MAKALAH KITAB KUNING
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata KUliah Literasi Digital Kitab Kuning
DOSEN PENGAMPU : Rohmatul Fawaiz, S. Ag. M. Pd.I
Disusun Oleh : Hasanudin 228113122
7
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) PJJ PAI IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh
Puji dan Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah Swt, karna berkat Ridho Nya jugalah makalah ini bisa terselesaikan penyusunannya meskipun disana sini ada kekurangannya. Dalam era globalisasi dan Teknologi Informasi yang semakin berkembang dengan begitu pesat, kebutuhan akan pembelajaran yang efektif dan efisien adalah semakin penting .
Salah satu asfek yang tidak bisa kita abaikan dalam konteks pembelajaran adalah peran dari pada kitab kuning. Sebagai sumber utama dalam pengajaran Agama Islam. Makalah ini bertujuan untuk sedikit memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang metode dalam memahami Kitab Kuning sebagai bahan ajar dalam pendidikan Agama Islam.
Dengan kita memahami sedikit metode yang tepat untuk pembelajaran kitab kuning maka diharapkan pembelajaran kitab kuning akan sedikit lebih menarik dan diminati positif bagi para pelajar.
Artikel ini akan mengetengahkan berbagai metode pembelajaran yang mudah digunakan. Semoga tulisan ini bisa berguna dan bermanfaat buat kita.
Bandar lampung, 6 Juni 2024
HASANUDIN
BAB 1
1.1 Sesungguhnya Alloh SWT tergantung dengan prasangka hambaKu
Konsep bahwa keberadaan dan sifat Allah, sebagai yang Maha Ku Maha Pengasih, tergantung pada prasangka manusia. Ini adalah interpretasi yang sangat kontroversial dan tidak didasarkan pada keyakinan agama Islam yang tradisional.
Dalam Islam, Allah adalah Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan Maha Mengetahui, dan keyakinan ini didasarkan pada ajaran Al-Quran dan Hadist. Keyakinan ini tidak tergantung pada prasangka manusia, tetapi merupakan bagian fundamental dari keyakinan agama Islam.
Penting untuk dicatat bahwa prasangka manusia tidak dapat membatasi atau mempengaruhi keberadaan dan sifat Allah. Allah adalah yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui, dan keyakinan kita tentang-Nya tidak dapat mempengaruhi sifat-Nya. Sebaliknya, keyakinan kita tentang Allah harus didasarkan pada ajaran agama Islam yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist.
Dalam Islam, keyakinan tentang Allah adalah dasar dari semua keyakinan dan praktik agama.
Keyakinan ini didasarkan pada ajaran Al-Quran, yang dianggap sebagai firman Allah, dan Hadist, yang merupakan perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad. Al-Quran dan Hadist memberikan gambaran tentang sifat dan atribut Allah, seperti keMahaan, kePengasihannya, dan keMaha Mengetahuinya.
Selain itu, keyakinan tentang Allah juga ditekankan dalam ibadah dan praktik agama lainnya, seperti sholat, puasa, dan zakat. Praktik-praktik ini dirancang untuk membantu umat Islam memperkuat keyakinan mereka tentang Allah dan untuk memperdekat hubungan mereka dengan-Nya.
Penting untuk dicatat bahwa keyakinan tentang Allah adalah masalah keyakinan dan keyakinan pribadi, dan tidak ada satu interpretasi yang benar dari keyakinan ini. Umat Islam memiliki berbagai keyakinan dan praktik yang berbeda, tetapi semua keyakinan ini didasarkan pada ajaran Al-Quran dan Hadist.
1.2 .Al aqlus salim fil jismissalim ( peran dari pemikiran)
"alaqlus salim fil jissmissalim" adalah sebuah kalimat Arab yang berarti "dia aman di antara yang aman." Kalimat ini sering digunakan untuk menggambarkan keadaan ketenangan dan ketentraman, di mana tidak ada ancaman atau bahaya yang mengancam. Kalimat ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti menggambarkan situasi di mana tidak ada konflik atau perselisihan, atau menggambarkan seseorang yang merasa aman dan tenang di lingkungan tertentu. Misalnya, seseorang dapat mengatakan
"Saya merasa aman di antara teman-teman saya," yang berarti mereka merasa aman dan tenang di lingkungan teman-teman mereka.
Penting untuk dicatat bahwa kalimat ini adalah sebuah ungkapan metaforis, dan tidak harus diambil secara harfiah. Ini adalah cara untuk menggambarkan keadaan ketenangan dan ketentraman, dan tidak selalu berarti bahwa tidak ada ancaman atau bahaya yang sebenarnya ada.
Kalimat "alaqlus salim fil jissmissalim" juga dapat digunakan dalam konteks spiritual atau rohani, di mana mengacu pada keadaan ketenangan dan ketentraman batin. Ini dapat menggambarkan keadaan di mana seseorang merasa aman dan tenang dalam hubungannya dengan Tuhan atau kehadiran spiritual
mereka.
Misalnya, seseorang dapat mengatakan "Saya merasa aman di dalam kehadiran Tuhan," yang berarti mereka merasa aman dan tenang dalam hubungannya dengan Tuhan. Ini dapat menggambarkan keadaan di mana seseorang merasa aman dan tenang, bahkan di tengah kekacauan atau tantangan dunia.
Penting untuk dicatat bahwa kalimat ini adalah ungkapan metaforis, dan tidak harus diambil secara harfiah. Ini adalah cara untuk menggambarkan keadaan ketenangan dan ketentraman, dan tidak selarti bahwa tidak ada ancaman atau bahaya yang sebenarnya ada.
1.3 Hadits
Hadits yang Anda sebutkan adalah sebuah hadits yang dikutip oleh Anas bin Malik, yang merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad. Hadits ini mengajarkan pentingnya bersikap baik dan menghargai satu sama lain di antara umat Islam.
Hadits ini mengajarkan bahwa umat Islam harus bersikap baik satu sama lain, dan tidak boleh saling membenci, saling mendengki, atau saling membelakangi. Ini juga mengajarkan bahwa umat Islam harus bersikap seperti hamba-hamba Allah yang bersaudara, yang berarti mereka harus menghargai dan merawat satu sama lain seperti mereka menghargai dan merawat Allah. Hadits ini juga mengajarkan boleh ada perselisihan atau pertengkaran yang berkepanjangan di antara umat Islam. Ini mengajarkan bahwa jika ada perselisihan, maka harus diselesaikan dalam waktu tiga hari.
Penting untuk dicatat bahwa hadits ini adalah sebuah hadits yang terkenal dan banyak diterima oleh umat Islam. Ini adalah sebuah ajaran yang penting yang mengajarkan pentingnya bersikap baik dan menghargai satu sama lain di antara umat Islam.
Hadits ini juga menekankan pentingnya menghargai dan merawat satu sama lain sebagai hamba- hamba Allah. Ini mengajarkan bahwa kita semua adalah hamba-hamba Allah, dan kita harus menghargai dan merawat satu sama lain seperti kita menghargai dan merawat Allah.
Hadits ini juga menekankan pentingnya tidak ada perselisihan atau pertengkaran yang berkepanjangan di antara umat Islam. Ini mengajarkan bahwa jika ada perselisihan, maka harus diselesaikan dalam waktu tiga hari.
Penting untuk dicatat bahwa hadits ini adalah sebuah hadits yang terkenal dan banyak diterima oleh umat Islam. Ini adalah sebuah ajaran yang penting yang mengajarkan pent bersikap baik dan menghargai satu sama lain di antara umat Islam.
1.4 Bukti Iman, islam dan ihsan dalam peradapan manusia.
Iman, Islam, dan Ihsan juga memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sosial dan komunitas umat Islam. Mereka mengajarkan pentingnya bersikap baik dan menghargai satu sama lain di antara umat Islam, dan juga mengajarkan pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan amal dan membantu orang lain yang membutuhkan.
Misalnya, umat Islam dapat berpartisipasi dalam kegiatan amal seperti memberikan makanan dan pakaian kepada orang miskin, memberikan bantuan kepada orang yang kurang beruntung, dan berpartisipasi dalam program-program sosial lainnya. Mereka juga dapat mencoba mencapai tingkat kebaikan dan keagungan yang sangat tinggi dengan cara berusaha untuk mencapai hubungan yang lebih dekat dengan Allah dan berusaha untuk mencapai tingkat spiritual dan rohani yang sangat tinggi.
Penting untuk dicatat bahwa iman, Islam, dan Ihsan adalah konsep yang sangat penting dalam agama Islam, dan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sosial dan komunitas umat Islam.
Mereka adalah bagian fundamental dari keyakinan dan praktik agama Islam, dan membantu umat Islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama mereka dengan lebih baik.