• Tidak ada hasil yang ditemukan

LALU AKOR - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LALU AKOR - etheses UIN Mataram"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

KOVER LUAR

MANAJEMEN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) PAI SD DALAM PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA

DI KECAMATAN PRAYA BARAT

Oleh:

LALU AKOR RIZAKI NIM: 200403051

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

(2)

MENEJEMEN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) PAI SD DALAM PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA

DI KECAMATAN PRAYA BARAT

Dosen Pembimbing:

Prof. D. H. Adi Fadli, M. Ag.

Dr.H. S. Ali Jadid Al Idrus, M. Pd.

Oleh:

LALU AKOR RIZAKI NIM. 200403051

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis oleh Lalu Akor Rizaki, NIM: 200403051 dengan judul Manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI SD dalam Pemberdayaan Sumber Daya di Kecamatan Praya Barat, telah memenuhi syarat dan distujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal : 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. ADI FADLI, M. Ag.

NIP. 197712262005011004 .

Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M. Pd.

NIP. 197807032007011003

(4)

PENGESAHAN PENGUJI

Tesis oleh Lalu Akor Rizaki, NIM: 200403051 dengan judul Manajemen Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI SD dalam Pemberdayaan Sumber Daya di Kecamatan Praya Barat telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pascasarjana UIN Mataram pada tanggal :

DEWAN PENGUJI

Dr. Akhmad Asyari, M. Pd ________________________

( Penguji 1) Tanggal :

Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd ________________________

(Penguji 2) Tanggal :

Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Ag ________________________

(Penguji 3) Tanggal :

Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M.Pd ________________________

(Penguji 4) Tanggal :

Mengetahui,

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram

P

(5)

NOTA DINAS PEMBIMBING I

Kepada

Yth. Direktur Pascasajana UIN Mataram di,-

Mataram

Asslamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis dengan judul “Manajemen Kelompok Kerja Guru PAI SD Dalam Pemberdayaan Sumber Daya di Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah” yang ditulis oleh Saudara : Lalu Akor Rizaki, NIM:

200403051, Program Studi: Manajemen Pendidikan Islam.

Saya berpendapat bahwa Tesis dengan judul tersebut di atas sudah dapat diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan.

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Ag NIP. 19771226 200501 1 004

(6)

NOTA DINAS PEMBIMBING II

Kepada

Yth. Direktur Pascasajana UIN Mataram di,-

Mataram

Asslamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis dengan judul “Manajemen Kelompok Kerja Guru PAI SD Dalam Pemberdayaan Sumber Daya di Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah” yang ditulis oleh Saudara : Lalu Akor Rizaki, NIM:

200403051, Program Studi: Manajemen Pendidikan Islam.

Saya berpendapat bahwa Tesis dengan judul tersebut di atas sudah dapat diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan.

Pembimbing II

Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M.Pd NIP. 19780703 200701 1 003

(7)

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME

(8)

MANAJEMEN KELOMPOK KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA DI KECAMATAN PRAYA BARAT KABUPATEN LOMBK TENGAH

Oleh

LALU AKOR RIZAKI NIM 200403051

ABSTRAK

Pokok masalah tesis ini adalah bagaimana Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya Barat.yang menjadi tujuan penelitian ini adalah, 1) Untuk mengetahui Program Kerja Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya Barat, 2) Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya Barat, 3) Mendeskripsikan kontribusi anggoga KKG PAI Kecamatan Praya Barat.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sosiologis, dan keilmuan, Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sekunder.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan, instrumen wawancara, observasi partisipatif, dokumentasi, dan penelusuran referensi. Teknik analisis/pengolahan data kualitatif menggunakan 3 tahapan yaitu 1) reduksi data, 2) display data, dan 3) verifikasi data.

Hasil penelitian yaitu mendeskripsikan pelaksanaan Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya Barat, yang meliputi 3 aspek.Pertama, penyusunan program kerja KKG PAI Kecamatan Praya Barat terbagi dua yaitu program jangka panjang dan program jangka pendek, dan masing-masing program dilengkapi dengan program pengembangan.Kedua, pelaksanaan kegiatan KKG PAI Kecamatan Praya Barat terbagi dalam 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.Dan ketiga, model kontribusi anggota organisasi dalam pemberdayaan KKG PAI Kecamatan Praya Barat, hampir seluruh kegiatan organisasi merupakan kontribusi anggota organisasi sendiri, yang terbagi atas tiga bagian yaitu kontribusi berupa materi, tenaga dan ide atau gagasan.

(9)

Implikasi penelitian ini yaitu dalam memberdayakan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Kecamatan Praya Barat maka peningkatan kualitas program dan kegiatan organisasi perlu terus diupayakan.Pelaksanaan kegiatan perlu diefektifkan dan diefesienkan guna mencapai tujuan semaksimal mungkin.Demikian pula kontribusi anggota perlu terus dimotivasi dan diapresiasi guna menjaga eksistensi organisasi.

Kata kunci: Kelompok Kerja Guru, Manajemen, Pemberdayaan

(10)

WORK GROUP MANAGEMENT OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION TEACHERS IN RESOURCES EMPOWERMENT IN

PRAYA BARAT DISTRICT, CENTRAL LOMBK REGENCY By

LALU AKOR RIZAKI NIM 200403051

Abstract

This study aims to find out how the KKG management in empowering the resources of Islamic religious education teachers in Elementary Schools in the West Praya sub-district.

This research is a research with a descriptive qualitative approach with the research subject being the KKG PAI SD management and KKG members in Praya Barat District. Data collection techniques used: 1) observation, 2) interviews, and 3) documentation. Data analysis using Miles and Huberman's interactive model analysis technique uses data reduction steps, data display, and drawing conclusions. Researchers use triangulation techniques to analyze the information obtained.

Based on the analysis of the data obtained, it shows that the KKG activities have been carried out with management principles with program planning, program implementation referring to planning and reporting activities and activity evaluations, this is done by the PAI KKG in Paraya District in the context of empowering resources. With long-term work programs, short-term work programs are carried out by determining training according to teacher needs, determining locations, determining cost estimates and reporting at the end of each activity.

If this is consistently implemented, then the PAI KKG of West Praya District can be a role model in terms of empowerment and training to increase the resources possessed by Islamic religious education teachers in particular.

Keywords: Teacher Working Group, Management, Empowerment

(11)

م لا ني ك م ت ي ف يملا س لإا ين يد لا مي ل ع ت لا يمل ع م ل لمع لا تعومجم ةرادإ ي ف دراو يس ن ج ير كب مو ل طس و ، ثارا ب ا يار ب تق طن م

حطس إ ت

ٙ كاصس سٔسٕ ك ك نر ذؼ ت ى ث 150304002 ىٛ َ

حص لا خ

فذٓ ذ ِزْ حس اسذ نا ٗ نإ ح فشؼي حٛ ف ٛ ك واٛ ل جسادإ ٍٛ ك ًر ت دسإي ًٙه ؼي حٛ تشر نا حٛ ُ ٚذ نا حٛ يلا س لإا ٙ ف طساذً نا حٛ ئاذر تلاا ٙ ف حم طُ ي بشغ ا ٚاش ت حٛ ػشف نا.

ازْ ثحث نا جساث ػ ٍػ ثح ت حُٓ ت ٙػٕ َ ٙف ص ٔ غي ٌٕ ك عٕض ٕي ثحث نا ْٕ جسادإ

ٙ فءاض ػأٔ حم طُ ي ا ٚاش ت خاسا ت. خاٛ ُ م ذ غًخ خا َاٛ ث نا حيذخر س ً نا: 1) حظحلاً نا ، 2) خلا تام ً نا ، 3) كٛ ثٕر نا. وذخر س ٚ مٛ ه ح ذ خا َاٛ ث نا واذخر س ا ت حٛ ُ م ذ مٛ ه ح ذ جرًُٕ نا ٙه ػاف ر نا ـ ن خإطخ مٛ ه م ذ خا َاٛ ث نا ضشػٔ

خا َاٛ ث نا صلا خر س أ دُ ناح ئا. وذخر س ٚ ٌٕث حاث نا خاٛ ُ م ذ ثٛ ه ث ر نا مٛ ه حر ن خايٕه ؼ ً نا ٙر نا ى ذ لٕص ح نا آٛ ه ػ.

ءاُت ٗه ػ مٛ ه ح ذ خا َاٛ ث نا ٙر نا ى ذ لٕص ح نا آٛ ه ػ ، شٓظ ٚ ٌأ ذ لحطش َأ ى ذ اْزٛ ف ُ ذ ا مفٔ ئداث ً ن ج سادلإا غي ظٛ طخ ذ حياشث نا زٛ ف ُ ذٔ حيا َشث نا ٘ز نا شٛ ش ٚ ٗ نإ حطش َأ ظٛ طخر نا داذػإٔ ش ٚسام ر نا اًٛ ٛ م ذٔخ حطش َلأا ، ىر ٚٔ ك نر

ٍي مث ل ٙ ف حم طُ ي ا ٚاسا ت ٙ ف قاٛ س دسإً نا حٛ ُ ٛ ك ًر نا. ٍي للا خ حياش ت مًؼ نا حه ٕٚط ٖذً نا ، ىر ٚ زٛ ف ُ ذ حياش ت مًؼ نا جشٛ ص ل ٖذً نا ٍي للا خ ذ ٚذح ذ ة ٚسذر نا ا مفٔ خاخاٛ ر حلا ىه ؼ ً نا ، ذ ٚذح ذٔ غ لإً نا ، ذ ٚذح ذٔ خاش ٚذم ذ حف ه ك ر نا داذػإٔ ش ٚسام ر نا ٙ ف ح ٚآ َ م ك ش َطا.

ارإ ى ذ زٛ ف ُ ذ ك نر ساشًر س ا ت ، ٍك ًٛ ف ٌأ ٌٕك ٚ ٙ ف حم طُ ي ا ٚاش ت ا خرًَٕ

ٖزر ح ٚ ّ ت ٍي ثٛ ح ٍٛ ك ًر نا ة ٚسذر نأ جدا ٚض ن دسإً نا ٙر نا آك ه ر ً ٚ ًٙه ؼي حٛ تشر نا حٛ ُ ٚذ نا حٛ يلا س لإا ٗه ػ ّخٔ صٕص خ نا.

خاًه ك نا حٛ حار ف ً نا: حػًٕدي مًػ ىه ؼ ً نا ، ج سادلإا ، ٍٛ ك ًر نا

(12)

MOTTO

1

1 Qs. Ali Imran .103

(13)

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan kesempatan dalam menyelesaikan tugas tesis saya dengan segala kekurangannya. Puji syukur kuucapkan kepadaMu Ya Rabb, karena telah menghadirkan orang-orang berjasa di sekeliling saya, yang selalu memberi semangat dan doa, sehingga tesis saya ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tesis ini, saya persembahkan untuk:

1. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta Bapak Lalu Nasri dan Ibu Baiq Nuraini (Alm) yang telah merawat, mendidik, mendukung, dan mendoakan saya selama ini.

2. Kepada Istriku tercinta Baiq Nurmala Sari, S. Pd, Anak-anakku Baiq Nahdla Lathifatul Husna, Baiq Nahla Alfiatun Hasna dan Baiq Nahya Wafirah yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk terus menjadi lebih baik, semoga anak-anakku kelak menjadi anak yang sholihah kebanggaan agama, nusa dan bangsa, aamiin.

3. Sahabat dan seluruh teman di kampus tercinta, tanpa sahabat-sahabat mungkin masa-masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja.

Terimakasih untuk memori yang kita rajut setiap harinya, atas tawa yang setiap hari kita miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa sehingga masa kuliah ini menjadi lebih berarti. Semoga saat-saat indah itu akan selalu menjadi kenangan yang paling indah.

(14)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Subhaanahu Wa Ta`Ala, Tuhan sekalian alam. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Shollahu `Alaihi Wa Sallam, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan tesis/disertasi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:

1. Prof. Dr. H. Adi Fadli, M. Ag. sebagai pembimbing I dan Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M. Pd. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai;

2. Dr. Akhamad Asyari, M. Pd dan Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan tesis ini;

3. Dr. Muhammad Tohri, M.Pd. sebagai Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam Program Magister Pascasarjana UIN Mataram; Dr.

Yudin Citriadin, M.Pd. sebagai Sekretaris Prodi MPI Program Magister Pascasarjana UIN Mataram;

4. Prof. Dr. H. Fahrurrozi, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram Prof. Dr. Mohamad Abdun Nasir, MA., Ph.D. Selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN Mataram.

5. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.

Mataram, 22 Juni 2022

Lalu Akor Rizaki, NIM. 200403051

(15)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman Transliterasi: Library of Congress Romanization of Arabic

Konsonan Transliterasi Akhir Tengah Awal Tunggal

اـ ـ ا Tidak dilambangkan

ةـ ـثـ ـت ب b

دـ ـرـ ـذ خ t

سـ ـصـ ـش ز th

طـ ـعـ ـظ ض j

ػـ ـؽـ ـؼ غ h

ؿـ ـفـ ــ ؾ kh

كـ ق d

مـ ل dh

هـ ن r

ىـ و z

ًـ ـٍـ ـٌ ي s

ُـ ـّـ ـِ َ sh

ٓـ ـٕـ ـٔ ْ s

ٗـ ـٙـ ـ٘ ٖ d

ٛـ ـطـ ـٚ ٚ t

عـ ـظـ ـظ ظ z

غـ ـؼـ ـػ ع ‟

(16)

ؾـ ـــ ـؿ ؽ gh

قـ ـلـ ـك ف f

نـ ـوـ ـه م q

يـ ـٌـ ـً ى k

َـ ـِـ ـُ ٍ k

ْـ ـٔـ ـٓ ّ m

ٖـ ـ٘ـ ـٗ ٕ n

حـ ، ٚـ ـٜـ ـٛ ٙ ، ج h

ٞـ ٝ w

يـ ـيـ ـي ي y

Vokal dan Diftong

= i ي ِ Á

ا ِ = A

ِ =

= aw ٝ ِ

Á

ٟ ِ = U

ِ =

= ay ي ِ

A

ٝ ِ = I

ِ =

(17)

DAFTAR ISI

KOVER LUAR ... 1

LEMBAR LOGO ... 2

KOVER DALAM ... 2

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... 4

PENGESAHAN PENGUJI ... 5

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... 6

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ... 9

ABSTRAK ... 10

PERSEMBAHAN ... 15

KATA PENGANTAR ... 16

DAFTAR ISI ... 19

DAFTAR LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 21

A. Latar Belakang Masalah ... 21

B. Rumusan Masalah ... 31

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 31

D. Ruang Lingkup dan Seting Penelitian ... 32

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 33

F. Kerangka Teori ... 36

G. Metode Penelitian ... 53

(18)

H. Sitematika Pembahasan ... 62

BAB II PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA KKG PAI KECAMTAN PRAYA BARAT ... 64

A. Profil KKG PAI Kecamatan Praya Barat ... 64

B. Penyusunan Program Kerja KKG PAI Praya Barat .. 69

C. Perencanaan Kegiatan KKG ... 75

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA KELOMPOK KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KECAMATAN PRAYA BARAT ... 83

A. Tahapan Kegiatan KKG PAI Kecamatan Praya Barat 83 B. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan KKG ... 85

BAB IV EVALUASI KEGIATAN PEMBERDAYAAN KKG PAI KECAMATAN PRAYA BARAT ... 92

A. Kendala Pelaksanaan KKG PAI di Kecamatan Praya Barat ... 92

B. Strategi Mengatasi Persoalan ... 94

C. Kontribusi Anggota KKG PAI Kecamatan Praya Barat ... 96

BAB V PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Implikasi Penelitian ... 107

LAMPIRAN ... 114

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Komitmen pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah hal yang harus diwujudkan secara nyata di semua tingkatan pendidikan, salah satunya melalui peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang Sekolah. Hal tersebut senada dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang di dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Hal yang perlu digarisbawahi dari isi Undang-Undang tersebut adalah pada bagian awal tujuan pendidikan nasional, yaitu bagaimana pendidikan itu mampu mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta berakhlak mulia. Jika dianalisis secara seksama, hal itu merupakan kewajiban utama dan tugas pokok Pendidikan Agama pada semua lembaga pendidikan baik itu pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, bukan hanya Pendidikan Agama Islam tetapi juga semua Pendidikan Agama yang ada di seluruh pelosok Republik Indonesia ini.

Mengingat mayoritas warga Negara Indonesia merupakan pemeluk agama Islam, maka sudah menjadi tanggungjawab utama bagi para pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah atau Madrasah untuk mewujudkan cita-cita mulia Bangsa ini, yang generasinya semakin hari semakin memprihatinkan. Di mana- mana kita jumpai tindakan kriminal, asusila, korupsi dan kejahatan-

2 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Himpunan Peraturan Perundangan di Bidang Pendidikan Nasional (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2013), 7.

(20)

kejahatan lainnya didalangi dan dipelopori oleh mereka yang pernah menerima dan mempelajari Pendidikan Agama Islam.

Menyadari fakta besarnya jumlah penduduk Indonesia yang sedang menempuh dan menerima Pendidikan Agama Islam saat ini, baik di lembaga pendidikan formal maupun non formal, tentu harapan bangsa ini adalah bagaimana kenyataan pahit tentang ketidakmampuan Pendidikan Agama Islam selama ini untuk menanamkan nilai-nilai keislaman itu kepada peserta didiknya dapat diminimalisasi atau bahkan sedapat mungkan dihilangkan dengan mengusahakan berbagai daya dan upaya.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dari pengelola pendidikan yaitu guru, merupakan salah satu langkah nyata untuk mewujudkan harapan dan cita-cita mulia tersebut. Hal ini dikarenakan guru merupakan unsur yang sangat penting dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembelajaran. Demikian juga yang diungkapkan E.

Mulyasa bahwa sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yakni:

(1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional.3

Peningkatan sumberdaya guru tentu tidak dapat dilepaskan dari upaya meningkatan kualitas guru yang bersangkutan, baik secara akademik ataupun pedagogik. Peningkatan profesionalisme guru tidak dapat dilepaskan dari asumsi bahwa pengetahuan manusia, termasuk di dalamnya guru, akan mengalami stagnasi jika tidak pernah diperbaharui. Sehingga upaya peningkatan tersebut menjadi keharusan yang tidak dapat ditolak.

Urgensi guru dalam proses pembelajaran ini terlukis dalam ungkapan berbahasa Arab yang pernah disampaikan A. Malik Fajar dalam Mujamil Qomar, ‚Al- Thoriqoh Ahammu Min Al-Maddah Walakinna Al Muddaris Ahammu Min Al-Thoriqoh (metode lebih

3 E. Mulyasa, “ Menjadi Guru Profesional, Menciptkan Pembelajaran Kreatif dan Menyyenangkan(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) 3

(21)

penting daripada materi, tetapi guru lebih penting daripada metode)4, hal tersebut menegaskan bahwa sebagus apapun sebuah metode, teknik dan pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dalam satu materi pembelajaran, bila tidak ada guru sebagai penggeraknya, maka kesemuanya itu tidak akan mempunyai nilai apapun juga.

Selain itu, Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. E. Mulyasa mengemukakan bahwa upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.5

Guru merupakan ujung tombak proses kemanusiaan dan pemanusiaan, hal ini telah diterima sepanjang sejarah pendidikan formal, bahkan sebelum itu. Hingga saat ini agenda kerja, wajah kegiatan, dan fungsi yang ditampilkan oleh guru tidak berubah, yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di kelas. Mereka menjadi ujung sekaligus pengarah tombak proses kemanuasiaan dan pemanusiaan melalui jalur pendidikan formal.6

Dalam konsep pendidikan Islam, posisi guru begitu terhormat.

Guru diposisikan sebagai orang yang „alim, wara‟, shalih dan sebagai uswah sehingga guru di tuntut juga beramal saleh sebagai aktualisasi dari keilmuan yang dimilikinya.7

4 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (PT. Gelora Aksara Pratama:

Malang, 2007), 129.

5 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Cet. IV; Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2009), 5.

6 Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 187.

7 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 5.

(22)

Seorang guru hendaknya menjadi figur dan sosok yang bisa diteladani oleh semua pihak, baik di lingkungan lembaga pendidikan tempatnya bekerja maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya.

Guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Pengembangan profesi guru dilaksanakan melalui berbagai program pendidikan, pra-jabatan, maupun program dalam jabatan. Namun tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan qualified.

Potensi sumber daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan dapat melakukan fungsinya secara potensial.8

Sama halnya dengan guru yang lain, seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pun dalam melaksanakan tugasnya dituntut secara profesional, terlebih lagi dengan adanya perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi danperkembangan teknologi informasi yang sangat cepat saat ini, mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (action set) bagi guru terutama dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku di sekolah.

Perubahan pola pikir dan pola tindak guru dalam mengelola dan melaksanakan proses pembelajaran, yang dimaksud adalah guru PAI dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan, khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses (Permendiknas nomor 41 tahun 2007).

Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

8 Jasmani Asf dan Syaiful Mustafa, Supervisi Pendidikan, Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),7.

(23)

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta fsikologis peserta didik.

Pada dasarnya pilihan seseorang untuk menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa atau kemauan besar untuk memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih yang diwujudkan melalui proses pembelajaran serta pemberiaan bimbingan dan pengarahan peserta didiknya agar mencapai kedewasaan masing-masing.9

Dalam kenyataanya, menjadiseorang guru tidak cukup sekedar untuk memenuhi panggilan jiwa, tetapi juga memerlukan seperangkat keterampilan dan kemampuan khusus dalam bentuk menguasai kompetensi guru, sesuai dengan kualifikasi jenis dan jenjang pendidikan jalur sekolah tempatnya bekerja.

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru pasal 2, secara eksplisit dijelaskan bahwa:

‚Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.10

Kualifikasi akademik yang dimaksud dalam pasal 2 tersebut adalah seorang guru atau calon guru harus minimal berijazah S1 atau D-IV kependidikan, sehingga pada masa mendatang tidak ada lagi perekrutan tenaga pendidik non S1 pendidikan, begitu juga dengan S1 pendidikan yang tidak linear dengan bidang studi yang diampunya di sekolah, direkomendasikan untuk menempuh pendidikan lanjutan yang sesuai.

Selanjutnya guru harus memiliki dan menguasai beberapa kompetensi atau kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan profesinya, sebagiamana yang dijelaskan dalam pasal 3 PP Nomor 74 tahun 2008 Tersebut bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

9 10Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru (Cet. III; Bandung:

Alfabeta, 2013), 55.

10 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2008), 7.

(24)

dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.11 Kompetensi yang dimaksud meliputi:

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang- kurangnya meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Pengembangan kurikulum atau silabus d. Perancangan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g. Evaluasi hasil belajar; dan

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: beriman dan bertakwa; berakhlak mulia; arif dan bijaksana; demokratis; mantap; berwibawa; stabil dewasa;

jujur; sportif; menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

a. Berkomunikasi lisan, tulis dan/atau isyarat secara santun.

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

11 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, 9.

(25)

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik.

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat

kebersamaan

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajran yang akan diampu; dan b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni

yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.12

Kompetensi-kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan profesi, pelatihan-pelatihan guru, maupun melalui kelompok-kelompok kerja guru. Terkhusus kepada seorang guru Pendidikan Agama Islam, PMA No. 16 Tahun 2010 menambahkannya dengan kompetensi leadership (kepemimpinan), merupakan kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia mampu bekerja dalam mencapai tujuan.13

12 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, 8-9.

13 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 107.

(26)

Secara teori dan konsep, kompetensi guru yang diharapkan oleh pemerintah sudah sangat bagus, namun hal tersebut nampaknya belum senada dengan realita dunia pendidikan, terdapat masih banyak guru khususnya guru PAI yang belum mengerti tentang kompetensi yang seharusnya mereka miliki dan kuasai dalam menjalankan profesi keguruannya, masih terdapat guru PAI yang jangankan mampu menulis ayat-ayat al-Qur‟an, membacanya dengan baik dan benarpun mereka kesulitan, masih terdapat guru PAI yang susah untuk bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempatnya bekerja, dan masih terdapat guru PAI yang seakan enggan menerima perubahan dan perkembangan dunia pendidikan saat ini, mereka terkesan menutup diri dan melaksanakan tugas hanya sekedar melepas kewajiban tanpa adanya niat dan motivasi untuk mengembangkan dan meng-update kompetensi dan profesionalismenya, sehingga menempatkannya pada posisi yang pasif dan tidak menguasai materi pembelajarannya.

Hal tersebut dikarenakan masih ada guru PAI yang background pendidikannya tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, dan banyaknya guru-guru PAI yang sudah memasuki usia pensiun, sehingga merasa tidak berkewajiban lagi untuk mengembangkan kompetensinya.

Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan profesionalisme guru, dipandang perlu adanya wadah yang mampu menampung berbagai masalah pembelajaran yang dialami guru, guna menemukan solusi dan pemecahannya secara bersama- sama, sehingga seberat apapun masalah yang dihadapi akan terasa ringan karena dipikul secara bersama-sama. Dalam hal ini wadah KKG adalah yang diharapkan menjadi tempat di mana guru membuka wawasannya untuk menerima hal-hal baru dalam hal pengembangan sistem pendidikan dan bekerjasama untuk mencari pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah, bukan sekedar menjadi guru yang pasif dan pasrah menunggu masa pensiun, sehingga dalam pelaksanaan kewajibannya sebagai guru, jauh dari kata profesional. KKG PAI adalah wadah atau forum profesional guru PAI Sekolah Dasar baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten/kota yang memegang perananpenting dan strategis dalam

(27)

meningkatkan kompetensi guru PAI sehingga menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas pembelajarannya bukan sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of values.

Agar peran KKG PAI sebagai kelompok atau organisasi profesional, dapat bekerja secara maksimal maka harus diberdayakan di segala bidang, seperti dari segi pengelolaan atau manajemen, perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi program, pengembangan program, dan strategi pembinaan guru PAI, sehingga sebagai kepanjangan tangan Kementrian Agama dalam sosialisasi kebijakan pemerintah menjadi lebih bermakna serta dapat menunjukkan bukti nyata eksistensinya terhadap peningkatan kualitas dan kompetensi guru.

Tidak bisa dipungkiri bahwa, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, sebagai penanggungjawab dalam hal peningkatan sumber daya manusia guru PAI, baik melalui berbagai bentuk pelatihan-pelatihan dan workshop-workshop, atau pemberian bantuan beasiswa kepada guru atau calon guru PAI yang akan atau yang sementara menempuh pendidikan bidang PAI, maupun berupa bantuan dana blockgrand langsung kesemua KKG PAI Kabupaten/Kota, yang tujuannya semata- semata meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kompetensi guru PAI.

Namun nampaknya upaya tersebut belumlah maksimal, karena kenyataannya tidak semua guru PAI di daerah bisa merasakannya secara langsung, karena sistem yang ada hanya berupa penunjukan ataupun perwakilan yang terkadang perwakilanitu tidak memilki kompetensi di bidang itu, sehingga hasil yang diperolehnya melalui pelatihan tidak dapat diaplikasikan untuk dirinya sendiri, terlebih lagi untuk membaginya kepada sesama guru PAI. Begitupun dengan keberadaan KKG PAI baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten/kota saat ini, masih jauh dari kata layak dan kemampuannya dalam mengembangkan kompetensi guru masih selalu diragukan, hal tersebut dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Visi, misi dan tujuan organisasi yang tidak terarah

(28)

b. Manajemen organisasi tidak berfungsi c. Pengurus dan anggota cenderung pasif d. Program kerja tidak jelas.

Dalam observasi awal penelitian ini, penulis melakukan wawancara di KKG PAI tingkat kecmatan Praya Barat untuk mencari data berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru melalui wadah tersebut. Pemahaman penulis, wadah tersebut merupakan induk dari KKG-KKG PAI yang tersebar pada 8 gugus di kecamatan Praya Barat, sehingga menjadi wadah prioritas berkembangnya kompetensi guru PAI dengan baik.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Baitil Hadi mengatakan bahwa KKG PAI Kecamatan Praya Barat ini merupakan salah satu wadah KKG yang paling aktif jika dibandingkan dengan KKG-KKG yang lain, dengan tujuan utamanya meningkatkan kompetensi guru-guru PAI dan menggalang solidaritas serta memperkuat silaturahim diantara mereka. KKG PAI Kecamatan Praya Barat merupakan induk dari KKG-KKG PAI tingkat kecamatan yang ada di Kecamatan Praya Barat dan pengurus-pengurusnya terdiri atas pengurus-pengurus inti (ketua, sekretaris dan bendahara) dari ke 54 sekolah, dengan harapan semua informasi terbaru yang diterima di KKG kabupaten bisa lebih efektif tersampaikan kepada guru-guru PAI yang ada di kecamatan di seluruh pelosok Kecamatan Praya Barat karena adanya perwakilan-perwakilan tersebut.

Sedangkan menurut Bapak Moh. Mayadi 14mengatakan bahwa organisasi Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Kecamatan Praya Barat yang ada saat ini, diharapkan mampu menjalankan fungsi dan perannya sebagai wadah bagi guru-guru PAI untuk meningkatkan kompetensi dan kreatifitas guru, sehingga kualitas pembelajaran di sekolah juga dapat meningkat. Karena selama ini, keberadaan KKG hanya dijadikan sebagai wadah untuk reunian, tempat curhat yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan sekolah atau dijadikan sebagai tempat arisan bagi anggota, sehingga

14 Wawancara, M. Fahmi, praya barat 22 Januari 2022

(29)

tujuan dari keberadaan organisasi KKG ini tidak dapat tercapai sesuai harapan.

Dari hasil wawancara di atas, menarik untuk dilakukan penelitian dan pengkajian yang mendalam tentang manajemen pemberdayaan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Islam di Kecamatan Praya Barat, sehingga nantinya dapat menjadi acuan untuk membuat rencana strategis dalam mengoptimalkan profesionalisme guru terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Agar kualitas pendidikan di sekolah terwujud sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan, karena pengembangan kompetensi guru sangat diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara umum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen pemberdayaan sumber daya dan mutu yang dilakukan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Praya Barat ? Dari rumusan pokok masalah tersebut, dirinci menjadi beberapa masalah, yaitu:

1. Bagaimana Perencanaan pemberdayaan sumber daya Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya Barat?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sumber daya Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya Barat selama ini?

3. Bagaimana evaluasi kegiatan pemberdayaan sumber daya Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Praya barat selama ini?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian untuk:

a. Tujuan Penelitian

(30)

Penilitian ini merupakan penelitian evaluasi program, sehingga memiliki tujuan utama sebagai berikut:

1) Memberi deskripsi manajamaen yang telah dilaksanakan KKG guru PAI Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah dalam proses pelaksanaan KKG dalam pemberdayaan sumberdaya guru PAI Sekolah Dasar.

2) Menganalisa secara cermat pengaruh atau dampak menejemen KKG terhadap guru pendidikan agama Islam.

3) Menemumukan adanya infilkasi kinerja KKG.

b. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan banyak memberi manfaat bagi banyak pihak, peneliti pribadi, stakeholder pemangku kebijakan, KKG PAI Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah dan lainya. Secara lebih terinci manfaat tersebut peneliti klasifikasikan menjadi dua, yakni:

Secara akademik, tentu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi pengembangan dunia pendidikan khusunya peningkatan profesionalisme guru PAI.

Hasil akhir penelitian ini tentu akan membawa corak yang berbeda dari sudut pandang teoritik, sehingga teori tersebut akan mampu memberi sedikit warna.

Sementara secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangsih bagi perbaikan pelaksaan KKG tidak hanya untuk KKG PAI namun juga KKG mata pelajaran yang lainnya.

Tentu manfaat serupa juga dapat dipetik oleh berbagai pihak terkait yang hendak melakukan evaluasi program pendidikan.

D. Ruang Lingkup dan Seting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI SD Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Adapun subjek penelitian ini adalah Kelompok Kerja Guru (KKG) secara spesifik terkait dengan pola pengelolaan dan program yang dijalankan oleh KKG PAI SD Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok

(31)

Tengah. Adapun pemilihan lokasi dan subjek penilitian ini didasarkan pada berbagai pertimbangan di antaranya;

1. KKG pada guru PAI SD Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah selama ini belum menjadi media efektif dalam peningkatan sumberdaya guru di sekolah. Yang selama ini berlangsung hanya merupakan rutinitas, meskipun sesuai dengan target dan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas dan mutu guru.

2. Keterlibatan peneliti selama ini dalam kegiatan KKG guru PAI di SD memunculkan berbagai persoalan yang perlu diurai.

Penelitian ini tentu penulis gunakan untuk mempelajari berbagai persoalan tersebut sehingga penelitian ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk peneliti namun juga berbagai pihak terkait E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan tentang kegiatan KKG PAI dalam peningkatan profesionalisme guru ( dalam pengelolaan pembelajaran) di Sekolah Dasar di Kecamatan Praya Barat . Peningkatan kompetensi pembelajaran guru yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan mempunyai cara yang berbed–beda.

Tentu saja cara yang ditempuh untuk meningkatkan kompetensi guru tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga tersebut.

Fokus penelitian ini adalah KKG mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam upaya pemberdayaan sumber daya dan mutu guru PAI SD yang dialakukan KKG PAI Kecamatan Praya Barat, untuk menghasilkan pembahasan yang optimal maka sebagai acuan atau perbandingan perlu dilakukan kajian terhadap hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Meskipun pembahasan mengenai kompetensi pembelajaran guru telah banyak dilakukan tentunya ada perbedaan–perbedaan dalam hal substansi atau analisis yang digunakan dalam penelitian, berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan.

1. Terdapat penelitian serupa saudari Nastiti Nasyiatul Aisyiyah tahun 2017, dalam tesisinya yang berjudul “Peningkatkan profesional Guru Sekolah Dasar melalui gugus (study kasus)

(32)

pelaksanaan KKG di gugus mangun Sarkono SD Inti Slawi Tegal, dalam tesisnya Nastiti Nasiatul Aisiyah membahas tentang pertama profesionalisme guru mempunyai makna kemampuan profesional yang dimiliki oleh seorang guru pada saat yang bersangkutan melaksanakan tugasnya guna mendukung terwujutnya suasana proses belajar yang berlangsung di sekolah, kedua kegiatan KKG dilaksanakan setiap Sabtu jam 11.00 WIB sampai jam 13.00 WIB. Ketiga guru–guru SD gugus mangun Sakoro dalam mengikuti KKG sangat aktif, hal ini terlihat dari daftar hadir, rata–rata tingkat kehadiran peserta KKG setiap bulan 80, %, dari indikator tersebut disimpulkan bahwa anggota Gugus mempunyai tanggapan dan sikap yang positif. Keempat faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan Profesional Guru berjalan dengan baik walaupun masih kurang efektif hal ini disebabkan beberapa faktor internal dan faktor eksternal.15

2. Penelitian serupa lainnya oleh Siti Ngaisah dalam tesisnya yang berjudul” Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam menigkatkan Profesionalisme guru kecamatan berbah”. Dalam penelitian ini siti Ngaisah mengulas tiga permasalahan pokok yakni: Kinerja Kelomok Kerja Guru (KKG) pendidikan agama Islam terhadap profesionalisme guru kecamatan Berbah, Sleman.

Pelaksanaan kinerja kelompok kerja guru pendidikan agama Islam terhadap profesionalisme guru di kecamatan Berbah, Sleman. Faktor yang berpengaruh terhadap upaya meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di kecamatan Berbah, Sleman.16

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suripto, Magister Sudi Islam UII Yogyakarta tahun 2009, dengan judul tesisnya “ studi Penerapan kelompok Kerja Guru Dalam meingkatkan Profesionalisme Guru pendidikan Agama Islam SD di kecamatan Polokarto kabupaten Sukoharjo”. Dalam penelitian

15 Nastiti Nasyiatul Aisyiyah, meningkatkan profesionalisme guru sekolah dasar melalui gugus (study kasus pelaksanaan KKG di gugus mangun sarkono SD Inti Slawi Tegal,Tesis, (Yogyakarta: UII, 2017), tidak diterbitkan

16 Siti Ngaisah “ Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) dadalam meningkatkan profesionalisme guru poendidikan Agama Islam di Kecamatan Berbah, Sleman” Tesis Yogyakarta : UIN Subnan Kalijagaa, 2000)

(33)

ini penulis membahas beberapa permasalahan antara lain upaya mencapai tujuan dan sasaran sistem pembinaan profesional guru di KKG PAI kecamatan polokarto, aspek–aspek hasil kompetensi apa yang harus dimiliki oleh guru di KKG PAI kecamatan Polokarto, faktor pendukung dan faktor penghambat, serta tindak lanjut yang dilakukan di KKG PAI kecamatan Polokarrto pasca penelitian yang dilakukakn oleh Suripto.

Adapun hasil yang dicapai dalam penelitian Suripto adalah meliputi pertama tujuan dan sasaran SPP di KKG PAI kecamatan polokarto. Tujuan KKG PAI adalah meningkatkan proses pendidikan dan kualitas sumber- sumber tenaga kependidikan yang tersedia, sehingga dapat meningkatakan proses pendidikan dan kwalitas belajar siswa, sedang sasaran SPP adalah personal guru itu sendiri, sehinga para guru meningkat lebih profesional secara baik. Kedua model pengembangan sistem pembinaan profesional di KKG PAI kecamatan Polokarto bernentuk metode pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada GPAI agar memiliki kemampuan inovatif yang bersifat inisiatif dan kreatif menemukan solusi dan memecahkan permasalahan kesulitan dan hambatan dalam pembelajaran PAI, ketiga aspek kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru PAI meliputi penguasaan kurikulum, pengausaan materi pelajaran, penguasaan metode dan teknik evaluasi, memiliki komitmen guru dalam tugas, dan disiplin dalam arti luas, keempat adalah faktor pendukung dan faktor penghambat di KKG kecamatan Polokarto, kelima tindak lanjut SPP KKG PAI Polokarto kedepan. Evaluasi dan monitorimng, mengimplementasikan visi misi KKG dan tiga sentral PAI, terus meningkatkan pembinaan peningkatan profesional guru, memberi motivasi, pengupayaan kesejahteraan guru PAI, peningkatan dan mengembangkan kemampuan profesional guru.17

17 Suripto,Studi penerapan Kelompok Kerja Guru dalam meningkatkan Profesionalime Guru Pendidikan Agama Islam SD kecamatam Polokarto Kabupaten Sukoharjo” Tesis Yogyakarta: UII Yogyakarta,2009

(34)

4. Selanjutnya dari penelitian Akhiru Nurul Umah Tesis yang berjudul upaya peningkatan profesionalisme guru melalui kegiatan kelompok kerja guru Pendidikan Agama Islam di kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo, Tesis, (Yogyakarta : UII Yogyakarta, 2013). Hasil penelitian menunjukkan: upaya peningkatan profesionalisme guru melalui kegiatan KKG di wilayah kecamatan samigaluh terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat. 18

5. Penelitian Sriyatun, “Meningkatkan Kemampuan Guru Agama Islam dalam penggunaan metode pembelajaran KBK di SD N Temanggung”. 2005.19 Dengan hasil penelitiannya, sebagian guru Agama Islam di temanggung belum mampu memilih metode pembelajarn KBK. Kerangka Teoritik

Dalam kerangka ini peneliti ingin merumuskan beberapa istilah kunci yang menjadi acuan utama. Perumusan ini penting selain untuk membaca teori apa yang hendak peneliti gunakan, juga diharapkan mampu memberi batasan kajian.

F. Kerangka Teori

1. Hakikat Manajemen

Manajemen pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan pengelolaan dan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Pengaplikasian manajemen dalam praktek tidak lepas dari administrasi, manajemen hubungan erat dengan administrasi. Istilah manajemen memiliki tiga prespektif yang berbeda terkait dengan administrasi: pertama, administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi). Kedua, manajemen lebih luas dari administrasi, dan yang ketiga adalah pandangan yang beranggapan bahwa manajemen identik dengan administrasi.20

18Akhiru Nurul umah, upaya peningkatan profesionalisme guru melalui kegiatan kelompok kerja guru Pendidikan Agama Islam di kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon, ), Tesis, (Yogyakarta : UII, 2013), tidak diterbitkan

19 Sriyatun, meningkatkan kemampuan Guru Agama Islam dalam penggunaan metode pembelajaran KBK di MAN Temanggung.Tesis,(Yogyakarta,UII, 2005) tidak diterbitkan

20 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rasindo, cet. 11, 2002),19.

(35)

Manajemen sering dimaknai sebagai ilmu, upaya dan profesional. Manajemen diartikan sebagai sebuah ilmu karena ia adalah suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berupaya memahami mengapa ( why ) dan bagaimana (how) orang bekerjasama ( colaboratif). Manajemen diartikan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain untuk menjalankan tugas. Manajemen tidak bisa dilepaskan dari ilmu, dari segi ilmu atau pengembangan manajemen ilmu itu sendiri.

Adapun manajemen diartikan sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik.21 Untuk memahami istilah manajemen, pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman manajer. Manajemen sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Dengan demikian maka manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan-tujuan organisasi dilaksanakan dengan pengelolaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan manajemen ialah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pengaturan orang- orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan. Praktik dan kebijakan manajemen KKG merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keefektifan KKG. Sebab praktik dan kebijakan manajemen KKG memiliki cakupan yang lebih luas daripada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keefektifan KKG. Dalam hal praktik dan kebijakan manajemen, Robbins menyatakan bahwa semua manajer menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu

21 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, cet.2, 1999), 1.

(36)

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.22

Fungsi perencanaan mancakup kegiatan penetapan tujuan, penetapan strategi untuk mencapai tujuan, dan pengembangan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan. Fungsi pemgorganisasian mencakup kegiatan menetapkan tugas-tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus malakukan, bagaimana tugas itu dikelompokan, siapa melapor kepada siapa, dan bagaimana keputusan itu diambil. Fungsi kepemimpinan mencakup aktivitas memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, menentukan saluran-saluran komunikasi yang paling efektif dan memecahkan konflik antar anggota. Fungsi pengendalian mancakup aktivitas memantau kinerja organisasi untuk memastikan bahwa semua urusan berjalan seperti seharusnya, membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan mengembalikan organisasi pada jalurnya jika terjadi penyimpangan.

Dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen tersebut diatas dalam pengelolaan Kelompok Kerja Guru Agama Islam di Praya Barat penulis meyakini bahwa tujuan dan cita-cita kita akan terbentuknya Kelompok Kerja Guru yang menghasilakan peningkatan dalam sumberdaya guru sehingga mampu meningkatkan mutu pembelajaran dimasing-masing lembaga pendidikan akan tercapai.

2. Kelompok Kerja Guru

Menurut Hasibuan Botung dikutip oleh Ginting, Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah wadah pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan dan sharing informasi mata pelajaran tertentu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi23

Kelompok Kerja Guru yang beranggotakan para guru di gugus yang bersangkutan. Kelompok kerja guru ini adalah wadah pembinaan profesional bagi para guru dalam meningkatkan

22 Robbins, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), 3.

23 A. Ginting, Proposal Pengajuan Dana Pembinaan KKG Padang Barat (Padang:

SD CA Padang, 2008), 1

(37)

kemampuan profesional guru khususnya dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di sekolah dasar. Secara segmennya Kelompok Kerja Guru dapat dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil menurut jenjang kelas atau permata pelajaran. Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam disingkat KKG PAI adalah wadah kegiatan professional guru untuk meningkatkan profesionalismenya serta untuk membina hubungan kerjasama antar sesama Guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas pada Sekolah Dasar dan tergabung dalam organisasi gugus sekolah.24

Pada setiap Kecamatan dimungkinkan terdapat beberapa KKG PAI disesuaikan dengan jumlah GPAI yang bertugas mengajar pada sekolah dasar. Anggota KKG PAI menetapkan susunan pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Penilik pendidikan agama Islam yang ada di wilayah KKG PAI yang bersangkutan bertindak sebagai nara sumber.

KKG merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. Keefektifan organisasi KKG ini dapat dikaji dari indikator-indikator keefektifan organisasi, artinya keefektifan KKG sebagai organisasi bisa dipengaruhi oleh faktor struktur organisasi, kemampuan dan karakteristik pengurus, lingkungan, serta praktik dan kebijakan manajemen.

Praktik dan kebijakan manajemen KKG merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keefektifan KKG.

Sebab praktik dan kebijakan manajemen KKG memiliki cakupan yang lebih luas daripada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keefektifan KKG. Dalam hal praktik dan kebijakan manajemen, Robbins menyatakan bahwa semua manajer menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.25

Fungsi perencanaan mancakup kegiatan penetapan tujuan, penetapan strategi untuk mencapai tujuan, dan pengembangan

24Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Pada Sekolah Dasar (Surabaya: Departemen Agama Jawa Timur.

1996/1997), 5.

25 Robbins, Perilaku Organisasi (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), 3.

(38)

rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan. Fungsi pemgorganisasian mencakup kegiatan menetapkan tugas-tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus malakukan, bagaimana tugas itu dikelompokan, siapa melapor kepada siapa, dan bagaimana keputusan itu diambil. Fungsi kepemimpinan mencakup aktivitas memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, menentukan saluran-saluran komunikasi yang paling efektif dan memecahkan konflik antar anggota. Fungsi pengendalian mancakup aktivitas memantau kinerja organisasi untuk memastikan bahwa semua urusan berjalan seperti seharusnya, membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan mengembalikan organisasi pada jalurnya jika terjadi penyimpangan.

Fungsi KKG dapat pula dikaji dari pelaksanaan fungsi- fungsi manajemen KKG. Terry26 mengemukakan bahwa

“management is distinct process concisting of flanning, organizing, actuating, and controling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources.” Pengertian manajemen tersebut mengindikasikan pentingnya pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi yang mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan.

Parjudi Admosudirjo mendefinisikan planing, organizing, actuating, dan controling. Planning atau perencanaan adalah perhitungan dan penentuan dari apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai suatu prapta (objectif) tertentu, di mana, bilamana, oleh siapa, dan bagaimana tata caranya. Organizing adalah tindak tanduk untuk menyambut pelaksanaan rencana yang telah diputuskan untuk dilaksanakan. Actuating adalah aktivitas-aktivitas utama sehari-hari yang berupa kegiatan- kegiatan beraneka ragam. Actuating diajalankan setelah adanya perencanaan dan pengorganisasian. Controlling atau pengawasan adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan yang membandingkan

26Terry, Principles of management, (United State of America: Richard D.Irwin, Inc, 1977), 4.

(39)

atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria-kriteria, norma-norma, standard, atau rencana-rencana yang telah ditetapkan.

3. Pemberdayaan a. Pengertian

Pemberdayaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “daya, berdaya” yang artinya kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak atau kekuatan dan tenaga yang menyebabkan sesuatu bergerak, sedangkan untuk kata pemberdayaan sendiri berarti suatu proses, cara dan perbuatan yang menjadikan sesuatu berkekuatan, berkemampuan, dan bertenaga. Dengan kata lain pemberdayaan merupakan pemanfaatan secara maksimal segala sumber daya yang ada.27

Wibowo mendefenisikan pemberdayaan sebagai suatu proses untuk menjadikan orang menjadi lebih berdaya atau lebih berkemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan cara memberikan kepercayaan dan kewenangan sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawabnya.2 Jadi apabila suatu organisasi menajalankan pemberdayaan dikalangan anggota organisasi akan tumbuh perasaan menjadi bagian dari kelompok, tumbuh perasaan puas dalam mengambil tanggung jawab untuk menjalankan tugasnya. Terdapat perasaan bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang berharga dan memperoleh kesenangan dalam melakukan komukasi dan kerjasama dengan orang lain.

Senada dengan pengertian tersebut Sedarmayanti juga menyebutkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu usaha/upaya untuk lebih memberdayakan daya yang dimiliki oleh anggota organisasi berupa kompetensi (competency), wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)

27 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed.3, Cet.1;

Jakarta: Balai Pustaka, 2001), 242.

(40)

dalam rangka meningkatkan kinerja (performance) organisasi.28

Sedangkan Clutterbuck dalam M. Kadarisman mengemukakan bahwa:

empowerment in term of encouraging and allowing individuals to take personal responsibility for improving theay they do their jobs and contribute to the organization’s goals29

Atau pemberdayaan merupakan suatu pemberian semangat dan mengizinkan individu untuk mengambil tanggung jawab dalam rangka memperbaiki kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi.Proses pemberdayaan adalah suatu siklus atau proses yang melibatkan masyarakat atau manusia untuk bekerjasama dalam kelompok formal maupun nonformal untuk melakukan kajian masalah, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi terhadap program yang telah direncanakan bersama. Proses pemberdayaan diukur melalui (a) kualitas dan kuantitas keterlibatan masyarakat mulai dari kegiatan kajian atau analisis masalah, (b) perencanaan program, (c) pelaksanakan program, serta (d) keterlibatan dalam evaluasi secara berkelanjutan.5

4. Peningkatan Sumber Daya Guru a. Pengertian sumber daya

pemberdayaan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi dalam meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu sebelum membahas lebih jauh mengenai pengertian pengembangan sumber daya

28 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Bandung: Refika Aditama, 2016), 310

29M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Ed.1, Cet.1; Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 224.

(41)

manusia pendidik ada baiknya terlebih dahulu kita memahami apa yang dimaksud dengan pengembangan.

Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan bahwa pengembangan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan.30 Sementara itu, Moekijat mengemukakan bahwa pengertian pengembangan adalah Setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan.

Dengan kata lain, pengembangan adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku, perilaku yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan dan sikap.31 Sumber daya manusia adalah perpaduan dari kemampuan berfikir dan kemampuan fisik yang dimiliki oleh setiap orang atau individu. Sifat dan perilakunya ditentukan secara genetik dan lingkungan sekitarnya, sedangkan prestasi kerja yang dihasilkan dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.32

Dapat di simpulkan bahwa, sumber daya manusia adalah dimana manusia sebagai faktor penentu dalam suatu organisasi/ lembaga yang dapat melakukan suatu pekerjaan berdasarkan visi, misi dan tujuan dari suatu organisasi dan lembaga.

Pengembangan SDM adalah peningkatan kualitas SDM dengan pemberian pelatihan, pendidikan dan

30 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , 69.

31 Moekijat,Latihan dan Pengembangan SDM, Edisi ke- 4,( Bandung: PT Mandar Maju, 1991), hlm. 8

32 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,(

Jakarta:Bumi Aksara,2016), 244.

(42)

pengembangan. Selain itu pengembangan SDM upaya aplikatif program pelatihan dan pendidikan di dalam organisasi dengan menerapkan perinsip- perinsip pembelajaran yang ada.33

b. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia Umumnya tujuan peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan mempunyai orang-orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan.34

Tujuan di atas dapat tercapai apabila setiap orang dalam lembaga pendidikan mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Selain itu perlu pula diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia ini, kinerja individual dan kelompok adalah subjek untuk peningkatan yang berkelanjutan dan bahwa orang-orang dalam organisasi dikembangkan dalam cara yang sesuai untuk memaksimalkan potensi serta promosi.

c. Model-model pemberdayaan Guru

Terkait dengan urgensi pemberdayaan guru guna meningkatkan kinerja guru yang kemudian bermuara pada meningkatnya kualitas hasil belajar siswa, menurut Murray paling tidak ada enam model atau langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk pengembangan dirinya, yaitu: “a) Menulis jurnal mengajar, b) Diskusi jurnal

33 Jusuf Irianto, Tema- Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia,( Jakarta:

PT SIC Group, 2001), 80-81

34 Michael Armstrong, The Art Of HRD, Strategic Human Resource Management, A Guide To Action, Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik, Panduan Praktis Untuk Bertindak,( Jakarta: PT Gramedia, 2003), 507

Gambar

Lampiran.3: Foto-foto Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

SEMAYE PRAYA BARAT DAYA LOMBOK TENGAH NTB.. 294

xvi STRATEGI MANAJEMEN DANA AMANAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Dapm DALAM MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT STUDI TERHADAP DAPM KECAMATAN PRAYA TENGAH Oleh: NURULLAELI NIM

Edi Kurniawan 151065064 ABSTRAK: Memaksimalkan Penerapan metode PBL merupakan salah satu alternatif dalam peningkatan ketuntasan belajar siswa Kelas XB pada pokok bahasan

BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah Pada umumnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah dibantu oleh Unit Pengumpul Zakat UPZ yang dibentuk di berbagai

Dan disetiap pembelajaran yang berkaitan dengan agama Islam pastilah dugunakan metode tersebut karena tidak lepas dari pembahasan ayat al-Qur’an maupun hadis yang merupakan bentuk dari

Dari hasil wawancara dengan guru agama Islam kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat, yang menjadi problem dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu karena kurangnya interaksi antara guru

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Kadian terkait kepemimpinan kepala sekolah di SMAN 1 Praya : Menurut saya, kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki kepemimpinan yang efektif,

viii KOMPARASI NILAI GUNA DAN NILAI TUKAR DALAM MEKANISME PASAR MENURUT IBNU KHALDUN DAN ADAM SMITH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Oleh: Lina Azizah 190404009 ABSTRAK Tujuan dari