• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nadia Husni NIM. 160.104. - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Nadia Husni NIM. 160.104. - etheses UIN Mataram"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh:

NADIA HUSNI NIM. 160.104.057

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(2)

ii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS

NILAI MORAL DAN AGAMA

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi Persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NADIA HUSNI NIM. 160.104.057

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(3)

iii

“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Nilai Moral dan Agama” telah memenuhi sarat dan setuju untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:15 Januari 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Nining Purwati,M.Pd Alwan Mahsul M.Pd NIP.197708162008012016 NIP.198112202009011017

(4)

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiah dan Keguruan di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, Arahan dam koreksi kami berpendapat bahwa skripsi saudarai

Nama : Nadia Husni

NIM :160104057

Jurusan/Parodi : IPA Biologi

Judul : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Nilai Moral dan Agama

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Nining Purwati, M.Pd Alwan Mahsul, M.Pd NIP.197708162008012016 NIP.198112202009011017

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertan datangan di bawah ini.

Nama : NADIA HUSNI NIM : 160104057

Jurusan : Tadris IPA Biologi Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Nilai Moral dan Agama” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/ karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram,

Saya yang menyatakaan

Nadia Husni

(6)

vi Mataram pada tanggal:

Dewan Penguji

Dr.Nining Purwati M.Pd : (Ketua Sidang/Pembimbing I)

Alwan Mahsul, M.Pd :

(Sekretaris Sidang/Pembimbing II)

Prof.Dr. H. Adi Fadli, M.Ag : (Penguji I)

Mukminah, M.P.H : (penguji II)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Tadris IPA Biologi

Dr Hj. Lubna, M.Pd NIP. 19681231193032008

(7)

vii

(Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya)

(8)

viii

Pembimbing 1 ibu Dr. Nining Purwati M.Pd dan pembimbing 2 ustasd Alwan Mahsul, M. Pd. yang selalu membimbing saya dengan baik hingga sampai selesai. Dengan penuh syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang terdekatku:

Dengan penuh syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang terdekatku:Ku persembahakan karya ini untuk kedua orang tuaku tercinta Motivasi hidupku (bapak Mustakim dan Nurhasanah), yang selalu mensuportku, menenangkanku dikala aku sedih. Dan yang sangat mendambakan keberhasilan dan tak henti-hentinya melafadzkan doa dan meneteskan keringatnya untuk keberhasilan dan kesuksesanku. Karya tulis ini ku persembahkan sebagai kado terindah dari anakmu, terimakasih yang sebesar-besarnya ananda ucapkan, semoga Allah SWT membalas jasa mu.

Aamiin.

Kakak-Kakakku tercinta (ahmad Yani, ahmad Ihsan,) yang selalu menjadi penyemangatku. Untuk kakak yang ku banggakan Ahmad Yani terimakasih telah memberikan dukungan moral dan material. Terimakasih atas perhatian dan motivasinya.

Seseorang yang selalu menemani dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini sahabat-sahabatku,teman sekamarku Riska hidayant, kak DHS ,dan KELAS C,

Untuk almamaterku tercinta

(9)

ix

limpahan karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.

Aamiin.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan tugas akhir berupa skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Pendidikan IPA Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Mataram.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar berbasis nilai moral dan agama, dan untuk mengetahui kelayakan bahanm ajar berbasis nilai moral dan agama. Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:

1. Dr. Nining Purwati, M.Pd. sebagai Pembimbing I dan Alwan Mahsul, M.Pd.

sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail terus-menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya;

2. Bapak Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Ag, selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan selama studi.

(10)

x

3. Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA Biologi yang telah memberikan penulis kesempatan dalam membuat dan menyusun skripsi ini;

4. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi yang telah membantu mensuport dan mendukung penulis untuk berkarya;

5. Dr. Hj. Lubna., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

6. Prof. Dr. H. Mutawali., M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram dan segenap civitas akademik FTK yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Keluarga tercinta, Ibu, Bapak, dan Saudara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik doa dan dukungan serta motivasi agar selalu semangat dan pantang untuk menyerah;

8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu penulis dalam mencari dan menemukan sumber bacaan dan refrensi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini jauh dari kata sempurna dan perlu banyak perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai upaya peningkatan keterampilan kerja ilmiah siswa melalui model inkuiri. Aamiin.

Mataram, 20 Desember 2020 Penulis,

Nadia Husni NIM. 160104057

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN ...iii

NOTA DINAS ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Pengembangan ... 9

D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 9

E. Batasan Masalah ... 10

F. Definisi Istilah ... 11

G. Pembahasan... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Pengertian Nilai moral ... 15

B. Nilai agama ... 18

(13)

xiii

C. Bahan ajar ... 20

D. Ekosistem ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Model Pengembangan ... 40

B. Prosedur Pengembangan ... 41

C. Waktu dan Tempat ... 41

D. Uji Coba Produk ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Penyajian Data ... 48

B. Analisis Data ... 66

C. Revisi Produksi ... 71

D. Pembahasan ... 73

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan ... 78 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS NILAI MORAL DAN AGAMA

Oleh:

NADIA HUSNI 160104057 ABSTRAK

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau infrastruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas, bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Bahan ajar berbasis nilai moral dan agama untuk mengetahui tingkat kevalidan, kualitas bahan ajar yang dikembangkan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah 4D.

Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model pengembangan 4d, yang meliputi empat tahap yaitu define ( pendefisian ), design (perancangan), development (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas X IPA di MAN 1 Lombok Barat yang berjumlah 22 orang. Intrumen penelitian berupa lembar validasi Ahli materi dan media, validasi Ahli agama, aangket respon peserta didik dan pendidik, untuk mendapatkan hasil valid dan layaknya produk yang dikembangkan.

Hasil penelitian Bahan Ajar Berbasis nilai moral dan agama pada materi ekosistem berdasarkan validasi ahli materi dan media memperoleh persentase skor 93,75% dengan kriteria layak. Skor penilaian dari validator ahli agama memperoleh persentase 74% dengan kriteria sangat layak. Skor penilaian dari pendidik atau guru memproleh persentase dengan skor 90% dengan criteria sangat layak. Skor penilain dari pendidik memperoleh persentase 95,27%.

dengan kriteria sangat layak. Dari validasi ahli dan uji coba produk maka penulis menyimpulkan bahwa Bahan Ajar berbasis nilai moral dan agama materi ekosistem sangat layak untuk digunakan sebagai bahan ajar .

Kata Kunci : Penelitian Pengembangan, Bahan Ajar, Berbasis Nilai Moral dan Agama

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas, Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk memajukannya perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Komponen yang dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah guru, sebab guru merupakan pemegang ujung tombak pendidikan yang berhubungan langsung dengan siswa. Siswa sebagai subjek dan objek belajar, dan guru bukan saja berperan sebagai fasilitator bagi siswa akan tetapi ia juga berperansebagai pengelola atau pengukur lingkungan agar siswa belajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien.

Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya prestasi belajar anak didik. Masalah lain yang juga banyak diperbincangkan adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas yang masih berpusat pada guru (teacher center). Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek, sehingga peserta didik kurang dapat berkembang.

Pendidikan seperti ini kurang memberi kesempatan kepada siswa dalam

1

(16)

berbagai mata pelajaran terutama pelajaran biologi untuk mengembangkan kemampuan secara menyeluruh (holistik), kreatif, objektif dan logis.1

Semakin berkembangnya dunia pendidikan, guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dituntut menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang mengaktifkan interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta siswa dengan lingkungannya.Siswa dituntut untuk mengkonstruksi pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kegiatan pembelajaran dan materi yang dipelajari harus dapat dikomunikasikan.

Guru terlibat langsung dalam proses pendidikan, oleh karena itu guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan pendidikan. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan prosespembelajaran tertentu.Pembelajaran diarahkan untuk menciptakan lingkungan yang menunjang bagi teraktualisasinya potensi diri siswa. Pelaksanaan pembelajaran perlu menciptakan situasi belajar yang dapat memberi stimulus bagi kreativitas siswa dalam mencari dan

1 Sholihah, Endang dan Winarto. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivitisme dengan Mengoptimalkan Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa”. Skripsi Sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UM. Malang: 2014

(17)

menemukan pengetahuan yang seharusnya diketahui. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.2

Proses pembelajaran selalu ada materi yang diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa, yang tertuang dalam bahan ajar. Guru memerlukan seperangkat materi pelajaran yang tersusun baik, mengandung rencana tindakan yang akan menuntun guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

Materi disusun berdasarkan jenjang pendidikan dan tingkatan-tingkatan kelas. Materi pelajaran itu juga akan membantu guru dengan bermacam- macam bentuk kegiatan yang akan dilaksankan di dalam kelas khususnya kegiatan pembelajaran.Seorang guru dituntun untuk mengembangkan bahan ajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar yang dimaksud adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Selain itu dalam agama Islam pun dijelaskan, bahwa tidak perlu ada kesempitan di dalam dada orang yang beriman untuk selalu mengkaji, mempelajari, dan menelaahnya secara berulang- ulang, mendiskusikan kandungan maknannya sehingga semakin banyak bahanpembelajaran yang bisa diperoleh dari-Nya3. Allah berfirman dalam Q.S. Al- A’raf (7: 2) yang berbunyi,

2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, h. 110

3 Aminullah.“Pengembangan Bahan Ajar Biologi Pokok Pembahasan Sistem Reproduksi Manusia dengan Pendekatan Konstruktivitisme Pada siswa Kelas XI SMA”. Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINAM. Makassar: 2013.

(18)





























Artinya :

Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.4

Proses pembelajaran yang optimal didukung oleh penggunaan bahan ajar. Bahan ajar memiliki peran sangat penting dalam pembelajaran. Satu topik pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber belajar sesuai dengan jumlah standar kompetensi yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup di dalamnya. Dalam implementasiannya, bahan ajar disusun berdasarkan kajian terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana ditetapkan dalam standar kurikulum. Adapun bahan ajar terdiri dari satu kesatuan yang meliputi Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4 8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: PT.

Karya Toha Putra, 2002), h. 793.

(19)

Siswa harus berpartisipasi, mencoba dan melakukan sendiri apa yang sedang dipelajari, sehingga proses pembelajaran mengacu pada pembelajaran yang aktif.5

Pengembangan bahan ajar harus berorientasi kepada bagaimana guru mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Siswa harus dipandang sebagai subjek bukan objek, proses pembelajaran tidak boleh didominasi oleh guru karena hal tersebut akan mengurangi tanggung jawab siswa atas tugas belajarnya.

Bahan ajar yang ada saat ini belum menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh dalam mencari pengetahuan yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi dikehidupan nyata. Oleh karna itu perlu dikembangkan bahan ajar yang mendorong siswa mendapatkan pengetahuan dengan mengkontruksi dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.6

Indonesia sedang dilanda krisis moral akibat derasnya pengaruh globalisasi. Masyarakat dewasa ini, khususnya remaja, memiliki kebiasaan mengikuti perkembangan gaya hidup serta budaya luar yang sedang populer.

Hal ini berdampak pada menurunnya minat generasi muda pada hal-hal yang positif dan meningkatnya kenakalan remaja, yang antara lain terwujud dalam bentuk pergaulan bebas, penggunaan obat terlarang, minuman keras, dan perjudian.

5 Aminullah.“Pengembangan Bahan Ajar Biologi Pokok Pembahasan Sistem Reproduksi Manusia dengan Pendekatan Konstruktivitisme Pada siswa Kelas XI SMA”. Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINAM. Makassar: 2013.

6Putra, R. W. Y., & Anggraini, R. (2016).Pengembangan bahan Ajar Materi Trigonometri Berbantuan Sofware iMindMap pada Siswa SMA Al-Jabar: Jurnal Pendidkan Matematika, 7(1), 39-47

(20)

Permasalahan degradasi karakter bagi para remaja (siswa) ini harus segera ditemukan solusinya. Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya untuk membuat konsep pendidikan bekarakter sebagai salah satu solusi. Konsep pendidikan berkarakter ini tertuang dalam Kurikulum 2013 yang diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalah kenakalan remaja yang terjadi pada pelajar saat ini. Kurikulum 2013bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Anak sebagai aset bangsa memiliki hak untuk tumbuh dan berkembangdengan optimal, karena anak merupakan generasi masa depan yang akan menentukan baik-buruknya suatu bangsa melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas otaknya dan terampil dalam melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki akhlaq atau budi pekerti yang baik, bersumber dari hati nurani sehingga menghasilkan warga negara yang excellent.

Oleh karena itu pendidikan tidak semata-mata mentrasfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mentransfer nilai agama dan moral yang bersifat universal. Dengan transfer nilai agama dan moral bersifat universal, diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain

(21)

tercermin dalam tingkah laku serta aktualisasi diri, semenjak usia dini hingga kelak dewasa menjadi warga yang taat dan cinta dengan negara dan bangsa.

Dewasa ini pendidikan di Indonesia di pandang sudah sarat dengan muatan-muatan pengetahuan dan mengikuti tuntutan perkembangan jaman, namun kurangmemperhatikan nilai- nilai budi pekerti dalam membentuk jati diri siswa, sehinggamenghasilkan siswa yang pintar tetapi tidak memiliki akhlaq yang baik. Hal tersebut tercermin dari anak-anak yang menunjukkan kurangnya indikator budi pekerti seperti anak kurang menghargai guru dan orang lain, anak berani pada guru dan orang tua, serta anak kurang memperhatikan lingkungan sosialnya.7

Dengan adanya fenomena dan kenyataan seperti yang telah dipaparkan di atas, tentunya pengembangan nilai agama dan moral, melalui pendidikan budi pekerti atau pendidikan akhlaq menjadi sangat penting bagi anak agar peran pendidikan sebagai habitus dapat merubah 16 perilaku anak menjadi manusia ideal dengan parameter memiliki sikap saling menghormati, cinta tanah air, bertanggung jawab, cerdas, mampu memahami segala persoalan bangsa dan dengan arif. Dengan diberikannya pendidikan budi pekerti bagi anak usia dini diharapkan dapat merubah perilaku anak, sehingga anak jika sudah dewasa lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dan mampu menghadapi tatangan jaman yang cepat berubah.

Mendidik anak juga harus dengan cara-cara yang sabar dan baik agar mereka mengenal dan mencintai Allah, yang menciptakannya dan seluruh

7Susilowati.S. (2017). Pengembangan bahan ajar IPA terintegrasi nilai islam untuk meningkatkan sikap dan prestasi belajar IPA siwa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(1), 78-88.

(22)

alam semesta, mengenal dan mencintai Rasulullah shalallaahu‟alaihi wa sallam, yang pada diri beliau terdapat suri tauladan yang mulia serta agar mereka mengenl dan memahami islam untuk diamalkan. Ajarkan Tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari berbuat syirik. Sebagaimana nasihat Luqman kepada anaknya yang berbunyi,

"Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, „wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.‟ (QS Lukman:13)"

Budi pekerti merupakan nilai- nilai hidup manusia yang sungguh- sungguh dilaksanakan bukan karena sekedar kebiasaan, tetapi berdasarkan pemahaman dan kesadaran diri untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu kita harus tau bagaimanakah implementasi atau penerapan pengembangan nialai agama dan moral pada bahan ajar untuk digunakan belajar oleh siswa, karena sangat membantu siswa untuk mengembangkan karakter pada siswa.

Pembelajaran akan berempati dan lebih bermakna apabila pendidik berusaha menghadirkan situasi nyata dalam bentuk kegiatan sehari-hari baik dirumah maupun disekolah. Proses pembelajaran tersebut ditanamkan secara terus menerus dan langsung melalui metode keteladanan yang dilakukan oleh guru.

Dengan begitu diharapkan pembelajaran tersebut akan membawa pengaruh dalam perilaku anak sehari-hari.Perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama pada siswa, misalnya ketika guru atau orang tua membiasakan siswa- siswanya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan orang tua ketika

(23)

berjabat tangan, mengucapkan salam ketika akan berangkat dan mau berbagi pengalaman dengan teman-temannya, mau bekerja sama, tidak marah, mau memaafkan, maka dengan sendirinya perilaku seperti itu akan menjadi suatu kebiasaan mereka sehari-hari.8

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis nilai moral dan agama ? 2. Bagaimana kelayakan pengembangan bahan ajar berbasis nilai moral dan

agama?

C. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan ini adalah

1. Untuk mengembangkan bahan ajar berbasis nilai moral dan agama 2. Untuk mengetahui kelayakan bahan ajar berbasis nilai moral dan agama D. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dijelaskan sebagai berikut:

1. Bahan ajar materi ekosisrtem berbasis nilai moral dan agama yang dikembangkan dapat digunakan sumber belajar alternatife yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai sumber belajar oleh siswa untuk belajar mandiri.

2. Materi dalam buku ajar merupakan materi ekosistem

3. Kurikulum yang digunakan sebagai acuan pengembangan buku ajar berbasis nilai moral dan agama adalah kurikulum 2013

8Komariah, Y. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Cerita Rakyat Kuningan Terintegrasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan SAstra Indonesia, 5(1), 100-109

(24)

4. Buku ajar berbasis nilai moral dan agama ini terdiri dari:

a. Bagian pra pendahuluan

Bagian pra pendahuluan terdiri dari halaman muka/cover, kata pengantar, dan daftar isi.

b. Bagian pendahuluan

Bagian pendahuluan terdiri dari kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran

c. Bagian isi

Bagian isi terdiri dari materi tentang ekosistem, yaitu (1) definisi ekosistem, (2) komponen ekosistem, (3) hubungan antara komponen ekosistem, (4) aliran energy yang melintasi ekosistem, (5) tipe ekosistem.

d. Bagian penutup Berisi daftar pustaka E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka perlu batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah penelitian ini adalah bahan ajar yang dikembangkan adalah materi ekosistem berbasis nilai moral dan agama. Pada materi ini siswa akan mengetahui nilai- nilai moral dan agama untuk diterapkan di lingkungannya. Nilai moral yang dimaksud disini adalah melakukan tindakan baik buruk terhadap lingkungan di sekitarnya. Maka siswa akan mengetahui hal apa yang akan dilakukan ketika di masyarakat atau di lingkungan sekitarnya.

(25)

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan pengertian dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi yang terkait dalam penyusunan penelitian ini. Definisi yang terkait dengan penelitian ini adalah:

1. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instrukstur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas.

2. Ekosistem merupakan suatu sistem yang saling terkait atau memiliki hubungan timbale balik antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya.

3. Nilai moral adalah salah satu hal yang harus diajarkan kepada anak karena mempunyai peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan anak untuk hidup dimasyarakat.

4. Nilai moral secara etimologi adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.

5. Menurut W. J. S. Poerdarminta, menyatakan bahwa ajaran moral dari perbuatan baik dan buruk dan perilaku.

6. Menurut sonny keraf, moral adalah moral dapat digunakn untuk mengukur kadar baik dan buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota masyarakat atau sebagai manusia yang memiliki posisi tertentu.

(26)

7. Nilai agama adalah wadah yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal dan mengetahui akan adanya Tuhan serta membentuk perilaku anak agar dapat diterima dimasyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap baik dan benar yang dianut oleh masyarakat tersebut.

8. Agama secara bahasa adalah sistem yang dapat mengatur keimanan atau kepercayaan dan kpribadian seseorang kepada tuhan Yang Maha Esa, serta ketaatannya dalam memenuhi kaidah yang berhubungan dengan hubungan sesame manusia beserta lingkungannya.

9. Agama secara istilah adalah agama merupakan suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang mempengaruhi kehidupan manusia, serta mempercayai adanya hari akhir. Sehingga agama berkaitan dan identikdengan budaya.

10.Pengembangan adalah pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap. Pengembangan yang penulis maksud disini adalah pengembangan sebuah produk yang berupa bahan ajar berbasisi nilai moral pada materi ekosistem.

G. Pembahasan

Sistematika pembahasan yang menjadi langkah-langkah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Penjabaran latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spesifikasi produk, urgensi pengembangan, asumsi dan keterbatasan, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

(27)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penjabaran kajian terhadap beberapa teori dan referensi yang menjadi landasan dalam mendukung studi penelitian ini diantaranya adalah teori mengenai pengembangan bahan ajar, berbasis nilai agama dan moral.

BAB III METODE PENGEMBANGAN

Penjabaran jenis dan pendekatan penelitian, prosedur pengembangan dan uji coba produk (desain uji coba,jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

Berisi(1) penyajian data uji coba, (2) nalisis data, (3) revisi produk.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.

Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan interprestasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian mengenai langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh pihak- pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan. Saran diarahkan pada dua hal, yaitu :

(28)

1. Saran dalam usaha memperluas penelitian, misalnya disarankan perlunya diadakan penelitian lanjutan.

2. Saran untuk menentukan kebijakan di bidang-bidang terkait dengan masalah atau fokus penelitian.

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Nilai moral

Pengertian nilai moral, menurut suseno dalam (Kurnia 2015) adalah ukuran baik buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga Negara. Sedamgkan pendidikan moral adalah pendiddikan untuk menjadikan anak manusia bermoral dan manusiawi.Sedangkan menurut Ouska dan whellan moral adalah perinsip baik buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang.Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan.Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan demikian , hakekat dan makna moralitas bias dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam memenuhi maupun menjalankan aturan. 9

Bentuk Kegiatan dalam Pengembangan Nilai Moral, Pelaksanaan kegiatan program pengembangan Moral dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Kegiatan Rutin Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari.

Dalam kegiatan rutin guru dapat mengembangakan moral anak, seperti

9Kurnia, Y. (2015). Pengembangan Kemampuan Nilai-nilai Agama dan Moral di TK.

Bandung: PPPPTK TK dan PLB. Lickona, T.

15

(30)

a. Berbaris memasuki ruang kelas Sebelum memulai kegiatan belajar akan ditanamkan beberapa perilaku anak antara lain 1) Untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan. 2) Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain. 3) Sabar menunggu giliran. 4) Mau menerima dan menyelesaikan tugas.

b. Mengucapkan salam Pada waktu mengucapkan salam ditanamkan pembiasaan, antara lain 1) Sopan Santun, 2) Menunjukkan reaksi dan emosi yang wajar ,3) Sikap menghormati orang lain. 4) Menciptakan suasana keakraban.

c. Berdo'a sebelum dan sesudah kegiatan,Pada waktu berdo'a akan dikembangkan nilai moral , antara lain: 1) Memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu. 2) Berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan. Selain itu dapat juga diamati hal-hal sebagai berikut : 1) Bersikap tertib, dan tenang dalam berdo'a. 2) Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 3) Mematuhi peraturan/tata tertib, dsb d. Kegiatan belajar mengajar Yang ingin ditanamkan pembiasaan perilaku

pada waktu kegiatan belajar mengajar, antara lain 1) Tolong menolong sesama teman. 2) Rapi dalam bertindak - berpakaian dan bekerja. 3) Berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan. 4) Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. 5) Merasa puas atas prestasi yang dicapai dan ingin terus meningkatkan. 6) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan 7) Menjaga kebersihan lingkungan 8)

(31)

Mengendalikan emosi. 9) Menjaga keamanan diri. 10) Sopan santun.

11) Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain.

e. Waktu istirahat/makan/bermain Pada waktu istirahat/makan

/bermain dapat ditanamkan sikap moral, antara lain: 1) Tolong menolong sesama teman. 3) Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain. 6) Sabar menunggu giliran. 8) Meminta tolong dengan baik. 9) Mengucapkan terima kasih dengan baik. 10) Membuang sampah pada tempatnya. 12) Menjaga keamanan diri

2. Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dapat dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku anak yang kurang baik, seperti seorang anak menerima atau memberikan sesuatu kepada orang lain dengan tangan kiri, meminta sesuatu dengan berteriak, dsb. Apabila guru mengetahui sikap/perilaku anak yang demikian, hendaknya secara spontan diberikan pengertian dan diberitahu bagaimana sikap/perilaku yang baik. Misalnya kalau menerima atau memberikan sesuatu harus tangan kanan dan mengucapkan terima kasih. Demikian juga kalau meminta sesuatu hendaknya dengan sopan dan tidak berteriak . Kegiatan spontan tidak saja berkaitan dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap/ perilaku yang positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap/perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat pula dijadikan teladan bagi teman temannya. Misalnya pada saat makan

(32)

bersama ada seorang anak yang tidak membawa makanan, kemudian Amir memberi sebagian makanannya kepada teman tersebut. Sikap guru dalam hal ini adalah memberikan pujian kepada Amir dan mengatakan bahwa perbuatannya merupakan sikap yang terpuji karena telah memberi sebagian makanan kepada teman yang memerlukan.

3. Kegiatan dengan “Teladan/Contoh”

Kegiatan dengan teladan/contoh yaitu kegiatan yang dapat dilakukan dengan memberikan teladan / contoh kepada anak. Dalam hal ini guru berperan langsung sebagai teladan/ contoh bagi anak. Segala sikap dan tingkah laku guru, baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat hendaknya selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik.

4. Kegiatan yang Direncanakan (Terprogram) Kegiatan yang direncanakan (terprogram) yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaanya terlebih dahulu diawalidengan adanya perencanaan atau program dari guru. Dan kegiatan tersebut harus terlihat jelas pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM).10 B. Nilai agama

Agama berasal dari bahasan sansakerta, “gam” artinya pergi kemudian setelah mendapatkan awalan dan akhiran “a” menjadi “agama”, artinya menjadi jalan. Gam dalam bahasa sansakerta ini mempunyai pengertian yang sama dengan to go (inggris), gehen (jerman), dan gaan (belanda) yang artinya juga “pergi”. Menurut Bahrun Rangkuti, agama berasal dari kata “a-gama”.

10 Ananda, R. (2017). Implementasi nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini.

Jurnal obsesi: Jurnal pendidikan Anak Usia Dini, 1.(1): 19-31

(33)

Arti “a” panjang ialah cara atau the way; sedangkan “gama” berasal dari kata Indojerman “gam” berarti sama dengan kata inggris to go, yaitu berjalan atau pergi. Jadi agama adalah cara-cara berjalan atau cara-cara untuk sampai pada kerhidaan Tuhan.Dengan demikian, agama dirumuskan sebagai suatu jalan yang harus diikuti agar orang sampai kesuatu tujuan yang suci dan mulia.

Masih berkaitan dengan pengertian agama, ada juga pendapat bahwa agama berasal dari kata “a” artinya tidak, dan “gama” artinya kacau. Jadi agama artinya sesuatu yang tidak kacau. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa agama adalah:

a. Jalan yang harus diikuti supaya orang sampai ke tujuan

b. Cara-cara berjalan atau cara-cara agar sampai ke suatu tujuan yang diridlai Tuhan

c. Sesuatu yang membuat tidak kacau (suatu tuntunan yang tidak membuat kacau manusia atau sesuatu yang menertibkan hidup

Adapun Unsur-unsur Pokok Agama merupakan suatau yang perlu diketahui diantaranya, agama mengandung tiga unsur pokok yang harus ada di dalamnya. Ketiga unsur pokok itu menurut Endang Saifudin Ansari (Kurnia, 2015) adalah sebagai berikut:

a. Suatu sistem CREDO (tata keimanan atau tata keyakinan) atas sesuatu yang mutlak di luar diri manusia.

b. Suatu sistem RITUS (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak.

(34)

c. Suatu sistem NORMA (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan alam lainnya sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas.

d. Unsur agama yang terakhir adalah sistem moral. Sistem moral biasa disebut sebagai “akhlaq”. Akhlaq tidak dapat dipisahkan dari ibadah maupun keimanan sebab akhlaq pun merupakan manifestasi atau perwujudan iman terhadap Tuhan.

Tiga unsur pokok di atas harus ada pada agama sebagai syarat suatu agama. Dengan demikian secara garis besar, agama meliputi keimanan/keyakinan, peribadatan kepada sesuatu yang diyakini, dan tata kaidah hubungan manusia dengan alam semesta sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan.

Dari unsur-unsur agama tersebut secara garis besar terdapat dua ajaran dasar, yaitu ajaran tentang apa yang harus diyakini dan ajaran tentang apa yang harus dikerjakan. Ajaran tentang apa yang harus diyakini dinamakan pokok ajaran atau kepercayaan. Sedangkan ajaran tentang apa yang harus dikerjakan dinamakan cabang ajaran atau hukum perbuatan. Di dalam Agama islam, ajaran tentang keyakinan tersebut dinamakan “Iman”

dan ajaran tentang apa yang harus dikerjakan dinamakan “Islam”.11 C. Bahan ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau infrastruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran

11Kurnia, Y. (2015). Pengembangan Kemampuan Nilai-nilai Agama dan Moral di TK.

Bandung: PPPPTK TK dan PLB. Lickona, T.

(35)

dikelas, bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis.

Sedangkan menurut Andi (2007) Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran, ada hubungan erat antara tujuan, bahan, dan alat penilaian dalam pembelajaran. Secara teoretis, bahan ajar dapat berupa empat macam yakni fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan balajar mengajar.

Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.12

Bahan ajar adalah seperangkatmateri pelajaran yang mengacu padakurikulum yang digunakan dalam rangkamencapai standar kompetensi dankompetensi dasar yang telah ditentukan.

1) Bahan ajar berbentuk modul setidaknya terdiri atas tujuh komponen, yaitu:

a. Tujuan pembelajaran b. Lembar evaluasi

c. kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas

12Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.

(Cet. X; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 173.

(36)

d. Lembaran kegiatan siswa, yang berisi substansi kompetensi yang akandipelajari/diantarkan.

e. Lembaran kerja siswa f. Kunci lembar kerja g. pedoman bagi guru13 2) Bentuk-Bentuk Bahan Ajar

Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu: Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari

a. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit

b. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah

c. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu

d. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja

e. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa f. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai

besar

g. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

13Smaldino, Sharon, dkk. Arif Rahman (Penj.). 2011. Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana. 47.

(37)

3) Kriteria Bahan Ajar yang Baik Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Menurut Furqon Bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau subkompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.

b. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaa kompetensi.

c. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajaran.

d. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami.14

4) Fungsi Bahan Ajar Fungsi

Bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal.

Bahan ajar berfungsi sebagai berikut:

a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam prosespembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnyadiajarkan/dilatihkan kepada siswanya.

14Daryanto. (2013). Menyusun Modul:Bahan Ajar untuk PersiapanGuru dalam Mengajar.Yogyakarta: Gava Media.99

(38)

b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamprosespembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.

c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran d. Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar

e. Membantu siswa dalam proses belajar

f. Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran g. Untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif 5) Manfaat bagi Peserta Didik antara lain sebagai berikut:

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harusdikuasainya.15

D. Ekosistem 1. Lingkungan

Istilah lingkungan berasal dari kata “Environment”, yang memiliki makna “The physical, chemical, and biotic condition surrounding an organism”. Berdasarkan istilah tersebut, lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini membuat lingkungan

15Manihuruk, S. J. (2016). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS NILAI-NILAI SPIRITUAL PADA MATERI REAKSI REDOKS (Doctoral dissertation, UNIMED).

(39)

selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan seberapa besar komponen lingkungan itu dapat memengaruhi dengan kuat.

Ada saatnya berubah menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk. Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu seperti berikut :

a. Komponen biotik, yang terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik.

b. Komponen abiotik, yang terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah, udara, cahaya, dan sebagainya.16

Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu sebagai tempat hidupnya. Tempat hidup itu disebut habitat. Dalam suatu habitat, terdapat berbagai jenis makhluk hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup (abiotik). Tempat yang kita sering kunjungi itu bisa jadi merupakan suatu habitat bagi suatu makhluk hidup. Dan pada tempat tersebut terjadi interaksi antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup.

2. Ekosistem

Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannya yang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain yang merupakana suatu sistem. Dalam hal ini makhluk hidup disebut biotik dan lingkungan yang tidak hidup disebut abiotik. Di dalam sistem tersebut terdapat dua

16Wahono Widodo, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam,(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 29-30

(40)

aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur materi disebut juga daur mineral atau siklus mineral ataupun siklus bahan di samping adanya sistem informasi. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan terlihat pada pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup. Sistem inilah yang disebut dengan ekosistem.17

Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang mempengaruhinya. Perlu diketahui bahwa di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup terdiri dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar individu. Menurut UULH Tahun 1982 bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 18

Komponen-komponen ekosistem terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik.

a. Komponen Biotik

Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang terdapat dalam lingkungan seperti hewan, tumbuhan, manusia dan organisme lainnya. Setiap makhluk hidup tersebut mempunyai

17Zoer’aini Djamal Irwan, Prinisp-Prinsip Ekologi – Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hal. 27

18Ibid., hal. 28

(41)

kedudukan dan peran tertentu dalam lingkungan. Kedudukan makhluk hidup dalam lingkungannya disebut nisia. Menurut peranannya, komponen biotik dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Produsen

Produsen, merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan zat makanan yang diperlukan organisme lain (organisme autotrof).

Tugas ini diperankan oleh organisme yang mempunyai klorofil (zat hijau daun) yaitu tumbuhan hijau. Tumbuhan mensintesis/membuat zat makanan menggunakan bahan karbondioksida (CO₂) dan air (H₂O) dengan bantuan cahaya matahari. Proses ini berlangsung di dalam klorofil dan dinamakan proses fotosintesis.

b) Konsumen

Konsumen, merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri (organisme heterotrof). Konsumen bergantung pada produsen baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat dibedakan antara:

- Konsumen I, yaitu organisme yang hanya makan tumbuhan, biasa disebut herbivora misalnya sapi, kambing, zebra, kuda, gajah, rusa, ayam, dan lain sebagainya.

- Konsumen II, yaitu organisme yang memakan hewan pemakan tumbuhan, biasa disebut karnivoramisalnya harimau, singa, anjing, dan lain-lain.

(42)

- Konsumen III, yaitu organisme yang memakan konsumen II, organisme pemakan tumbuhan dan hewan, biasa disebut omnivora misalnya elang.

c) Pengurai

Pengurai (dekomposer), bertugas membusukkan dan menguraikan hewan dan tumbuhan yang telah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai antara lain cacing, bakteri dan jamur.

Organisme pengurai ini sangat penting karena menjaga stabilitas ekosistem dengan mengurai zat-zat sisa menjadi unsur hara yang akan diserap oleh tanah. Unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut akan digunakan oleh tumbuhan sebagai bahan penunjang pertumbuhannya.19

b. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan semua benda tak hidup yang terdapat di dalam lingkungan. Keberadaan komponen abiotik sangat berpengaruh pada jenis makhluk hidup yang menempati suatu lingkungan. Beberapa komponen abiotik misalnya: udara, air, tanah, cahaya, maupun faktor-faktor yang ada di sekitar makhluk hidup, seperti suhu, kelembaban, angin, dan iklim.20

1. Interaksi dalam Ekosistem Saling Ketergantungan

Jika kita mengamati bagian kecil ekosistematau seluruh ekosistem yang luas seperti lautan, kita dapat mengetahui hubungan

19Sudarman dan Sumarjito, Smart Book SMP Biologi, (Jakarta: Primagama, 2016), hal.126

20Ibid., hal. 127

(43)

keterkaitan di antara organisme yang terdapat dalam ekosistem tersebut.

Setiap organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik dan terjadi interaksi antara komponen biotik dan biotik.

a. Interaksi antara biotik dan abiotik

- Makhluk hidup memerlukan udara untuk bernafas.

- Tumbuhan memerlukan cahaya untuk berfotosintesis.

- Cacing tanah untuk menggemburkan tanah.

- Tumbuhan untuk menahan erosi dan mengurangi pencemaran udara.

b. Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan).21

Gambar 2.1. Ketergantungan antara biotik dengan biotik

21Ibid., hal. 127

(44)

1. Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara skematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Rantai makanan selalu berawal dari produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan yang diuraikan itu akan kembali digunakan oleh produsen, sehingga daur materi dan energi tidak pernah terputus.

Contoh: Jagung Belalang Burung pipit Elang Bakteri 2. Jaring-jaring Makanan

Proses makan dan dimakan yang terjadi di alam sangat kompleks.

Pada proses makan dan dimakan, tumbuhan sebagai produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis hewan saja. Misalkan jagung selain dapat dimakan oleh belalang juga dimakan oleh ayam dan burung.

Gambar 2.2. Jaring-jaring Makanan

(45)

3. Piramida Makanan

Untuk menjaga keseimbangan di dalam ekosistem, jumlah organisme di tingkat trofik bawah lebih banyak dari pada jumlah organisme di tingkat trofik atasnya. Sebagai contoh pada ekosistem padang rumput, jumlah rumput lebih banyak dari jumlah konsumen I.

Begitu pula jumlah konsumen I lebih banyak daripada konsumen II.

Perbandingan jumlah antara tingkat trofik membentuk suatu bangun piramida. Bangun piramida itu disebut piramida ekologi atau piramida makanan. 22

Gambar 2.3. Piramida Makanan 2. Pola Interaksi Organisme

Setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan. Interaksi yang terjadi di alam membentuk pola-pola interaksi yang khas. Pola-pola interaksi yang terjadi dapat berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), kerjasama (simbiosis), dan antibiosis.

22Zoer’aini Djamal Irwan, Prinisp-Prinsip... hal. 21-26

(46)

a. Persaingan atau Kompetisi

Persaingan atau kompetisi terjadi di antara beberapa organisme yang membutuhkan bahan makanan yang sama.

Kebutuhan untuk memperoleh sumber makanan sebanyak- banyaknya menyebabkan terjadinya persaingan. Kompetisi merupakan satu pola interaksi yang menyebabkan kerugian bagi

salah satu pihak yang kalah bersaing.

Contoh kompetisi adalah persaingan antar produsen (berbagai jenis tumbuhan) untuk memperoleh air, sinar matahari, dan unsur hara.

Konsumen primer (konsumen yang mengonsumsi produsen secara langsung), juga mengalami persaingan yaitu dalam mendapatkan tumbuhan, mendapatkan wilayah atau mendapatkan pasangan, misalnya kompetisi 2 ekor rusa jantan memperebutkan seekor rusa betina sebagai pasangannya, begitu seterusnya sampai kompetisi antar pengurai atau dekomposer.

b. Predasi

Selain melakukan persaingan, beberapa organisme mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain.

Contohnya adalah singa yang memakan kijang zebra, atau rusa. Pola interaksi semacam ini disebut predasi. Organisme yang memakan organisme lain disebut predator atau pemangsa contohnya singa, sedangkan organisme yang dimakan disebut prey atau mangsa, contohnya zebra.

(47)

c. Simbiosis

Simbiosis, beberapa makhluk hidup dapat hidup berdampingan tanpa melakukan kompetisi atau predasi. Pola interaksi seperti ini disebut simbiosis, dan organisme yang melakukannya disebut simbion. Simbiosis adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dalam suatu lingkungan.

Simbiosis antara dua jenis makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Simbiosis mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda yang saling menguntungkan, contohnya : a) Kupu-kupu atau serangga yang hinggap pada tumbuhan berbunga. Kupu-kupu atau serangga menghisap madu dari bunga sedangkan tumbuhan berbunga dibantu proses penyerbukannya oleh serangga yang hinggap pada bunga tersebut.

b) Simbiosis antara bakteri Eschericia coli yang hidup di usus manusia. Bakteri tersebut menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang berperan pada proses pembekuan darah manusia. Sedangkan manusia memberikan perlindungan, makanan, dan lingkungan yang cocok bagi bakteri di dalam usus.

(48)

c) Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau. Burung jalak mendapatkan makanan berupa kutu yang ada di tubuh kerbau sehingga tubuh kerbau terbebas dari kutu .

Gambar 2.4. Simbiosis Mutualisme 2. Simbiosis Komensalisme

Simbiosis komensalisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu mendapatkan keuntungan sedangkan satu individu lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan, beberapa contohnya adalah:

a) Tumbuhan anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

Anggrek diuntungkan karena dapat menempel pada batang pohon yang cukup tinggi, sehingga memperoleh sinar matahari untuk proses fotosintesis. Sedangkan pohon yang ditumpangi tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian apapun karena tumbuhan anggrek mampu membuat makanannya sendiri.

(49)

b) Ikan remora yang mengikuti hiu, ikan remora akan memakan sisa makanan yang menempel pada tubuh hiu.

c) Burung Plover yang hinggap di mulut buaya untuk memakan remah-remah sisa makanan buaya.

Gambar 2.5. Simbiosis Komensalisme 3. Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu diuntungkan (parasit) sedangkan satu individu lainnya dirugikan (inang atau host). Contoh simbiosis parasitisme diantaranya:

a) Tumbuhan benalu (sebagai parasit) pada pohon mangga (sebagai inang), benalu mendapat tempat hidup sekaligus mengambil air dari pohon mangga, sedangkan pohon mangga sebagai tumbuhan inang akan terhambat pertumbuhannya bahkan lama kelamaan akan mati karena kekurangan air.

b) Tali putri (sebagai parasit) pada tumbuhan beluntas (sebagai inang), tali putri mendapat tempat hidup dan makanan dari

(50)

tumbuhan beluntas, sedangkan tumbuhan beluntas akan merugi, karena makanannya diambil oleh tali putri.

c) Kutu yang menempel di tubuh kucing atau anjing sebagai inangnya. Kutu mendapatkan keuntungan dengan mengisap darah inangnya. Inangnya dirugikan karena darahnya diambil oleh kutu sebagai parasit.

Gambar 2.6. Simbiosis Parasitisme d. Antibiosis

Antibiosis, merupakan hubungan antara dua jenis organisme dimana organisme yang satu menghambat pertumbuhan organisme lain.

Misalnya jamur Penicillium notatum mengeluarkan antibiotik penicilin untuk menghambat pertumbuhan bakteri.23

23Sudarman dan Sumarjito, Smart Book... hal. 127-130

(51)

Gambar 2.7. Jamur Penicillium

3. Model pengembangan 4D

Model pengembangan 4-D merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Sammel.

Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (pembatasan), (2) Desingn (perancangan), (3) Develop (pengembangan) dan (4) Desseminate (penyebaran). Atau diadaptasi menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. 24 Secara garis besar ada empat tahapan dalam upaya pengembangan model 4-D adalah sebagai berikut25:

1) Tahap pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan cara menganalisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan

24Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007, h. 65.

25Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta:Prestasi PustakaPublisher, 2007, h. 65-68.

(52)

perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok,yaitu: (a) analisis ujung depan, (b) analisis dari siswa, (c) analisis tugas,(d) analisis konsep dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.

2) Tahap perencanaan (design). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus (kompetensi dasar dalam kurikulum 2013). Tes ini merupakan suatu alat megukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) pemilihan format. Didalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.

3) Tahap pengembangan (develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

(53)

4) Tahap penyebaran (Dessiminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

4. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenan dua variabel atau lebih.

Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran 26 . Berikut ini langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Langkah Penelitian Pengembangan

26 Sugiyon, “Metode Penelitian Pendidikan”, Penerbit Alfabeta, (Bandung: 2018, hlm. 91- 92.

Pengumpulan informasi awal

pendefinisian perencanaan

Revisi produk a

pengembangan

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development), yakni penelitian yang digunakan umtuk mendapatkan produk pendidikan. Penelitian pengembangan ini diadaptasikan dari model yang dikembangkan oleh 4D (Four D) yang dimana terdapat tahap-tahap yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), Disseminate (Penyebaran), dimana 4D ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, Melvyn I27.

Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan atau diarahkan untuk mencari temukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji efektifitas produk, model, metode, strategi, cara, jasa, prosedur dan sebagainya. Inovasi pendidikan menggunakan R&D bukan merupakan satu kegiatan tersendiri yang terlepas-lepas dalam unit-uinit kecil.

Tetapi merupakan suatu program berkelanjutan yang meliputi keseluruhan unsur yang membangun proses pembelajaran dan penyelanggaraan pendidikan. Karena itu R&D yang dilaksanakan sering kali bersifat multi dan

27Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 297.

40

(55)

interdisiplin dengan R&D sebagai payungnya28.Jadi dalam metode dan model ini dipilih karena bertujuan untuk menghasilkan produk.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk menngembangkan produk bahan ajar yang berbasis nilai moral dan agama pada materi ekosistem. Jadi penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) R&D dari model yang dikembangkan oleh 4D (Four D) yang bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis nilai moral pada materi ekosistem.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models). Hal ini meliputi 4 tahap yaitu tahap Pendefinisian (Define), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), dan Penyebaran (Disseminate). Dari keempat langkah pengembangan ini, dalam pengembangan bahan ajar berbasis nilai moral dan agama ini peneliti hanya menggunakan sampai tahap pengembangan saja, karena dilangkah terakhir yaitu penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan komdisi yang tidak memungkinkan dan adanya keterbatasan waktu dan biaya, kareana peneliti ini tidak sampai penyebaran.

C. Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan 26 November 2020. Dan lokasi Penelitian dilakukan di MAN 1 Gerung kelas X IPA.

28 Nusa, Putra. “Research & Davelopment Penelitian dan Pengembangan”,Suatu Pengantar,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada : 2015), hlm.

44.

Gambar

Gambar 2.1. Ketergantungan antara biotik dengan biotik
Gambar 2.2. Jaring-jaring Makanan
Gambar 2.3. Piramida Makanan  2. Pola Interaksi Organisme
Gambar 2.4. Simbiosis Mutualisme  2. Simbiosis Komensalisme
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kurang tepatnya pendekatan belajar yang digunakan guru di dalam. menyampaikan

kualitas bahan ajar kimia berbasis web pada materi yang telah dikembangkan dan. tanggapan dari guru

Dalam penelitian yang dimaksud dengan sumber pembelajaran adalah sumber materi bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar

Evalusi mencakup pemahaman dan penalaran. Bahan ajar dikembangkan pada materi suhu dan kalor dan sumber belajar yang digunakan adalah handout, LKPD dan buku Fisika

Penelitian ini dikembangkan untuk menganalisis kelayakan bahan ajar, dan respon peserta didik terhadap bahan ajar digital berbasis android pada materi gerak lurus di

Materi Pengembangan Kegiatan Bermain Alat/ Bahan dan sumber belajar Nilai Agama

Kendala dan kesulitan yang dirasakan yaitu guru tidak bisa menjelaskan materi secara langsung dan terbatasnya waktu pada saat belajar, banyak peserta didik yang masih kurang memahami

33 bahwa gairah siswa dalam megikuti kegiatan belajar sangat kuranng, siswa tidak terlalu aktif dan hanya menerima materi dari saya seperti tidak ada interaksi terhadap guru dan siswa