TRANSFORMASI DIGITAL KOPERASI Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Koperasi dan UKM
Dosen Pengampu: Neng Evi Kartika, S.E., M.M
Disusun Oleh:
Kelompok 4
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KUNINGAN 2024
Bela Zahra Nabila 20210510274
Elpa Zul Ula 20210510222
Elsa Kristianti 20210510182
Muhammad Fikri Akmal 20210510103
Raka Anggara 20210510116
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Koperasi dan UKM dengan judul “TRANSFORMASI DIGITAL KOPERASI”.
Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada dosen Mata Kuliah Manajemen Koperasi dan UKM yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak dan kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.
Penyusun,
Kelompok 4
iii Daftar Isi
Kata Pengantar... ii Daftar Isi ... iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Masalah ... 3 BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transformasi Digital ... 4 2.2 Pemilihan digitalisasi Koperasi dan UMKM ... 4 2.3 Langkah Pemilihan Unit Usaha sesuai KBLI 2021 menggunakan aplikasi OSS ... 11 2.4 Pelaporan pengurus berbasis digital ... 12 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ... 13 DAFTAR PUSTAKA ... 16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lunturnya respect masyarakat terhadap koperasi dikarenakan citra koperasi yang kurang baik serta banyaknya pemberitaan negatif terkait koperasi. Citra yang buruk bukan merupakan satu-satunya alasan mengapa koperasi kurang diminati. Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan bisnis koperasi merupakan salah satu masalah dan membuat koperasi terlihat usang, kuno, dan tidak kekinian. Dimasa yang erat dengan teknologi, koperasi dihadapkan pada 3 tantangan besar yaitu anggapan buruk terhadap koperasi, inovasi sistem bisnis koperasi, serta perkembangan teknologi. Peluang untuk melakukan transformasi digital dalam koperasi sangat terbuka dengan adanya pandemi covid-19. Merujuk data yang dikeluarkan oleh Kemenkop UKM, dari 123.000 koperasi yang aktif saat ini hanya terdapat 900 koperasi atau sekitar 0,73% dari jumlah total koperasi aktif yang telah mengadopsi teknologi kedalam koperasinya. Sesegera mungkin teknologi harus masuk ke dalam koperasi untuk membuat koperasi lebih fresh (Dwipradnyana, 2020). Dengan sentuhan teknologi akan membuat citra koperasi lebih baik dan lebih diminati oleh masyarakat terutama para pemuda. Pemuda memiliki energi untuk membuat gerakan koperasi yang kuat dan bersemangat (Dongre et al., 2020).
Koperasi memiliki peran penting dalam perekonomian, salah satunya yakni sebagai dasar kekuatan dan ketahanan dalam mengokohkan perekonomian dengan koperasi sebagai pilar penopangnya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upgrading pada koperasi agar tetap bersaing ditengah era teknologi (Afrida et al., 2021). Permasalahan kurang diminatinya koperasi dan rendahnya partisipasi anggota dapat diatasi dengan melakukan perubahan dalam tubuh koperasi dengan mengadopsi teknologi. Sehingga pelayanan dalam koperasi dapat lebih cepat dan mudah, pelaksanaan rapat anggota pun dapat dilakukan secara daring sehingga dapat meningkatkan tingkat partisipasi anggota dalam mengikuti rapat. Pemanfaatan teknologi dalam koperasi ini juga didukung oleh Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2021 tentang kemudahan, perlindungan, dan
2
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah yang mendorong digitalisasi dalam tubuh koperasi. Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis oleh para anggotanya. Berdasarkan undang- undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yag berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi juga merupakan perkumpulan orang/badan yang membebaskan anggotanya untuk masuk dan keluar serta bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraannya (Syaiful et al., 2016).
Di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini perkembangan teknologi semakin berkembang. Pemanfaatan teknologi sudah merasuki semua bidang yang ada.
Tuntutan untuk mengubah sistem konvensional menjadi sistem yang serba digital tidak dapat dihindari lagi sehingga transformasi digital sangat perlu dilakukan terutama pada sektor pelayanan kepada konsumen agar dapat memudahkan konsumen untuk bertransaksi. Transformasi digital sendiri dapat diartikan sebagai upaya mencapai efektifitas dan efisiensi pekerja dengan memanfaatkan teknologi dalam sebuah pekerjaan (Danuri, 2019). Terjadinya transformasi digital disebabkan oleh perkembangan teknologi pada organisasi serta lingkungan (Widnyani et al., 2021). Kemampuan teknologi digital mesti disesuaikan dengan sebaik mungkin agar proses transformasi digital bisa berjalan lancar (Hadiono & Santi, 2020).
3 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Transformasi Digital?
2. Bagaimana Pemilihan digitalisasi Koperasi dan UMKM?
3. Bagaimana Langkah Pemilihan Unit Usaha sesuai KBLI 2021 menggunakan aplikasi OSS?
4. Bagaimana Pelaporan pengurus berbasis digital?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Transformasi Digital
2. Untuk mengetahui Pemilihan digitalisasi Koperasi dan UMKM
3. Untuk mengetahui Langkah Pemilihan Unit Usaha sesuai KBLI 2021 menggunakan aplikasi OSS
4. Untuk mengetahui Pelaporan pengurus berbasis digital
4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Transformasi Digital
Transformasi digital dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan teknologi digital yang ada seperti teknologi virtualisasi, komputasi bergerak (mobile computing), komputasi awan (cloud computing), integrasi semua sistem yang ada di organisasi dan lain sebagainya. Ada juga yang mengartikan sebagai dampak yang diperoleh atas digunakannya kombinasi inovasi digital yang dihasilkan sehingga menimbulkan perubahan terhadap struktur, nilai, proses, posisi ataupun ekosistem di dalam organisasi maupun lingkungan luar organisasi. transformasi digital adalah sebuah proses evolusi yang bertumpu pada kemampuan yang dimiliki dan teknologi digital untuk menciptakan atau mengubah proses bisnis, proses operasional dan pengalaman pelanggan sehingga menimbulkan nilai yang baru.
Lewat beberapa pengertian tersebut, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa transformasi digital adalah sebuah proses yang radikal/luar biasa dimana proses tersebut melibatkan sumber daya yang dimiliki termasuk memanfaatkan teknologi digital yang ada saat itu untuk menghasilkan luaran dari organisasi untuk memberikan pengalaman baru. Pengalaman baru ini bisa berwujud sebagai sebuah nilai baru yang didapatkan oleh konsumen seperti kemudahan bertransaksi, berbelanja, berkomunikasi, dan lain sebagainya (Hadiono et al., n.d.).
2.2 Pemilihan digitalisasi Koperasi dan UMKM 2.2.1 Digitalisasi Koperasi
Teknologi digital merupakan salah satu terobosan bagi koperasi dan UMKM untuk memenangkan persaingan di pasar Indonesia. Digitalisasi koperasi dan UMKM selalu digemborkan oleh Pemerintah, bahkan sebelum adanya pandemi covid-19. Inovasi ini sangat diperlukan karena jumlah koperasi dan UMKM di Indonesia sangat banyak dengan harapan jika para
5
koperasi dan UMKM dapat memenangkan persaingan maka pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan bertumbuh terus sehingga koperasi dan UMKM memiliki kontribusi paling banyak dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya.
Para pengembang IT berlomba-lomba untuk menawarkan produk khusus koperasi sebagai salah satu upaya untuk mendukung digitalisasi koperasi.
Produk yang ditawarkan beraneka ragam dan biasanya berbentuk paket seperti aplikasi khusus koperasi simpan pinjam serta aplikasi yang dapat mengintegrasi semua fungsi manajemen pada suatu koperasi tanpa mengurangi prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi, dan ada juga yang berdasarkan permintaan khusus dari koperasi-koperasi tertentu. Aplikasi yang bervariasi ini tidak memiliki template khusus dikarenakan kebutuhan setiap koperasi yang ada di Indonesia berbeda-beda sehingga tidak bisa disamaratakan antara satu koperasi dengan koperasi lainnya.
Meskipun koperasi memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam aplikasinya, tetap saja diperlukan tolok ukur bahwa koperasi tersebut benar- benar melakukan digitalisasi koperasi seperti yang telah diusulkan oleh Puspitasari et al. (2021)
Tabel 1. Konfirmasi Indikator Digital Koperasi
Indikator Keterangan Koperasi
Konvensiaonal
Koperasi yang menerapkan
digitalisasi Ya Tidak Ya Tidak Profil Koperasi Koperasi secara
konvensional
- Koperasi online (memiliki
laman koperasi)
- Pemasaran Pemasaran produk secara
offline
- Pemasaran melalui
marketplace, social media, dan lain-lain
-
Keuangan Proses pembayaran simpanan koperasi
-
6 dilakukan dengan datang langsung ke koperasi Proses pembayaran dapat dilakukan secara online
- Menggunakan Financial
technology
- Administrasi Administrasi
kelembagaan yang sesuai, lengkap dan transparansi dokumen koperasi yang dapat diakses oleh anggota
-
Masyarakat dapat bergabung menjadi anggota koperasi dengan daftar melalui online tidak perlu untuk datang langsung ke tempat koperasi
-
Usaha tambahan koperasi dan mitra koperasi
Dapat dilakukan secara online maupun offline
-
RAT -
Sumber: Puspitasari el al. (2021)
Berdasarkan Tabel 1, jika suatu koperasi telah melakukan digitalisasi dapat diukur melalui adanya profil koperasi, pemasaran, keuangan, administrasi, usaha tambahan koperasi dan mitra koperasi, dan RAT. Profil koperasi dapat ditampilkan dalam laman website koperasi yang terdiri dari sejarah, unit usaha, alamat, syarat keanggotaan, produk yang ditawarkan, pendaftaran anggota, dan masih banyak yang dapat ditampilkan di lamannya. Profil koperasi ini bertujuan untuk memperkenalkan koperasi dan sebagai alat pemasaran untuk menjaring calon anggota yang baru agar tertarik untuk bergabung kepada koperasi. Selain calon anggota, koperasi dapat menjalin kerjasama dengan mitra-mitra yang berkaitan dengan usaha koperasi, misalnya koperasi konsumen dapat bekerjasama dengan supplier telur untuk memasarkan telur di koperasi, koperasi produsen tahu dan tempe dapat bekerjasama dengan penyedia kedelai untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi.
7
Pemasaran merupakan salah satu elemen penting dalam digitalisasi koperasi yang semula jaringannya bersifat lokal menjadi internasional. Fungsi digitalisasi koperasi ini adalah memperluas jaringan pasar koperasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pemasaran koperasi dapat memanfaatkan e-commerce yang telah ada, jika memiliki modal yang cukup tidak ada salahnya untuk membangun e-commerce sendiri pada website koperasi. Media sosial juga dapat dimanfaatkan oleh koperasi untuk mempererat hubungan koperasi dengan konsumennya, dalam hal ini koperasi bisa mendapatkan feedback positif maupun negatif sehingga koperasi dapat mengevaluasi secara berkelanjutan.
Sistem pembayaran saat ini perlahan-lahan telah berubah yang semula cash menjadi cashless yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sistem pembayaran cashless sangat populer dikarenakan kemudahan serta keamanan dari sistem pembayaran tersebut jika dibandingkan dengan membayar langsung. Sistem pembayaran ini bisa melalui transfer melalui mobile banking dan e-wallet seperti OVO, Gopay, dan linkaja.
Pekerjaan administrasi yang semula pencatatannya dengan buku perlahan- lahan berubah menjadi penggunaan digital. Hal ini dikarenakan penggunaan digital lebih praktis serta pengarsipan yang tidak terlalu rumit, pencarian dokumen juga lebih mudah dengan hanya mengetik dokumen yang dicari maka akan muncul dokumen yang dibutuhkan. Selain itu juga, pendaftaran anggota beserta administrasinya dapat dilakukan secara online tanpa harus datang ke koperasi tersebut untuk memenuhi persyaratannya. Setelah menjadi anggota, pengguna dapat mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan koperasi seperti jumlah transaksi anggota, histori transaksi anggota, dan masih banyak lainnya.
Semua indikator yang tertera pada Tabel 1 saling terintegrasi satu sama lain yang akan menjadi sistem digital koperasi. Adanya konfirmator tersebut bertujuan untuk melihat apakah suatu koperasi benar-benar telah menerapkan digitalisasi koperasi atau belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti tabel tersebut.(Kinerja et al., n.d.-a)
8 2.2.2 Digitalisasi UMKM
Digitalisasi UMKM merupakan suatu upaya untuk mendigitalkan pemasaran produk-produk UMKM oleh pelaku UMKM. Secara mudahnya, di zaman dengan teknologi yang semakin canggih telah memudahkan para pelaku usaha dalam memasarkan dan menjual produk-produknya secara online.
Pelaku usaha dapat memasarkan produknya di media-media sosial bahkan dengan memberikan informasi titik lokasi pada maps yang tersedia di media sosial, sehingga memudahkan customer untuk datang langsung ke lokasi.
Sebagian pelaku usaha juga sudah tidak memerlukan lagi lapak dagangan, karena perubahan cara penjualan melalui media sosial dan ecommerce sebagai ruang baru.
Digitalisasi UMKM yang beralih ke pola penjualan secara online melalui marketplace menjadi suatu pemecahan masalah bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk bertahan tetap hidup dan membantu perekonomian Indonesia pada era pandemi Covid-19 saat ini. Digitalisasi UMKM telah menjadi sesuatu hal yang sudah tidak dapat dielakkan lagi sekaligus menjadi salah satu solusi bagi para pelaku UMKM yang jumlahnya sangat besar di Indonesia.
Seperti namanya, digitalisasi UMKM adalah sebuah upaya agaran para pelaku UMKM (Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah) mulai berpindah ke ranah digital dalam kegiatan bisnisnya.
Namun, meskipun gaya hidup serba digital sudah terjadi dalam berbagai lini kehidupan, tetap saja banyak pelaku UMKM yang ogah melek digital dan masih terbiasa menjalankan bisnis secara tradisional. Padahal, dengan upaya digitalisasi UMKM, ada banyak keuntungan yang didapat seperti berikut ini :
1. Perubahan Gaya Hidup 2. Biaya Lebih Efisien 3. Pemasaran Makin Luas 4. Kualitas Produk Meningkat
9 5. Khalayak luas dan harga terjangkau 6. 24 Jam Online dan mudah di akses
7. Mudah di cari dan di temukan dan Berkomunikasi dengan mudah
8. Tidak membutuhkan banyak biaya namun merupakan Langkah yang efektif dalam mengembangkan UMKM
9. Usaha memperkenalkan UMKM lebih luas (Nasional-Global)
10. Upaya meningkatkan Jumlah Tenaga Kerja yang terserap dari pertumbuhan UMKM
A. Analisis Swot Terhadap Digitalisasi UMKM 1. Strengths (Kekuatan )
a. Bisa menyesuaikan dan mempunyai daya tahan yang sangat baik di pasar persaingan baik nasional maupun internasional, sehingga menjadi modal utama bagi UMKM untuk menjadi pebisnis atau pengusaha UMKM utama dalam ekonomi digital.
b. Program dari pemerintah Indonesia Making Indonesia 4.0.
c. Mampu mengoperasikan teknologi digital, menjadikan UMKM lebih kompetitif dan berdaya saing uang tinggi. Terdapat fasilitas yang sangat banyak yang diberikan untuk melakukan bisnis terdigitalisasi.
2. Weaknesses (Kelemahan)
a. Terdapat sumber daya manusia UMKM yang masih belum mahir dalam bidang internet dan pemasaran penjualan secara online.
b. Keterbatasan ilmu dan pengetahuan digitalisasi UMKM
c. Sebagian besar UMKM berada didaerah pedesaan, akses koneksiyang masih ada tidak menjangkau ke seluruh Indonesia.
d. Sebagian besar UMKM ada di daerah pedesaan, sehingga akses internet terbatas.
e. Sebagian besar masih belum digital-literate.
f. Pemberdayaan UMKM masih belum dilakukan secara keseluruhan 3. Opportunities (Peluang)
a. Kondisi UMKM yang sudah digital dan terkoneksi dengan platform baru sekitar 13%, dari 63 juta usaha mikro baru sekitar 8 juta pelaku UMKM
10
yang terhubung dengan platform digital. Artinya memiliki peluang sangat besar karena adanya pandemi Covid-19 banyak koperasi UMKM yang tadinya memasok ke pasar induk, grosir, atau distributor kini sudah beralih ke platform digital dan mengirim konsumen secara langsung.
b. Untuk sektor tertentu seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, termasuk agro omsetnya meningkat, dengan mengkampanyekan slogan hidup sehat. Tentunya peluang menjadi semakin besar dengan mengkampanyekan slogan hidup sehat untuk penjualan makanan tertentu karena masyarakat dipaksa untuk berubah. Di samping UMKM terbantu dengan digitalisasi dan pindah ke platform digital, saat ini harus memerhatikan kebutuhan masyarakat di era pandemi Covid-19.
c. Peningkatan omset masukan jika menggunakan penjualan secara digitalisasi
d. Perkembangan digitalisasi meningkatkan jumlah jaringan yang luas untuk mendapatkan pelanggan baru baik dalam negeri maupun luar negeri.
e. Kemudahan dalam melakukan akses digitalisasi.
f. Pembeli dan calon pembeli produk - produk UMKM lebih menyukai transaksi secara online.
g. Di era pasar bebas ASEAN (MEA), UMKM mampu meperluas jaringan pasar regional.
4. Threats (Ancaman)
a. Banyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dari luar negeri, sebagai pesaing yang menerapkan digitalisasi
b. Begitu juga di Indonesia, banyak pemain dalam marketecommerce c. Konsumen memiliki kemudahan dalam berpindah (sekali klik) kepesaing d. Masih banyak konsumen yang mempertimbangkan keamanan dalam
bertransaksi online.
B. Bentuk Digitalisasi UMKM a. Visual ( Melalui Penglihatan )
Iklan Adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya
11
terbaca oleh indra penglihatan. Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. Contohnya ialah iklan di aplikasi online shop seperti shopee, olx, tokopedia, lazada, dll
b. Audio Visual
Audio visual atau pandang dengar merujuk kepada penggunaan komponen suara (audio) dan komponen gambar (visual), dibutuhkan beberapa peralatan untuk dapat menyajikan hal ini. Film dan program televisi adalah beberapa contoh dari penyajian audio visual, contoh lain nya ialah dari story video aplikasi seperti instagram, facebook dll.
C. Cara Mengenalkan Produk Melalui digitalisasi
1. Melalui media Sosial, yaitu : Instgram, Youtube, Facebook, Tiktok, Whatsapp dan media lainnya.
2. Market Place, yaitu : Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, dsb.
3. Website Toko
4. Melaului Ojek Onlineyaitu : Gojek, Grab, dsb.
5. Terhubung dengan Internet 24 Jam/Hari 6. Review dan Endorsement oleh Influencer 7. Terhubung dengan Program Pusat
D. Cara agar Produk di Minati
1. Produk harus berkualitas dan tersedia di berbagai platform 2. Deskripsi produk jelas dan menarik
3. Foto dan Video produk jelas dan terlihat profesional 4. Respon penjual cepat
5. Packing menarik dan aman
6. Review dan Feedback di kelola dengan baik.
2.3 Langkah pemilihan Unit Usaha sesuai KBLI 2021 menggunakan Aplikasi OSS
1. Pelaku usaha dapat mengunjungi laman resmi OSS.
12
2. Lalu, klik bagian informasi dan pilih “Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020”.
3. Kemudian, pada layar Anda akan muncul kategori KBLI dari huruf A sampai U yang merupakan jenis KBLI berdasarkan golongan usaha Anda.
Dalam tampilan yang sama, Anda dapat menggunakan fitur “pencarian” dan menulis kata kunci dari kegiatan usaha yang sesuai.
4. Setelah menentukan golongan usaha yang tepat sesuai dengan hurufnya, Anda dapat memilih turunan KBLI 2 digit yang sesuai dari golongan usaha sesuai dengan hurufnya.
5. Selanjutnya, Anda dapat memilih turunan KBLI 3 digit yang sesuai dengan golongan usaha anda.
6. Lebih lanjut, Anda dapat memilih turunan KBLI 4 digit yang menunjukkan opsi kegiatan usaha secara lebih detail.
7. Lalu, Anda akan menemukan KBLI 5 digit, sesuai dengan kegiatan usaha yang sedang dijalankan. Pada KBLI 5 digit ini, Anda dapat menemukan uraian dan ruang lingkup kegiatan usaha.
8. Terakhir, Anda masih harus melihat ruang lingkup pada KBLI 5 digit guna menentukan cakupan kegiatan usaha yang sesuai. Karena, persyaratan perizinan berusaha yang harus Anda penuhi disesuaikan dengan ruang lingkup yang tertera pada KBLI 5 digit tersebut.
2.4 Pelaporan Pengurus Berbasis Digital
Pandemi covid-19 di Indonesia memaksa semua sektor usaha untuk bertransformasi dari transaksi tunai menjadi transaksi digital sebagai salah satu usaha untuk mengurangi penyebaran virus. Saat ini Indonesia telah memasuki masa pasca pandemi covid-19, segala kegiatan transaksi perlahan-lahan kembali normal, namun terdapat perbedaan dibandingkan sebelum masa pandemi, dimana transaksi digital menjadi salah satu alternatif sebagai alat tukar-menukar dan dinilai lebih praktis dibandingkan dengan transaksi tunai.
Transformasi digital tidak hanya terletak pada kegiatan transaksi, namun juga terdapat pada kegiatan manajemen, diantaranya:
13
1. Cloud Computing tidak mengharuskan pekerja datang ke kantor untuk mengerjakan pekerjaannya;
2. Presensi kehadiran cukup menekan tombol “hadir” pada gawai tanpa harus menempel jari pada fingerprint atau tanda tangan di kantor;
3. Penyusunan laporan keuangan menjadi lebih mudah dengan menggunakan aplikasiaplikasi pendukung seperti microsoft excel, MYOB Accounting, accurate, zahir accounting, dan masih banyak yang lainnya tanpa harus mencatat laporan secara tertulis pada buku besar;
4. Laporan penjualan telah terintegrasi antara pekerja dan manajer(Bambang et al., n.d.).
Pelaporan pengurus berbasis digital adalah sistem yang memungkinkan pengurus koperasi atau UMKM untuk mengelola dan mengawasi kegiatan usaha mereka secara digital. Ini dapat memudahkan proses pengelolaan keuangan, manajemen keanggotaan, pemasaran, dan pengawasan usaha.
Pelaporan pengurus berbasis digital dapat mencakup berbagai fitur dan komponen, seperti pendaftaran dan profil usaha, e-commerce dan pemasaran online, pengelolaan keuangan, monitoring perkembangan usaha, dan interaksi kolaboratif melalui media sosial.Untuk mengimplementasikan pelaporan pengurus berbasis digital, koperasi atau UMKM dapat menggunakan platform aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik usaha mereka(Haris, n.d.-b).
Contoh Langkah-langkah Pelaporan Keuangan Digital pada aplikasi Zahir Accounting:
1. Pengumpulan Data Transaksi:
• Semua transaksi harian seperti penjualan, pembelian, dan pengeluaran dicatat secara digital menggunakan aplikasi Zahir Accounting.
• Transaksi diinput oleh kasir melalui sistem POS yang terintegrasi dengan Zahir Accounting.
2. Pencatatan Jurnal:
14
• Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam bentuk jurnal secara otomatis oleh sistem.
• Misalnya, penjualan produk sebesar Rp5.000.000 akan dicatat sebagai kredit pada akun pendapatan dan debit pada akun kas.
3. Pembuatan Buku Besar:
• Sistem Zahir Accounting akan secara otomatis memposting transaksi dari jurnal ke dalam buku besar.
• Hal ini memungkinkan pengurus koperasi untuk melihat saldo akun dan laporan keuangan secara real-time.
4. Penyusunan Laporan Keuangan:
• Di akhir periode, sistem akan menghasilkan laporan keuangan seperti Laporan Laba Rugi, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
• Laporan ini dapat diakses oleh pengurus koperasi dan disajikan kepada anggota dalam rapat tahunan.
15 BAB III PENUTUP Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi adalah kegiatan professional yang dilakukan koperasi untuk membantu seluruh keanggotaan koperasi di dalam mencapai tujuannya. Sedangkan UMKM memiliki potensi yang begitu besar bagi peningkatan perekonomian rakyat, namun kenyataannya UMKM masih mengalami berbagai hambatan internal maupun eksternal dalam bidang produksi, pengolahan,pemasaran, modal dan lain lain.
Pelaporan pengurus berbasis digital adalah sistem yang memungkinkan pengurus koperasi atau UMKM untuk mengelola dan mengawasi kegiatan usaha mereka secara digital. Ini dapat memudahkan proses pengelolaan keuangan, manajemen keanggotaan, pemasaran, dan pengawasan usaha.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hadiono, K., Candra, R., & Santi, N. (n.d.). MENYONGSONG TRANSFORMASI DIGITAL.
Haris, M. F. (n.d.-b). Book Chapter Perilaku Koperasi Dalam Mengadopsi Digitalisasi Koperasi.
Bambang, S., Sumantri, A., Ip, S., Erwin, M. M., Permana, P., Pd, M., Ekonomi, F., Nusantara, U., & Kediri, P. (n.d.). MANAJEMEN KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENEGAH (UMKM).
Memilih KBLI yang Sesuai dengan Bisnis: Simak Tips & Trik Lengkapnya, Diakses : 19 April 2024 [online] Tersedia : https://kliklegal.com/memilih-kbli-yang-sesuai-dengan-bisnis- simak-tips-trik-lengkapnya/
Buku Saku Digitalisasi UMKM, Diakses : 20 April 2024 Tersedia : https://repository.uinsu.ac.id/13521/1/Buku%20Saku%20(Digitalisasi%20UMKM ).pdf