specimen clip): menjepit preparat sehingga kedudukannya tetap dan tidak bergeser.

3. Meja objek : tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati.

4.2 Mikroskop Binokuler

Gambar 4.5 Mikroskop Binokuler

(19)

Secara Secara garis besar, mikroskop yang digunakan pada labaoratorium mikropaleontologi mempunyai 3 bagian utama antara lain tubus bagian atas, tubus bagian tengah, dan tubus bagian bawah.

4.2.1 Tubus Bagian Atas

Gambar 4.6 Tubus bagian atas Adapun tubus bagian atas terdiri dari:

1. Dioptering : bagian dari lensa okuler yang berbentuk cincin, berfungsi berfungsi untuk mengatur mengatur atau memutar kedudukan lensa okuler.

2. Pengatur jarak lensa okuler: mengatur jarak lensa yang disesuaikan dengan mata orang yang melakukan pengamatan.

3. Lensa okuler: sebagai tempat untuk mengamati atau untuk melihat preparat fosil yang diletakkan di atas meja objek, terdiri dari 2 buah lensa okuler.

(20)

4.2.2 Tubus Bagian Tengah

Gambar 4.7 Tubus bagian tengah Adapun tubus bagian tengah terdiri dari:

1. Reνolνer : sebagai tempat melekatnya lensa objektif dan juga untuk memutar memutar lensa objektif sesuai dengan perbesaran perbesaran yang akan digunakan igunakan

2. Penjepit preparat (specimen clip): menjepit preparat sehingga kedudukannya tetap dan tidak bergeser.

3. Lensa objektif : sebagai alat untuk memperbesar objek yang diamati, lensa objektif ini terdiri dari 4 buah lensa dengan perbesaran yang berbeda.

4. Lengan mikroskop : sebagai pegangan pegangan pada saat mengambil mengambil atau memindahkan mikoskop.

5. Lubang objek : lubang yang digunakan untuk mengamati preparat pada meja objek.

6. Meja objek : tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati.

(21)

7. Pengatur Pengatur diafragma diafragma : mengatur mengatur pemfokusan pemfokusan cahaya yang masuk ke meja objek.

Diafragma: mengarahkan dan memusatkan cahaya.

4.2.3 Tubus Bagian Bawah

Gambar 4.8 Tubus bagian bawah Adapun pada tubus bagian bawah terdiri dari:

1. Illuminator : menangkap dan meneruskan sinar yang mulamula datang dari cahaya lampu.

2. Brightness control dial : menghidupkan dan mematikan arus atau sumber cahaya. Selubung iluminator : alat pelindung pelindung iluminator iluminator dari kotoran atau debu.

3. Kaki mikroskop : tumpuan dari keseluruhan mikroskop.

4. Pengarah kasar: mengatur jarak objek dengan peraga.

5. Pengarah halus: mengatur agar diperoleh tampilan bayangan objek yang lebih jelas

(22)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu:

1. Adapun pembagian bagian mikroskop binokuler yaitu pada tubus atas terdiri dari Dioptering, pengatur lensa okuler, dan lensa okuler. Pada bagian bagian tubus tengah terdiri terdiri dari revolver, penjepit preparat, lensa objektif, objektif, lengan mikroskop, lubang objek, pengatur diafragma, dan diafragma. pada bagian bagian tubus bawah terdiri terdiri dari illuminator, Brightness control dial, selubung illuminator, meja objek, pengatur

diafragma, pengatur pengatur kasar, dan pengatur pengatur halus.

Sedangkan untuk mikroskop stereo terdiri atas 3 bagian bagian yaitu tubus atas terdiri terdiri dari Dioptering dan lensa okuler. Tubus tengah terdiri dari lensa objektif, lengan mikroskop, illuminator, pengarah kasar, dan pengarah pengarah halus. Sedangkan pada tubus bawah terdiri terdiri dari kaki mikroskop, penjepit preparat, dan meja objek.

2. Perbedaan antara mikroskop binokuler dan stereo yaitu:

a. Penggunaan: Mikroskop binokuler binokuler digunakan digunakan untuk melihat sampel yang sangat kecil, seperti sel atau mikroorganisme, sedangkan stereo mikroskop lebih cocok digunakan untuk melihat sampel yang lebih besar, seperti serangga, mineral, atau benda- benda kecil lainnya.

b. Perbesaran: Perbesaran : Mikroskop Mikroskop binokuler binokuler biasanya biasanya memiliki memiliki perbesaran perbesaran yang lebih

(23)

tinggi dibandingkan dengan stereo mikroskop. Hal ini karena mikroskop binokuler digunakan untuk melihat sampel yang sangat kecil, sedangkan stereo mikroskop digunakan untuk melihat sampel yang lebih besar.

c. Jarak fokus: Mikroskop binokuler binokuler memiliki memiliki jarak fokus yang lebih pendek, sehingga pengamat pengamat harus memfokuskan memfokuskan objek dengan hati-hati untuk memperoleh gambar yang tajam. Sementara itu, stereo mikroskop memiliki jarak fokus yang lebih panjang, panjang, sehingga sehingga pengamat pengamat dapat lebih mudah melihat sampel yang lebih besar dan kompleks.

d. Kedalaman focus : Stereo mikroskop memiliki kedalaman fokus yang lebih besar daripada mikroskop binokuler. Hal ini karena stereo mikroskop dirancang khusus untuk melihat sampel tiga dimensi yang lebih besar dan kompleks.

5.2 Saran

Adapun saran untuk laboratorium yaitu agar tetap mempertahankan kebersihan dan kesejukan ruangan karena dapat menciptakan suasana belajar yang baik.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustaghfirin. 2014. Paleontologi. Jakarta : Kemendikbud

Anugerah, Yusuf. 2012. Foraminifera. Universitas Trisakti : Teknik Geologi Graha, Doddy S. 1987. Batuan dan Mineral . Bandung: Penerbit Nova

Hadi, Nurachmad. 1992. Anemon Laut (Coelenterata, Actiniaria), Manfaat Dan Bahayanya. Bandung: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan

Praktikum Entimologi. 2018. Buku Pedoman Entimologi. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan

Sudjadi, Bagod, 2006, Biologi Sains dalam Kehidupan, Erlangga: Jakarta.

S, Haryanti. 2019. Sejarah Mikroskop. Malang: Citra Adi Bangsa.

Gambar

Gambar 2.1 Mikroskop Stereo
Gambar 2.2 Mikroskop Binokuler
Gambar 2.3 Illuminator
Gambar 4.1 Mikroskop Stereo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mikroskop Lensa okuler Pengatur Jarak/ fokus Lensa obyektif Meja preparat Cermin cekung Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis (sangat

Jika objek diletakkan pada jarak 3 cm didepan lensa objektif dan pengamat tanpa akomodasi, maka jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler adalah .... Dalam

Adapun prinsip mikroskop yaitu mengamati benda atau objek mikroskopis dengan memanfaatkan sifat optic dari lensa yang digunakan dengan perbesaran tertentu untuk membentuk

Komponen-komponen tersebut secara umum adalah lensa okuler, lensa obyektif, tabung mikroskop, makrometer, mikrometer, revolver, panggung/meja preparat,

Preparat segar daun jambu diletakkan pada meja preparat mikroskop kemudian dicari fokus bayangan preparat. Letak mikrometer okuler diatur sesuai dengan panjang dan

kemudian dihitung 385 kali ulangan. Mikrometer square dipasang pada lensa objektif mikroskop. Preparat segar daun jambu diletakkan diatas meja preparat mikroskop.

Cara menyiapkan benda yang akan diamati di mikroskop adalah dengan menaruh objek di kaca objek atau preparat setelah itu diletakkan di bagian bawah lensa..

Alat optik yang terdiri dari dua buah lensa yaitu : lensa positif (obyektif) yang diletakkan dekat dengan lensa positif (okuler) yang dipisahkan dengan jarak tertentu (d)...