• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Instrumen dalam Penelitian"

N/A
N/A
violance valenci

Academic year: 2024

Membagikan " Pentingnya Instrumen dalam Penelitian""

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

“KALIBRASI SPEKTROFOTOMETER UV-VIS”

NAMA : FITRI HANDAYANI STAMBUK : 15020230235 KELAS : C10

KELOMPOK : 4 (EMPAT )

ASISTEN : NUR ANISAH AZZAHRAH

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Instrumen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian, yang dibutuhkan dalam mendukung ketepatan rancangan penelitian. Instumen sebagai pengukur variable penelitian memegang peranan penting dalam usaha memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya. Bahkan validitas hasil penelitian sebagian besar sangat tergantung pada kualitas instrumen pengumpulan datanya. Oleh karena itu, peneliti sebaiknya memahami tentang konsep instrumen dan proses yang dibutuhkan dalam melaksanakan instrumen tersebut.

Bentuk instrumen pengumpulan data yang digunakan, masalah ketepatan tujuan dan penggunaan instrumen (validitas) dan keterpercayaan hasil ukurnya (reliabilitas) merupakan dua karakter yang tidak dapat ditawar-tawar, disamping tuntutan akan adanya objektifitas, efisiensi, dan ekonomis.

Salah satu contoh intrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak manfaatnya, untuk penetuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200-400 nm) atau daerah sinar tampak (400-800 nm). Analisis yang ini dapat di gunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai- nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar

(3)

ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan- bahan acuan tersertifikasi. Atau Kalibrasi dilakukan untuk menentukan nilai dengan cara membandingkannya dengan standar tingkat yang diketahui keakuratan dan keandalannya.

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran.

Sedangkan manfaat kalibrasi adalah untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki. Dan dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Dengan melakukan kalibrasi, kita bisa mengetahui seberapa jauh perbedaannya dan, guna menjaga alat ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. Setiap alat pasti memiliki fungsinya masing- masing.

Seiring berjalan nya waktu alat laboratorium tersebut pasti mengalami penurunan performa. untuk menjaga fungsi dan performa alat. perlu dilakukan kalibrasi. Alat laboratorium harus di kalibrasi ketika alat laboratorium berpengaruh pada akurasi atau pengukuran. sehingga menyebabkan ketidakpastian hasil pengujian. Pengamatan ini dapat didukung oleh kecermatan, ketelitian, keterulangan, sensitivitas, kelurusan, kepemilihan, kemantapan atau ketahanan dan kestbilan dari suatu metode analisis yang dipakai. Kalibrasi baik dilakukan terus menerus untuk mengantisipasi. Rutin melakukan kalibrasi terhadap alat laboratorium, maka hasil yang ditampilkan lebih akurat.

(4)

1.2 Maksud Praktikum

1. Memahami prinsip dan kegunaan kalibrasi

2. Menjelaskan cara melakukan kalibrasi spektrofotometer UV-Vis 1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mempraktekkan bagaimana cara melakukan kalibrasi spektrofotometer UV-Vis

(5)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum

Instrumentasi adalah proses atau metode yang melibatkan penggunaan alat-alat atau instrumen untuk mengukur, mengontrol, atau memantau suatu proses, sistem, atau fenomena tertentu. Tujuan dari instrumentasi adalah untuk mendapatkan data akurat, mengatur variabel tertentu, atau mengamati perubahan dalam sistem secara tepat. (Zahara, 2021)

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur.

Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainya. Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas produk . Alat ukur warna yang paling mahal dan akurat juga dapat rusak atau melenceng setelah dipakai dalam jangka waktu tertentu. Sangatlah penting bahwa alat ukur warna sepert spectrophotometer atau chroma meter dikalibrasi secara teratur dan mengikuti sistem manajemen kualitas yang ada (E.g ISO). (Sari, 2019) Kalibrasi juga dapat dilakukan secara rutin (setiap hari) atau setiap tahun. Kalibrasi yang dilakukan setiap hari biasanya mudah dan gampang dilakukan oleh konsumen sendiri. Sedangkan kalibrasi tahunan memerlukan konsumen untuk mengirimkan instrumennya ke perusahaan kalibrasi yang sudah disertifikasi untuk melakukan servis.

(Pramono, 2020)

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu usur(traceable)

(6)

satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. (Sunarya, 2021)

Dalam melakukan kalibrasi tidak mungkin suatu alat ukur dengan ketepatan lebih besar dari standar kalibrasi pembanding. Suatu aturan yang sering diikuti adalah suatu standar kalibrasi yang paling sedikit mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur yang dikalibrasi. Jadi adalah amat penting bahwa orang yang melakukan kalibrasi alat ukur harus yakin bahwa standar kalibrasi mempunyai ketepatan yang memadai sebagai pembanding. (Remiana, 2020)

Alat untuk menghasilkan spektra UV-Vis atau untuk mengukur absorbansi di daerah UV-Vis disebut dengan spektrofotometer UV-Vis.

Instrumen ini terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Suatu diagram sederhana spektrofotometer UV-Vis dengan komponen- komponennya meliputi sumber-sumber sinar, monokromator, kuvet, dan sistem optik. Terdapat dua penataan pada spektrofotometer UV-Vis, yaitu spektrofotometer berkas tunggal (single beam) dan spektrofotometer berkas ganda (double beam).

Spektrofotometer berkas tunggal digunakan di hampir semua sistem spektroskopi emisi, sementara spektrofotometer berkas ganda digunakan pada hampir semua sistem absorpsi. Kebanyakan instrumen komersial untuk metode spektrofotometri serapan adalah sistem berkas ganda. (Irnawati, 2020)

Pada spektrofotometer UV-Vis berkas ganda, instrumen menghasilkan suatu berkas sinar radiasi UV-Vis, yang mana dengan adanya cermin, berkas sinar ini akan terbagi menjadi dua berkas sinar yang paralel, dengan intensitas radiasi yang setara. Sampel

(7)

yang ditempatkan dalam salah satu berkas sinar, dan berkas sinar yang laindigunakan sebagai tempat referen (blangko berupa pelarut atau lainnya). Berkas sinar selanjutnya dilewatkan ke dalam monokromator; yang terdiri atas bagian yang berputar secara cepat yang melewatkan dua berkas sinar secara bergantian ke prisma atau kisi difraksi (grating). Kisi difraksi atau prisma yang bergerak secara lambat akan melakukan variasi panjang gelombang radiasi yang sampai ke detektor. Detektor selanjutnya akan merekam perbedaan antara berkas sinar dari sampel dan dari referen dalam suatu pencatat (rekorder). Keuntungan spektrofotometer berkas ganda adalah bahwa spektrum UV-Vis (absorbansi) yang diperoleh sudah berupa spektrum net, artinya spektrum yang diperoleh telah dikurangkan dengan spektrum blangko. (Setyaningsih, Yogyakarta)

Spekrofotometer UV-Vis merupakan alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari Panjang gelombang. Spektrofotometri UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital yang berenergi tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya energi dari foton-foton menyebabkan elektron pindah ke orbital baru yang lebih tinggi tingkat energinya (tereksitasi).

(Ramadhan, 2022).

(8)

2.2 Uraian Bahan

1. Asam Perklorat (Ditjen POM, 1995:1134) Nama resmi :PRCHLORIT ACID Nama lain :Asam Perklorat Rumus molekul :HClO4

Berat molekul :100,5 g/mol

Rumus Struktur :

Pemerian :Cairan jernih tidak berwarna Kelarutan :Bercampur dengan air Kegunaan :Sebagian larutam baku Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat.

2. Holmium Oksida (Ditjen POM, 2014:1713) Nama resmi :HOLMIUM OXYDE Nama lain :Holmium Oksida Rumus molekul :Ho2O3

Berat molekul :377,9 g/mol

Rumus Struktur :

Pemerian :Serbuk kekuningan Kelarutan :Larut dalam air Kegunaan :Sebagai pereaksi

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.

3. Kalium Bikromat (Ditjen POM, 1979:690) Nama resmi :KALII BICROMAS Nama lain :Kalium Bikromat

(9)

Rumus molekul :K2Cr2O7

Berat molekul :249, 192 g/mol

Rumus Struktur :

Pemerian :Hablur atau serbuk hablur, merah jingga Kelarutan :Larut dalam air

Kegunaan :Sebagai pereaksi

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.

4. Asam Sulfat (Ditjen POM, 2020:200) Nama resmi :SULFURIC ACID Nama lain :Asam Sulfat Rumus molekul :H2SO4 Berat molekul :98,07 g/mol

Rumus Struktur :

Pemerian :Cairan jernih seperti minyak:tidak berwarna:

bau sangat tajam dan korosif

Kelarutan :Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas.

Kegunaan :Sebagai pereaksi

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.

2.3 Prosedur kerja

1. Akurasi Panjang Gelombang

a. Siapkan larutan 4% holmium oksida dalam 10% asam perklorat dalam kuvet 1 cm

b. Ukur serapan larutan tersebut pada beberapa Panjang

(10)

gelombang, yaitu mulai dari 200 nm – 700 nm dengan pengulangan sampai 10 kali scan

c. Catat Panjang gelombang yang menghasilkan puncak peak pada spectra yang di dapat dari masing-masing replikasi

d. Panjang gelombang yang menghasilkan puncak peak mengacu pada panjang gelombang yang sudah ditentukan pada sertifikat kalibrasi akurasi panjang gelombang

e. Masing-masing replikasi Panjang gelombang tersebut dicatat dan dihitung standar deviasinya, dan bandingkan dengan kriteria penerimaannya.

f. Kriteria Penerimaan

Kriteria penerimaan adalah sebesar ± 1 nm dalam kisaran UV (200-380 nm) dan ±3 nm dalam kisaran Vis ( 380-800 nm).

Sebanyak ulangan 3 scanning dari suatu puncak yang sama harus berada disekitar ± 0,5 nm.

2. Nilai Absorban

a. Siapkan larutan kalium dikromat dengan konsentrasi 0,006%

b/v [±60,06 mg/l] siapkan dalam asam sulfat 0,05 M.

b. Ukur serapan larutan tersebut pada beberapa panjang gelombang, yaitu mulai dari 235, 257, 313, dan 350 nm, dengan larutan asam sulfat 0,05 M sebagai blangko

c. Catat nilai-nilai serapan dari panjang gelombang tersebut d. Hitung absorbsivitas panjang gelombang tersebut

e. Catat nilai absorbannya

f. Bandingkan absorbsivitas yang didapat dengan kriteria penerimaannya

g. Kriteria Penerimaan:

(11)

Wavelength (nm) A (1%,1 cm ) Maximum Tolerance

235 124.5 122.9 to 126.2

257 144.0 142.4 to 145.7

313 48.6 47.0 to 50.3

(12)

BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah SpektofotometerUV- VIS, Alat gelas, dan Labu ukur.

3.2 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Larutan Holmium Oksida, Larutan Kalium Bikromat dalam H2SO4.

3.3 Cara Kerja

a. Akurasi Panjang Grlombang

Pertama-tama disiapkan larutan 4% holmium oksida dalam 10%

asam perklorat dalam kuvet 1 cm lalu diukur serapan larutan tersebut pada beberapa panjang gelombang, yaitu mulai dari 200 nm - 700 nm dengan pengulangan sampai 10 kali scan dan dicatat panjang gelombang yang menghasilkan puncak peak pada spektra yng didapat dari masing-masing replikasi panjang gelombang yang menghasilkan puncak peak mengacu pada panjang gelombang yang sudah ditentukan pada sertifikat kalibrasi akurasi panjang gelombang pada masing-masing replikasi panjang gelombang tersebut dicatat dan dihitung standar deviasinya, dan dibandingkan dengan kriteria penerimaannya. Kriteria penerimaanya adalah sebesar ± 1 nm dalam kisaran UV (200-380 nm) dan ± 3 nm dalam kisaran Vis (380-800 nm). Sebanyak ulangan 3 scanning dari suatu puncak yang sama harus berada di sekitar ± 0,5 nm.

b.Nilai Absorban

Pertama disiapkan larutan kalium dikromat dengan konsentrasi 0,006% b/v(+60,06 mg/l) dan disiapkan dalam asam sulfat 0,05 M.

Kemudian diukur serapan larutan tersebut pada beberapa panjang

(13)

gelombang, yaitu mulai dari 235, 257, 313, dan 350 nm, dengan larutan asam sulfat 0,05 M sebagai blangko setelah itu dicatat nilai- nilai serapan dari panjang gelombang tersebut dan dihitung absorbsivitasnya, dan dibandingkan absorbsivitas yang didapat dengan kriteria penerimaannya.

(14)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Praktikum

4.1.1 Akurasi Panjang Gelombang a. Data Informasi

1 Larutan yang diukur 4% Holmium Oksida 2 Range panjang gelombang 200-700 nm

3 Replikasi 10 kali

4 Kriteria penerimaan untuk daerah UV

± 1 nm (200-380 nm) 5 Kriteria penerimaan untuk

daerah visible

± 3 nm (380-800 nm) 6 Syarat 3 pengulangan

pengukuran pada puncak yang sama

Harus berada disekitar ±0,5 nm

b. Data pengukuran Panjang Gelombang

No Panjan gelombg angdari SRM2014

Hasil Pengukuran Panjang Gelombang (nm)

ndaSta Devir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 asi

1 241,1 241,1 241,1 241,4 241,2 241,1 241,3 241,3 241,2 241,1 241,4 0,122 2 279,3 279,3 279,2 279,5 279,1 279,2 279,3 279,5 279,1 279,1 279,4 0,173 3 287,6 287,6 287,4 287,5 287,3 287,6 287,5 287,5 287,4 287,7 287,6 0,118 4 333,9 333,9 333,7 333,9 333,2 333,8 333,9 333,8 333,7 333,9 333,6 0,118 5 360,9 360,9 360,9 360,6 360,8 360,9 360,7 360,6 360,7 360,8 360,8 0,197 6 385,9 385,9 385,7 385,7 385,7 385,9 385,6 385,6 386,7 385,8 385,9 0,118 7 418,7 418,7 418,6 418,9 418,2 418,3 418,9 418,6 418,4 418,5 418,3 0,248 8 453,6 453,6 453,5 453,2 453,4 453,6 453,9 453,8 453,2 453,1 453,5 0,260 9 460,1 460,1 460,2 460,5 460,3 460,6 460,8 460,9 460,7 460,1 460,3 0,294 10 536,4 536,4 536,2 536,5 536,5 536,9 536,8 536,7 536,5 536,1 536,3 0,250 11 637,7 637,7 637,9 637,8 637,5 637,2 637,3 637,1 637,4 637,5 637,8 0,273

(15)

Perhitungan Standar Deviasi:

Rumus Standar Deviasi:

SD = 1= �−��−1 2

Standar Deviasi Peak 1:

� = ����� ��������ℎ�� ����� ����

�����ℎ ����

� = 2412,210

= 241,2

SD= 1= �−��−1 2

=

241,1−241,2 2+(241,1−241,2)2+(241,4−241,2)2+(241,2−241,2)2 9

=

(241,1−241,2)2+(241,3−241,2)2+(241,3−241,2)2+(241,2−241,2)2 9

=

(241,1−241,2)2+(241,4−241,2)2 9

=

0,01+0,01+0,04+0+0,01+0,01+0,01+0+0,01+0,04 9

=

0,149

= 0,015

= 0,122

Standar Deviasi Peak 2:

� = ����� ��������ℎ�� ����� ����

�����ℎ ����

� = 2792,7 10

(16)

= 279,3

SD= 1= �−��−1 2

=

279,3−279,3 2+(279,2−279,3)2+(279,5−279,3)2+(279,1−279,3)2 9

=

(279,2−279,3)2− 279,3−279,3 2− 279,5−279,3 2−(279,1−279,3)2 9

=

(279,1−279,3)2−(279,4−279,3)2 9

=

0,01+0+0,09+0,01+0+0,01+0,09+0,01+0,01+0,04 9

=

0,279

= 0,03

= 0,173

a. Hasil Pengukuran Panjang Gelombang

No Panjang gelombang dari SRM 2014

Rata-rata pembacaan panjang gelombang(nm)

Koreksi Ket

1 241,1 241,2 0,1 Memenuhi

2 279,3 279,2 0,1 Memenuhi

3 287,6 287,5 0,1 Memenuhi

4 333,9 333,7 0,2 Memenuhi

5 360,9 360,7 0,2 Memenuhi

6 385,9 385,7 0,2 Memenuhi

7 418,7 418,5 0,2 Memenuhi

8 453,6 453,4 0,2 Memenuhi

9 460,1 460,4 0,3 Memenuhi

10 536,4 536,4 0 Memenuhi

11 637,7 637,5 0,2 Memenuhi

(17)

4.1.1 Akurasi Fotometrik/Absorban a. Data Informasi

1 Larutan yang diukur Larutan kalium dikromat

2 Blanko Asam sulfat

3 Pengukuran 1 pada panjang gelombang

235 4 Pengukuran 2 pada panjang

gelombang

257 5 Pengukuran 3 pada panjang

gelombang

313 6 Pengukuran 4 pada panjang

gelombang 350

7 Syarat keterimaan absorbansi Memiliki 4 rate yang sesuai dengan acuan

8 Syarat keterimaan akurasi RSD harus lebih kecil dari 0,2%

b. Data Pengukuran Akurasu Fotometri

Panjang gelombang

(nm)

1 2 3 4 Standar

deviasi

RSD Ket

235 0,685 0,688 0,689 0,691 0,05 0,007 memenuhi 257 0,790 0,791 0,792 0,744 0,05 0,006 memenuhi 313 0,239 0,242 0,244 0,245 0,04 0,016 memenuhi 350 0,579 0,583 0,583 0,585 0,02 0,003 memenuhi

c. Hasil Pengukuran Akurasi Fotometri Panjang

gelombang (nm)

Rata-rata Nilai Absorban

Absortivitas Spesifik

Toleransi Ket

235 0,688 114,6 122,9 +126,2 Tidak

257 0,791 131,8 142,4+0145,7 Tidak

313 0,242 40,3 47,0 +050,3 Tidak

350 0,582 97 104,9+0108,2 Tidak

(18)

4.1 Pembahasan

Kalibrasi suatu alat sebelum digunakan sangatlah penting karena akan mempengaruhi hasil dari pengamatan ataupun penelitian yang dilakukan. Kalibrasi digunakan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pengukuran, serta untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilainilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Kalibrasi merupakan suatu upaya untuk mengembalikan ke akuratan suatu alat kembali pada kondisi awal atau rancangan nya.

Pada percobaan tentang kalibrasi alat ukur yang digunakan untuk membandingkan data adalah spektrofotometer.

Melakukan kalibrasi sudah menjadi ketentuan dan persyaratan yang harus dilakukan dan hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam sebuah pengukuran agar mendapatkan hasil yang akurat. Pada percobaan kali ini kalibrasi spektrofotometer UV-Vis dilakukan agar mendapatkan nilai akurasi panjang gelombang dan skala nilai absorban yang dimana akan menentukan alat yang dikalibrasi layak digunakan atau tidak.

Tujuan dari Kalibrasi alat yaitu untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran, pada percobaan ini dilakukan kalibrasi spektrofotometer UV-Vis yang meliputi kalibrasi akurasi panjang gelombang, skala absorbansi,dan Akurasi fotometri. Data yang diperoleh akan menentukan layak tidaknya suatu spektrofotometri untuk dapat digunakan.

(19)

Pada praktikum ini, dilakukan kalibrasi terhadap spektrofotometer UV-Vis, dimana dilakukan perbandingan data yang telah ada sebelumnya dengan data yang diperoleh dalam praktikum.

Adapun hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu akurasi panjang gelombang hasil yang didapat semua telah memenuhi. Pada akurasi fotometri data yang telah diperoleh dibandingkan dengan kriteria penerimaanya, ada yang tidak sesuai atau tidak toleran.

Sebagai faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini yaitu kemungkinan disebabkan akibat pereaksi yang digunakan tidak baik disebabkan proses pembuatan yang tidak teliti serta kurang ketelitian dalam menganalisis atau memang Spektrofotometer yang digunakan rusak.Pengaruh apabila sampel terlalu lama di uji atau tidak langsung di uji yakni dapat mempengaruhi waktu pembacaan sampel dan hasilnya dikarenakan sampel telah terkontaminasi dengan udara dimana suhu udara ruangan terdapat beberapa kotoran yang dapat menempel pada sampel sehingga hasil kurang valid.Ukuran kuvet bermacam-macam yakni :

1. Kuvet yang paling banyak digunakan adalah tipe persegi dengan dimensi luar 12,5x12,5 mm dan tinggi 45 mm serta ukuran adalah 10x10 mm.

2. Kuvet fluoresensi semi mikro 2x10 mm 3. Kuvet serapan semi mikro 2x10 mm 4. Kuvet sub volume mikro 2x10 mm

5. Tinggi kuvet 45 mm,diameter luar 12,5 mm,diameter dalam 10 mm,volume 3,5 ml.

(20)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum diatas yaitu hasil yang diperoleh pada parameter akurasi panjang gelombang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh certicifae of calibration. Dan pada data nilai absorbansi 235 nm. 257 nm. Dan 350 nm sesuai dengan rentang nilai maximum toleransi sehingga dapat dikategorikan memenuhi toleransi sedangkan untuk panjang gelombang 313 nm tidak sesuai dengan rentang nilai maksimum toleransi sehingga dikatakan tidak memenuhi toleransi. Jika hasil yang diperoleh akurat artinya alat yang dikalibrasi dalam hal ini yaitu spektrofotometer UVVis layak digunakan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu praktikan harus menguasai materi kalibrasi spektrofotometri UVVis dari alat, bahan maupun prosedur kerja yang dilakukan agar praktikan mengetahui cara kalibrasi sebuah alat dengan benar.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Irnawati. (2020). Analisis Farmasi Spektroskopi UV-VIS dan Kemometrika. Yogyakarta: IKAPI.

POM, D. (1979). Farmakope Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

POM, D. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

POM, D. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pramono, D. (2020). Pengembangan Sistem Informasi UPT Kalibrasi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Berbasis Web. Jurnal Sistem Integrasi, Pendidikan, dan Sistem Informasi .

Ramadhan, N. (2022). Aplikasi Simultan Foliar Spray Nano Fertilizer TiO2 dan Hidrogen sebagai Pembenah Tanah. Jawa Tengah: PT Nasya Expanding Management.

Remiana. (2020).Pengukuran dan Instrumentasi.Yogyakarta: Depublish Publisher.

Sari. (2019). Analisis Kalibrasi Pengukuran dan Ketidakpastian Sound Level. Jurnal Teknik Indsutri.

Setyaningsih. (Yogyakarta).Analisis Pangan.2020: IKAPI.

Sunarya. (2021). Manajemen Laboratorium. Yogyakarta: PT Mediatama Digital Cendikia.

Zahara, S. (2021). Pelatihan dan Pengenalan Dasar Instrumentasi Industri untuk Menyiapkan Lulusan Siap Kerja Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMK Palapa Mojokerto. Jurnal Elektronik Universitas Islam Majapahit.

(22)

SKEMA KERJA AKURASI PANJANG GELOMBANG

Disiapkan larutan 4% holmium oksida dalam 10% asam perklorat dalam kuvet 1 cm

Di ukur serapan larutan tersebut pada beberapa panjang gelombang yaitu mulai dari 200 nm – 700 nm dengan pengulangan sampai 10 kali

scan

Dicatat panjang gelombang yang menghasilkan puncak peak pada spektra yang didapat dari masing-masing replikasi

Panjang gelombang yang menghasilkan puncak peak mengacu pada panjang gelombang yang sudah ditentukan pada sertifikat kalibrasi

akurasi panjang gelombang

Masing-masing replikasi panjang gelombang tersebut dicatat dan dihitung standar deviasinya dan dibandingkan dengan kriteria

penerimaannya

Kriteria penerimaan adalah +- 1 nm dalam kisaram UV (200 nm – 380 nm) dan +- 3 nm dalam kisaran Vis ( 380 nm – 800 nm).Sebanyak ulangan 3 scanning dari suatu puncak yang sama harus berada di sekitar +- 0,5 nm

Disiapkan larutan kalium dikromat konsentrasi 0,006% b/v (+- 60,06 mg/l) disiapkan dalam asam sulfat 0,05 M

Diukur serapan larutan tersebut pada beberapa panjang gelombang yaitu mulai dari 235,257,313 dan 350 nm,dengan larutan asam sulfat 0,05 M

sebagai blangko

(23)

Dicatat nilai-nilai serapan dari panjang gelombang tersebut dan dihitung absorbsivitasnya

Bandingkan absorbsivitasnya yang didapat dengan kriteria penerimannya

(24)

LAMPIRAN

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Referensi

Dokumen terkait

Metode pemecahan masalah keperawatan secara efektif dan efisien yang dilakukan perawat kepada pasien dengan menggunakan proses keperawatan.. Upaya pemulihan kesehatan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya sumber daya manusia bagi perusahaan dan cara perusahaan dapat mengelola sumber daya manusia mereka secara

Dokumen ini membahas tentang pentingnya program keluarga di Indonesia berdasarkan peningkatan jumlah penduduk di beberapa

Dokumen ini membahas tentang pentingnya ruang terbuka hijau di wilayah urban dan cara untuk

Makalah ini membahas pentingnya kajian instrumen asesmen ADHD untuk memastikan diagnosis dan intervensi yang

Dokumen ini berisi lampiran untuk penelitian tentang kecerdasan emosional, termasuk surat izin pengambilan data, surat keterangan penelitian, dan instrumen untuk mengukur kecerdasan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya pendidikan dan tanggung jawab bersama dalam membangun suasana belajar dan proses pembelajaran yang

Dokumen ini adalah khutbah Jumat yang membahas tentang pentingnya beribadah kepada Allah