PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis
- Persepsi
- Tradisi
- Mattunu Undung
Jadi definisi Lindsay & Norman “Persepsi adalah proses dimana organisme menafsirkan dan mengatur transaksi untuk menghasilkan pengalaman dunia yang bermakna”, dicapai dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu anggapan setelah seseorang menerima rangsangan dari apa yang dirasakan oleh panca indera. Pada bagian ini persepsi harus dilihat secara kontekstual, artinya dalam situasi dimana persepsi itu terjadi dan perlu mendapat perhatian, karena situasi tersebut merupakan faktor yang berperan dalam tumbuhnya persepsi seseorang.
Kemudian mencapai otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu sadar akan apa yang dilihat, didengar, atau disentuhnya. Dengan demikian dapat kita nyatakan bahwa tahapan terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari apa yang dilihatnya, didengarnya atau disentuhnya, yaitu rangsangan yang diterimanya melalui inderanya. Insentif yang diterima akan bergantung pada apa yang dipelajarinya dan apa yang menarik perhatiannya.
Kesimpulan dari prinsip dasar persepsi adalah seseorang tidak dapat disamakan dengan orang lain karena suatu persepsi timbul berdasarkan kenyataan yang telah dipelajari, diperhatikan, didengar dengan seperangkat rangsangan yang dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan masing-masing. orang atau individu. 34Suci Norma, “Tradisi pembakaran dupa dalam acara prewedding di Dusun Plandi, Desa Sumberejo, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, (Perspektif Aqidah Islam).
Kerangka Konseptual
Penggunaan kemenyan atau undung dalam berbagai ritual keagamaan sudah tidak asing lagi dengan hal ini. Tidak hanya itu, agama-agama seperti Hindu, Budha atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Tionghoa, Kristen, Yahudi, dan Islam juga menggunakannya dalam berbagai ritual keagamaannya. Hal ini dikarenakan penganut agama dan kepercayaan tersebut percaya bahwa doa yang dipanjatkannya akan lebih cepat sampai, hal ini juga merupakan tanda kesucian suatu ritual keagamaan. Alat atau wadah yang digunakan untuk membakar undung biasanya berupa periuk yang terbuat dari tanah liat, yang undungnya berbentuk bubuk, namun perkembangannya pada masa undung atau kemenyan berbentuk seperti batangan, yang biasanya berupa undung berbentuk batangan. tongkat Wadah yang digunakan adalah gelas yang diisi beras setengahnya, gelas tersebut kemudian ditancapkan dupa atau dupa agar dupa dapat berdiri.
Mattunu Undung: Mattunu Undung berasal dari bahasa Mandar yang terdiri dari dua kata yaitu mattunu yang artinya terbakar, dan undung yang artinya kemenyan atau kemenyan.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Triangulasi
Uji keabsahan Data
- Credibility
- Transferability
- Dependability
- Confirmadibility
Namun seiring berjalannya waktu sejak Islam masuk, berbagai tradisi di Desa Sondoang mulai terpengaruh Islam, seperti tradisi Mattunu Undung. Mattunu Undung sangat erat kaitannya dengan sejarah masuknya agama Hindu-Buddha di Indonesia, terlihat dari penggunaan undung dalam mamread-baca (berdoa). Namun sebagian besar masyarakat Desa Sondoang biasanya akan melakukan tradisi mattunu undung ketika mereka melakukan pembacaan mambaca salama' (berdoa untuk keselamatan) dan membaca mambaca malaika' (mengirimkan doa kepada orang yang sudah meninggal) yang diiringi dengan hidangan makanan.
Dalam melaksanakan tradisi mattunu undung biasanya dipimpin oleh sesepuh, pendeta atau penanggung jawab persiapan ritual.Masyarakat biasa menyebutnya Pua' Imam. Proses pelaksanaan tradisi Mattunu Undung pada masyarakat Desa Sondoang dilakukan dalam beberapa tahap. Pandangan Masyarakat Tentang Tradisi Mattunu Undung di Sondoang Pandangan merupakan sebuah kata yang bisa disebut juga Pandangan. Pandangan adalah sebuah kata yang juga bisa disebut persepsi.
Terkait dengan persepsi masyarakat terhadap tradisi mattunu undung di desa Sondoang, terdapat perbedaan pandangan masyarakat terhadap tradisi mattunu undung itu sendiri, hal ini muncul karena beberapa faktor tergantung dari keadaan masyarakat itu sendiri. Tatta mengenal mambabe mattunu undung ke pambaca-readang alias iting rambunna nabaha dai mengulangi doa, Jari masih bernapas ke arah Puang. Dari hasil wawancara keduanya, mereka bahkan tidak mengetahui apa tujuan dari tradisi mattunu undung dan mereka hanya mengikuti perintah dari pua' imam dan hanya mengikuti apa yang dilakukan keluarganya untuk menjaga tradisi tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendeta di desa Sondoang, beliau mengatakan bahwa tradisi mattunu undung merupakan ibadah yang berupa sunnah sehingga masih dilestarikan. Ketika kita melihat seseorang melakukan tradisi mattunu undung (membakar dupa), kita tidak boleh menganggap bahwa tindakan tersebut sesat atau sesat. Hingga saat ini tradisi tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat desa Sondoang karena sebagian masyarakat yang masih mengikuti tradisi mattunu undung dianggap penting untuk diikuti dan karena sudah diwariskan secara turun temurun.
Namun seperti yang telah dijelaskan, tradisi mattunu undung hanya dilihat dari maksud dan tujuannya, sehingga tidak dapat ditentukan secara jelas apakah tradisi tersebut bertentangan dengan agama. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap tradisi mattunu undung yang menganggap pembakaran undung merupakan hal yang sakral. Jawaban: Tatta tahu mambabe mattunu undung ke pambaca-readang alias iting rambutan nabaha dai berdoa.
Teknik Analisa Data
- Reduksi Data
- Penyajian Data
- Verifikasi Data dan Kesimpulan
HASIL PENELITIAN
Pandangan Masyarakat Tentang Tradisi Mattunu Undung
Undung (dupa) itu, wajib dibakar pada saat kita ingin menunaikan salat, karena akan mengurangi kesucian pengiriman salat apabila kita tidak membakar undung (dupa). Dari pemikiran tersebut diasumsikan bahwa saat melakukan ritual asap mattunu undung yang dihasilkan ia akan memanjatkan doa agar doa yang kita panjatkan dapat cepat dikabulkan oleh Allah SWT. Mattunu undung (pembakaran dupa) tentu tidak bisa dinilai dari bentuknya saja, namun harus dilihat dari amalannya dan kembali pada maksud dan tujuan pelaksanaan mattunu undung dan dari sudut pandang agama bagaimana agama itu sebenarnya.
Mattunu undung untuk menyucikan dan menyempurnakan solat dalam dan memandangkan solat itu tidak sempurna apabila najisnya tidak dibakar, maka dalam Islam hukumnya tidak boleh dan dilarang kerana tidak sesuai dengan tatacara solat dalam Islam. . . Mattunu undung dengan niat asap yang dihasilkan akan membawa doa kepada yang maha kuasa dan cepat hijab, maka ini juga tidak dibenarkan dalam agama Islam, kerana al-Quran mahupun hadis tidak menyebut perkara ini. Maka dikira perlu dibakar, memandangkan asap yang dihasilkan asap itu akan membawa solat ke syurga supaya solat dapat ditutup dengan cepat, ada yang berpendapat tradisi mattunu undung adalah perbuatan yang bertentangan dengan Islam kerana. dalam Islam tidak ada tanda untuk berdoa sebelum asap undung, dan ada yang meyakini mattunu undung itu sunnah dan sesuai dengan Islam, dan ada pula yang tidak mengetahui erti mattunu undung sama sekali.
Pandangan Islam Tentang Tradisi Mattunu Undung
PENUTUP
Saran
Peneliti menyarankan agar masyarakat terus menjaga budaya yang diwariskan oleh nenek moyangnya untuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Desa Sondoang dengan cara menghormati dan menghargai budaya tersebut. Et Al Scholar M S, Metodologi Penelitian Sosial, SAHABAT MEDIA CENDEKIA, 2019, Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Tretdwaaqbaj. Dkk, Mustafa P S, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Tindakan Kelas pada Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, 2020 Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=S- Koeaaaqbaj .
Zed M, Metode Penelitian Perpustakaan, Yayasan Obor Indonesia, 2004, Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Iiv8zwhngo0c. Burhaman, Tokoh Masyarakat Desa Sondoang Husain, Tokoh Agama Masyarakat Desa Sondoang Husnianti, Tokoh Masyarakat Desa Sondoang Massa, Tokoh Masyarakat Desa Sondoang Sahid, Tokoh Masyarakat Desa Sondoang S Huseng, Imam Masjid Dusun Rantedango. Waluya B, Sosiologi: Eksplorasi Fenomena Sosial di PT Grafindo Media Pratama, N.D, Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Pgxmsw9emc0c.
Wijaya H, Qualitative Data Analysis: A Review of Theory & Practice, (School of TheologiaJaffray, 2019, Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id. Antwoorde: Menjari pua' imam, must know massambayang, mangaji mai 'di het die gebed gememoriseer anu naparalluang mai'di tau Antwoord: Eerstens, na pellambii jolo Pua' Imam aka namana namelo het 'n saak gemaak van pattunung undung.
Pura boi indoo dipimpin oleh undung, anna ma'doa atau berdoa, pura indoo Pua' Imam mengajak anda menikmati Ande-andeanganu diang. Jawab : betul teng indee, misal kalau mai'di lambi lho yang tamu lambinya sigaru-garu bauanna ya, indoo undung dilakukan supaya satu bau tau. Jawaban : diammi masi mambabe diang tong u'de alias nango u'de diang nabi mambabe tennggiting pattununag undung.
Jawapan: ya, dia sedang solat, imam baru bakar mee yang belum masak dan berdoa untuk saya di atas bara api, saya lihat.