MAKALAH
AL ISLAM
&
KEMUHAMMADIYAHAN
WIDIANTI
NIM. 2109097024
PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UHAMKA
A. SEKILAS TENTANG MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
B. MOTIVASI FILSAFAT MUHAMMADIYAH
Motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
a. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak
b. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
c. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
2. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
a. Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
b. Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
d. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
Motivasi Filsafat Muhammadiyah 1. Motivasi idealis
adalah dorongan untuk mengembangkan ideologi muhammadiyah. Ideologi ini berpedoman pada Al Quran dan As Sunnah serta khazanah ilmu pengetahuan islami yang dikembangkan dari pemikiran-pemikiran dalam organisasi muhammadiyah untuk menjalani pola kehidupan yang tercermin dalam kepribadian akhlak mulia dan keteladanan yang baik.
2. Motivasi historis
adalah dorongan untuk melakukan melakukan perubahan yang bersumber pada sejarah muhammadiyah. Perjuangan muhammadiyah yang mana saat itu dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan untuk mengembalikan kehidupan masyarakat yang bersumber pada ajaran islam membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Keuletan KH Ahmad Dahlan ini menjadi motivasi untuk terus memperjuangkan pola kehidupan masyarakat yang lebih baik.
3. Motivasi etis
adalah dorongan yang didasarkan pada etika dan asas perilaku Muhammadiyah. Kita yang berada di lingkungan Muhammadiyah secara etis dituntut untuk mengenal dan memahami Muhammadiyah.
4. Motivasi akademik
adalah dorongan untuk mempelajari filsafat kemuhammadiyahan yang merupakan salah satu mata kuliah pokok, yang dijadikan mata kuliah wajib dengan maksud dan tujuan agar dapat dikaji, dipahami, dan dihayati oleh mahasiswa peserta pendidikan perguruan tinggi muhammadiyah. Diharapkan para alumnus secara sadar bersedia dengan ikhlas mengamalkan berbagai pokok pikiran, pandangan, asas-asas yang menjadi keyakinan dan cita-cita persyarikatan muhammadiyah.
5. Motivasi gerakan
adalah dorongan untuk melakukan gerakan perubahan baik secara kelompok atau individu yang berlandaskan pada jati diri persyarikatan muhammadiyah.
C. PERAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH TERHADAP PENDIDIKAN NASIONAL Sejarah Berdirinya Pendidikan Muhammadiyah
Pepatah mengatakan, bangsa yang besar tidak akan melupakan sejarahnya. Begitu pula Muhammadiyah yang hebat mesti tidak luput dari sejarah yang hebat pula. Kita harus mengenal sejarah perjuangan persyarikatan Muhammadiyah dalam membangun pendidikan.
Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan muda di tahun 1912, di kampung kauman Yogyakarta. Waktu itu KH Ahmad Dahlan muda baru saja menyelesaikan pendidikannya di Arab Saudi. Beliau memiliki semangat memurnikan ajaran Islam tanpa meninggalkan modernitas. Di awal bergerak, Muhammadiyah membentuk majelis ilmu melalui kelas-kelas dengan murid, orang-orang di lingkungan beliau. Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga mengambil orang-orang yang hidupnya tidak terawat di alun-alun maupun tempat umum untuk
diajari ngaji. Di awal-awal perjuangan, tidak sedikit pula yang mengusik, mengganggu, bahkan membakar masjid yang dijadikan KH Ahmad Dahlan memulai pendidikan. Namun dari sinilah perjuangan dimulai hingga kini menyebabkan berdirinya ribuan lembaga pendidikan untuk ikut serta mencerdaskan anak bangsa.
Pendidikan Muhammadiyah Dari Masa ke Masa
Sejarah pendidikan Muhammadiyah dimulai dari majelis ilmu, kemudian kelas-kelas dengan memakai meja dan kursi, kemudian menjadi pendidikan umum. Setelah berdiri ratusan Universitas Muhammadiyah, kemudian banyak muncul model pendidikan boarding school Muhammadiyah atau biasa disebut pondok pesantren modern. Ilmu agama dipadukan dengan ilmu modernitas membuat alumni Muhammadiyah menjadi tokoh, baik skala nasional maupun internasional.
Kaitan Antara Pendidikan Muhammadiyah dengan Pendidikan Nasional
Pendidikan Muhammadiyah dan Pendidikan Nasional mempunyai keterkaitan yang kuat, sebagaimana peran besar Muhammadiyah dalam ikut mewujudkan hak belajar siswa.
Bahkan, sistem pendidikan Muhammadiyah adalah salah satu sistem yang diadopsi oleh pendidikan nasional.
Peran Pendidikan Muhammadiyah Terhadap Pendidikan Nasional
Peran pendidikan Muhammadiyah bagi Indonesia tidak perlu dipertanyakan lagi.
Dengan ribuan lembaga pendidikan dari Sabang sampai Merauke, membuktikan Muhammadiyah berperan nyata dalam dunia pendidikan. Berikut ini beberapa peran Muhammadiyah dalam bidang pendidikan bagi masyarakat Indonesia yaitu
1. Membangun Lembaga Pendidikan Formal
Muhammadiyah merupakan lembaga swasta yang mempunyai sekolah formal terbanyak di Indonesia. Baik itu di jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Begitupun jumlah murid dan kualitasnya, tidak diragukan lagi. Hal ini tentu turut mensukseskan pemerintah dalam upaya mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan.
2. Membangun Lembaga Pendidikan Non formal
Boarding school atau pondok pesantren, panti asuhan, kajian rutin, dan pengajian umum merupakan contoh peran lembaga pendidikan non formal dari Muhammadiyah. Kita mengetahui bahwa belajar tidak selamanya di dalam kelas berseragam. Memberikan pendidikan melalui mimbar, face to face, dan mengajar mereka yang sudah tidak mungkin masuk kelas secara normal juga memiliki kemuliaan.
3. Membangun Perpustakaan Muhammadiyah
Selain membangun rumah sakit, lembaga amal kemanusiaan, di bidang pendidikan, peran Muhammadiyah juga memiliki perpustakaan. Kita tahu bahwa pendidikan selalu bergandengan dengan perpustakaan. Hal ini adalah satu kesatuan, tentu harus saling melengkapi satu dengan lainnya.
4. Membangun Sekolah Berbasis Internasional
Setelah sukses menerapkan sekolah dengan model dalam negeri, sekolah Muhammadiyah juga sudah memulai melakukan go-internasional. Baik itu tingkat SMP maupun SMA, mereka sudah menjalankan sistem pendidikan dengan kurikulum standar internasional.
Tentu ini menjadi prestasi tersendiri yang turut membawa nama baik Indonesia.
5. Membangun Sekolah di Luar Negeri
Setidaknya ada 2 negara yang telah tersedia sekolah Muhammadiyah di dalamnya, yaitu Australia dan Malaysia. Tentu ini merupakan kabar gembira yang bisa membawa harum nama Indonesia. Kedepan, semoga berdiri sekolah Muhammadiyah yang lebih banyak lagi.