• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM GRASS ROOTS MODEL

N/A
N/A
damar

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM GRASS ROOTS MODEL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM GRASS ROOTS MODEL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Niam Wahzudik, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Suci Uswatun Khasanah 1102422037

Vini Pebriani 1102422038

Damarjati Wicaksono 1102422039 Dwi Bayu Santika 1102422040 Sulistyo Hana Rizky 1102422041 Firdatul Izza Aulia 1102422042

PRODI KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2023

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai seperti moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial, proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. Pengembangan kurikulum adalah suatu rangkaian penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum yang pada akhirnya menghasilkan suatu model pengembangan kurikulum (Lunenburg, 2011: 1).

Pengembangan kurikulum melalui pendekatan Grass roots yang disebut juga dengan istilah pendekatan bottom-up, yaitu suatu proses pengembangan kurikulum yang diawali dari keinginan yang muncul dari tingkat bawah, yaitu sekolah sebagai satuan pendidikan atau para guru. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Model grass roots memungkinkan terjadinya kompetisi di dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses dalam pengembangan kurikulum model grass roots?

2. Apa saja prinsip pengembangan kurikulum model grass roots?

(3)

3. Bagaimana Implementasi pengembangan kurikulum model grass roots?

4. Apa saja kelemahan dan kelebihan model grass roots?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses dalam pengembangan kurikulum model grass roots.

2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum model grass roots.

3. Untuk mengetahui Implementasi pengembangan kurikulum model grass roots.

4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model grass roots.

(4)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Proses dalam pengembangan kurikulum model grass roots

Model pengembangan ini disusun atas dasar inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum yang bukan datang dari atasan, melainkan dari bawahan yaitu guru atau sekolah. Kurikulum model grass roots berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi (Musfiqon, 2015).

Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots, sekelompok guru di suatu sekolah akan melakukan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum model grass roots dianggap lebih baik dan efektif, karena guru dianggap sebagai subjek perencana, pelaksana, dan yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan oleh kelas nya.

Oleh karena itu, maka guru lah yang dianggap paling kompeten untuk menyusun kurikulum bagi kelas nya.

Pengembangan kurikulum model grasss roots lebih sering diberlakukan untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat digunakan untuk seluruh bidang studi suatu sekolah atau daerah lain (Rouf et al.,2020).

Adapun kerangka Proses Pengembangan Kurikulum dengan Model Grass Roots sebagai berikut:

(5)

Proses pengembangan diawali dengan keresahan guru terhadap kurikulum yang berlaku, guru merasa ada ketidakcocokan dan lain sebagainya. Selanjutnya, guru sebagai inisiator melakukan analisis penyebab munculnya masalah, dengan cara mengkaji kurikulum yang sedang berlaku, Hasil pemahaman tersebut menjadi bahan guru dalam mendesain lingkungan belajar yang sesuai, dalam tahap ini biasanya dibentuk tim guru bidang studi (Guru, Administrator, Konsultan, Orang tua, Orang luar) untuk membahas dan merencanakan kegiatan yang berpedoman pada analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan.

Dengan dibentuknya tim guru bidang studi dan dilakukan analisis kebutuhan, maka akan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan secara demokratis sehingga merujuk pada pembuatan keputusan. Dengan dilakukannya pembuatan keputusan maka selanjutnya keputusan tersebut dapat dilakukan pengusulan kepada satuan pendidikan untuk membuat suatu perencanaan kurikulum yang nantinya akan menghasilkan kurikulum baru atau menyempurnakan kurikulum yang sudah ada.

2.2 Prinsip pengembangan kurikulum model grass roots

Pengembangan kurikulum merupakan suatu bentuk upaya pembenahan yang sesuai dengan prinsip dan tujuan pendidikan. Suatu perbaikan tentu membutuhkan sebuah prinsip yang jelas. Makna dari prinsip yaitu suatu hal yang dijadikan dasar pemikiran atau landasan dalam sebuah kebijakan. Dalam pengembangan kurikulum terdapat prinsip- prinsip umum (Sitorus et al.,2023). seperti:

1) Relevensi.

Dalam hal ini konteks kurikulum (tujuan, isi, dan proses belajar) harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas.

2) Fleksibilitas.

Prinsip ini lebih mengedepankan kebutuhan peserta didik dalam menjalankan kehidupan sekarang dan menunjang kehidupan di masa depan. Setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga perlu penyesuaian yang fleksibel agar setiap peserta didik bisa mendapatkan hak belajar yang sama.

3) Kontinuitas.

(6)

Perkembangan dan proses belajar individu harus berkesinambungan, proses kesinambungan belajar ini diimplementasikan dalam kurikulum seperti keterkaitan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

4) Praktis atau efisien.

Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan berbiaya murah

5) Efektifitas

Kurikulum harus berisi pengalaman belajar yang dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. keefektifan kurikulum juga dilihat dari pengelolaan kebijakan pemerintah.

Tentunya dalam pengembangan kurikulum model grass roots perlu adanya kerja sama antar pihak agar kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Pengembangan kurikulum model grass roots ini membutuhkan sikap profesionalisme dan kepedulian dari pihak sekolah (Bisri, 2020). Berikut ini merupakan prinsip profesionalitas dan kepedulian pihak sekolah dalam pengembangan kurikulum model grass roots, antara lain:

a) Prinsip kritis.

Pihak sekolah baik pengajar maupun warga sekolah lainnya perlu menerapkan prinsip kritis dalam menghadapi kurikulum yang sedang berjalan.

b) Prinsip Ide yang inovatif.

Pengajar dan pihak sekolah harus bertanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan potensi individu.

c) Prinsip keterlibatan.

Dalam hal ini pihak sekolah dan pengajar harus terlibat terus menerus dalam proses pengembangan kurikulum.

d) Prinsip keterbukaan dan akomodatif.

Maknanya pihak sekolah dan pengajar harus terbuka dalam menerima masukan maupun kritik yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum.

(7)

2.3 Implementasi pengembangan kurikulum model grass roots

Implementasi pengembangan kurikulum model grass root adalah proses penerapan kurikulum yang disusun atau disempurnakan oleh guru-guru sebagai tim pengajar dengan melibatkan semua pihak yang terkait dengan proses pembelajaran.

Implementasi pengembangan kurikulum model grass root bertujuan untuk meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efisiensi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan.

1. Implementasi dalam Orientasi Pembelajaran

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, pengembangan kurikulum model grass roots senantiasa berlandaskan pada potensi guru secara utuh dan menyeluruh.

Djahiri (dalam Sukmara, 2007) mengemukakan bahwa:

“Rekayasa pembelajaran adalah reka upaya menginternalisasikan dan mempribadikan substansi isi ketiga potensi diri manusia (kognitif, afektif, dan psikomotor) serta memanfaatkan substansi tersebut untuk pembinaan proses pelakonan potensi diri secara optimal sehingga potensi-potensi tersebut padat pengalaman, terlatih, dan terdidik dengan baik serta menunjukkan tampilan diri dan kehidupan yang berbudaya dan bermasyarakat.”

Berdasarkan pandangan tersebut, maka kegiatan pendidikan diharapkan mampu membuahkan hasil yang mengintegrasikan secara utuh dan menyeluruh aspek-aspek potensi manusia tersebut. untuk merancang ide dan konsep pengembangan kurikulum model grass roots ini dibutuhkan kreativitas dan kemampuan guru yang optimal. Seorang guru harus peka terhadap kebutuhan pengguna kurikulum dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun demikian, perancangan ide dan konsep ini dalam pengembangan kurikulum model grass roots perlu adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama sekali dari pihak-pihak pengelola sekolah sebagai penentu kebijakan sekolah yang bersangkutan baik bantuan dan dukungan dalam bentuk moril maupun spiritual. Hal ini dimaksudkan agar terjalin suatu hubungan yang harmonis sehingga kesamaan persepsi dan tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai.

2. Implementasi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(8)

Seiring dengan bergulirnya kebijakan pemerintah tentang penyempurnaan sistem pendidikan pada umumnya serta terhadap kurikulum pada khususnya. Sebagai implikasi diberlakukannya peraturan pemerintah yakni PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan telah disosialisasikan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka pengembangan kurikulum model grass roots merupakan dasar yang paling cocok untuk mendukung kebijakan tersebut. Berdasarkan kewenangan tersebut, guru selaku praktisi di lapangan dituntut mampu mengintegrasikan kemampuannya dalam perencanaan kegiatan pembelajaran secara jelas, terarah, dan terencana dengan matang. Penyajian materi pelajaran yang merujuk pada apa yang diharapkan dalam membentuk kecakapan hidup yang diperlukan. Demikian pula dalam penyusunan rencana pembelajaran serta pelaksanaannya, disusun dan diorganisasikan secara sistematis sesuai dengan susunan kompetensi sehingga dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang tertuju pada penguasaan kompetensi baik kompetensi dasar standar kompetensi maupun kompetensi lulusan bagi siswa yang berada pada tingkat terakhir

3. Implementasi dalam Pengembangan Proses dan Penilaian Hasil Belajar

Proses pembelajaran dengan menggunakan pengembangan kurikulum model grass roots berlandaskan pada aktivitas dan kreativitas guru dan siswa dengan kadar tinggi dan multi domain serta multi dimensional melalui pola pengorganisasian bahan ajar serta proses pembelajaran yang utuh dan terpadu. Proses merancang bahan dan kegiatan pembelajaran harus memperhitungkan pendekatan intidisipliner dan transdisipliner bahkan antar bidang kajian. Dalam pengembangan kurikulum model grass roots, perlu ditetapkan standar kompetensi dalam bentuk kompetensi dasar, materi standard, dan indikator-indikator penilaiannya yang diketahui dan ditetapkan oleh pihak sekolah dengan melibatkan unsur pimpinan, guru, masyarakat dan pihak-pihak professional lainnya. Sedangkan pengembangan kegiatan dan proses pembelajaran dilaksanakan oleh setiap guru yang bersangkutan. Pola pembelajaran dan penilaian tidak lagi bersifat fragmentaris (incidental dan terputus-putus) melainkan saling berhubungan dan berkesinambungan untuk seluruh masa belajar siswa. Sehingga dirasakan sebagai

(9)

suatu proses yang dijalankannya secara aktif dan kreatif penuh kebebasan dan alternatif, sehingga evaluasi bersifat kumulatif

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pengembangan kurikulum model grass root, yaitu:

1. Melibatkan semua pihak yang terkait dengan proses pembelajaran, seperti guru, siswa, orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

2. Memberikan kebebasan dan kreativitas kepada guru untuk menyusun atau menyempurnakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa.

3. Mengadaptasi kurikulum dengan karakteristik lokal, budaya, dan lingkungan.

4. Menggunakan berbagai sumber belajar yang relevan, bermutu, dan bervariasi.

5. Mengembangkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

2.4 Kelemahan dan kelebihan model grass roots

Pengembangan kurikulum model grass roots memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan (Oemar, 2013) diantaranya sebagai berikut:

1. Kelemahan

a) Tidak adanya kesepakatan yang sama untuk situasi pembelajaran yang membutuhkan keseragaman.

b) Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sulit untuk dibandingkan dengan keadaan antar sekolah/wilayah lainnya.

c) Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah/wilayah lain.

d) Sulit untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional.

e) Belum semua sekolah/ daerah sudah ada kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.

2. Kelebihan

a) Kurikulum model grass roots sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan wilayah/sekolah setempat.

(10)

b) Kurikulum grass roots yang dirancang oleh sekolah sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan professional, finansial maupun manajerial.

c) Disusun oleh guru-guru sendiri sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya.

d) Ada motivasi kepala sekolah untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya dengan demikian akan terjadi semacam kompetensi dalam pengembangan kurikulum

BAB 3 KESIMPULAN

Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots, sekelompok guru di suatu sekolah akan melakukan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum model grass roots dianggap lebih baik dan efektif, karena guru dianggap sebagai subjek perencana, pelaksana, dan yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan oleh kelas nya. Oleh karena itu, maka guru lah yang dianggap paling kompeten untuk menyusun kurikulum bagi kelas nya.

Prinsip pengembangan kurikulum model grass roots, yaitu : Prinsip kritis, Prinsip Ide yang inovatif, Prinsip keterlibatan, Prinsip keterbukaan dan akomodatif. Sedangkan implementasi pengembangan kurikulum model grass root yang bertujuan untuk meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efisiensi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu Implementasi dalam Orientasi Pembelajaran, Implementasi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan implementasi dalam Pengembangan Proses dan Penilaian Hasil Belajar.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bisri, M. (2020). Komponen-komponen dan model pengembangan kurikulum. Prosiding Nasional, 3, 99-110.

Sitorus, J., Rantung, D. A., & Naibaho, L. (2023). Model Model Grassroots Sebagai Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen Di Persekutuan Kristen Sma Negeri 13 Jakarta: Kurikulum, model grassroot, Pendidikan Agama Kristen. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(1), 4222-4230.

Musfiqon, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Rouf, M. (2020). Pengembangan Kurikulum Sekolah: Konsep, Model Dan Implementasi.

ejournal.stital.ac.id, 19.

Djahiri, A. K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games Dalam VCT. Bandung: Jurusan PPKn FPIPS IKIP Bandung.

Pratiwi.Y, Sukiman, Triwulandari.R, Putri I Permata. 2022. Role Model Pengembangan Kurikulum Grass Root Di Sekolah Dasar. 5(2). 189

Oemar, H. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara

Lunenbur, F. C. (2011). Curruculum development: Deductive models. Schooling, 2(1), 1- 7. Diambil dari http://www.nationalforum.com/Electronic%20 Journal%20Volumes/Lunenburg,%20Fred%20C.%20Curriculum%20Develo-pme ntDeductive%20Models%20Schooling%20V2%20N1%202011.pdf

Pemerintah Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan telah disosialisasikan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum ( curriculum developer ) dan kegiatan yang dilakukan

Sedangkan dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran (2011 : 102), model-model pengembangan kurikulum terdiri dari : Model Ralph Tyler; Model Administratif; Model Grass Root;

Dalam model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang

Dimana posisi peneliti pada konsep pengembangan kurikulum pada perencanaan, Implementasi Kurikulum dan Evaluasi Kurikulum melalui proses yang kompleks dimana pada

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KURIKULUM ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PENYEMPURNAAN PENGEMBANGAN DESAIN KUR IMPLEMENTASI

Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots approach) bagi perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang oleh guru dan bukan diberikan oleh

Berdasarkan hasil observasi kami pada bulan Maret di salah satu Madrasah Tsanawiyah yang ada di Ponorogo diperoleh data yang menunjukkan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran

2.2.5 Peran Masyarakat sebagai Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Kurikulum Pemangku kepentingan, beroperasi di berbagai tingkatan seperti sekolah, baik internal staf, siswa, dan