LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL 3
IDENTIFIKASI III
KEL 11 / KIMIA ORGANIK KELAS E
ROUDLOTUS SALWA AULIA / 5008221110
ASISTEN
ELIA RANDY EFRAIM / 5008201081
TGL PRAKTIKUM : 02/11/2023
TGL PENGUMPULAN LAPORAN : 02/11/2023
LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2023
Menunjukkan Adanya Gugus Karbonil a. Teori
Fessenden, Y. Fessenden. 1986. “Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1”. Jakarta:
Erlangga.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
b. Tujuan
Menunjukkan adanya gugus karbonil dalam asam oksalat, aceton, alcohol dan urea dengan penambahan NaOCl.
c. Alat
No Alat Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Tabung reaksi Beaker glass 250 ml Karet penghisap Pipet ukur 10 ml Rak tabung reaksi Gelas arloji
Pengaduk porselen Neraca analitik
4 1 1 1 1 1 1 1
d. Bahan
No Bahan Jumlah
1 Larutan asam oksalat 5 mL 20 mL 5 mL 5 mL 1 g pekat
2 Larutan NaOCl 3 Larutan aseton 4 Larutan etanol 5 Urea bubuk
e. Prosedur
1. Pipet 5 ml asam oksalat pekat dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 5 ml larutan NaOCl
3. Amati apa yang terjadi
4. Lakukan juga seperti diatas dengan aceton, alkohol dan urea
f. Hasil
Percobaan Hasil Pengamatan
5 ml asam oksalat + 5 ml NaOCl - Warna bening - Terdapat gelembung
5 ml etanol + 5 ml NaOCl - Warna bening
- Terdapat endapan putih
5 ml aseton + 5 ml NaOCl - Terdapat 3 layer, layer bawah bening, layer tengah keruh, dan layer atas berwarna putih keruh
- Terdapat gelembung
1 gr urea bubuk + 5 ml NaOCl - Warna bening
- Terdapat gelembung
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa percobaan kali ini telah menjawab tujuan yang ada, yaitu menunjukkan adanya gugus karbonil dalam asam oksalat, aseton, etanol dan urea dengan penambahan NaOCl.
Penggunaan NaOCl pada percobaan kali ini sendiri dikarenakan NaOCl merupakan oksidator kuat sehingga reaksi pada gugus karbonil lebih mudah untuk diamati. Pada pengujian asam oksalat, percobaan dapat dikatakan berhasil karena menunjukan indikator keberhasilan berupa terbentuknya gelembung yang menjadi tanda bahwa senyawa tersebut memiliki gugus karbonil. Pada percobaan tersebut, terjadi reaksi sebagai berikut :
+ NaOCl NaCl + 2CO2 + H2O
Dari reaksi diatas, maka dapat dilihat pada struktur senyawanya bahwa asam oksalat merupakan senyawa dengan gugus fungsi asam karboksilat yang merupakan salah satu jenis dari gugus karbonil. Kemudian gelembung yang terbentuk pada proses pengujian merupakan CO2. Pada pengujian etanol, percobaan dapat dikatakan gagal karena hanya menghasilkan endapan. Namun, tidak ada gelembung gas yang terbentuk sehingga dapat dikatakan bahwa etanol tidak memiliki gugus karbonil dalam struktur senyawanya. Pada percobaan tersebut, terjadi reaksi sebagai berikut :
+ NaOCl 2C2H5O + NaCl + H2O
Dari reaksi diatas, maka dapat dilihat pada struktur senyawanya bahwa etanol merupakan senyawa dengan gugus alkohol yang dimana alkohol bukan merupakan salah satu jenis dari gugus karbonil sehingga tidak ada CO2 yang terbentuk pada reaksi diatas. Namun, terdapat endapan putih yang merupakan NaCl yang terbentuk akibat reaksi reduksi NaOCl. Sedangkan larutan bening yang terbentuk merupakan asetildehida yang merupakan hasil reaksi oksidasi etanol. Pada pengujian aseton, percobaan dapat dikatakan berhasil karena menunjukan indikator keberhasilan berupa terbentuknya gelembung yang menjadi tanda bahwa senyawa tersebut memiliki gugus karbonil. Pada percobaan tersebut, terjadi reaksi sebagai berikut :
+ NaOCl C2H6 + NaCl + CO2
Dari reaksi diatas, maka dapat dilihat pada struktur senyawanya bahwa aseton
merupakan senyawa dengan gugus fungsi keton yang merupakan salah satu jenis dari gugus karbonil. Pada pengujian aseton didapatkan hasil berupa larutan dengan 3 layer dimana layer atas berupa larutan yang sedikit keruh merupakan etana yang terbentuk akibat reaksi oksidasi aseton. Sedangkan layer tengah berupa larutan yang berwarna keruh merupakan larutan NaCl dan layer bawah berupa larutan yang berwarna bening merupakan larutan NaCl yang tidak larut. Kemudian gelembung yang terbentuk pada proses pengujian merupakan CO2. Pada pengujian urea, percobaan dapat dikatakan berhasil karena menunjukan indikator keberhasilan berupa terbentuknya gelembung yang menjadi tanda bahwa senyawa tersebut memiliki gugus karbonil. Pada percobaan tersebut, terjadi reaksi sebagai berikut :
+ NaOCl CO2 + 3NaCl + 2H2O + N2
Dari reaksi diatas, maka dapat dilihat pada struktur senyawanya bahwa urea merupakan senyawa dengan gugus fungsi amida yang merupakan salah satu jenis dari gugus karbonil. Kemudian gelembung yang terbentuk pada proses pengujian merupakan CO2. Sedangkan gas N2 yang terbentuk menyebabkan dinding tabung reaksi menjadi dingin.
DOKUMENTASI
No. Percobaan Gambar
1. 5 ml asam oksalat + 5 ml NaOCl
2. 5 ml etanol + 5 ml NaOCl
3. 5 ml aseton + 5 ml NaOCl
4. 1 gr urea bubuk + 5 ml NaOCl
Menunjukkan Adanya Gugus Amina
a. Teori
Fessenden, Y. Fessenden. 1986. “Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1”. Jakarta:
Erlangga.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.
b. Tujuan
Mengidentifikasi adanya gugus amina.
c. Alat
No Alat Jumlah
1 2 3 4 5 6
Tabung reaksi Pipet ukur 10 ml Karet penghisap Pengaduk porselen Rak tabung reaksi Gelas arloji
1 1 1 1 1 1
d. Bahan
No Bahan Jumlah
1 2 3
Larutan KNO2
Larutan HCl encer Urea bubuk
5 mL 5 mL 0,2 g
e. Prosedur
1. Pipet 5ml larutan KNO2 dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 5ml HCl
4. Tambahkan 0,2 gram urea bubuk 5. Amati perubahan yang terjadi f. Hasil
Percobaan Hasil Pengamatan
5 ml KNO2 + 5 ml HCl - Warna bening
- Terdapat gelembung sedikit
5 ml KNO2 + 5 ml HCl + 0,2 gr urea bubuk
- Warna bening
- Terdapat gelembung banyak
g. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa percobaan kali ini telah menjawab tujuan yang ada, yaitu mengidentifikasi adanya gugus amina pada urea. Identifikasi ini dilakukan dengan penambahan larutan HNO2
yang didapatkan dari reaksi antara KNO2 dengan HCl. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan percobaan ini telah menjawab tujuan yang ada.
Dimana hal itu dapat dibuktikan dengan terbentuknya gelembung gas berupa CO2 dan N2 setelah reaksi antara HNO2 dengan urea. Dimana pada proses tersebut, terjadi reaksi sebagai berikut :
+ HNO2 CO2 + 3H2O + 2N2
Dari reaksi diatas, maka didapatkan hasil bahwa urea memiliki gugus amina yang ditandai dengan adanya atom nitrogen yang berikatan dengan atom karbon.
Sedangkan proses pembentukan HNO2 dapat dilihat pada reaksi berikut : KNO2 + HCL KCL + HNO2
DOKUMENTASI
No. Percobaan Gambar
1. 5 ml KNO2 + 5 mL HCl + 0,2 g Urea
MSDS MODUL 3
Kelompok: 11
Nama : Roudlotus Salwa Aulia (5008221110) Ferina Putri Maharani (5008221120)
Percobaan 1 :Gugus Karbonil
No. Nama
(Formula)
Physical and Chemical Properties
Toxicological Information
First Aid Measures
1. NaOCl -Bentuk : Cairan -Warna : Cairan kuning kehijauan -Bau : Manis
-Titik didih: 101૦C -Titik lebur: 18૦C -Densitas: 1,20 – 1,25 g/ml pada 20oC
Terhirup: Iritasi bronkial parah dan edema paru-paru.
Tertelan :
Rasa terbakar pada mulut, mual dan muntah, koma.
Terkena mata : Kerusakan mata serius
Terkena kulit : Menyebabkan luka bakar parah.
Terhirup :
Pindahkan korban ke tempat dengan udara segar
Tertelan :
Bilas mulut. Jangan paksa korban untuk muntah. Beri satu atau dua gelas air untuk diminum. Segera minta bantuan medis.
Terkena mata : Bilas dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit.
Terkena kulit : Cuci area
terkontaminasi dengan air dan sabun.
2. Asam Oksalat (C2O4H2)
-Bentuk : Cairan -Warna : Tidak berwarna
-Bau :Tidak berbau -Titik didih:
Menyublim -Titik lebur:189,5 ૦C
-Densitas:1,9 g/cm³
Gejala/efek setelah terhirup:
Tenggorokan kering dan sakit, batuk, iritasi pada tenggorokan, iritasi pada membran mukosa hidung, mual, muntah Gejala/efek setelah kontak dengan kulit :
Gatal dan iritasi Gejala/efek setelah kontak dengan mata :
Iritasi mata, kerusakan mata permanen
Gejala/efek setelah tertelan :
Penurunan fungsi ginjal, iritasi tenggorokan, iritasi membran mukosa hidung, batuk, ruam/inflamasi.
Setelah terhirup:
hirup udara segar. Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit:
bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Setelah kontak pada mata :
bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan:
beri air minum (paling banyak dua gelas).
Segera cari anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif dan
konsultasikan kepada dokter secepatnya.
3. Aseton (C3H6O)
-Bentuk : Cairan -Warna : Tidak berwarna -Bau :Bau khas seperti buah
-Titik didih: 56૦C -Titik lebur: -95૦C -Densitas:0,7845 g/cm pada 20oC
Terhirup : Pusing, sesak nafas, pingsan, iritasi membran mukosa
Tertelan : Iritasi pada membran mukosa Terkena kulit &
mata :
Iritasi mata dan memberikan sensasi terbakar pada kulit
Terhirup : Tinggalkan area terkontaminasi, hirup udara segar. Segera hubungi tenaga medis.
Tertelan :
Jangan paksa korban muntah. Beri satu atau dua gelas air untuk mengencerkan bahan kimia, jika korban sadar dan tidak kejang.
Segera rujuk ke rumah sakit.
Terkena kulit : Bilas kulit yang terkontaminasi dengan air sambil
menanggalkan dan mengisolasi pakaian.
Bilas dengan sabun dan air secara perlahan. Jika muncul kemerahan pada kulit, segera rujuk ke rumah sakit.
Terkena mata :
Lepas lensa kontak jika ada. Bilas mata dengan air selama 20 – 30 menit. Rujuk ke dokter segera.
4. Etanol (C2H6O7)
-Bentuk : Cairan -Warna : Tidak berwarna -Bau :Alkohol -Titik didih:78,24oC -Titik lebur:-114,14
oC
-Densitas:0,7893 g/cm3
Toksisitas oral akut Tanda-tanda : mual muntah
Toksisitas inhalasi akut
Tanda-tanda : iritasi mukosa ringan
Iritasi kulit Pendedahan berulang-kali atau berkepanjangan dapat
menyebabkan iritasi kulit dan dermatitis, akibat sifat produk yang bisa
menghilangkan lemak
Iritasi mata Menyebabkan iritasi mata yang serius
Jika terhirup : Jika dihirup, pindah orang ke udara segar.
Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Konsultasikan dengan dokter
Dalam kasus kontak dengan kulit : Tanggalkan segera pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/pancuran air yang banyak. Hubungi dokter jika terjadi iritasi Dalam kasus kontak pada mata :
Bilas dengan air yang banyak selama minimal 15 menit, angkat
kelopak mata bagian atas dan bawah sesekali. Segera dapatkan bantuan medis/periksakan ke dokter mata
Jika tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.
5. Urea -Bentuk : Bubuk Terhirup : Terhirup :
(CH4N2O) -Warna : Putih -Bau :Hampir tidak berbau
-Titik didih:
Dekomposisi -Titik lebur:
132,70oC
-Densitas:1,3230 pada 20oC/4oC
Iritasi membran mukosa
Tertelan : Mual,
kemungkinan muntah dan diare.
Terkena kulit &
mata : Iritasi dan kemerahan
Bawa korban ke tempat dengan udara segar dan beri napas bantuan.
Segera bawa korban ke fasilitas kesehatan.
Tertelan :
Jangan paksa muntah.
Jika korban sadar dan tidak kejang, beri 1 atau 2 gelas air untuk
mengencerkan bahan kimia dan segera hubungi rumah sakit.
Terkena kulit : Bilas kulit yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Jika iritasi, segera ke dokter.
Terkena mata : Jika menggunakan lensa kontak, lepas.
Bilas mata korban dengan air selama 20 – 30 menit. Rujuk ke rumah sakit.
Percobaan 2 :Amina Aromatis
No. Nama
(Formula)
Physical and Chemical Properties
Toxicological Information
First Aid Measures
1. Kalium Nitrat (KNO2)
-Bentuk : kristal -Warna : Putih agak kekuningan
-Bau :Tidak berbau -Titik didih:537oC (meledak)
-Titik lebur:441oC, mulai
terdekomposisi pada 350oC
-Densitas:1,9 g/cm3
Terhirup : Iritasi hidung menyebabkan bersin dan batuk.
Paparan urea yang tinggi bisa
mengganggu kemampuan darah untuk membawa oksigen yang menyebabkan pusing,
methemoglobinemi a, sesak napas, pingsan, hingga kematian.
Tertelan : Kerusakan pada saluran pencernaan bagian atas.
Terkena kulit &
mata : Iritasi
Terhirup :
Udara segar, istirahat.
Napas buatan mungkin dibutuhkan. Segera rujuk ke dokter.
Tertelan :
Bilas mulut. Paksa muntah (hanya untuk korban sadar). Segera bawa ke dokter.
Terkena kulit :
Bilas dengan air yang banyak selama 15 menit, tanggalkan kain yang terkontaminasi dan bilas lagi.
Terkena mata :
Bilas dengan air selama beberapa menit (lepas lensa kontak jika memungkinkan), rujuk ke dokter.
2. Asam Klorida
(HCl) -Bentuk : Larutan -Warna : Tidak berwarna
-Bau :Menyengat dan mengiritasi
Acute toxicity (oral) :
Bahaya jika ditelan Skin corrosion/
irritation :
Terhirup :
Segera cari udara segar.
Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan, jika
-Titik didih:- 85,1
°C
-Titik lebur:- 114,2
°C
-Densitas:1,639 g/L (gas) ; 1,2 g/cm³ (37% w/w) at 25°C
Menyebabkan luka bakar parah pada kulit
Serious eye damage/irritation : Menyebabkan kerusakan mata serius
STOT-single exposure : Dapat
menyebabkan iritasi pernapasan
masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan :
Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali muntah, tapi jangan dipaksakan. Jangan memasukkan apapun kedalam mulut orang yang tidak sadar.
Terkena mata :
Basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Terkena kulit:
Bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi.
3. Urea (CH4N2O)
-Bentuk : Bubuk -Warna : Putih
Terhirup : Iritasi membran mukosa
Terhirup :
Bawa korban ke tempat dengan udara segar dan
-Bau :Hampir tidak berbau
-Titik didih:
Dekomposisi -Titik lebur:
132,70oC
-Densitas:1,3230 pada 20oC/4oC
Tertelan : Mual,
kemungkinan muntah dan diare.
Terkena kulit &
mata : Iritasi dan kemerahan
beri napas bantuan.
Segera bawa korban ke fasilitas kesehatan.
Tertelan :
Jangan paksa muntah.
Jika korban sadar dan tidak kejang, beri 1 atau 2 gelas air untuk
mengencerkan bahan kimia dan segera hubungi rumah sakit.
Terkena kulit : Bilas kulit yang terkontaminasi dengan sabun dan air. Jika iritasi, segera ke dokter.
Terkena mata : Jika menggunakan lensa kontak, lepas.
Bilas mata korban dengan air selama 20 – 30 menit. Rujuk ke rumah sakit.