PENGEMBANGAN MEDIA BIG BOOK UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AR-RAHMA DESA RIGANGAN 3
KABUPATEN KAUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
dalam Bidang Pendidikan Islam Anak Usia Dini (S. Pd)
OLEH
MIFTA HULKAIRIYAH NIM. 1516250005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2020
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
Alamat: Jln. Raden Fatah Pagar DewaTelp. (0736) 51276, 51171 Fax (0736) 51171 Bengkulu
NOTA PEMBIMBING Hal : Skripsi Mifta Hulkairiyah
NIM :1516250005 Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu Di Bengkulu
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah membaca dan memberikan arahan dan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi atas nama :
Nama : Mifta Hulkairiyah NIM : 1516250005
Judul : Pengembangan Media Big Book untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada sidang munaqasyah skripsi guna memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah. Demikian, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bengkulu, Januari 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Buyung Surahman, M. Pd Fatrica Syafri, M. Pd. I
NIP. 196110151984031002 NIP. 198510202011012011
ii
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
Alamat: Jln. Raden Fatah Pagar DewaTelp. (0736) 51276, 51171 Fax (0736) 51171 Bengkulu
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: “Pengembangan Media Big Book untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar- Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur” yang disusun oleh: Mifta Hulkairiyah, NIM. 1516250005 telah dimunaqasyahkan oleh tim sidang di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu pada hari Selasa Tanggal 31 Desember 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) dalam bidang Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Ketua
Hj. Asiyah, M. Pd :
NIP. 196510272003122001 Sekretaris
Fatrica Syafri, M. Pd. I : NIP. 198510202011012011
Penguji I
Deni Febrini, M. Pd :
NIP. 19750242000032001 Penguji II
Ahmad Syarifin, M. Ag :
NIP. 198006162015031003
Bengkulu, Januari 2020 Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris
Dr. Zubaedi, M. Ag.,M. Pd NIP. 196903081996031005
iii
PERSEMBAHAN
Pengorbanan dan doa restu limpahan kasih sayang dari orang-orang tercinta dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini. Untuk itu skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Ibu, ibu, ibuku Nurhuda yang telah mengandung, melahirkan, menyusui serta merawatku dengan penuh cinta dan kasih sayang, ayahku Irarto yang telah berjuang keras, membanting tulang dalam membesarkanku, serta mendidikku dari lahir hingga aku dewasa.
2. Kakakku (Irda Nur Ramadhani) dan adik-adikku (Winda Husnul Khatima, Adnan Mugni Alfaruq, Briyan Abdul Rafi) yang selalu menghiburku dan memberiku semangat dalam segala hal.
3. Sahabatku dari kecil hingga sekarang (Dita Yusifa Sari, Maya Khulbania, Rezty Zulaika, Elni Suryani, Happy Katia Densy) yang selalu membantuku, memberiku dukungan, yang selalu ada saat susah maupun senang.
4. Sahabat seperjuanganku (Vely Hartini, Amelia Devia Sari, Deliya Pushreni, Milmi, Delva Permata Sari, Meilani Futri) yang selalu membantu dan memberiku dukungan.
5. Sahabatku anak kosan risky (Gia Olivianti, Gita novita, Marlena Oktavia, Bety, ella) yang selalu memberiku dukungan.
6. Anak KKN kelompok 55 (Sindi Kurniawan, Erma Laelli, Yupi Anggriani, Ozied Mulya Ersyah Putra, Riko Prasetyo, Riska, Nismaisi) yang selalu memberiku support.
7. Bapak Dr. Buyung Surahman, M. Pd selaku pembimbing I dan Ibu Fatrica Syafri, M. Pd. I selaku pembimbing II yang telah membimbing, membantu, dan mengarahkan sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Teman-teman PIAUD A angkatan 2015.
9. Civitas akademik dan almamaterku IAIN Bengkulu.
iv
MOTTO
Artinya: Musa Berkata kepadanya: “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (QS. Al-Kahf : 66)
Jadilah seperti Bunga, yang Tetap Memberikan Keharuman bahkan kepada Tangan yang telah
Menghancurkannya (Mifta Hulkairiyah)
v
PERNYATAAN KEASLIAN yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mifta Hulkairiyah
Nim : 1516250005
Program Studi : PIAUD
Jurusan : Tarbiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Tadris
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul
“Pengembangan Media Big Book untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur” adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain.
Apabila dikemudian hari diketahui bahwa skripsi ini adalah hasil plagiasi maka saya siap dikenakan sanksi akademik.
Bengkulu, Januari 2020 Saya yang Menyatakan
Mifta Hulkairiyah NIM.1516250005
vi
ABSTRAK
Mifta Hulkairiyah NIM. 1516250005 judul skripsi “Pengembangan Media Big Book untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu.
Pembimbing I: Dr. Buyung Surahman, M. Pd, Pembimbing II: Fatrica Syafri, M. Pd.
I
Kata kunci: Media Big Book, Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis yaitu kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat dilingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu cara dalam mengembangkan kecerdasan naturalis adalah melalui media big book. Tujuan penelitian yaitu mengetahui bagaimana pengembangan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun, mengetahui apakah pengembangan media big book dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun, mengetahui bagaimana hasil penerapan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun. Jenis penelitian dalam skripsi ini yaitu penelitian pengembangan atau research and development. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu instrument tahap pra pengembangan (observasi, angket, dokumentasi) dan instrument tahap pengembangan (lembar observasi kemampuan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun, format validasi produk, dokumentasi).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan persentase nilai media big book anak usia 4-5 tahun yang awalnya 41, 94%
meningkat menjadi 66, 94%. Dalam hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 25%
dari media big book yang sudah di uji cobakan. Peningkatan yang terjadi juga menunjukkan bahwa media big book efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Big Book untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur” ini disusun agar para pembaca dapat memahami serta mempelajari materi tersebut.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sirajuddin M. M. Ag, M.H selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan berbagai fasilitas dalam menimba ilmu selama belajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.
2. Bapak Dr. Zubaedi M, Ag., M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris yang telah membantu memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Nurlaili, M. Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah yang telah membantu memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Fatrica Syafri, M. Pd. I selaku ketua prodi PIAUD juga Pembimbing II penulis yang senantiasa membantu, membimbing dan memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Bapak Dr. Buyung Surahman, M. Pd selaku Pembimbing I penulis yang senantiasa membantu, membimbing dan memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai bekal pengabdian kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
7. kepada perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu beserta staf yang telah banyak memberikan fasilitas dalam pembuatan skripsi ini.
8. TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur yang telah berbaik hati telah memberikan data serta telah mengizinkan penulis untuk observasi selama penelitian.
Akhir kata, penulis ucapkan permohonan maaf apabila dalam skripsi ini mempunyai banyak kekurangan. Penulis mengharap kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat mambangun.
Bengkulu, Januari 2020 Penulis
Mifta Hulkairiyah NIM. 1516250005
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
NOTA PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 11
1. Pengembangan ... 11
2. Media ... 13
3. Media Big Book ... 25
4. Kecerdasan ... 32
5. Kecerdasan Naturalis ... 41
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 52
C. Kerangka Berpikir ... 57
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 59
B. Prosedur Pengembangan ... 60
C. Uji Coba Produk ... 65
D. Jenis Data ... 66
E. Teknik Pengumpulan Data ... 67
x
F. Analisis Instrument ... 74 G. Teknik Analisis Data ... 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 77 B. Hasil Penelitian ... 91 C. Pembahasan ... 94 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 94 B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Media Big Book yang belum dikembangkan ... 12
Gambar 2.2 Media Big Book yang sudah dikembangkan ... 13
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 57
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 60
Gambar 3.2 Desain Eksperimen Sugiyono ... 65
Gambar 4.1 Struktur Organisasi... 80
Gambar 4.2 Perubahan Produk pada Halaman Pertama ... 87
Gambar 4.3 Perubahan Produk pada Halaman ke Dua ... 87
Gambar 4.4 Perubahan Produk pada Halaman ke Tiga ... 88
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Kecerdasan Naturalis AUD... 49
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Umum Instrument Penelitian Analisis Kebutuhan ... 68
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kemampuan Kecerdasan Naturalis Anak ... 70
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar ... 70
Tabel 3.4 Kategori Hasil Observasi Kemampuan Kecerdasan Naturalis ... 71
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Validasi Produk ... 72
Tabel 4.1 Jumlah Anak di TK Ar-Rahma ... 78
Tabel 4.2 Jumlah Guru di Tk Ar-Rahma ... 79
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana TK Ar-Rahma ... 79
Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli dan Guru Partisipan ... 85
Tabel 4.5 Hasil Validasi Alat Validator dan Guru Partisipan ... 85
Tabel 4.6 Saran dari Validator dan Guru Partisipan ... 86
Tabel 4.7 Hasil Pengisian Lembar Observasi Pre-Test ... 89
Tabel 4.8 Hasil Pengisian Lembar Observasi Post-Test ... 90
Tabel 4.9 Data Peningkatan Persentase Perkembangan Kecerdasan Naturalis Anak Usia 4-5 Tahun ... 92
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Instrumen Analisis Produk
Lampiran ii Instrumen Validasi Produk
Lampiran iii Rencana Program Pembelajaran Harian Lampiran iv Instrumen Uji Coba Produk
Lampiran v Hasil Validasi Produk Lampiran vi Hasil Uji Coba Produk
Lampiran vii Surat Menyurat Dan Kartu Skripsi Lampiran viii Foto-Foto Penelitian
Lampiran ix Hasil Produk
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Secara yuridis, istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.1
Secara filosofis, Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) mempunyai jejak historis dalam pemikiran para filsuf, baik filsuf Barat maupun Timur, termasuk filsuf Indonesia. Beberapa ahli atau filsuf tersebut di antaranya adalah Pestalozzi, Froebel, Montessori, Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ki Hajar Dewantara, Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan, dan lain-lain. Pandangan mereka dapat dipetakan menjadi dua perspektif. Kedua perspektif PAUD tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, perspektif pengalaman dan pelajaran.PAUD adalah stimulasi bagi masa yang penuh dengan kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi seseorang di masa dewasa. Fernie meyakini bahwa pengalaman-pengalaman
1Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), H. 23
1
belajar awal (anak-anak) tidak akan pernah diganti oleh pengalaman-pengalaman berikutnya, kecuali dimodifikasi.
Kedua, perspektif hakikat belajar dan perkembangan. PAUD adalah suatu proses yang berkesinambungan antara belajar dan perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya. Ornstein menyatakan bahwa anak pada masa usia dininya mendapat rangsangan yang cukup dalam mengembangkan kedua belah otaknya (otak kanan dan otak kiri) akan memperoleh kesiapan yang menyeluruh untuk belajar dengan sukses/berhasil pada saat memasuki SD. Senada dengan Ornstein, Macron menjelaskan bahwa kegagalan anak dalam belajar pada awal akan menjadi tanda (prediktor) bagi kegagalan belajar pada kelas-kelas berikutnya. Begitu pula, kekeliruan belajar pada usia awal bisa menjadi penghambat bagi proses belajar pada usia-usia selanjutnya.2
Secara institusional, pendidikan anak usia dini juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan, baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelligence), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, penyelenggaraan pendidikan anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini itu sendiri.
2 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, H. 22
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar di sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi peciri masa usia dini adalah the golden age atau periode keemasan.
Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasaan pada masa usia dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa trozt alter 1 (masa pembangkang tahap 1).
Konsep tersebut diperkuat oleh fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 miliar neuron atau sel saraf yang siap melakukan sambungan antar sel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100%
ketika anak berusia 8 sampai 18 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel saraf tersebut membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik dalam situasi pendidikan keluarga, masyarakat maupun sekolah.Para ahli pendidikan sepakat bahwa periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan betapa meruginya suatu
keluarga, masyarakat, dan bangsa jika mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini.3
Menjadi cerdas bagi sebagian besar orang tua merupakan hal yang di tunggu-tunggu terjadi pada anak tercintanya.Sayangnya, pemahaman tentang kecerdasan masih sangat terbatas, akibat minimnya pengetahuan tentang aspek kecerdasan jamak. Anak cerdas bukan hanya anak yang pandai matematika saja, tetapi semua anak dapat dikatakan cerdas apabila ia dapat menunjukkan satu atau dua kemampuan yang menjadi keunggulannya, misalnya anak pandai bermain musik atau ada anak yang sangat ramah dalam bertutur kata. Pengetahuan tentang kecerdasan jamak dibutuhkan oleh orang tua dan guru agar mereka dalam mengoptimalkan kecerdasan merupakan potensi yang dibawa sejak lahir.4
Menurut Gardner kecerdasan jamak adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.5Gardner mengungkapkan ada 9 macam jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, logika matematika, kinestetik, visual spasial, musikal, spiritual, interpersonal, intrapersonal dan naturalis.
Kecerdasan naturalis yaitu mencintai keindahan alam.Kecerdasan ini dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati fenomena alam seperti hujan, angin, banjir,
3 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Kencana, 2011), H. 7
4 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks, 2009), H. 176
5 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), H. 49
pelangi, siang, malam, panas, dingin, bulan, matahari, dan bintang.6Amstrong berpendapat bahwa kecerdasan naturalis, yaitu kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat dilingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Seperti dalam penjelasan Al- Qur’an surat Al-Baqarah ayat 164 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”(QS.Al-Baqarah: 164).
Stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis: jalan-jalan di alam terbuka, berdiskusi mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar, membawa hewan peliharaan ke kelas lalu anak di beri tugas mencatat perilaku hewan tersebut, kegiatan ekostudi agar anak memiliki sikap peduli pada alam sekitar. Sebagai contoh pada saat anak belajar menghitung, ajaklah anak untuk
6Ahmad Susanto, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), H. 124
menghitung, spesies hewan yang terancam punah, tentu saja dengan memakai contoh gambar dengan penjelasan yang dapat dimengerti.7
Salah satu upaya dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak adalah dengan memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini harus memenuhi standar edukatif (pendidikan), standar teknik (langkah dan prosedur pembuatan), dan standar estetika (keindahan).
Buku besar (big book) adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar.Big book berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Big bookbagi pembaca pemula menunjukkan guru bagaimana cara menggunakan big bookagar meningkatkan pengalaman membaca nyaring, kesalahan, dan kebenaran dari tulisan dan ilustrasi yang berukuran besar, ide-ide untuk menampilkan buku (tampilan kemasan buku), serta kegiatan menggunakan buku besar.8
Dalam lembaga pendidikan anak usia dini di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur melalui hasil observasi langsung terlihat bahwa anak-anak disana belum dikenalkan sama sekali tentang alam semesta dan berbagai jenisnya, seperti fenomena-fenomena alam, benda-benda langit, tumbuhan, hewan, dan cara menjaga lingkungan disekitarnya. Guru disana tidak terlalu peduli terhadap
7Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), H. 62
8 Umar Sulaiman, Pengaruh Penggunaan Media Big Book dalam Pembelajaran terhadap Keterampilan Literasi Siswa Kelas Awal Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banta-Bantaeng Makasar, Jurnal Al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017, H. 193-194
perkembangan kecerdasan naturalis anak, peneliti melihat bahwa anak-anak disana hanya diberikan kegiatan seperti belajar menulis, berhitung, penjumlahan bilangan, dan lain sebagainya.Hal tersebut bukan hanya dari hasil observasi peneliti di lembaga TK itu saja, tetapi peneliti juga sudah bertanya-tanya kepada beberapa orang tua murid disana, dan mereka juga mengatakan bahwa kegiatan- kegiatan yang dilakukan anaknya hanya itu-itu saja.
Dari hasil analisis peneliti, hal tersebut terjadi karena memang gurunya belum memahami tentang kecerdasan naturalis, karena adanya keterbatasan pemahaman inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab belum meningkatnya kecerdasan naturalis anak. Tidak hanya itu, faktor penyebab lainnya adalah pendidikan terakhir guru di TK Ar-Rahma ini rata-rata SMA, di sana ada 5 orang guru dan hanya kepala sekolahnya yang telah sarjana pendidikan anak usia dini.
Karena tidak diajarkan oleh gurunya tentang kecerdasan naturalis, maka anak-anaknya pun tidak terlalu peduli dengan kebersihan lingkungan sekitarnya dan tidak menjaga lingkungannya dengan baik. Selain itu, peneliti melihat bahwa media-media pembelajaran yang ada dilembaga TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur ini masih belum memadai, dan tidak menarik minat anak dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi monoton dan aspek perkembangan anak tidak berkembang dengan optimal.9
Dari latar belakang inilah, peneliti berkeinginan untuk membuat suatu media pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis anak dan
9Hasil Observasi pada Tanggal 10 Oktober 2018 di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur
menguji cobanya kepada anak. Penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Pengembangan Media Big Bookuntuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi awal di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur, adapun identifikasi masalah yang ditemukan yaitu:
1. Belum berkembangnya kecerdasan naturalis anak.
2. kurangnya pemahaman guru tentang kecerdasan naturalis.
3. Tidak adanya bahan ajar untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak.
4. kurangnya minat anak dalam proses pembelajaran karena media yang digunakan tidak menarik dan terlalu monoton.
5. kurangnya kreativitas guru dalam membuat media untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi permasalahan dalam fokus penelitian dan pengembangan ini yaitu bahan ajar terkait dengan pengembangan media bigbook dalam upaya meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, dapat di ambil rumusan-rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengembangan media big bookuntuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun?
2. Apakah pengembangan media big book dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun?
3. Bagaimana hasil penerapan media bigbookuntuk meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian dan pengembangan ini yaitu:
1. Mengetahui bagaimana pengembangan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun
2. Mengetahui apakah pengembangan media big book dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun
3. Mengetahui bagaimana hasil penerapan media bigbookuntuk meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kecerdasan naturalis dan cara pembuatan media pembelajaran
sesuai dengan jenis kecerdasan yang ingin dikembangkan dengan cara memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan baru bagi peneliti, menambah pengalaman, menambah ilmu pengetahuan dan kreativitas peneliti dalam membuat karya ilmiah.
b. Bagi Guru
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi guru tentang bagaimana cara pembuatan media dan mengembangkannya untuk meningkatkan kecerdasan naturalis, dan dapat menambah kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran.
c. Bagi Anak
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi anak untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak dan meningkatkan kecerdasan naturalis anak.
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukkan dan bahan referensi bagi sekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran di sekolahnya.
BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang
Secara yuridis, istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.10
Secara filosofis, Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) mempunyai jejak historis dalam pemikiran para filsuf, baik filsuf Barat maupun Timur, termasuk filsuf Indonesia. Beberapa ahli atau filsuf tersebut di antaranya adalah Pestalozzi, Froebel, Montessori, Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ki Hajar Dewantara, Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan, dan lain-lain. Pandangan mereka dapat dipetakan menjadi dua perspektif. Kedua perspektif PAUD tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, perspektif pengalaman dan pelajaran. PAUD adalah stimulasi bagi masa yang penuh dengan kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi seseorang di masa dewasa. Fernie meyakini bahwa pengalaman-pengalaman
10Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), H. 23
1
belajar awal (anak-anak) tidak akan pernah diganti oleh pengalaman-pengalaman berikutnya, kecuali dimodifikasi.
Kedua, perspektif hakikat belajar dan perkembangan. PAUD adalah suatu proses yang berkesinambungan antara belajar dan perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya. Ornstein menyatakan bahwa anak pada masa usia dininya mendapat rangsangan yang cukup dalam mengembangkan kedua belah otaknya (otak kanan dan otak kiri) akan memperoleh kesiapan yang menyeluruh untuk belajar dengan sukses/berhasil pada saat memasuki SD. Senada dengan Ornstein, Macron menjelaskan bahwa kegagalan anak dalam belajar pada awal akan menjadi tanda (prediktor) bagi kegagalan belajar pada kelas-kelas berikutnya. Begitu pula, kekeliruan belajar pada usia awal bisa menjadi penghambat bagi proses belajar pada usia-usia selanjutnya.11
Secara institusional, pendidikan anak usia dini juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan, baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelligence), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, penyelenggaraan pendidikan anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini itu sendiri.
11 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, H. 22
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar di sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi peciri masa usia dini adalah the golden age atau periode keemasan.
Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasaan pada masa usia dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa trozt alter 1 (masa pembangkang tahap 1).
Konsep tersebut diperkuat oleh fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 miliar neuron atau sel saraf yang siap melakukan sambungan antar sel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100%
ketika anak berusia 8 sampai 18 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel saraf tersebut membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik dalam situasi pendidikan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Para ahli pendidikan sepakat bahwa periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan betapa meruginya suatu
keluarga, masyarakat, dan bangsa jika mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini.12
Menjadi cerdas bagi sebagian besar orang tua merupakan hal yang di tunggu-tunggu terjadi pada anak tercintanya. Sayangnya, pemahaman tentang kecerdasan masih sangat terbatas, akibat minimnya pengetahuan tentang aspek kecerdasan jamak. Anak cerdas bukan hanya anak yang pandai matematika saja, tetapi semua anak dapat dikatakan cerdas apabila ia dapat menunjukkan satu atau dua kemampuan yang menjadi keunggulannya, misalnya anak pandai bermain musik atau ada anak yang sangat ramah dalam bertutur kata. Pengetahuan tentang kecerdasan jamak dibutuhkan oleh orang tua dan guru agar mereka dalam mengoptimalkan kecerdasan merupakan potensi yang dibawa sejak lahir.13
Menurut Gardner kecerdasan jamak adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.14 Gardner mengungkapkan ada 9 macam jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, logika matematika, kinestetik, visual spasial, musikal, spiritual, interpersonal, intrapersonal dan naturalis.
Kecerdasan naturalis yaitu mencintai keindahan alam. Kecerdasan ini dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati fenomena alam seperti hujan, angin, banjir,
12 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Kencana, 2011), H. 7
13 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks, 2009), H. 176
14 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), H. 49
pelangi, siang, malam, panas, dingin, bulan, matahari, dan bintang.15 Amstrong berpendapat bahwa kecerdasan naturalis, yaitu kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Seperti dalam penjelasan Al-Qur’an surat Al- Baqarah ayat 164 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”(QS.Al-Baqarah: 164).
Stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis: jalan-jalan di alam terbuka, berdiskusi mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar, membawa hewan peliharaan ke kelas lalu anak di beri tugas mencatat perilaku hewan tersebut, kegiatan ekostudi agar anak memiliki sikap peduli pada alam sekitar. Sebagai contoh pada saat anak belajar menghitung, ajaklah anak untuk
15Ahmad Susanto, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), H. 124
menghitung, spesies hewan yang terancam punah, tentu saja dengan memakai contoh gambar dengan penjelasan yang dapat dimengerti.16
Salah satu upaya dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak adalah dengan memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini harus memenuhi standar edukatif (pendidikan), standar teknik (langkah dan prosedur pembuatan), dan standar estetika (keindahan).
Buku besar (big book) adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Big book bagi pembaca pemula menunjukkan guru bagaimana cara menggunakan big book agar meningkatkan pengalaman membaca nyaring, kesalahan, dan kebenaran dari tulisan dan ilustrasi yang berukuran besar, ide-ide untuk menampilkan buku (tampilan kemasan buku), serta kegiatan menggunakan buku besar.17
Dalam lembaga pendidikan anak usia dini di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur melalui hasil observasi langsung terlihat bahwa anak-anak disana belum dikenalkan sama sekali tentang alam semesta dan berbagai jenisnya, seperti fenomena-fenomena alam, benda-benda langit, tumbuhan, hewan, dan cara menjaga lingkungan disekitarnya. Guru disana tidak terlalu peduli terhadap
16Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), H. 62
17 Umar Sulaiman, Pengaruh Penggunaan Media Big Book dalam Pembelajaran terhadap Keterampilan Literasi Siswa Kelas Awal Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banta-Bantaeng Makasar, Jurnal Al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017, H. 193-194
perkembangan kecerdasan naturalis anak, peneliti melihat bahwa anak-anak disana hanya diberikan kegiatan seperti belajar menulis, berhitung, penjumlahan bilangan, dan lain sebagainya. Hal tersebut bukan hanya dari hasil observasi peneliti di lembaga TK itu saja, tetapi peneliti juga sudah bertanya-tanya kepada beberapa orang tua murid disana, dan mereka juga mengatakan bahwa kegiatan- kegiatan yang dilakukan anaknya hanya itu-itu saja.
Berdasarkan hasil observasi, hal tersebut terjadi karena memang gurunya belum memahami tentang kecerdasan naturalis, karena adanya keterbatasan pemahaman inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab belum meningkatnya kecerdasan naturalis anak.
Karena tidak diajarkan oleh gurunya tentang kecerdasan naturalis, maka anak-anaknya pun tidak terlalu peduli dengan kebersihan lingkungan sekitarnya dan tidak menjaga lingkungannya dengan baik. Selain itu, peneliti melihat bahwa media-media pembelajaran yang ada dilembaga TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur ini masih belum memadai, dan tidak menarik minat anak dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi monoton dan aspek perkembangan anak tidak berkembang dengan optimal.18
Dari latar belakang inilah, peneliti berkeinginan untuk membuat suatu media pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis anak dan menguji cobanya kepada anak. Penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Pengembangan Media Big Book untuk Meningkatkan
18Hasil Observasi pada Tanggal 10 Oktober 2018 di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur
Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur”.
H. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi awal di TK Ar-Rahma Desa Rigangan 3 Kabupaten Kaur, adapun identifikasi masalah yang ditemukan yaitu:
6. Belum berkembangnya kecerdasan naturalis anak.
7. kurangnya pemahaman guru tentang kecerdasan naturalis.
8. Tidak adanya bahan ajar untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak.
9. kurangnya minat anak dalam proses pembelajaran karena media yang digunakan tidak menarik dan terlalu monoton.
10. kurangnya kreativitas guru dalam membuat media untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak.
I. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi permasalahan dalam fokus penelitian dan pengembangan ini yaitu bahan ajar terkait dengan pengembangan media big book dalam upaya meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun.
J. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, dapat di ambil rumusan-rumusan masalah yaitu:
4. Bagaimana pengembangan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun?
5. Apakah pengembangan media big book dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun?
6. Bagaimana hasil penerapan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun?
K. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian dan pengembangan ini yaitu:
4. Mengetahui bagaimana pengembangan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun
5. Mengetahui apakah pengembangan media big book dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia 4-5 tahun
6. Mengetahui bagaimana hasil penerapan media big book untuk meningkatkan kecerdasan naturalis pada anak usia 4-5 tahun.
L. Manfaat Penelitian 3. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kecerdasan naturalis dan cara pembuatan media pembelajaran sesuai dengan jenis kecerdasan yang ingin dikembangkan dengan cara memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah.
4. Manfaat Praktis e. Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan baru bagi peneliti, menambah pengalaman, menambah ilmu pengetahuan dan kreativitas peneliti dalam membuat karya ilmiah.
f. Bagi Guru
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi guru tentang bagaimana cara pembuatan media dan mengembangkannya untuk meningkatkan kecerdasan naturalis, dan dapat menambah kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran.
g. Bagi Anak
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi anak untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak dan meningkatkan kecerdasan naturalis anak.
h. Bagi Sekolah
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukkan dan bahan referensi bagi sekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran di sekolahnya.
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Teori
1. Pengembangan
a. Pengertian Pengembangan
Sukmadinata, mengemukakan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan.19
Penelitian pengembangan adalah proses atau langkah-langkah yang dilakukan dengan merancang, membuat atau menyempurnakan suatu produk yang sesuai dengan acuan dan kriteria dari produk yang dibuat.
Tujuan dari penelitian pengembangan yakni untuk menghasilkan suatu produk melalui proses pengembangan dan melalui perubahan-perubahan yang terjadi dari produk tersebut.
19 Sarah Nuryati, Pengembangan Media Cube Slide untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun, (Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019), H. 14
11
b. Pengertian Pengembangan Media Big Book
Pengembangan media big book adalah memodifiksi, melakukan perbaikan, perubahan dan penyempurnaan dari media big book yang sudah ada sebelumnya. Dimana produk media big book yang sebelumnya memiliki bentuk dan desain dengan menggunakan bahan yang biasa saja yaitu menggunakan bahan yang terbuat dari keras kartun, kartun padi yang di beri gambar atau dilukis sendiri. Sedangkan media big book yang penulis buat adalah menggunakan bahan kain flannel yang memiliki bermacam gambar dengan tema tentang kecerdasan naturalis. Selain itu setiap lembar media big book memiliki bermacam warna serta setiap itemnya bisa di bongkar pasang sehingga lebih menarik perhatian anak dalam mengikuti proses pembelajaran.
Gambar 2.1
Media Big Book yang belum dikembangkan
Gambar 2.2
Media Big Book yang sudah dikembangkan 2. Media
a. Pengertian Media
Istilah media berasal dari kata jamak medium, yang memiliki arti perantara. Selain itu, media juga diartikan sebagai sesuatu yang terletak di tengah-tengah. Maksudnya adalah suatu perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Dalam konteks ini erat kaitannya dengan dunia komunikasi karena memang media merupakan salah satu bentuk alat untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Oleh karena itu, dalam hal pembelajaran media merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik.20
20 Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), H. 205-206
Berdasarkan uraian di atas media adalah suatu perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta didik. Media ini digunakan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didiknya.
AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.
Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan- pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu:
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.21
b. Ciri-Ciri Media
Gerlach dan Eli mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya.
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat di reproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transfortasi suatu kejadian atau objek di mungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat di sajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapserecording.
Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat di percepat dalam teknik rekaman fotografi
21 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), H. 3-7
tersebut. Disamping dapat di percepat, suatu kejadian dapat pula di perlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat di amati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media.
3) Ciri Distributif (Distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau suatu kejadian di transfortasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut di sajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.22
c. Fungsi dan Manfaat Media
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
1) Fungsi Atensi
Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
22 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, H. 12-14
2) Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
3) Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dari uraian di atas media berfungsi untuk membangkitkan minat belajar, membangkitkan motivasi belajar, memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam media yang digunakan.
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp dan Dayton meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian
integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2) Pembelajaran menjadi lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik, dan jelas.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.23
Dari uraian di atas manfaat dari media adalah membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih interaktif, dan lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran.
d. Macam-macam Media Pembelajaran Macam-macam media pembelajaran:
1) Media Audio
Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset. Dalam pendidikan anak usia dini media ini dapat digunakan untuk memutarkan sebuah cerita ataupun lagu-lagu. Melalui media ini anak diperintahkan untuk menyimak, mendengarkan atau bahkan meniru cerita atau lagu yang diputarkan. Media audio bermanfaat untuk anak
23 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, H. 15-23
dalam merangsang perkembangan imajinasi dan perkembangan bahasanya. Dengan adanya media audio memudahkan anak memahami maksud dan bahasa yang diperdengarkan oleh guru.
Sehingga anak lebih mudah untuk menirukannya. Media audio ini cocok digunakan bagi anak yang gaya belajarnya auditori.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media big book merupakan salah satu contoh media visual. Dimana mengandalkan penglihatan anak untuk memperhatikan kata-kata, gambar dan warna yang terdapat dalam big book.
3) Media Audio-Visual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini lebih menguntungkan selain anak dapat melihat gambar dan teks anak juga dapat mendengar informasi dari media tersebut, contohnya TV.
Seels dan Glasgow menambahkan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam, yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir. Penjelasannya sebagai berikut:
1) Media Tradisional
Media tradisional dapat dikelompokkan menjadi delapan jenis, yaitu: visual diam yang diproyeksikan, visual yang tidak diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, cetak, permainan, dan realita. Visual diam yang
diproyeksikan terdiri dari: proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan film strips. Visual yang tak diproyeksikan terdiri dari: gambar, poster foto, charts, grafik, diagram pameran, papan info, papan-bulu. Audio terdiri dari: rekaman piringan pita kaset, real, cartridge. Penyajian multimedia terdiri dari: slide plus suara (tape), dan multi-image. Visual dinamis yang diproyeksikan terdiri dari: film, televisi, dan video. Cetak terdiri dari: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala lembaran lepas (hand-out). Permainan terdiri dari: teka-teki, simulasi, dan permainan papan. Realita terdiri dari: model, specimen (contoh), dan manipulatif.
2) Media Teknologi Mutakhir
Media teknologi mutakhir meliputi dua jenis, yaitu: pertama, media berbasis telekomunikasi terdiri dari: telekonferen, dan kuliah jarak jauh. Kedua, media berbasis mikroprosesor terdiri dari:
computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc.24
e. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa prinsip dalam penggunaan media pembelajaran yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai berikut:
24Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Usia Dini, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), H. 45
1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3) Guru hendaknya menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4) Guru seharusnya menghitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5) Penggunaan media pengajaran harus di organisasi secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang siswa dalam belajar.25
f. Kriteria Pemilihan Media
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu
25Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), H. 209
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran sacara afektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Adapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
5) Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi teknis tertentu.26
26Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), H. 75-76
3. Media Big book
a. Pengertian Big book
Buku besar (big book) adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Big book bagi pembaca pemula menunjukkan guru bagaimana cara menggunakan big book agar meningkatkan pengalaman membaca nyaring, kesalahan, dan kebenaran dari tulisan dan ilustrasi yang berukuran besar, ide-ide untuk menampilkan buku (tampilan kemasan buku), serta kegiatan menggunakan buku besar.27
Menurut USAID, media pembelajaran big book adalah media dalam bentuk buku bacaan yang disajikan dalam format ukuran yang besar dan di lengkapi dengan tulisan dan gambar yang juga berukuran besar. Selaras dengan pendapat Colville dan O’Connor media pembelajaran big book adalah suatu buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar besar yang digunakan melalui kegiatan membaca untuk membantu pemahaman. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kognitif dan karakteristik siswa, diharapkan mampu memberikan hasil yang positif dalam pembelajaran. Selain itu, diharapkan mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan partisipatif
27 Umar Sulaiman, Pengaruh Penggunaan Media Big Book dalam Pembelajaran terhadap Keterampilan Literasi Siswa Kelas Awal Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banta-Bantaeng Makasar, Jurnal Al-Kalam Vol. IX No. 2 - Desember 2017, H. 193-194
sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Untuk itu, guru harus mampu memilih dan mengolah media pembelajaran yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang disampaikan Mufidah dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan media big book dapat memberikan pengaruh peningkatan pada kemampuan membaca pemahaman siswa. Sedangkan hasil penelitian Oktavia, dkk membuktikan bahwa media big book dapat meningkatkan kemampuan critical reading siswa. Selaras dengan pendapat Lynch, bahwa media big book mampu meningkatkan kemampuan Membaca Siswa.
Suyanto menjelaskan bahwa media pembelajaran big book adalah suatu media pembelajaran yang banyak disukai oleh anak-anak dan guru dapat membuatnya sendiri. Media big book berisikan cerita singkat dengan format tu