• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah "Sunan Giri"

N/A
N/A
fna ifa

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah "Sunan Giri""

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Sunan Giri”

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas individu

Mata kuliah: Atlas Walisongo DOSEN PEMBIMBING:

Bpk. Dr Ahmad Rajafi, M.HI

DISUSUN OLEH:

Sem. VI/SPI

NUR AZIZAH MANGKULO NIM: 16.3.3.007

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MANADO

(IAIN) MANADO T.A 2019

(2)

Kata Pengantar

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, Kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...1

Daftar Isi...2

BAB I PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang...3

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penulisan...3

BAB II PEMBAHASAN...4

A. Sejarah Sunan Giri...4-5 B. Silsilah Sunan Giri...6

C. Peran Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam 8 D. Kepemimpinan Sunan Giri...9

E. Para Pengganti Sunan Giri...13

BAB III PENUTUP...15

A. Kesimpulan...15

Daftar Pustaka...16

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Wali Songo adalah nama yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Islam di Pulau Jawa. Wali Songo adala nama ang sakral, sejak zaman dahulu hingga sekarang makam-makam anggota walisongo banyak diziarahi orang.

Kisah penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa secara besar-besaran telah mengundang rasa kekaguman semua pihak, baik dalam kalangan Islam sendiri maupun dari kalangan Agama lain.

Termasuk “Sunan Giri”, beliau adalah salah satu wali songo (Sembilan wali) yang menyebarkan Islam ditanah Jawa. Pengaruhnya begitu besar baik dikalangan internal para walii, maupun di lingkungan social kemasyarakatan pada saat itu. Ajarannya tersebar luas di hampir seluruh pelosok tanah Jawa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Sejarah dari Sunan Giri ? 2. Bagaimana Silsilah dari Sunan Giri ?

3. Apa saja Peran Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam ? 4. Bagaimana Kepemimpinan Sunan Giri ?

5. Siapa saja Para Pengganti Sunan Giri ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Sejarah dari Sunan Giri 2. Untuk mengetahui Silsilah dari Sunan Giri

3. Untuk mengetahui Peran Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam 4. Untuk mengetahui Kepemimpinan Sunan Giri

5. Untuk mengetahui Siapa saja para Pengganti Sunan Giri

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Sunan Giri

1Sunan Giri dikenal dengan nama raden paku, prabu satmata, sultan abdul faqih, raden ainul yaqin dan joko samudera adalah nama salah seorang walisongo yang berkedudukam didesa giri, kebomas, gresik, jawa timur. Ia lahir di blambangan (banyuwangi) pada tahun saka Chandra seng kala “jalmo orek werdaning ratu”(1365 Saka). Ia merupakan murid sekaligus menantu dari Sunan Ampel.

Ayahnya adalah maulana ishak. saudara sekandung maulana mallik Ibrahim. Maulana ishak berhasil mengislamkan isterinya, tapi gagal megislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga istrinya berkelana hingga ke samudera pasai. Sunan giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, sunan ampel, tempat dimana raden pattah juga belaja. Ia sempat berkelana ke malaka dan pasai setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren didaerah perbukitan desa sidomukti selatan gresik. Dalam Bahasa jawa, bukit adalah (giri) maka ia dijuluki sunan giri.

Pesantrennya tak hanya digunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat . Raja Majapahit-konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan, memberi kejelasan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itu pun berkembang menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak . Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai Mufti, Pemimpin tertinggi keagamaan, se- Tanah Jawa.

Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan , Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal

1 Muhammad Syamsu, Ulama Pembawa Islam Di Indonesia Dan Sekitarnya, ( Lentera : Jakarta,1996),hlm,157.

(6)

dari Minangkabau. Sunan Giri sendiri wafat pada tahun Saka Candra Sengkala “Sayu Simo Sucining Sukmo” (1428 Saka) di Desa Giri, Kebomas, Gresik.

 Keteladanan Dan Keistimewaan yang dimiliki Sunan Giri

Keteladanan yang dimiliki oleh Sunan Giri dalam menyebarkan agama islam yang dapat kita petik adalah, diperlukan strategi yang baik dalam kegiatan berdakwah. Agar dakwah tersebut mengalami perkembangan yang juga baik. Strategi yang dilakukan oleh Sunan Giri dalam bidang politik adalah, menjadi Sang Propaganda Ulung.

Yang dimana ia mampu menaklukan kerajaan Majapahit sehingga pada akhirnya kerajaan tersebut mengakui kekuasaan Beliau. Kerajaan Majapahit pada zaman itu juga memberi kebebasan pada Sunan Giri untuk berdakwah. Karena dalam menjadi seorang ulama tidak hanya pengetahuan agama islamnya saja yang diperlukan, tetapi dibutuhkan juga kepintaran umum.

Selain itu diperlukan juga kemampuan dalam bernegosiasi dan kepemimpinannya di Pemerintahan. Karena hal itulah yang kita perlukan dalam berdakwah, agar keberadaan kita diakui oleh Pemerintahan. Dengan ikut berkecimpung di dunia politik, maka keberadaan Sunan Giri pun dilihat dan diakui oleh orang-orang di pemerintahan. Dengan adanya pengakuan dan legalitas yang diharapkan dapat menjadi kemudahan bagi kita, dalam menyebarkan agama islam dengan lebih luas lagi.

Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Faqih. Ia juga pencipta karya seni yang luar biasa.

Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran , Lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam. Suna Giri dikenal sebagai seorang yang dalamilmu taukhidny, demikian pula ilmu fiqihna. Beliau sangat berhati-hati apabila hendak memutuskan hukum, takut kalau tidak sesuai dengan ajaran Nabi. Dalam masalah ibadah, sunan giri tidak dikenal kompromi dengan adat isitiadat dan kepercayaannya lama. Ibadah menurutnya harus dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Tidak boleh dicampur aduk dengan kepercayaan animesme dan dinamisme.

Pelaksanaan Ibadah harus sesuai dengan aturan tersebut di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Sikap dan keyakinan sunan giri ini didukung oleh sunan ampel dan sunan drajad. Dan pengikut sunan giri kemudian disebut Islam atau santri putihan. Sementara pihak lain yang agak lunak

(7)

kepada istiadat atau kepercayaan lama disebut Islam abangan atau santri abangan. Pemimpin golongan santri abangan ini adalah sunan kalijaga yang didukung oleh sunan bonang, sunan muria, sunan kudus, dan sunan gunung jati. Kaum Abangan berpendapat bahwa :

- Kita harus bersikap lunak kepada rakyat jawa yang masih awam tidak tergesah-gesah merubah adat istiadat rakyat yang memang sukar dirubah atau dihilangkan.

- Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran islam tetap mudah dirubah maka bisa dihilangkan

- Mengikuti dari belakang tetapi diusahakan untuk dapat mempengaruhi sedikit demi sedikit, yaitu memasukan unsur islam pada adat istiadat rakyat. Contoh dalam hal ini adalah memanfaatkan kesenian rakyat berupa gending tembang dan wayang kulit sebagai media dakwah

- Akhirnya kaum abangan berpendapat bahwa rakyat yang masih awam dan berpegang teguh pada adat istiadatnya hendaknya di usahakan tertarik dan mendekat kepada para wali.

Caramya tidak lain adalah dengan mengambil hati mereka agara merasa simpati, senang dan akrab dengan ajaran para wali. Apabila mereka sudah mendekat dan mau berkumpul maka mudahlah bagi para wali untuk memberikan pengertian kepada mereka. Bila mereka sudah mengerti ajaran islam maka secara otomatis pasti mereka akan meninggalkan sendiri adat dan kepercayaan yang tidak sesuai dengan syariat dan aqidah islam.

B. Silsilah Sunan Giri

2Sunan Giri juga merupakan keturunan dari Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhmmad al-Naqib, Isa ar-Rummi, Ahmad Al- Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al- Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat ) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Aakbar), Maulana ishah, dan Ainul yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat Pesantren-pesantren Jawa Timur , dan catatan nasab Sa’adah Ba Alawi Hadramaut.

2 Irfan Safrudin, Ulama-ulama perintis: biografi pemikiran dan keteladanan, Majelis Ulama Indonesia, (Bandung,2008)hlm,73.

(8)

Sunan Giri merupakan buah pemikiran dari Maulana Ishak, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu merak sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahiran Sunan Giri ini dianggap rakyat Blambangam sebagai pembawa kutukan berupa wabah penyakit dikerajaan Blambangan. Kelahiran Sunan Giri di sambut Prabu Menak Sembuyu dengan membuatkan peti terbuat dari besi untuk tempat bayi dan memerintahkan kepada para pengawal kerajaan untuk menghanyutkan ke laut.

Berita itupun tak lama terdengar oleh Dwi Sekardadu. Dewi Sekardadu berlari mengejar bayi yang baru saja dilahirkannya. Siang dan malam menyusuri pantai dengan tidak memikirkan lagi nasib dirinya. Ia pun meninggal dalam pencariannya.

Peti Besi berisi bayi itu terombang-ambing ombak laut terbawa hingga ke tengah laut. Peti itu bercahaya berkilauan laksana kapal kecil ditengah laut. Tak ayal cahaya itu terlihat oleh sekelompok awak kapal (pelaut) yang hendak berdagang ke pulau Bali. Awak kapal itu kemudian menghampiri, mengambil dan membukanya peti yang bersinar itu. Awak kapal terkejut setelah tahu bahwa isi dari peti itu adalah bayi laki-laki yang molek dan bercahaya . Awak kapal pun memutar haluan kembali pulang ke Gresik untuk memberikan temuannya itu kepada Nyai Gede Pinatih seorang saudagar perempuan di Gresik sebagai pemilik kapal. Nyai Gede Pinatih keheranan dan sangat menyukai bayi itu dan mengangkatnya sebagai anak dengan memberikan nama Joko Samudra.

Saat mulai remaja diusianya 12 tahun, Joko Samudra dibawa ibunya ke Surabaya untuk berguru ilmu agama kepada Raden Rahmat (Sunan Ampel) atas permintaannya sendiri. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Sunan Ampel mengirimnya beserta Makdhum Ibrahim (Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai sebelum menunaikan keinginannya untuk melaksanakan ibadah Haji. Mereka diterima oleh Maulana Ishak yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Di sinilah, Joko Samudra mengetahui cerita mengenai jalan hidup masa kecilnya.

Setelah 3 tahun berguru kepada ayahnya , Raden paku atau lebih dikenal dengan Raden Ainul Yaqin diperintahkan gurunya yang tak lain adalah ayahnya sendiri itu untuk kembali ke tanah Jawa untuk mengembangkan ajaran islam di tanah Jawa. Dengan berbekal segumpal tanah yang diberikan oleh ayahandanya sebagai contoh tempat yang diinginkannya , Raden Ainul Yaqin berkelana untuk mencari dimana letak tanah yang sama dengan tanah yang diberikan oleh ayahnya.

(9)

Dengan bertafakkur dan meminta pertolongan serta petunjuk dari Allah SWT. Maka petunjuk itupun datang dengan adanya bukit yang bercahaya . Maka didatangilah bukit itu dan dilihat kesamaanya dan ternyata memang benar-benar sama dengan tanah yang diberikan oleh ayahnya.

Perbukitan itulah yang kemudian ditepati untuk mendirikan sebuah pesantren Giri disebuah perbukitan di desa Sidomukti , Kebomas , Gresik pada tahun Saka nuju tahun Jawi Sinong milir (1403 Saka). Pesantren ini merupakan pondok pesantren pertama yang ada dikota Gresik. Dalam Bahasa Jawa, Giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.

C. Peran Sunan Giri dalam Menyebarkan Agama Islam 1. ISLAM DI DAERAH BLAMBANGAN JAWA TIMUR

Pada saat Sunan Giri sedang selesai belajar agama di Pasai, ia pun menerukan perjalanannya ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Setelah itu barulah ia kembali lagi ke Jawa, ke tanah kelahirannya. Ia sempat ditugaskan untuk kembali berdakwah di Blambangan, oleh Sunan Ampel.

Yaitu ke tempat Prabu Minak Sembuyu berada, yang tak lain adalah kakeknya.

Tak disangka Prabu Minak Sembuyu sangat senang dengan kedatangan cucunya yang ternyata masih hidup, dan sudah dewasa. Saat ia tahu bahwa tujuan Sunan Giri ke Blambangan adalah untuk berdakwah, ia tidak menghalanginya sama sekali. Karena itu agama islam pun menjadi berkembang di Blambangan, dan agama hindu dan budah terdesak sampai ke Pulau bali.

2. PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI KOTA GRESIK

Sunan Giri juga sempat ditugaskan untuk kembali ke Kota Gresik oleh Sunan Ampel, untuk mendatangi ibu angkatnya Nyai Ageng Pinatih. Sesampainya di sana ia pun membantu Nyai Ageng Pinatih berdagang sekaligus berdakwah. Ada salah satu peristiwa yang menakjubkan, yang menjadi keistimewaan dari seorang Sunan Giri. Yaitu pada saat karung yang berisi batu dan pasir dapat diubah oleh Sunan Giri, menjadi damar, rotan, emas, dan lain sebagainya. Akibat dari peristiwa tersebut Nyai Ageng Pinatih yang pada awalnya tidak pernah bersedekah, berubah menjadi orang yang senang berzakat khususnya pada fakir miskin yang ada di sekitar wilayah Kota Gresik. Dengan demikian agama islam pun menjadi agama yang semakin berkembang di Kota Gresik. Bahkan sampai saat ini, beratus-ratus tahun kemudian.

(10)

3. PEMBANGUNAN PESANTREN YANG DILAKUKAN OLEH SUNAN GIRI

Setelah Sunan Giri menikah ia tetap membantu ibu angkatnya berdagang, sambil terus menyebarkan agama islam. Tak heran jika pada akhirnya Sunan Giri semakin dikenal secara luas di seantero Nusantara. Sehingga semakin bertambah orang yang ingin belajar agama padanya, akhirnya ia meminta izin pada ibunya untuk meninggalkan dunia perdagangan.

Karena ia akan fokus dalam membangun pesantren yang pernah diamanahkan oleh ayahnya.

Setelah ada persetujuan Sunan Giri pun mengasingkan diri untuk bertafakur selama 40 hari 40 malam. Di sebuah Goa di Desa kembangan di wilayah Kota Gresik. Setelah bertafakur itu ia ingat akan tanah yang diberikan ayahnya, sebagai syarat untuk pembangunan pesantren.

Akhirnya tibalah ia di daerah yang dimaksud, yang sesuai dengan pesan ayahnya harus sesuai dengan tanah yang diberinya. Sunan Giri pun membangun pesantren tersebut dengan bantuan masyarakat Gresik, dan Nyai Ageng Pinatih. Pesantren tersebut terletak di Gunung atau dataran tinggi di Desa Sidomukti.

4. SUNAN GIRI BERPERAN DALAM PERESMIAN MASJID DEMAK

Sunan Giri juga ternyata berperan dalam meresmikan Masjid Demak. Pada saat itu Sunan Kalijaga akan meresmikan Masjid Demak, dengan sebuah pertunjukan wayang. Di zaman itu pertunjukan wayang hanya berupa wayang beber. Wayang beber adalah jenis wayang yang rupanya menyerupai wajah manusia.

Namun pertunjukkan tersebut ditentang oleh Sunan Giri, karena dalam ajaran islam haram hukumnya menggunakan wayang yang bergambar manusia. Untuk itu Sunan Kalijaga pun membentuk wayang yang berupa karikatur, yang kini dikenal dengan wayang kulit. Saat peresmian Masjid Demak tersebut, tidak ada karcis masuk untuk yang ingin menonton.

Tetapi setiap orang yang ingin menonton harus mengucapkan 2 kalimah syahadat sebagai karcisnya. Sehingga semakin bertambah banyak orang yang masuk agama islam. Dan banyak orang-orang non muslim yang membaca syahadat untuk memeluk islam.

D. Kepemimpinan Sunan Giri 1. Politik Masa Sunan Giri

Politik pada masa sebelum Sunan Giri dikuasai oleh hegemoni kerajaan Majapahit dipedalaman. Majapahit berdiri pada tahun 1294 M dengan candra sengkala Watu Ngungal katon Tunggal (1201 Saka). Didirikan oleh Kertarajasa Jayawardana (Raden Wijaya), dalam Babad

(11)

Tanah Jawi versi Olthof disebut Jaka Sesuruh. Kehadiran perkampungan di Gresik sudah ada pada zaman kerajaan Kahuripan. Konsep beragama Hindu ialah, jika raja memeluk tertentu, maka rakyatnya agamanya mengikuti sang raja, dalam kerajaan Majapahit, raja memeluk agama Hindu.

Orang Hindu berkeyakinan bahwa raja adalah titisan Dewa. Sedangkan gelar raja Islam berbeda dengan agama Hindu. Pemerintahan Islam menggunakan istilah Susuhunan. Selain itu dengan istilah menggunakan gelar keilmuan yang dikuasai oleh tokoh tersebut, atau prestasi atas keilmunnya. Berikut gelar sebagai bagian legitimasi dalam hal kekuasaan duniawi dan agama :

a. Legitimasi Gelar Kehormatan

Data prasasti dari masa jawa tengah mengindikasikan bahwa sumber awal pengakuan masyarakat terhadap seorang pemimpin adalah prestasi pribadinya dalam salah satu atau kombinasi dari tiga kemungkinan ini: kemampuan dalam membagi kekayaan dan meningkatkan kesejahteraan prestasi dibidang kemiliteran atau prestasi di bidang keagamaan.3Gagasan tentang pemimpin ideal yang menggabungkan kemampuan membagi kekayaan, meningkatkan kesejahteraan dan prestasi dibidang kemiliteran.

Selain prestasi sebagai sebagai sarana legitimasi, kharisma juga menjadi suatu yang diperhitungkan untuk memantapkan kepemimpinan. Kharisma disni dimaksudkan sebagia kualitas kepribadian seseorang yang dirasakan oleh pengikutnya yang membedakan dari orang-orang yang lain pada umumnya. Kualitas ini sedemikian istimewa sehingga individu yang bersangkutan dianggap sebagai manusia unggul yang memiliki kekuatan adikodrati. Kewenangan pemimpin kharismatik dalam birokrasi biasanya tidak didasarkan atas aturan-aturan yang sebagaimana umumnya, tetapi didasarkan atas sifat yang luar biasa. Sumber legitimasi satu-satunya adalah kharisma itu sendiri, yang masa berlakunya sejauh pimpinan yagn bersangkutan dapat memuaskan para pengikutnya.4

Dalam ketiga hal ini Sunan Giri termasuk pemimpin ideal diantaranya Sebagai berikut : - Gelar Raden Paku

Pergantian julukan dari Jaka Samudra yang diberikan oleh ibu angkatnya Nyai Gede Pinatih,5menjadi Raden Paku dilakukan oleh Sunan Ampel, menunjukan pada terjadinya

3 H. B. Sarkar, Corpus of the Incription of Java (Corpus Incription Javanica-Rum) (up to 928), vol.

I dan II (Calcutta: Firman K.L. Mukhopadhyay),hlm,20.

4 Max Weber, The Routinization of Charisma. Lihat Etzioni, Amitai dan Eva Etzioni (peny.). 1964, 53-54.

5 Babad Gresik, Jilid I versi Radya Pustaka Surakarta: Alih tulisan dan Bahasa oleh Soekarman B.Sc (Gresik:

Panitia Hari Jadi Kota Gresik, 1990),Hlm, 11.

(12)

perubahan status dari kedudukan masyarakat kebanyakan menjadi keluarga penguasa Curabhaya bergelar Raden, yang merupakan bagian dari keluarga Maharaja Majapahit. Itu sebabnya, pada saat kekuasaan Majapahit terpecah-pecah menjadi kadipaten kecil yang salig berperang satu dengan lain, Raden Paku mempertahankan kemerdekaan wilayahnya dengan mengangkat diri sebagai penguasa wilayah dengan gelar Sunan Giri.6Selain itu julukan Paku di ibarakan suatu saat Jaka Samudra seakan menjadi Pakunya di Jawa yang bermakna pasaknya syiar Islam.

- Gelar Sunan Giri (Susuhunan Giri)

Raden Paku berdakwah di area perbukitan (dahulu gunung) di Giri Gajah, sebab itu maka Raden Paku disebut sebagai Sunan Giri, yang mengandung makna Susuhunan (orang yang dijunjung tinggi, terhormat atau orang suci) yang tinggal diperbukitan Giri.7Dari gelar sunan inilah Raden Paku melegitimasi kepribadiannya sebagai orang yang dijunjung tinggi sebab keilmuannya, lebih-lebih ilmu agama Islam. Keberadaan Sunan Giri sebagai penguasa politis, setidaknya tercermin dari gelar yang digunakan Prabu Satmata. Prabu adalah gelar Raja di Jawa sedangakan Satmata adalah julukan lain dewa Shiwa. Raden Paku menggabukan dua gelar menjadi satu sebagai legitimasi kepemimpinan di Giri.

- Maulana Ainul Yakin

Gelar ini diberikan oleh Syeikh Maulana Ishaq. Ketika meraka belajar di pesantrennya di Pasai.

Setelah tiga tahun Raden Paku dan Makdum Ibrahim belajar berbagai macam ilmu agama Islam dengan mahir. Kiranya ilmu yang dimiliki itu telah cukup bila untuk diamalkan bagi dirinya sendiri maupun untuk disiarkan kepada masyarakat. Artinya, bila untuk bekal sebagai Mubaligh, ilmu yang disauk itu telah memadai. Terutama ilmu tauhid dan tashawuf, Raden paku sangant mendalaminya. Kebetulan banyak para ulama dari tanah Persia dan Bagdad serta dari dari tanah India yang membuka pengajaran di situ, yaitu Pasai dan Malaka. Para ahli tashawuf itupun benar- benar menjiwai di amal perbuatannya sehari-hari, sehingga sangat terkesan di hati Raden Paku.

Raden Paku tekun didalam belajarnya juga kehidupan sehari-hari ilmu yang dimilikinya itu.Karena pandai dan cerdanya, maka banyak orang yang mengatakan bahwa Raden Paku di anugrahi ilmu “Laduni “oleh tuhan.8Maka sewaktu masih muda saja, telah tampak sebagai orang alim yang khusyu’, berpribadi dan berwibawa. Matanya yang bersinar, sesuai dengan ilmunya

6 Agus Sunyoto, Atlas Walisongo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah (Depok: Pustaka IIMaN, 2014), hlm,176.

7 Umar Hasyim, Sunan Giri dan Pemerintahan Giri Kedhaton (Kudus: Menara Kudus, 1978), hlm,43.

8 Solichin Salam, Sekitar Wali Songo (Kudus: Menara Kudus, 1960),hlm, 26.

(13)

yang dalam, dan terutama ketika menghadapi suatu masalah, tampak wajahnya sebagai seorang yagn bersifat kepemimpinan yang agung. Atas semua yang dimiliki Raden Paku itu, yakni baik ilmu agama atau kepribadiannya, maka salah seorang guru memberi julukan Raden Paku dengan sebutan yang sebenarnya diberikan kepada orang yang telah tua, yakni “Maulana Ainul Yaqin”.

Setelah dirasa cukup, maka syeikh Maulana Ishaq mengijinkan kedua pemuda itu pulang kembali ketanah Jawa. Makdum Ibrahim berhenti di Tuban dan berdakwah di kota tersebut, dan akhirnya dikenal dengan Sunan Bonang. Sedangkan Raden Paku atau Maulana Ainul Yaqin kembali ketempat asalnya di Gresik, yaitu tempat ibu angkatnya. Nyai Gedhe Pinatih. Raden Paku kemudian ikut membantu ibu angkatnya didalam usaha berdagang.

- Sultan Abdul Faqih

Sunan Giri mendalami ilmu tauhid dan fiqih. Juga sangat berhati-hati didalam menentukan hukum, takut kalau terjerumus kepada kesesatan dan khawatir bila tidak sesuai Sunnah Rasul.

Didalam masalah ibadah, sunan Giri tidak kenal kompromi dengan ajaran Hindu-Buddha, atau kepercayaan animisme dan dinasmisme. Ibadah dan fiqih harus bersih dan tidak boleh bercampur dengan ajaran-ajaran lama. Karena mahir dan mendalamnya dibidang ilmu fiqih itulah maka sunan Giri disebut juga dengan julukan Sultan Abdul Faqih.

b. Ekonomi pada saat Pemerintahan Sunan Giri

Dikarenakan Giri merupakan daerah pesisir utara Jawa, yang menggantukan kehidupan sehari-hari sebagai nelayan maupun sebagai pedang di Pelabuhan internasional, maka komoditas jual beli di Giri-Gresik diperkirakan sebagai berikut:

- Hewan Air

Barang-barang yang diperjual berlikan berbagai macam ikan: ikan kakap, bawal (kadiwas), ikan kembung (ruma), dan ikan layar atau pari (layarlayar).Selain ikan laut, sumber ikan air tawar berupa dlag (ikan gabus) turut pula diasinkan. Data dari kedua prasasti yang memuat aktifitas upacara penetapan sima.

Sedangkan yang termasuk bangsa air tawar adalah sebagai berikut: kepiting sungai (hayuyu), udang sungai (hurang), sejenis ikan (wagalan, kawan-kawan, dlag). Sedangkan yang termasuk ikan laut adalah kepiting laut (getam), cumi (hnus), kerang-kerangan (iwak knas), sejenis ikan laut (kadiwas, layar-layar, prang, tangiri, rumahan, slar). Ada beberapa ikan yang tidak diketahui habitatnya, yakni bijanjan, bilunglung, harang, halahala, dan kandari. Sumber prasasti juga

(14)

menyebutkan beberapa jenis daging dan ikan yang diawetkan dalam bentuk dendeng (deng) atau rasa (asin-asin) sebelum di konsumsi.

- Garam

Dalam catatan Piegeaud menulis suatu peraturan perdagangan yang berbunyi seperti beriktu,

“Setiap pendatang diperbolehkan membuat garam di tempat itu dengan membayar sejumlah pajak tertentu yang ditarik oleh penguasa desa Biluluk”.27 Menjadi bukti garam sudah menjadi komoditas perdagangan kala itu.

- Kayu

Rotan merupakan barang dagangan yang mahal di Jawa, bila ada itupun harganya mahal.

Komoditas rotan inilah yang menjadi barang dagangan Nyai Gede Pinatih di Gresik saat berdagang dengan orang-orang Banjar, Kalimantan Selatan. 28 Tidak menutup kemungkinan bamboo dan macam kayu-kayuan sebagai komoditas melihat daerah Giri pada saat itu berupa gunung yang masih banyak hutan dan tumbuh kayu-kayuan. Pesisir juga merupakan daerah perbaikan lambung perahu.

- Lilin

Lilin juga merupakan salah satu barang mahal di Jawa. Sebab lilin di Impor dari pulau seberang, yakni pulau Kalimantan, lebih tepatnya daerah Banjar. Kota ini merupakan salah satu langganang dagang subandar Nyai Gedhe Pinatih. Ketika berumur Raden Paku berumur 23 tahun.

Raden paku mendapat perintah agar ikut berdagang ke Banjar agar dapat menafkai hidupnya sendiri. Bersama pemimpin kapal juragan Abu Hurairah Raden Paku berangkat ke Banjar beserta tiga buah kapal berisi barang daganganya. Dan kembali membawa rotan dan lilin yang langka di Jawa

E. Para Pengganti Sunan Giri

9Sunan Giri atau Raden Paku lahir pada tahun 1412 M, memerintah kerajaan Giri kurang lebih 20 tahun. Sewaktu memerintah Giri Kedaton beliau bergelar Prabu Satmata. Pengaruh Sunan giri sangatlah besar terhadap kerajaan Islam di jawa maupun di luar jawa. Sebagi buktinya adalah adanya kebiasaan bahwa apabila seorang hendak dinobatkan menjadi raja haruslah mendapat pengesahan dari Sunan Giri.

9 Abu Khalid, Kisah Walisongo. (Surabaya: Terbit terang),hlm,63

(15)

Giri Kedaton atau Kerajaan Giri berlangsung selama 200 tahun. Sesudah Sunan Giri meninggal dunia beliau digantikan anak keturunannya yaitu:

1.       Sunan Dalem 2.       Sunan Sedomargi 3.       Sunan Giri Prapen 4.       Sunan Kawis Guwa 5.       Panembahan Ageng Giri

6.       Panembahan Mas Witana Sideng Rana

7.       Pangeran Singonegoro (bukan keturunan Sunan Giri 8.       Pengeran Singosari

Pangeran Singosari ini berjuang gigih mempertahankan diri dari serbuan Sunan Amangkurat II yang dibantu oleh VOC dan Kapten Jonker. Sesudah pangeran Singosari wafat pada tahun 1679, habislah kekuasaan Giri Kedaton. Meski demikian kharisma Sunan Giri sebagai ulama besar wali terkemuka tetap abadi sepanjang masa.

(16)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Sunan Giri dikenal dengan nama raden paku, prabu satmata, sultan abdul faqih, raden ainul yaqin dan joko samudera adalah nama salah seorang walisongo yang berkedudukam didesa giri, kebomas, gresik, jawa timur. Ia lahir di blambangan (banyuwangi) pada tahun saka Chandra seng kala “jalmo orek werdaning ratu”(1365 Saka). Ia merupakan murid sekaligus menantu dari Sunan Ampel.

Sunan Giri juga merupakan keturunan dari Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhmmad al-Naqib, Isa ar-Rummi, Ahmad Al- Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat ) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Aakbar), Maulana ishah, dan Ainul yaqin (Sunan Giri).

(17)

Daftar Pustaka

Gresik Babad, Jilid I Versi Radya Pustaka Surakarta:Alih tulisan dan Bahasa Oleh Soekarman B.Sc, Gresik : Panitia Hari Jadi Kota Gresik, 1990.

Hasyim Umar, Sunan Giri dan Pemerintahan Giri Kedhaton, Kudus : Menara Kudus,1978.

Khalid Abu, Kisah Walisongo, Surabaya : Terbit terang

Safrudin Irfan, Ulama-ulama perintis: biografi pemikiran dan keteladanan,Majelis Ulama Indonesia, Bandung,2008.

Salam Solichin, Sekitar Wali Songo, Kudus : Menara Kudus,1960.

Sarkar H.B, Corpus of the Incription of Java (Corpus Incription Javania-Rum) (Up to 928), Vol. I dan II, Cacutta : Firman K.L Mukhopadhyay.

Sunyoto Agus, Atlas Walisongo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah, Depok: Pustaka Iman, 2014.

Syamsu Muhammad, Ulama Pembawa Islam Di Indonesia Dan Sekitarnya, Lentera : Jakarta,1996.

Weber Max, The Routinization of Charisma. Lihat Etzioni, Amitai dan Eva Etzioni,1964.

Referensi

Dokumen terkait

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. SEMESTER GENAP

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Data dan sebagai bahan ujian semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dengan topik Quick

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang yang membahas tentang Hukum Kepailitan dalam Hukum Dagang

Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Qawaid Tafsir

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Strategi Pembelajaran

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sosiologi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Studi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Relasi