• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1

N/A
N/A
Angga Septian MN

Academic year: 2024

Membagikan "PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

MATEMATIKA TEKNIK 1

By : Suthami A

(2)

MATEMATIKA TEKNIK 1???

(3)

MATEMATIKA TEKNIK 1???

(4)

MATEMATIKA TEKNIK

Matematika sebagai ilmu dasar yang digunakan sebagai alat pemecahan masalah di bidang

keteknikan khususnya teknik Elektro

(5)

MATEMATIKA TEKNIK VS KALKULUS

Matematika teknik mengajarkan materi-materi praktis matematika.

Kalkulus membahas materi limit (Turunan) dan

integral.

(6)

Turunan dan Integral

(7)

Turunan dan Integral

Turunan Integral

Contoh :

1.

2.

Contoh :

1.

2.

x

2

y 

5 2

3

 x y

x y  2

6 x

2

y 

(8)

Turunan dan Integral

(9)

Aplikasinya

(10)

Aplikasinya

(11)

Aplikasinya

(12)

Aplikasinya

(13)
(14)

Materi

1. Persamaan Diferensial Orde Satu 2. Persamaan Diferensial Orde Dua 3. Pemetaan Laplace

4. Deret Fourier

5. Kalkulus Diferensial Vektor 6. Deret

7. Matrik dan Determinan

8. Diferensial Parsial

(15)

Penilaian

(16)

Penilaian

Tugas (10%)

Quis (10%)

UTS (35%)

UAS (45%)

(17)

Referensi

Google

Stroud, K.A., Matematika untuk Teknik.

Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987.

Buku ajar matematika Teknik I Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diktat matematika Teknik I Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

(18)

MATERI

(19)

1. Persamaan Diferensial Orde Satu

Orde suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi yang terdapatd alam persamaan diferensial

tersebut.

(20)

2. Persamaan Diferensial Orde Dua

 Persamaan diferensial linier adalah tiap suku dalam

persamaan diferensial, variable-variable y, y’, y’’, …, y(n) berderajat satu atau nol.

(21)

3. Pemetaan Laplace

The solution of most electrical circuit problems can be reduced ultimately to the solution of differential equations.

The use of Laplace transforms provides an

alternative method to those discussed in first

and second order differential equations for

solving linear differential equations.

(22)

Kawasan Waktu Vs Kawasan Frekuensi

22

(23)

Kawasan Waktu Vs Kawasan Frekuensi

23

(24)

Kawasan Kompleks

24

(25)

4. Deret Fourier

Fungsi-fungsi eksistesi (a) v = konstan ; (b) v = V sin wt

Gelombang gergaji ini dapat dinyatakan sebagai f(t) = (V/T)t dalam interval 0 < t < T dan oleh f(t) = (V/T)(t – T) dalam interval T < t < 2T.

Gambar Gelombang gigi gergaji

(26)

4. Deret Fourier

Pendahuluan

Penyelesaian rangkaian listrik yang mengandung R, L dan C dapat diselesaikan dengan baik menggunakan metode

Pemetaan Laplace jika sumber Eksitasi berupa suatu konstanta atau suatu fungsi trigonometri seperti Sinus.

Bentuk bentuk gelombang periodik tertentu misalnya bentuk gelombang gigi gergaji

26

(27)

5. Kalkulus Diferensial Vektor

(28)

6. Deret

Deret Konvergen dan Deret Divergen.

Deret konvergen yaitu Deret dengan jumlah n sukunya (Sn) menuju kesebuah harga tertentu dan jika n menuju ke tak terhingga.

Deret divergen Jika (Sn) tidak menuju kesebuah harga

tertentu dan ketika n menuju ke tak terhingga disebut.

(29)

7. Matrik dan Determinan

Matrik biasanya disebutkan sebagai banyaknya

baris dan kolom,

(30)

8. Diferensial Parsial

(31)

BAB 1

KONSEP DASAR PERSAMAAN

DIFERENSIAL

(32)

Tujuan Instruksional

1. Menjelaskan definisi persamaan diferensial 2. Menjelaskan Linieritas dan Homogenitas

3. Menjelaskan Klasifikasi persamaan diferensial 4. Menjelaskan Solusi Penyelesaian Persamaan

diferensial

5. Menjelaskan Metode Penyelesaian persamaan

diferensial

(33)

1. Definisi Persamaan Diferensial

(34)

1. Definisi Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan variabel-variabel tak bebas dan

derivatif-derivatifnya terhadap variabel-variabel bebas.

Contoh :

(35)

1. Definisi Persamaan Diferensial

Persamaan Diferensial

Persamaan Diferensial

Biasa

Persamaan Diferensial

Parsial

(36)

1. Definisi Persamaan Diferensial

Persamaan Diferensial Biasa (ordinary differential equation) PDB

PDB adalah suatu persamaan diferensial yang hanya

mempunyai satu variabel bebas. Jika y(x) adalah suatu fungsi satu variabel, maka x dinamakan variabel bebas dan y

dinamakan variabel tak bebas.

Persamaan Diferensial Parsial (disingkat PDP)

PDP adalah suatu persamaan diferensial yang mempunyai dua atau lebih variabel bebas.

(37)

Orde Persamaan Diferensial

1.

2.

3.

Penulisan dengan notasi lain yaitu:

1.

2.

3.

(38)

2. Linieritas dan Homogenitas

(39)

Linieritas dan Homogenitas

Persamaan diferensial biasa orde-n dikatakan linier bila dapat dinyatakan dalam bentuk:

dengan a0 (x) ≠ 0

1. Jika tidak maka persamaan diferensial dikatakan tidak linier.

2. Jika koefisien a0(x), a1(x),…, an(x) konstan maka disebut persamaan diferensial linier dengan koefisien konstan, jika tidak disebut persamaan differensial linier dengan koefisien variable.

3. Jika F(x)= 0, maka disebut persamaan differensial linier homogen, jika F(x) ≠ 0 disebut tidak homogen.

(40)

3. Klasifikasi Persamaan Diferensial

(41)

3. Klasifikasi Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial terbagi menjadi : 1. Persamaan diferensial biasa,

2. Persamaan diferensial parsial

3. Persamaan diferensial biasa linear dan non

linear.

(42)

3. Klasifikasi Persamaan Diferensial

1. Persamaan diferensial biasa,

Persamaan diferensial biasa adalah sebuah bentuk persamaan diferensial yang memiliki turunan satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu

variabel bebas dari suatu fungsi tertentu.

(43)

3. Klasifikasi Persamaan Diferensial

2. Persamaan diferensial parsial

Persamaan diferensial parsial merupakan sebuah

bentuk persamaan diferensial yang memiliki turunan

parsial satu atau lebih variabel tak bebas terhadap

lebih dari satu variabel bebas dalam suatu fungsi.

(44)

3. Klasifikasi Persamaan Diferensial

3. Persamaan diferensial biasa linear dan non linear.

Persamaan diferensial biasa linear order n dapat dituliskan sebagai :

diamana a

0

≠ 0

(45)

Klasifikasi Persamaan Diferensial

Contoh :

2y’’’ + 5y’ + 2xy = cos (x)

2yy’’’ + 5y’ + 2xy = cos (x)

) cos(z x

z y

x 

 

PD Linier PD Biasa PD – Orde 2

PD Non Linier

PD Non Linier disebabkan adanya suku cos (Z)

(46)

4. Solusi Penyelesaian Persamaan Diferensial

(47)

4. Solusi Penyelesaian Persamaan Diferensial

1. Solusi Umum (Penyelesaian Umum) : solusi PDB yang masih mengandung konstanta misalnya c.

2. Solusi Khusus (Particular) (Penyelesaian Khusus/ Partikulir):

solusi yang tidak mengandung konstanta karena adanya syarat awal pada suatu PDB.

Contoh : dengan syarat

2  3

x dx

dy

3x2

dx

dyx(0)  4

(48)

4. Solusi Penyelesaian Persamaan Diferensial

3. Solusi Singular (Penyelesaian Singular): solusi yang tidak diperoleh dari hasil mensubstitusikan suatu nilai pada

konstanta pada solusi umumnya.

Contoh : Solusi :

( Singular)

y xy

y') '

( 2

c

2

cx y  

2

4 1 x y  

(49)

5. Metode Penyelesaian.

(50)

5. Metode Penyelesaian.

1. Metode Analitik

Metode ini dapat menghasilkan dua bentuk solusi yaitu bentuk eksplisit dan implisit yang dicari melalui teknik deduktif analogis dengan menggunakan konsep-konsep matematik.

Kelebihannya dapat mengetahui bentuk fungsi solusinya namun tidak cukup fleksibel untuk masalah-masalah yang komplek.

(51)

5. Metode Penyelesaian.

2. Metoda Kualitatif

Solusi ini hanya dapat memberikan gambaran secara geometris bagaimana visualisasi dari solusi PDB. Dengan mengamati pola grafik gradien “field” (direction field) maka dapat diestimasi solusi PDB itu.

Keunggulannya dapat memahami secara mudah kelakuan solusi suatu PDB namun fungsi asli dari solusinya tidak

diketahui dan juga kurang fleksibel untuk kasus yang komplek.

(52)

5. Metode Penyelesaian.

3. Metoda Numerik

Pada saat sekarang metoda ini merupakan metoda yang fleksibel. Metoda ini berkembang sesuai dengan

perkembangan komputer, dan dapat menyelesaikan PDB dari level yang mudah sampai pada level yang kompleks.

Meskipun fungsi tidak diketahui secara eksplisit maupun

implicit namun data yang diberikan dapat divisualisir dalam bentuk grafik sehingga dapat dianalisis dengan baik.

Metoda ini berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan

(aproksimasi) sehingga solusi yang diperoleh adalah solusi hampiran (solusi pendekatan).

(53)

LATIHAN

(54)

Latihan

A. Klasifikasikan Persamaan Diferensial berikut sebagai:

PDB atau PDP

PD Linier atau non-Linier

nyatakan variabel bebas dan takbebasnya

5 2

3 2  

x x dx

dy

x y x

dx dy

4

 2

t dt y

dy  2  2

9

2 6

x x dx

dy

x y x

dx dy

3 2 

t dt y

dy 5 2 1 5 3 1/2 2

x x dx

dy

10 5

y dt

dy

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

(55)

TUGAS

A. Klasifikasikan Persamaan Diferensial berikut sebagai:

PDB atau PDP

PD Linier atau non-Linier

nyatakan variabel bebas dan tak-bebasnya

(56)

Gambar

Gambar Gelombang gigi gergaji

Referensi

Dokumen terkait

1 – 3 Memahami konsep-konsep diferensial dan integral untuk fungsi dengan dua (2) perubah bebas atau lebih, analisis vektor, persamaan diferensial biasa dan persamaan

Selanjutnya jika turunan fungsi itu hanya tergantung pada satu variable bebas maka disebut Persamaan Diferensial Biasa (PDB), dan bila pada Persamaan Diferensial (PD)

Jika persamaan diferensial tersebut mengandung peubah tak bebas yang hanya bergantung pada satu peubah bebasnya maka persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan

dinamakan variabel tak bebas, maka suatu persamaan diferensial biasa (disingkat PDB) dapat dinyatakan dalam bentuk:.. Persamaan

Definisi 1.1 Persamaan Diferensial PD adalah suatu persamaan yang memuat turunan fungsi dari satu atau lebih peubah tak bebas terhadap satu atau lebih peubah bebas.... Contoh 1

Sebagaimana pada persamaan diferensial biasa, PDP disebut jika persamaan itu berderajat satu dalam peubah tak bebas dan turunan parsialnya... Solusi suatu PDP dan berbeda satu

• Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui. • Jika persamaan diferensial memiliki satu peubah tak bebas maka

Metode Euler adalah salah satu metode numerik untuk menentukan solusi persamaan diferensial orde satu yang menghampiri turunan dalam persamaan diferensial dengan suatu turunan numerik,