• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Lahan Basah dan Dampaknya

N/A
N/A
Abdullah Muqom

Academic year: 2024

Membagikan "Penggunaan Lahan Basah dan Dampaknya"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LAHAN BASAH DAN DAMPAKNYA Mata Kuliah: Konservasi Lahan Basah

A. Muqom NIM: 06091282126030 Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2024

(2)

Nama: A. Muqom NIM: 06091282126030

MK: Konservasi Lahan Basah

Penggunaan Lahan Basah dan Dampaknya

A. Konservasi Lahan Basah untuk Pertanian dan Pembangunan

Lahan basah seperti rawa, lahan gambut, dan muara sungai sering kali dialihfungsikan menjadi lahan pertanian atau kawasan pembangunan seperti pemukiman dan industri.

Proses alih fungsi lahan basah ini dilakukan dengan cara mengeringkan atau menimbun lahan basah agar lebih sesuai untuk peruntukan lain. Di sektor pertanian, lahan basah sering dikeringkan untuk dijadikan persawahan, perkebunan, atau lahan peternakan.

Sementara itu, di kawasan perkotaan, lahan basah dialihfungsikan untuk perumahan, kawasan industri, dan infrastruktur lainnya. Alih fungsi lahan ini dilakukan karena kebutuhan lahan yang semakin meningkat, namun tindakan ini sering kali mengabaikan fungsi penting lahan basah.

B. Dampak penggunaan lahan terhadap lahan basah

Konversi lahan basah untuk berbagai penggunaan memiliki dampak negatif yang signifikan, termasuk: Lahan basah menyediakan habitat bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan. Ketika lahan basah dikonversi, banyak spesies ini kehilangan habitatnya, yang dapat menyebabkan kepunahan lokal atau penurunan populasi. Lahan basah bertindak sebagai penyaring alami untuk polutan. Ketika lahan basah dihancurkan, kemampuan ini berkurang, yang mengakibatkan penurunan kualitas air, yang dapat mencemari sumber air minum dan merusak ekosistem perairan. Lahan basah, terutama lahan gambut, menyimpan sejumlah besar karbon. Ketika dikonversi atau dikeringkan, karbon ini dilepaskan ke atmosfer sebagai CO₂, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Lahan basah bertindak sebagai penyerap air alami yang dapat menampung kelebihan air selama hujan. Pengurangan lahan basah berarti penurunan kapasitas penyerapan airnya, yang dapat meningkatkan risiko banjir. Lahan basah memiliki fungsi ekosistem unik yang mengatur siklus air dan nutrisi. Ketika dikonversi, siklus ini terganggu, yang memengaruhi ekosistem lain di sekitarnya.

Hutan mangrove di sepanjang pantai Indonesia, terutama di pulau Jawa dan Sumatra, telah rusak parah akibat konversi menjadi tambak udang dan pembangunan perkotaan.

Eksploitasi ini memperparah kerentanan wilayah pesisir terhadap ancaman perubahan iklim, seperti badai, kenaikan muka air laut, dan erosi pantai. Tambak-tambak yang terbengkalai akibat menurunnya produktivitas dan wabah penyakit menambah luas lahan yang terdegradasi. Selain itu, penebangan berlebihan dan praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan semakin mengancam keberlanjutan ekosistem mangrove.

Untuk mengatasi masalah ini, kami mendukung masyarakat lokal dalam upaya pemulihan mangrove melalui skema kredit mikro “Bio-rights” yang menggabungkan konservasi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami melakukan penelitian kolaboratif untuk memahami peran mangrove dalam perlindungan pesisir dan menerapkan pendekatan “hybrid-engineering” yang menggabungkan infrastruktur alami dan buatan. Selain itu, kami mempromosikan teknik silvofisheries yang

(3)

memadukan pemulihan mangrove dengan budidaya tambak berkelanjutan, dan bekerja menuju sertifikasi untuk tambak berkelanjutan.

C. Teknik mitigasi dampak negative

Pemerintah dapat menetapkan peraturan yang ketat tentang pemanfaatan lahan basah untuk mengendalikan alih fungsi lahan yang tidak berkelanjutan. Misalnya, menetapkan lahan basah sebagai kawasan lindung yang tidak dapat dikembangkan atau dialihfungsikan. Lahan basah yang terdegradasi dapat dipulihkan dengan mengembalikan air ke lahan dan menanam vegetasi asli. Pemulihan ini dapat memulihkan fungsi ekosistem lahan basah dan meningkatkan kualitas lingkungan. Di area pertanian, teknik drainase berkelanjutan seperti drainase minimum atau pengendalian saluran air dapat diterapkan untuk menjaga kelembaban lahan basah sehingga ekosistem terus berfungsi. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya lahan basah bagi lingkungan dapat membantu masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk lebih peduli tentang pengelolaan dan perlindungan lahan basah. Penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah industri dan rumah tangga dapat mengurangi polusi yang masuk ke lahan basah dan menjaga kualitas air dalam ekosistem. Mitigasi ini penting untuk menjaga fungsi ekologis lahan basah, yang berperan dalam keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Konvensi Ramsar adalah perjanjian internasional yang ditetapkan untuk melindungi ekosistem lahan basah dan mendukung upaya untuk melestarikan, merehabilitasi, dan memanfaatkannya secara berkelanjutan. Didirikan pada tahun 1971 di Ramsar, Iran, konvensi ini bertujuan untuk mencegah perambahan dan degradasi pembangunan yang dapat mengancam lahan basah. Lahan basah menyediakan berbagai manfaat ekologis seperti pengaturan air, habitat bagi keanekaragaman hayati, dan layanan ekosistem penting lainnya. Konvensi Ramsar unik karena berfokus pada perlindungan ekosistem tertentu dan tidak berafiliasi dengan perjanjian lingkungan multilateral PBB mana pun, meskipun berkolaborasi dengan organisasi lingkungan lainnya.

Konvensi ini menetapkan Daftar Ramsar Lahan Basah Penting Internasional, yang mencakup lahan basah yang dianggap penting untuk konservasi keanekaragaman hayati global dan kesejahteraan manusia. Negara-negara anggota diharuskan untuk menunjuk setidaknya satu lokasi lahan basah, dan lokasi yang menghadapi tantangan ekologis dapat menerima bantuan teknis untuk melindunginya. Konvensi ini juga mendorong pembentukan komite nasional dan keterlibatan masyarakat dan LSM dalam konservasi lahan basah. Setiap tiga tahun, Konferensi Para Pihak (COP) diadakan untuk mengembangkan kebijakan dan pedoman untuk mendukung perlindungan lahan basah global.

Referensi

Dokumen terkait

Model pengolahan lahan pertanian padi tidak hanya dapat dilakukan di darat (sawah pada umumnya) tetapi dapat juga dilakukan pada lahan basah seperti rawa. Mengingat arti

ujuan utama dari u!aya konser4asi lahan basah antara lain untuk  mengembalikan !roses biologis alami yang terjadi !ada lahan basah tersebut. 2ebera!a $ungsi dari

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemanfaatan lahan pertanian gambir (Uncaria Gambir Roxb) terhadap terhadap sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan

Secara khusus, tulisan ini menjelaskan bagaimana pengaruh unsur penting yang ada di lingkungan lahan basah, yaitu flora dan fauna pada wujud arsitektur vernakular

2,92%, sedangkan luas Lahan pertanian (perkebunan, perkebunan campuran, pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering campur semak) bertambah sebesar 7,9 %, dan permukiman

dikembangkanlah perangkat pembelajaran fisika fluida berbasis lingkungan lahan basah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru dalam menggunakan e-learning melalui aplikasi ClassDojo di lingkungan lahan basah dan untuk mengetahui respon peserta terhadap

Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Pertanian Lahan Basah dengan materi Identifikasi Flora dan Fauna Lahan Rawa yaitu pena, buku, plastik ziplock,