PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SDN 16 MATARAM TAHUN
AJARAN 2021/2022
Oleh
Citra Indah Islami NIM. 180106089
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
ii
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SDN 16 MATARAM TAHUN
AJARAN 2021/2022 Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Citra Indah Islami NIM. 180106089
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
iii Halaman Logo
iv
v
vii
viii MOTTO
“Saya bisa menerima kegagalan, tetapi saya tidak bisa menerima segala hal yang tidak pernah diusahakan” –Michael Jordan.
ix
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan Skripsi ini untuk kedua orang tuaku, Bapak Aswad dan Ibu Nurkasnah yang telah memberikan curahan kasih sayang, do’a, dukungan, dan ketulusan hatinya yang menyertai perjuangku serta tetesan keringat pengorbanan yang telah
diberikan sampai skripsi ini bisa terselesaikan, walau sampai akhir hidupku, rasa terima kasih tidak cukup mewakili pengorbanan orang tua dalam hidupku.
Untuk adikku, keluargaku, dan teman-temanku yang selalu memberikan dukungan semangat untuk meyelesaikan skripsi ini”
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas V SDN 16 Mataram Tahun Ajaran 2021/2022” sebagaimana mestinya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.
Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti memberikan penghargaan setinggi- tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:
1. Bapak Dr. M. Sobry, M.Pd., sebagai pembimbing I dan Bapak Syudirman, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus
xi
menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya sehingga menjadikan proposal skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Muammar, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Mataram dan Ibu Ramdhani Sucilestari, M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Mataram beserta para dosen yang telah memberikan banyak pengetahuan.
3. Bapak Dr. Jumarim, M. HI., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag., selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
5. Ibu Sumini, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 16 Mataram yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan observasi awal di SDN 16 Mataram.
xii
6. Ibu Masnunah, S.Pd selaku wali kelas V SDN 16 Mataram yang telah menerima dan membantu peneliti untuk melakukan observasi awal di SDN 16 Mataram.
7. Teman-teman seperjuangan kelas C PGMI angkatan 2018 yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungan serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan wawasan, pemahaman, dan pengetahuan peneliti, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Mataram, 2022 Penulis
Citra Indah Islami Nim. 180106089
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN LOGO ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii
HALAMAN MOTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
ABSTRAK ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 4
1. Rumusan Masalah ... 4
2. Batasan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian... 5
2. Manfaat Penelitian... 5
xiv
D. Definisi Operasional ... 6
1. Pembelajaran Daring ... 6
2. Hasil Belajar ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
1. Kajian Pustaka ... 8
a. Pembelajaran Daring ... 8
b. Hasil Belajar... 16
c. Hakekat Pelajaran Matematika ... 27
2. Penelitian Relevan ... 33
B. Kerangka Berpikir ... 37
C. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 39
B. Populasi dan Sampel ... 39
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
D. Variabel Penelitian ... 40
E. Desain Penelitian ... 41
F. Instrumen/ Alat dan Bahan Penelitian ... 41
G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian ... 45
H. Teknik Analisis Data... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Hasil Penelitian ... 53
B. Pembahasan ... 68
BAB V PENUTUP ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
xv
DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 111
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument angket 42 Tabel 3.2 Distribusi kategori variabel 49
Tabel 3.3 Interpretasi koefisien korelasi nilai R 51
Tabel 4.1 Hasil uji validitas angket variabel pembelajaran daring 54
Tabel 4.2 Hasil uji realiabilitas angket variabel pembelajaran daring 56
Tabel 4.3 Distribusi kategori variabel pembelajaran daring 57
Tabel 4.4 Deskripsi data statsitik pembelajaran daring 59 Tabel 4.5 Presentase kategori variabel pembelajaran daring
60
Tabel 4.6 Deskripsi data statsitik hasil belajar 61 Tabel 4.7 Presentase kategori variabel hasil belajar 62 Tabel 4.8 Hasil Uji normalitas 63
Tabel 4.9 Hasil Uji linearitas 64
Tabel 4.10 Hasil uji korelasi variabel pembelajaran daring dan hasil belajar 66
Tabel 4.11 Hasil analisis signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y 67
Tabel 4.12 Hasil analisis pengaruh variabel X terhadap variabel Y 767
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir 38
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar nama populasi dan sampel 78 Lampiran 2 Daftar nama siswa uji coba 79
Lampiran 3 Kisi-Kisi angket pembelajaran daring sebelum uji validasi 79
Lampiran 4 Angket pembelajaran daring sebelum uji validasai 88
Lampiran 5 Kisi-Kisi angket pembelajaran daring sesudah uji validasi 83
Lampiran 6 Angket pembelajaran daring sesudah uji validasai 83
Lampiran 7 Data uji validasi dengan SPSS Statistik 25.0 86 Lampiran 8 Data uji reliabilitas angket dengan SPSS Satatistik
25.0 89
Lampiran 9 Tabulasi data angket pembelajaran daring 90 Lampiran 10 Data hasil belajar matematika siswa 92 Lampiran 11 Data deskripitif pembelajaran daring 93 Lampiran 12 Data deskripitif hasil belajar 94
Lampiran 12 Data uji normalitas dengan SPSS Statistik 25.0 95 Lampiran 13 Data ujilinearitas dengan SPSS Statistik 25.0 97 Lampiran 14 Data uji hipotesis dengan SPSS Statistik 25.0 99 Lampiran 15 Surat permohonan rekomendasi penelitian 101
xix
Lampiran 16 Surat rekomendasi penelitian 102 Lampiran 17 Surat keterangan penelitian 103 Lampiran 18 Dokumentasi penelitian 104
Lampiran 19 Dokumentasi angket pembelajaran daring 106 Lampiran 20 Kartu Konsultasi 108
xx
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SDN 16 MATARAM TAHUN
AJARAN 2021/2022 Oleh
Citra Indah Islami 180106089
ABSTRAK
Wabah Covid-19 di Indonesia sangat berdampak bagi seluruh manusia. Seperti pada bidang pendidikan yang dimana pembelajaran harus tetap berlangsung meskipun dengan penerapan jarak jauh. Pelaksanaan pembelajaran daring mengalami banyak kendala dan kesulitan yaitu terbatasnya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa, serta guru menjadi tidak bisa menjelaskan materi secara langsung terlebih pada mata pelajaran matematika yang memerlukan pemahaman lebih untuk bisa mengerti materi yang diberikan. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V SDN 16 Mataram tahun ajaran 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Ex Post Fact. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 16 Mataram dengan jumlah sampel 23 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan angket mengenai pembelajaran daring dan dokumentasi berupa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika saat UTS/PTS.
xxi
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS Statistic 25.0, hasil diperoleh pada uji regresi linear sederhana yaitu nilai signifikansi 0,001 < 0,05 dengan nilai thitung -3,881 <
ttabel 2,079 yang berarti ada pengaruh negatif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Ho ditolak dan Ha diterima dengan kontribusi pembelajaran daring sebesar 39% dan 61% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Hasil Belajar Matematika
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar serta terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan pembelajaran untuk siswa agar dapat aktif mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya yang meliputi, kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat serta bangsa dan negara.1
Proses belajar terjadi dikarenakan adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Perubahan tingkah laku pada seseorang disebabkan telah terjadi perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya sehingga hal tersebut menjadi salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar. Proses belajar dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, seperti pada lingkungan keluarga dan masyarakat. Pada proses belajar yang diselenggarakan disekolah secara formal bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap. Hal tersebut
1 Sobron Adi Nugraha., dkk, “Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV”, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.
1, Nomor. 3, Hlm. 265.
2
dikarenakan proses belajar di sekolah diselenggarakan sesuai dengan kurikulum dan program pembelajaran yang telah disusun secara sistematis.
Namun pendidikan yang berlangsung di Indonesia pada saat ini sedang mengalami kesedihan akibat mewabahnya virus baru yaitu Coronavirus Disease atau yang dikenal dengan sebutan Covid-19. Coronavirus Diseases 2019 atau Covid-19 merupakan virus jenis baru yang sampai saat ini masih berkembang. Virus ini ditandai dengan gelaja ringan sampai gejala berat. Tanda dan gelaja umum dari virus ini yaitu gejala pada gangguan pernapasan seperti demam, batuk, sesak napas. Adanya virus Covid-19 di Indonesia seperti pada saat ini sangat berdampak bagi seluruh manusia, berbagai macam bidangpun terkena dampak dari virus ini, seperti pada bidang sosial, ekonomi, pariwisata, dan juga pada bidang pendidikan.
Dengan adanya wabah virus Covid-19, pembelajaran harus tetap berlangsung, meskipun tengah terjadi pandemi yang menjadikan pemerintah menerapkan social distancing pada dunia pendidikan. Pembelajaran daring adalah solusi yang tepat, karena pembelajaran daring pada dasarnya merupakan pembelajaran yang dilakukan secara virtual atau tanpa tatap muka melalui aplikasi atau sosial media yang telah tersedia.2 Model pembelajaran daring juga merupakan model atau pola pembelajaran yang dirancang sesuai dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet dan sosial media.
Dengan dilaksanakan pembelajaran daring pada kondisi saat ini mendesak untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang akan digunakan pada saat
2 Ria Yunita Sari, Umi Hanifah, “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Masa Covid-19”, Edukatif: Jurnal Imu Pendidikan, Vol. 2, Nomor. 3, Hlm. 234.
3
proses pembelajaran daring dilaksanakan. Pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh mengharuskan seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah dan juga mengharuskan peserta didik untuk mampun berinteraksi dan melakukan transfer pengetahuan secara online sebagai upaya untuk tetap mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia di tengah masa pandemi Covid-19.3 Pelaksanaan pembelajaran daring juga berlangsung dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Ada banyak konsekuensi dari dilakukannya penutupan Lembaga Pendidikan secara fisik dan menggantikan proses pembelajaran dari/di rumah seperti saat ini. Siswa dan guru harus berimigrasi ke sistem pembelajaran digital atau online, atau yang kita tau dengan istilah pembelajaran dalam jaringan
“pembelajaran daring” di Indonesia.
Wahyono & Husamah berpendapat bahwa meskipun dengan dilaksanakannya pembelajaran daring, terdapat banyak perbedaan terhadap akses teknologi pembelajaran dan latar belakang dari orang tua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tegas memberlakukan kebijakan pembelajaran daring yang dimana keberlangsungan pendidikan selama pandemi Covid-19 ini akan bergantung pada berbagai faktor, seperti pada tingkat kesiapan sekolah, kesiapan orang tua, serta kesiapan guru. Banyak pertimbangan yang harus diberikan pada kebutuhan semua siswa unuk terus memberikan pendidikan yang sama seperti pada saat melaksanakan proses pembelajaran tatap muka kepada siswa selama berlangsungnya pandemi covid-19 ini.4
Keberhasilan pembelajaran daring juga bergantung pada bagaimana pencapaian taksnomi pendidikan yang dialami oleh
3 Luh Devi Herliandry dkk, “ Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid- 19”, Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 22, Nomor. 1, Hlm. 67.
4 Ibid, Hlm. 234.
4
siswa pada saat melakukan proses pembelajaran daring yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan adanya pembelajaran daring banyak terdapat kendala dan kesulitan yang tidak hanya dirasakan oleh guru tetapi juga dirasakan oleh para peserta didik. Kendala dan kesulitan yang dirasakan yaitu guru tidak bisa menjelaskan materi secara langsung dan terbatasnya waktu pada saat belajar, banyak peserta didik yang masih kurang memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru terutama pada mata pelajaran matematika yang dimana perlu pemahaman yang lebih dan juga pada kelas V pembelajaran matematika sangat penting untuk dapat dilanjutkan pada pemantapan materi saat kelas VI.5
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas V SDN 16 Mataram Tahun Ajaran 2021/2022”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan Penjelasan mengenai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
“Apakah Ada Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas V SDN 16 Mataram Tahun Ajaran 2021/2022?”.
2. Batasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti, untuk itu penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
5 Hasil observasi tanggal 13 Desember 2021 di SDN 16 Mataram.
5
a. Penelitian ini hanya akan meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika.
b. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan hasil belajar matematika yang dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V SDN 16 Mataram.
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui “Apakah Ada Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas V SDN 16 Mataram Tahun Ajaran 2021/2022?”.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai gambaran alternatif dalam suatu pembelajaran yang berbasis online serta mampu memberikan masukan yang bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya dalam pembelajaran daring.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai bagaimana pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
6 2) Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan juga diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan ilmu bagi guru dalam proses pembelajaran.
3) Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan siswa pengelaman belajar yang bermakna, menanamkan konsep terhadap materi yang dipelajari sehingga hasil belajar menjadi lebih baik.
D. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan tanpa melakukan tatap muka.
Pembelajaran daring dilaksanakan dengan menggunakan berbagai aplikasi maupun jejaring sosial lainnya, contohnya Google Classroom, Google Meet, Zoom, Edmodo, Scholoogi, dan lain sebagainya. Dengan dilaksankannya pembelajaran daring, siswa memiliki keluasan waktu untuk belajar, sehingga perserta didik dapat belajar di mana saja dan kapan saja tanpa dibatasi ruang dan waktu, dengan demikian pembelajaran daring juga perlu dirancangan dengan baik agar pengalaman peserta didik dapat berkesan dan juga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun selama proses pembelajaran daring berlangsung.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat proses kegiatan belajar berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, tulisan, maupun kalimat yang mendeskripsikan hasil dari apa yang sudah diperoleh oleh siswa dalam periode waktu tertentu.
7
Terdapat tiga ranah pengukuran pada hasil belajar matematika, yaitu pengetahuan keterampilan dan sikap.
Namun, pada penelitian ini, hasil belajar yang diteliti yaitu pada ranah pengetahuan (kognitif) yang didapat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian 1. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji secara sungguh-sungguh mengenai konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan topic yang akan diteliti sebagai dasar untuk melanjutkan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis akan menjabarkan kajian pustaka dengan lebih terperinci, sebagai berikut:
a. Pembelajaran Daring
1) Pengertian Pembelajaran Daring a) Pengertian pembelajaran
Pembelajaran secara sederhana diartikan sebagai aktivitas menyampaikan informasi yang dilakukan oleh pengajar kepada pelajar.
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi atau pengetahuan yang dalam interaksi yang dilakukan oleh pendidik dan pserta didik. Alat yang digunakan pada saat melakukan proses pembelajaran yaitu materi yang akan diberikan atau diajarkan kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik, dan dipandangn sangat efektif untuk menyampaikan informasi, sehingga siswa akan dengan mudah memahami apa yang telah diberikan atau diajarkan oleh guru.6
6 Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah, (Puwodadi: CV Sarnu Untung, 2020), Hlm. 1.
9
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pembelajaran merupakan sutau proses interaksi antara prserat didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Pendidik harus memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan peserta didik yang diajari, mata pelajaran yang diampu, dan ketentuan yang instruksional lainnya, dan juga pendidik harus menguasi materi, sumber belajar, dan media pembelajaran yang akan diajarkan agar tercapai tujuan dari pembelajaran.
Menurut Ahmad Susanto, pembelajaran merupakan keterkaitan antara pendidik dan peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar secara metodelogis dilakukan oleh peserta didik, sedangkan aktivitas mengajar secara instruksional dilakukan oleh pendidik, dengan demikian, pengertian dari pembelajaran yaitu perpaduan antara kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik. Kosasih juga berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki oleh guru untuk menjadikan individu dapat mencapai tujuan kurikulum.
b) Pengertian Pembelajaran Daring
Daring adalah singkatan dari pembelajaran daring atau pembelajaran yang dilakukan melalui perantara jejaring sosial atau aplikasi-aplikasi yang sudah ditentukan untuk untuk membantu proses pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan dibantu dengan aksebilitas, konektivitas,
10
fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pada saat proses pembelajaran.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara online melalui jaringan internet di tempat yang berbeda antara pendidik dan peserta didik pada waktu yang sama, pelaksanaan pembelajaran daring juga memanfaatkan teknologi yang ada pada zaman modern seperti saat ini dan juga bimbingan dari orang tua sehingga peserta didik mendapat kebebasan dan kemudahan untuk belajar dimana saja dan kapan saja menggunakan gadget yang diberikan oleh para orang tua dari peserta didik.7
Pembelajaran daring adalah pemanfaatan internet pada saat melakukan proses pembelajaran.
Dengan diterapkannya pembelajan daring, membuat siswa memiliki keleluasaan waktu dalam belajar. siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran daring juga membuat siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru menggunakan jejaring sosial atau aplikasi-aplikasi yang sudah ditentutan, contohnya seperti Google Classroom, Google Meet, Zoom, Edmodo, dan juga bisa menggunakan video converence, telepon, atau live chat, maupun whatsapp group.
Adanya pembelajaran daring dapat menjadi inovasi untuk pendidik dalam menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.
7 Nurhandayani Hasanah dkk, Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Dalam Perspektif Strengt, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT): Studi Di SD Negeri 42 Ampenan, Jurnal PGMI, Vol. 13, Nomor. 1, Hlm. 16.
11
Suatu model ataupun media pembelajaran dapat dikatakan berhasil tergantung dari karakteristik peserta didik.8 Selain itu, pembelajaran daring juga diartikan sebagai pendidikan formal yang dilaksanakan oleh sekolah tetapi peserta didik dan pendidik berada di lokasi yang berbeda sehingga pelaksaksanaan pembelajaran daring ini memerukan adanya sistem telekomunikasi interatif yang dapat mempermudah peserta didik juga pendidik dan sumber daya yang diperlukan didalamnya.
Menurut Baifaqih dan Qomarudin pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi multimedia seperti video, kelas virtual dan lain sebagainya yang dapat mempermudah proses pelaksanaan pembelajaran. Ppembelajaran daring dilaksanakan agar dapat menghindari kontak langsung antara peserta didik dan pendidik yang dimana pembelajaran tersebut dilakukan dengan sistem konvensional atau tatap muka yang dapat memperluas penyebaran virus covid-19.9
Pelaksanaan pembelajaran daring dapat membawa kemajuan dan perubahan diberbagai sektor atau bidang, terutama pada bidang pendidikan. Peranan dari teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan ini sangat penting dan mampu memberikan kemudahan
8 Wahyu Aji Fatma Dewi, “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan”, Vol. 2, Nomor. 1.
Hal 56.
9 Achmad Jayadi., Edi Purwanto, “Model Pembelajaran Daring Sebagai Alternatif Proses Kegiatan Belajar Pendidikan Jasmanis Di Tengah Pandemi Covid-19”. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, Vol. 6, No. 2. Hlm. 191.
12
kepada pendidik dan peserta didik yang menggunakannya.
Pembelajaran daring yang dilakukan oleh siswa juga dibutuhkan suasana rumah atau tempat yang mendukung untuk belajar serta koneksi internet yang memadai, sehingga pembelajaran daring juga perlu dirancangan dengan baik agar pengalaman peserta didik dapat berkesan dan juga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun selama proses pembelajaran daring berlangsung.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komunikasi berupa jejaring sosial atau aplikasi- aplikasi yang sudah ditentukan dengan menggunakan akses internet yang dimana pada saat proses pembelajarannya tidak dilakukan dengan tatap muka atau face to face. Meskipun tidak dilakukan dengan tatap muka, pembelajaran daring dapat memudahkan siwa untuk belajar kapanpun dan dimanapun.
2) Ciri-Ciri Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring yang dilakukan harus sesuai dengan tata cara pembelajaran jarak jauh yang sudah ditetapkan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Nomor 109 Tahun 2013, ciri-ciri pembelajaran daring, yaitu:10
10 Irna Elri Samoling dkk, “Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Secara Daring pada Masa Pandemi Covid Di SMAN 2 Salatiga”, Jurnal Of JETCLC, Vol. 1, Nomor. 3, Hlm. 127.
13
a) Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai media komunikasi dan dilakukan secara jarak jauh.
b) Proses pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan di mana saja dengan memanfaatkan paket informasi berbasis komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dilakukan secara elektronik.
c) Sumber belajar adalah proses pembuatan materi pembelajaran yang dikembangkan dan dikemas berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
d) Terbuka, belajar tuntas, menggunakan teknologi pendidikan lainnya, belajar mandiri, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
3) Tujuan Pembelajaran Daring
Tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran daring, yaitu:11
a) Membantu membangun komunikasi dan diskusi yang efisien antara pendidik dan peserta didik.
b) Antara peserta didik dapat saling berinteraksi satu sama lain tanpa perantara dari pendidk atau guru.
c) Memudahkan interaksi antar orang tua, pendidik, dan peserta didik.
d) Pendidik dapat dengan mudah memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik melalui gambar dan video, dan peserta didik dapat mengunduh serta mempelajarinya kapan saja tanpa ada batasan waktu.
4) Manfaat Pembelajaran Daring
Manfaat pembelajaran daring menurut Trisnadewi dan Mulian, sebagai berikut:12
11 R. Gilang K, Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19, (Jawa Tengah: Lutfi Gilang, 2020), Hlm 34.
14 a) Menghindari virus corona
Pembelajaran daring dilaksanakan untuk mengganti pembelajaran tatap muka untuk menghindari kontak fisik secara langsung antara pendidik dan peserta didik maupun warga sekolah lainnya.
b) Waktu dan tempat yang fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran daring memungkin peserta dapat memilih untuk belajar di mana saja dan kapan saja sesuai keinginan dan kenyamanan peserta didik pembelajaran beragam, aktif, kreatif, dan mandiri.
c) Menggunakan teknologi lebih baik
Pada masa pandemi, penggunakan teknologi menjadi lebih sering terutama pada saat pelaksanaan pembelajaran daring atau pembelajaran online, dengan kata lain pembelajaran daring tidak akan efektif tanpa adanya pemanfaatan teknologi.
5) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring Proses pembelajaran yang dilaksanakan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak terkecuali pada pelaksanaan pembelajaran daring.
a) Kelebihan Pembelajaran Daring
Kelebihan dari dilaksanaknnya pembelajaran daring sebagai berikut:13
(1) Menggunakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan materi dan membuat bahan-bahan untuk meateri pembelajaran.
12 Rahmawida Putri, Model Blended Learning Berbasis Quided Inquiry, (Jawa Tengah: CV Tahta Media Grup, 2021), Hlm. 3-7.
13 Ibid, Hlm. 19.
15
(2) Peserta didik dapat lebih leluasa dalam mengakses situs pendidikan yang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, sehingga mencakup arah yang luas.
(3) Tidak memiliki batas waktu, sehingga peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja dapat diakses dan bersifat global.
(4) Membentuk komunitas, memudahkan dalam bertukar informasi dengan yang lain, dan dapat menentukan interaksi dalam dunia nyata maupun dunia maya.
(5) Dengan adanya internet akan lebih memfokuskan pada penyelenggaraan program pendidikan atau pelatihan berbasis online sehingga dapat meningkatkan kualitas pmbelajaran.
(6) Peserta didik dapat mudah terhubung dengan perpustakaan online di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman pada sumber belajar.
b) Kekurangan Pembelajaran Daring
Kelebihan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Kekurangan pembelajaran daring, sebagai berikut:
(1) Pada bidang akademik dan bidang sosial pengembangannya cenderung menurun dikarenakan pembelajaran dilaksanakan tanpa tatap muka atau secara langsung.
(2) Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan menggunakan teknik pembelajaran jarak jauh yang dimana sangat berbeda dengan pembelajaran secara tatap muka.
16
(3) Pembelajaran daring dapat mempengaruhi semangat dan minat peserta didik pada saat mendapat kesulitan dalam pembelajaran daring atau online.
(4) Fasilitas penunjang pembelajaran daring belum merata atau menyeluruh sehingga dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran daring atau online.
(5) Kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik atau antara siswa dengan siswa lainnya menjadi penghamba dalam pelaksanaan pembelajaran daring atau online.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat proses kegiatan belajar berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, tulisan, maupun kalimat yang mendeksripsikan hasil dari apa yang sudah diperoleh oleh siswa dalam periode waktu tertentu.
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik yang menyangkut aspek afekktif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan) sebagai hasil dari kegiatan belajar. hasil belajar secara sederhana yaitu kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik setelah melakukan proses atau kegiatan belajar. hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar, sehingga hasil belajar ini akan menjadi tolak ukur guru untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik memahami materi yang diberikan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
17
Menurut Sudjana hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami peroses belajar. Pada proses belajar mengajar, guru dan peserta didik melalukan tugas ynag tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga dituntut untuk membantu keberhasilan dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara melakukan evaluasi hasil belajar mengajar14.
Dimyati dan Mudjiono berpendapat bahwa hasil belajar merupakan proses untuk melihat sejauh mana pembelajaran yang diberikan atau diajrkan oleh guru dapat dikuasi dan dimengerti oleh peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan juga keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang ditandai dalam bentuk huruf, simbol,maupun angka sesuai kesepakatan dari pihak penyelenggara.15
Hamdan dan Khader mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah permulaan dalam mengukur dan melaporkan hasil akademik dari peserta didik, selain itu hasil belajar juga merupakan kunci dalam mengembangkan desain pembelajaran yang akan digunakan pada saat pelaksanaan belajar mengajar selanjutnya yang lebih efektif dan memiliki keselarasan antara yang akan dipelajari dan bagaimana peserta didik dinilai sebagai sebuah produk akhir dari proses belajar mengajar, dan hasil
14 Dani Firmansyah, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Pendidikan Unsika, Vol.
3. Nomor.1, Hlm. 37.
15 Wiwin Indah Lestari, dkk., “Efektivitas Pembelajaran Matematika
Menggunakan Media Pemberian Tugas Google Form Di Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Hasil Belajar Ssiswa, LAPLACE: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, Nomor. 2, Hlm. 132.
18
belajar dapat menunjukkan apa yang telah peserta didik pelajari, dapatkan, dan kembangkan.16
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik telah sesuai dengan tujuan yang dikehnedaki atau tidak, dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi adalah proses yang dilakukan untuk dapat mengetahui informasi mengenai seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan peserta didik. evaluasi juga dijadikan sebagai feedback atau tindak lanjut untuk kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik yang mencakup ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan) yang menyatakan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mengikuti proses atau kegiatan belajar.
2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang tidak bisa sama dengan orang lainnya meski telah melalui proses belajar yang sama. Sehingga hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa menyebabkan pencapaian hasil belajar dapat berbeda- beda.
Menurut Wahab terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal, sebagai berikut:
a) Faktor Internal
16 Ricardo., Rini Intan Meilani, “Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, Nomor. 2. Hlm. 193.
19
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu atau peserta didika dan dapat mempengaruhi hasil belajar. faktor internal tersebut, yaitu:17
(1) Faktor Fisiologis (a) Keadaan jasmani
Kondisi fisik yang sehat akan akan memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan belajar peserta didik. Dan sebaliknya, jika kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
(b) Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memperngaruhi hasil belajar, terutama pada pancaindra.
(2) Faktor Psikologis
(a) Intelegensi atau Kecerdasan
Intelegensi atau kecerdasan akan menentukan kualitas belajar dari pserta didik. semakin tinggi tingkat kecerdasan peserta didik, maka peluang peserta didik dalam mencapai sukses dalam belajar akan semakin tinggi. Dan sebaliknya, jika tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik rendah, maka akan sulit untuk peserta didik mencapai kesuksesan belajar.
17 Iwan Ramdhan., dkk, Kiat Sukses PTK, (Klaten: Penerbit Lakeisha, 2019), Hlm. 13-16.
20 (b) Motivasi
Motivasi akan mendorong peserta didik untuk melakukan aktivitas guna untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(c) Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sehingga dengan minat, peserta didik akan terus berusaha untuk mencapai sesuai apa yang telah diharapkan.
(d) Sikap
Sikap peserta didik dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang terhadap penampilan atau kinerja guru, pelajaran, lingkungan sekitar, dan juga sikap yang berhubungan dengan kesiapan serta kematangan peserta didik dalam belajar.
(e) Bakat
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai kebersilan pada masa yang akan datang.
b) Faktor Eksternal (1) Lingkungan Sosial
(a) Lingkungan sosial masyarakat
Keadaan lingkungan masyakarat tempat tinggal peserta didik dapat mempengaruhi belajar. keadaan lingkungan yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik, sehingga peserta didik akan mengalami kesulitan ketika
21
memerlukan teman untuk belajar dan diskusi.
(b) Lingkungan sosial keluarga
Keadaan sosial keluarga juga mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. sifat-sifat orang tua, ketegangan keluarga, pengelolaan keluarga, demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak yang buruk atau tidak baik terhadap aktivitas belajar peserta didik. Lingkungan sosial sekolah
(c) Lingkungan sosial sekolah
Keadaan sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman kelas dapat mempengaruh proses belajar dari peserta didik. hubungan antara ketiganya dapat memberikan motovasi bagi peserta didik untuk belajar lebih giat dan baik lagi di sekolah.
(2) Lingkungan Nonsosial (a) Lingkungan alamiah
Lingkungan alamiah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas maupun tidak dingin, sinar matahari yang tidak terlalu silaua atau kuat, tidak terlalu lemah atau gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
(b) Faktor instrumental
Faktor instrumental yang dimaksud dalam faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu perangkat belajar yang dapat digolong dalam dua macam, yaitu hardware
22
(perangkat keras) dan software (perang lunak). Perangkat keras yaitu berupa gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas-fasilitas belajar, dan lain-lain. Perang lunak yaitu berupa kurikulum sekolah, peraturan- peraturan sekolah, buku panduan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp), media pembelajaran, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, faktor-faktor yang telah disebutkan diatas sangat berpengaruh terhadap proses belajar peserta didik. Pada saat proses belajar peserta didik tidak dapat memenuhi faktor tersebut dengan baik, maka faktor tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik nantinya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang baik atau maksimal sesuai yang telah direncakan, maka seorang guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
3) Taksonomi Hasil Belajar
Menurut Benyamin S. Bloom seorang ahli pendidikan yang pahamnya banyak digunakan oleh kalangan pendidik, mengklasifikasikan hasil belajar kedalam tiga ranah atau domain, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.18
a) Hasil Belajar Ranah Kognitif
Pada hasil belajar ranah kognitif Bloom memberikan definisi sederhana untuk setiap kategori hasi belajar domain kognitif.19
18 Wahab Jufri, “Belajar Dan Pembelajaran Sains: Modal Dasar Menjadi Guru Profesional”, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017), Hlm. 75.
19 Ibid, Hal. 75-80.
23
(1) Pengetahuan (knowladge)
Hasil belajar kognitif pada aspek pengetahuan merupakan yang paling rendah, tetapi menjadi prasarat bagi pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi.
(2) Pemahaman (comprehension)
Aspek pemahaman diekspresikan dalam bentuk kemampuan memahami informasi, memanfaatkan makna, menginterpretasi faktra, memprediksi dan mengekstrapolasi pengetahuan tersebut untuk di manfaatkan pada situasi lain.
(3) Aplikasi (application)
Aspek aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan atau abstraksi yang dimiliki pada situasi konkret atau situasi khusus.
(4) Analisis (analysis)
Aspek analisis merupakan usaha memilah suatu konsep atau struktur menjadi unsur atau bagian sehingga susunannya menjadi jelas.
(5) Sintesis (synthesis)
Aspek sintetsis merupakan kemampuan menyatukan unsur atau bagian kedalam satu kesatuan yang utuh.
(6) Evaluasi (evaluation)
Aspek evaluasi adalah kategori hasil belajar kognitif yang tertinggi.
b) Hasil Belajar Ranah Afektif
Hasil belajar pada ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai-nilai, perasan dan emosi, falsafah pribadi, konsep diri, tingkat penerimaan atau penolokan terhadap sesuatu, dan kesehatan
24
mental yang melekat dan membentuk kepribadian seseorang.20
(1) Menerima (receiving)
Aspek menerima mencakup kepekaan dalam meneri rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk gagasan, masalah, situasi, materi, atau kejadian- kejadian tertentu.
(2) Merespon (responding)
Aspek merespon adalah reaksi yang diberikan oleh individu terhadap stimulus yang dari luar dan mencakup ketetapan reaksi, kedalaman perasaan, kepuasan merespon, dan tanggung jawab dalam memberikan.
(3) Menilai (valuing)
Pada aspek ini kemampuan berkitan dengan nilai atau kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima oleh peserta didik.
(4) Mengorganisasi (organizing)
pada aspek ini kemampuan mengorganisasi merupakan kemampuan mengembangkan nilai-nilai kedalam suatu sistem termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
(5) Internalisasi Nilai (characterization by value) Aspek internalisasi nilai merupakan satu kesatuan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh individu yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
20 Ibid, Hlm. 84-88
25
c) Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Hasil belajar pada ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar yang diekspresikan dalam bentuk keterampilan menyelesaikan tugas- tugas manusal dan gerakan fisik atau kemampuan melakukan sesuatu.21
(1) Imitasi
Aspek imitasi yaitu mengamati dan meniru perilaku seseorang yang menjadi model.
(2) Manipulasi (manipulating a finer coordination) Aspek manipulasi yaitu kemampuan melakukan tindakan atau kegiatan tertentu dengan mengingat atau mengikuti instruksi.
(3) Ketapatan (precicion)
Aspek ketepatan merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu keterampilan dengan tingkat kebenaran yang tinggi.
(4) Artikulasi (articulation)
Aspek artikulasi yaitu berupa mengkoordinasi dan mengadaptasi rangkaian kegiatan untuk mencapai harmonisasi dan konsistensi internal.
(5) Naturalisasi (naturalization)
Aspek naturalisasi yaitu mempraktikkan penampilan tingkat tinggi sampai menajadi natural (alami) tanpa perlu memikirkannya.
Dengan demikian, hasil belajar yang sudah dijelaskan diatas tidaklah dapat berdiri dengan sendiri-sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Jika pada peserta didik mengalami perubahan tingkat kognisi
21 Ibid, Hlm. 89-91.
26
dan keterampilannya, maka dalam kadar tertentu akan mengalami perubahan pada sikap dan perilakunya.
4) Indikator Hasil Belajar
Adanya perubahan yang dialami oleh peserta didik pada saat belajar dengan ciri-ciri yang tampak, dapat dilihat, dapat diamati, dapat diukur sebagai suatu hasil yang dapat menunjukkan bahwa peserta didik telah belajar.
Indikator hasil belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan hasil belajar peserta didik, yaitu:22 a) Pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran yang telah diberikan dan diajarkan oleh pendidik untuk mencapai prestasi yang tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b) Karakter yang telah ditentukan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh peserta didik baik secara individu maupun kelompok.
Pada penelitian ini indikator hasil belajar yang digunakan yaitu pada ranah kognitif (pengetahuan).
Indikator utama dalam hasil belajar yaitu ketercapaian daya serap terhadap materi atau bahan yang diajarkan, baik secara individu maupun kelompok. Ketercapaian daya serap ini dikur melalui penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).23 Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran seperti biasa atau secara tatap muka
22 Middya Boty, “Hubungan Kreativitas Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di MI Ma’had Islamy Palembang”, JIP, Vol. 4, Nomor. 1, Hlm. 47-48.
23 Baiq Masniwati, “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 45 Mataram Semeseter Satu Tahun Ajaran 2017/2018 Melalui Penerapan Pendekatan Cooperative Learning (CL) Tipe Jigsaw, JIME, Vol. 4, Nomor. 1, Hlm. 24.
27
mengalami perbedaan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran secara daring. Hal ini diketahui dari hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami penurunan. Hasil belajar siswa pada saat pembelajaran daring memiliki nilai rata-rata 85-90 tetapi pada saat pelaksanaan pembelajaran daring menurun pada angka 70-80. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran daring yang dimana masih banyak mengalami kendala dan kesulitan, serta guru dan juga siswa masih harus beradaptasi dengan pelaksanaan pembelajaran daring.
c. Hakikat Pelajaran Matematika 1) Pengertian Pelajaran Matematika
Dalam kehidupan sehari-hari matematika sangat sering kita temui. Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang menekankan pada kreativitas untuk mengembangkan daya kreativitas sehingga memerlukan pemikiran yang diantaranya berupa penalaran.
Offirston mengatakan bahwa Matematika merupakan salah satu alat untuk mengembangkan cara berpikir, sehingga matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, belajar matematika dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Matematika adalah ilmu universe yang menjadi pondasi dalam perkembangan teknologi modern
28
sehingga matematika memiliki peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan matematika pada bidang teori, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit juga merupakan perkembangan pesat matematika pada bidang tenologi informasi dan komunikasi.24
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang iajarkan di sekolah dasar yang memiliki kedudukan atau posisi yang sangat tinggi. Hal ini sebabkan karena pembelajaran matematika dapat memberikan bekal kemampuan berhitung, dan juga dapat memberikan kemampuan menalar. Selain itu, matematika juga mata pelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar (SD) mengutamakan keterampilan berhitung dan hafalan siswa, sedangkan pada jenjang menengah matematika ditekankan pada penalaran, pemikiran logis, dan rasional.25
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan mengenai pengertian pembelajaran matematika diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di semua jenjang pendidikan yang dimana proses belajar mengajarnya telah dirancang atau disusun oleh guru dengan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik terhadap matematika.
24 Risna Kurniati, “Penerapan Strategi Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Palembang”, Jurnal Ilmiah PGMI, Vol. 2, Nomor. 1. Hlm. 8.
25 Junsella Hamony, Roseli Theis, “Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Jambi”, Edumatica, Vol. 02, Nomor. 01, Hlm. 12.
29
2) Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun Tentang Standar Isi Satuan mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan, sebagai berikut26:
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengalikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam mebuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam hidup.
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran matematika memiliki tujuan untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam mengembangkan pola pikir yang kreatif, memahami konsep matematika, daya nalar dan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari, dan juga tujuan pembelajaran matematika yaitu untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin.
26 Ibid, Hal. 2.
30
3) Pendekatan Pelajaran Matematika
a) Pendekatan kontruktivisme, guru tidak mengajarkan bagaimana menyelesaikan persoalan, namaun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalaham.
b) Pendeketan pemecahan masalah, pendekatan ini merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting kerena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah.
c) Pendeketan open-ended dalam pembelajaran matematika, siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Pada metode ini siswa dihadapkan pada open-ended yang tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
d) Pendekatan realistik, teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus berikan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia, sehingga matematika harus dengan dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
4) Metode Pelajaran Matematika
Penggunaan metode yang tepat akan terut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
31
Berikut adalah metode pembelajaran matematika yang dapat digunakan:
a) Metode ceramah, metode ini banyak digunakan pada saat mengajar terutama pada bidang studi non- eksakta, hal ini dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan.
Jika bahan pelajatan sudah dikuasai dan sudah ditentutakan urutan penyampaiannya, maka guru tinggal menyajikannya di depan kelas dan siswa memperhatikan guru berbicara, menangkap apa yang disampaikan, dan membuat catatan.
b) Metode ekspositori, sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan guru sebagai pemberi informasih, tetapi pada metode ini dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus-menerus berbicara. Pada metode ini siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan tetapi juga bertanya jika tidak mengetti. Pada metode eskpositori ini siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri atau bersama teman, dan juga mengerjakannya di papan tulis.
c) Metode demonstrasi, pada metode ini guru dapat memperlihatkan proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada siswa. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima oleh siswa hingga pada cara agar siswa dapat memecahkan suatu masalah.
d) Metode tanya jawab, metode ini menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.
Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar
32
selalu ada tanya jawab. Pertanyaan pada metode tanya jawab ini tidak hanya dari guru tetapi bisa juga dari siswa sehingga dengan menggunakan metode tanya jawab ini siswa menjadi lebih aktif pada saat belajar.
e) Metode penugasan, pada metode ini guru memberikan tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa baik secara individu maupun secara kelompok.
f) Metode eksperimen, metode ini merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan perlatan laboratorium, baik secara individu maupun kelompok.
g) Metode drill dan metode latihan, banyak alat yang dapat membantu orang untuk dapat berhitung cepat dan cermat seperti kalkulator. Namun berhitung cepat dan cerman tanpa alat di sekolat tetap diperlukan. Selain itu, metode latihan juga diperlukan agar siswa terampil menyelesaikan soal-soal yang perngertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami.
h) Metode penemuan, merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung.
Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.
i) Metode inquiri, merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eskperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta meghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain,
33
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan oleh siswa lain.
j) Metode permainan, pada metode ini harus direncanakan dengan tujuan instruksional yang jelas, tepat penggunaannya, dan tepat pula waktunya.
k) Metode pemecahan masalah, menurut Gagne (1985) bahwa jika siswa dihadapkan pada suatu masalah, maka akhirnya bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Pada matematika, pemecahan masalah memegang pernana penting dengan tujuan agar pembelajaran dapat berlangsung secara fleksibel.
2. Penelitian Relevan
Pada penelitian ini, pada dasarnya bukan penelitian yang benar-benar baru, tetapi sebelum penelitian ini dilakukan sudah banyak yang mengkaji objek penelitian mengenai pembelajaran daring dan hasil belajar. sehingga pada penulisan penelitian ini harus berbeda dengan hasil penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan pengamatan peneliti, ditemukan beberapa karya yang memuat mengenai pembelajaran daring dan hasil belajar, antara lain:
a. Maya Rahmatia, Monawati, Said Darnius dengan judul
“Pengaruh Media E-Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 20 Banda Aceh”27. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimental semu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh media e-learing terhadap hasil belajar siswa di kelas IV
27 Maya Rahmatia, dkk. “Pengaruh Media E-Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 20 Banda Aceh”. Jurnal Imiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume. 2. Nomor. 1. Hal. 212.
34
SD Negeri 20 Banda Aceh. Responden pada penelitian ini yaitu siswa SD Negeri 20 Banda Aceh, dan hasil dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi pecahan di kelas IV SDN 20 Banda aceh dengan nilai thitung ttabel yaitu 4,8 2,042 dan kemampuan siswa menyelesaikan soal tes yang berhasil yaitu 78,12%.
Perbedaan penelitian ini yaitu terdapat pada variabel x (independen) yang dimana membahas tentang media e- learning di kelas IV dan menggunakan jenis penelitian eksperimen semu, populasi yang berjumlah 32 siswa, teknik pengumpulan data yang diguanakan menggunakan tes, dan lokasi terletak di kelas IV SDN 20 Banda Aceh, sedangkan variabel x (independen) pada penelitian yang akan dilakukan yaitu pembelajaran daring dengan jenis penelitian ekspo fakto dengan jumlah populasi sebanyak 23 siswa menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan angket yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada saat uts, dan lokasi penelitian ini di kelas V SDN 16 Mataram.
Persamaan dari kedua penelitian ini sama-sama membahas hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan kuantitatif.
b. Elis Wati dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur”.28 Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan target populasi seluruh siswa kelas VI Sekolah Dasar Angkasa 10 Halim
28 Elis Wati, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur”, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume. 5, Nomor. 2, Hlm. 177.
35
Perdanakusuma. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar matematika dengan persamaan regresi Y=a+bx=29,65+0,60x. koefisien korelasi=0,974 signifikansi pada 0,05.
Perbedaan penelitian ini yaitu terdapat pada variabel x (independen) yang dimana membahas tentang motivasi belajar siswa dan juga penelitian ini menggunakan metode survey, instrument yang digunakan selain angket yaitu tes belajar matematika dengan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas, serta pada lokasi penelitian yang berada di Sekolah Dasar Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur dan hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar matematika siswa, sedangkan variabel x (indepent) pada penelitian yang akan dilakukan yaitu pembelajaran daring dengan menggunakan jenis penelitian ekspost fakto dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika saat uts, uji prasyarat yang dilakukan yaitu normalitas dan linearitas, dan lokasi penelitian yang dierada di kelas V SD 16 Mataram serta hasil penelitian yang dipole yaitu adanya pengaruh negatif antara pembelajaran daring dengan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa.
Persamaan dari kedua penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang hasil belajar matematika siswa SD dengan menggunakan penelitian kuantitatid, teknik pengumpulandata yang dilakukan yaitu melalui penyebaran angket dan uji prasyarat dengan uji normalitas dan uji hipotesis.