PENDEKATAN DAN MODEL KURIKULUM
Annisa Rachmawati (1503754)
Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Annisa.rachmawati@student.upi.edu
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum (Tim Pengembang MKDP, 2016:78). Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan. Model pengembangan kurikulum adalah langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum.
Ada beberapa model pengembangan kurikulum, (1) Model Ralph Tyler; (2) Model Administratif; (3) Model Grass Roots; (4) Model Demonstrasi; (5) Model Miller-Seller; (6) Model Taba (inverted model) dan (7) Model Beauchamp.
Dalam bukunya yang berjudul Basic Principles Curriculum and Instruction (1949), Tyler mengatakan bahwa “curriculum development needed to be treted logically and systematically”. Ia berupaya menjelaskan tentang pentingnya pendapat secara rasional, menganalisis, menginterpretasi kurikulum dan program pengajarannya dari suatu pengajaran dari suatu lembaga pendidikan.
Pengembangan model administratif disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya diulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum model Grass Roots kebalikan dari model administratif. Model Grass Roots adalah model pengembangan kurikulum yang dimulai dari bawah. Dalam prosesnya pengembangan kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan dan ide guru-guru sebagai tim pengajar. Model ini lebih demokratis karena digagas sendiri oleh pelaksana di lapangan, sehingga perbaikan bisa dimulai dari unit yang paling terkecil dan spesifik hingga ke yang lebih besar.
Model pengembangan kurikulum demokstrasi idenya datang dari bawah (grass roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu(Tim Pengembang MKDP, 2016:83).
Kurikulum, (b) Pengembangan Tujuan, (c) Identifikasi Model Mengajar, dan (4) Implementasi.
Pada buku karya Hilda Taba Curriculum Development: Theory and Pratice (1962), Taba mengindetifasikan model dasar Tyler agar lebih representatif terhadap pengembangan kurikulum di berbagai sekolah Pengembangan kurikulum model ini diawali dengan melakukan percobaan, penyusunan teori, dan kemudian baru ditetapkan. Hal itu diharapkan dimaksudkan untuk lebih mempertemukan antara teori dan pratik, serta menghilangkan sifat keumuman dan keabstrakan yang terjadi dalam kurikulum yang dilakukan tanpa kegiatan percobaan.
Model ini dikembangakan oleh George A. Beuchamp, seorang ahli kurikulum. Menurut Beauchamp, proses pengembangan kurikulum meliputi lima tahap yaitu: (a) Menentukan area atau wilayah akan dicakup oleh kurikulum; (b) Menetapkan personalia; (c) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum; (d) Implementasi kurikulum; dan (e) Evaluasi Kurikulum.
Daftar Pustaka :
Taba, Hilda. 1962. Curriculum Development, Theory and Practice, New York: Brace and World
Tim Pengembang MKDP. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.