• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melani Sanuri 151129037.pdf - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Melani Sanuri 151129037.pdf - etheses UIN Mataram"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar dapat merangsang aktivitas dan motivasi siswa sehingga hasil belajar siswa maksimal dan memuaskan. Dengan suasana belajar yang menyenangkan inilah yang menumbuhkan semangat belajar matematika siswa, minat yang besar dan motivasi belajar yang meningkat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Talking Stick Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Islam Ihya'ulumuddin Batu Tumpeng Kediri Tahun Pelajaran.

Sasaran Tindakan

Model tongkat bicara merupakan model pembelajaran kooperatif yang menggunakan bantuan tongkat sebagai media untuk mengajak siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif untuk mengajarkan cara berbicara kepada siswa.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mengaktifkan siswa, meningkatkan hasil belajar siswa secara bertahap dan berkesinambungan melalui penerapan model Talking Stick. Sebagai alternatif pengajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan informasi penting yang diperoleh tentang perkembangan siswa di sekolah masing-masing, khususnya dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Telaah Pustaka

Desi Imatul Zulfa, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III-B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Nurul Hidayati, Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Kajian Pustaka

  • Hasil Belajar
  • Model Talking Stick
  • Mata Pelajaran Matematika

Strategi pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan tongkat, orang yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi. Menurut Agus Suprijo, Aris Shoimin menjelaskan pembelajaran dengan strategi tongkat bicara mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapat. Kemudian, dengan menggunakan rolling stick, siswa dibimbing untuk merefleksi atau mengulangi apa yang telah dipelajarinya dengan menjawab pertanyaan dari guru.

Kerangka Pikir

Standar Kompetensi Matematika adalah seperangkat kompetensi matematika yang dicapai dan harus ditunjukkan oleh siswa dalam hasil belajar matematikanya. Lebih lanjut Dikmenum berpendapat bahwa pengorganisasian dan pengelompokan materi untuk aspek-aspek tersebut didasarkan pada disiplin ilmu atau atas dasar keterampilan atau kemampuan yang ingin dicapai. Aspek atau cakupan materi di atas standar kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, trigonometri, probabilitas dan statistika, dan kalkulus 26.

Kesimpulannya, tujuan pembelajaran matematika adalah membahas standar kompetensi matematika yang berisi materi tentang bilangan dan cara kerja bilangan. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari matematika disebabkan karena pengajaran yang hanya berpusat pada guru atau dapat dikatakan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain melatih siswa berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif di dalam kelas.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa maka peneliti dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Talking Stick Pada Mata Pelajaran Matematika.

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Sasaran Penelitian
  • Rencana Tindakan
  • Jenis Instrument Dan Penggunaannya
  • Pelaksanaan Tindakan
    • Siklus I
    • Siklua II
  • Cara Pengamatan ( Monitoring )
  • Analisis Data dan Refleksi

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Islam Ihya'ulumuddin Batu tumpeng, Kediri tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 26 orang, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SD Islam Ihya'ulumuddin Batu tumpeng, Kediri. Rancangan penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian bersiklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi yang dilakukan secara berulang-ulang.

Membuat lembar observasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan untuk mengetahui situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar pada saat penelitian ini dilakukan, baik untuk siswa maupun guru. Membuat lembar tes prestasi belajar yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sebagai alat evaluasi setelah proses belajar mengajar selesai. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang disusun oleh peneliti.

Pada tahap observasi ini, peneliti akan melakukan proses mengamati tindakan yang dilakukan oleh siswa dan guru selama proses pembelajaran, sesuai dengan skenario yang telah disusun dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen pengumpulan data yaitu menggunakan lembar observasi yang berisi pelaksanaan proses pembelajaran, instrumen tes hasil belajar dan dokumentasi proses pembelajaran. Melalui observasi, peneliti dapat menemukan kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah dirumuskan.

Suatu kelas dikatakan telah menyelesaikan mata kuliahnya (ketuntasan klasikal) jika ≥85% dari seluruh siswa di kelas tersebut telah menyelesaikan studinya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

Dilihat dari letak geografisnya, MI Ihya’ulumuddin merupakan sekolah yang terletak di tengah pemukiman warga, namun keberadaan MI Ihya’ulumuddin sama sekali tidak mengganggu aktivitas warga, justru pihak sekolah menyediakan manfaat bagi warga desa Batu Tumpeng. Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas proses pelaksanaan pelajaran, menjelaskan mata pelajaran, membimbing dan mengajar siswa menuju tujuan capaian pembelajaran yang telah direncanakan. Terlihat bahwa jumlah guru yang mengajar di Madrasah Ihya’Ulumuddin sebanyak 13 orang dengan data 6 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.

Selain guru sebagai tenaga pengajar yang bertanggung jawab dan bertanggung jawab atas terselenggaranya proses belajar mengajar di sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, guru juga memiliki peran yang sangat penting dalam seluruh kegiatan sekolah. Peserta didik merupakan salah satu komponen utama pendidikan, artinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran, kondisi peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan sangat penting untuk tercapainya tujuan pendidikan. Dari segi kualitas, jumlah siswa di MI Ihya'ulumuddin dapat dikatakan relatif baik, sedangkan jumlah siswa MI Ihya'ulumuddin dari segi kuantitas.

Hasil Penelitian

  • Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), (3) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar siswa pada Siklus I, (4) menyusun penilaian pertanyaan untuk menentukan hasil belajar siswa. Guru membimbing siswanya saat mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS, kemudian guru menginstruksikan ketua kelompok untuk maju ke depan dan mengumpulkan materi yang akan dipelajarinya. Di akhir kegiatan, guru membagikan soal evaluasi yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda kepada masing-masing siswa sebagai evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas mengajar guru, masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan siklus I 1 dan 2 yang dapat dilihat pada tabel berikut: Analisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa Siklus I Aspek yang diukur Skor Siklus I Kategori Cukup Aktif Cukup Aktif. Berdasarkan hasil observasi siswa, hasil observasi guru dan hasil evaluasi siswa pada siklus I terdapat kekurangan yang akan diperbaiki pada siklus II.

Kegiatan pembelajaran II. siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dimana setiap pertemuan berlangsung selama 3 x 35 menit. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian memberikan apersepsi yaitu menangkap siswa untuk mengingat kembali materi yang telah diajarkan pada sesi sebelumnya. Pada pertemuan pertamaII. siklus, guru membagikan lembar belajar dan isi materi kepada setiap kelompok.

Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II, hampir semua kelompok mampu menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang telah ditentukan.

Pembahasan

Karena indikator kinerja berupa aktivitas dan hasil belajar siswa belum terpenuhi, maka peneliti melanjutkan penelitian pada tahap II. Dalam II. siklus, pada analisis hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa meningkat yaitu rata-rata nilai mencapai 82,60, dan kesempurnaan klasikal 86,95%. Dalam II. siklus, indikator kinerja peneliti terpenuhi berupa peningkatan nilai rata-rata kelas, kesempurnaan belajar dan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa.

Dari hasil evaluasi dan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II terlihat bahwa proses pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dari siklus I sampai dengan siklus II, baik dari segi keterampilan mengajar siswa maupun aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa model talking stick dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di Kelas V SD Islam Ihya'ulumuddin Batu. Tumpeng Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan model talking stick dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Islam Ihya'ulumuddin Batu Tumpeng Kediri tahun pelajaran 2015/2016.

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 56,52% dengan skor rata-rata 71,30 dari 23 siswa yang mengikuti tes dengan rincian 13 siswa yang tuntas dan 10 siswa yang tidak tuntas pada siklus I. dan terjadi peningkatan pada siklus II yaitu persentase ketuntasan menjadi 86,95% dengan nilai rata-rata 82,60 dari 23 siswa dengan rincian 20 yang tuntas dan 3 yang tidak tuntas. Kepada kepala sekolah agar selalu mendorong guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan meningkatkan kemampuan menggunakan model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang tepat, guna meningkatkan hasil belajar siswa 2. Guru menginstruksikan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi membuat tabung, prisma, dan kerucut untuk kelompok yang mendapat tongkat.

Guru menginstruksikan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi silinder, prisma, dan kerucut kepada kelompok penerima tongkat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat dilihat dari hasil observasi, dimana pada siklus I pertemuan pertama dengan jumlah rata-rata 2,52 berada pada kategori cukup aktif, dan pada pertemuan kedua dengan jumlah rata-rata 2,71. , kategorinya cukup aktif. Sedangkan di II. siklus terjadi peningkatan yaitu nilai rata-rata pada pertemuan pertama dengan total nilai 3,14 dengan kategori aktif, dan pada pertemuan kedua 3,52 dengan kategori sangat aktif. Dengan demikian dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa kelas V SD Islam Ihya'ulumuddin Batu tumpeng Kediri pada I. dan II. siklus, 30,43%.

Saran

Guru memanggil setiap ketua kelompok untuk mengumpulkan materi yang ingin didiskusikan dengan kelompoknya. Guru menginstruksikan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi kubus, balok, dan limas kepada kelompok yang mendapat tongkat. Kelompok yang mendapat tongkat akan menjawab pertanyaan dari guru atau dari kelompok lain.

Guru mengingatkan siswa untuk belajar di rumah agar menjadi siswa yang cerdas dan dapat menjawab pertanyaan dan pertanyaan yang diajukan oleh guru atau temannya. Guru memanggil setiap ketua kelompok untuk mengumpulkan materi yang ingin didiskusikan dengan kelompoknya.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir ................................................... 24  Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Model Contextual Teaching And Learning CTL Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Metode Bercerita Bagi Siswa Kelas Sembilan Madrasah Tsanawiyah Al-Hafiziah Masjuring

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai proses pembelajaran qowaid nahwu, dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran nahwu di kelas

Desain pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai, atau

No Level Penalaran Deskripsi Penalaran Siswa Laki-laki Deskripsi Penalaran Siswa Perempuan mengamati gambar 2 Verbal Dapat memahami makna soal dan dapat menuliskan informasi

Selain itu terlihat kondisi pendukung madrasah seperti mading dan hiasan-hiasan kelas yang lain menunjukkan adanya sikap kreatifitassiswa.Terlebih ruang Pramuka dipenuhi dengan berbagai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 kepemimpinan kepala madrasah di MI Miftahul Ishlah menggunakan kepemimpinan demokratis karena kepala madrasah bisa mendekatkan diri dengan para

Seiring bergulirnya waktu, Tesis yang berjudul " ,Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak dalam Menanamkan Nilai-Nilai Akidah dan Akhlak Siswa Di MA Baiturrahman NW Pemepek” akhirnya

Kendala dan kesulitan yang dirasakan yaitu guru tidak bisa menjelaskan materi secara langsung dan terbatasnya waktu pada saat belajar, banyak peserta didik yang masih kurang memahami