Laporan Percobaan
Reaksi Reduksi Dan Oksidasi ( Redoks)
Nama : Muh Izqal
Kelas : X E
Mapel : Kimia
SMA AL-AZHAR MANDIRI PALU
2020
1. Tujuan
Mempelajari reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) yang terjadi saat kita melakukan percobaan sedehana.
2. Dasar Teori
Reaksi oksidasi dan reduksi merupakan reaksi yang menggabungkan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi (valensi) spesi-spesi yang bereaksi tidak mengalami perubahan.
Namun, ada beberapa reaksi yang menunjukkan keadaan oksidasi berubah yang disertai dengan pertukaran elektron antara pereaksi, ini disebut reaksi oksidasi-reduksi atau disingkat reaksi redoks. Berdasarkan sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses- proses ketika oksigen diambil oleh suatu zat dan reduksi dianggap sebagai proses ketika oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kehilangan hidrogen dapat juga disebut sebagai oksidasi dan penangkapan hidrogen disebut sebagai reduksi. Reaksi-reaksi lain yang tidak melibatkan oksigen dan hidrogen belum dapat digolongkan sebagai oksidasi dan reduksi sebelum munculnya definisi umum oksidasi dan reduksi yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron.
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) melibatkan keadaan transfer elektron sehingga akan terjadi perubahan tingkat atau bilangan oksidasi dari spesies yang berkaitan. Identifikasi pada tingkat oksidasi atau bilangan oksidasi spesies yang terlibat dalam reaksi perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah elektron yang terlibat. Secara sederhana, bilangan oksidasi didefinisikan sebagai bilangan positif atau negatif yang mengarah pada muatan suatu spesies saat elektron-elektron dianggap terdistribusi pada atom-atom menurut aturan yang sesuai. Aturan distribusi tersebut yakni secara ionik bagi spesies heteronuklir yang berarti terjadi perpindahan elektron pada atom yang lebih bersifat elektronegatif dan secara kovalen murni bagi spesies homonuklir (Sugiyarto, 2004: 111).
Reaksi oksidasi dalam kimia organik umumnya disebut sebagai penambahan oksigen kedalam molekul atau lepasnya hidrogen dari suatu molekul. Reaksi reduksi diartikan sebagai masuknya hidrogen ke dalam molekul organik atau keluarnya oksigen dari dalam molekul organik. Batasan yang lebih umum pada reaksi oksidasi-reduksi adalah berdasarkan pemakaian bilangan oksidasi pada atom karbon dengan cara memasukkan bilangan oksidasi pada keempat ikatannya. Contohnya, atom H yang berikatan dengan atom C memiliki bilangan oksidasi -1, atom C yang berikatan dengan atom C memiliki bilangan oksidasi 0, dan atom C jika berikatan tunggal pada heteroatom seperti oksigen, nitrogen, dan sulfur maka atom C memiliki bilangan oksidasi +1 (Riswiyanto, 2009: 108).
Oksidasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat berupa atom, ion atau molekul. Saat suatu unsur dioksidasi maka keadaan oksidasinya akan berubah ke harga atau nilai yang lebih positif.
Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron dan saat proses itu, zat itu direduksi. Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan didapatkannya satu atau lebih elektron oleh zat berupa atom, ion atau molekul. Saat suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif, sehingga suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron dan dalam proses itu, zat tersebut dioksidasi. Definisi tersebut sangat umum sehingga dapat berlaku untuk proses dalam zat padat, lelehan atau gas.
Proses oksidasi dan reduksi berlangsung bersamaan karena elektron-elektron yang dilepaskan oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain. Oleh karena itu reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi redoks akan merujuk pada proses-proses yang melibatkan serah terima muatan.
3. Alat Dan Bahan untuk percobaan 1.
Sendok - Betadine
Gelas - Vitamin C
. - Air Mineral
4. Alat Dan Bahan Untuk Percobaan 2.
 Wadah Plastik etc. - Asam Cuka
 Paku - Natrium Hipoklorit/ Baclin
5. Langkah Kerja o Percobaan 1
1. Menuangkan air mineral ke dalam gelas.
2. Meneteskan betadine secukupnya ke dalam gelas yang berisi air hingga warnanya seperti teh
3. Mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan sendok.
4. Memasukkan 1 buah vitamin C 500 g ke dalam larutan tersebut.
5. Mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan sendok / pipet o Percobaan 2
1. Memasukkan larutan cuka ke dalam wadah.
2. Memasukkan larutan natrium hipoklori tke dalam wadah dengan dosis 1:1 yang banyak larutannya sama dengan larutan cuka yang diberikan.
3. Memasukkan paku ke dalam wadah.
4. Mengamati perubahan yang terjadi pada paku dan larutan 1 jam kemudian.
+0,67 +1 -20 +1 +1 -20 0
OKSIDASI REDUKSI
6. Hasil Pengamatan.
Pada Percobaan 1
o Saat kita memasukkan betadine ke dalam segelas air, air langsung berubah menjadi coklat kemerahan.
o Pada saat kita memasukkan Vit C 500 gr kedalam larutan betadine tersebut maka air tersebut berubah menjadi warna bening.
Pada Percobaan 2
o Larutan cuka jika ditambahkan dengan natriumhipoklorit warnanya berubah menjadi coklat
o Paku yang didiamkan selama satu jam di dalam larutan tersebut berkarat.
7. Persamaan Reaksi Kimia.
Rumus Kimia Percobaan 1:
C
2H
8O
6+ I
2---> C
6H
6O
6+ 2I + 2H
+Reduktor : C
2H
8O
6Oksidator : C
2H
8O
6Hasil Reduksi : 2H
+Hasil Oksidasi : C
6H
6O
6Rumus Kimia Percobaan 2:
2Fe + 3NaOCl ---> Fe
2O
3+ 3NaCl
0 +1 -2 +1 +3 -2 +1 -1
oksidasi
reduksi
Reduktor : 2Fe
Oksidator : 3NaOCl
Hasil Reduksi : 3NaCl
Hasil Oksidasi : Fe
2O
38. Pembahasan
Percobaan 1
Pada saat melakukan percobaan satu ,larutan betadine yang telah bercampur dengan air mengalami perubahan menjadi warna kecoklatan. Hal ini disebabkan oleh betadine itu sendiri. Lalu setelah dimasukkan. Vitamin C dan wadah tersebut diaduk dengan menggunakan sendok warna larutan yang semula kecoklatan kembali kewarna semula. Hasil ini disebabkan zat I2 yang memberi warna kecoklatan. Lalu diubah oleh asam askorbat dan berubah menjadi zat 2I yang tidak memiliki warna
.
Percobaan 2
Pada saat melakukan percobaan dua larutan asam cuka dan larutan natrium hipoklorit bereaksi dengan subuah paku asam cuka sebagai katalis reaksi yang mempercepat pengkaratan pada paku dan natrium hipoklorit yang mengoksidasi paku. Namun asam cuka dan natrium hipoklorit juga bereaksi yang menghasilkan zat berbahaya yaitu gas klorin.
9. Kesimpulan.
Percobaan 1:
warna yang dihasilkan dari efek menambahkan betadine kedalam air itu dapat di netralkan dengan bantuan asamkarbonat yang dihasilkan oleh vitamin C
Pada percobaan 2:
terjadi pengkaratan pada paku. pengkaratan tersebut sangat cepat terjadi karena disebabkan oleh asam cuka yang oksidasinya dibantu oleh natrium hipoklrit. Akan tetapi asam cuka yang bereaksi dengan asam hipoklorit dapat menghasilkan zat berbahaya yakni gas klorin .
Daftar Pustaka
http://dianfitrahardita.blogspot.com/2017/09/laporan-kimia-dasar-lanjut-reaksi.html https://www.academia.edu/33191862/REAKSI_REDOKS
https://saintif.com/reaksi-redoks