Menuduh MASTUR INDRA Als MASTUR Bin MAS ABDUL HAMID bersama-sama dengan saksi FIFIANA KAM Als FIFI Anak CHIN BIE KUNG dan saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG Anak TJIU KIM KHUN (dalam berkas terpisah) pada hari Rabu tanggal 07 November 2013 pukul atau setidak-tidaknya pada lain waktu pada bulan November 2012 atau setidak-tidaknya pada lain waktu pada tahun 2012 di sebuah rumah yang terletak di Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam UU Pengadilan Negeri Wilayah Mempawah, namun karena terdakwa masih hidup, tinggal terakhir atau ditahan, dan sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat ke Pengadilan Negeri Pontianak dibandingkan Pengadilan Negeri Mempawah tempat terjadinya tindak pidana, maka berdasarkan Pasal 84 ayat KUHAP, Pengadilan Negeri Pontianak berwenang memeriksa dan mengadili perkara tersebut, melakukan percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika, yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk menjual, menjual, membeli, menjadi perantara dengan cara jual beli, penukaran, penyerahan atau penerimaan Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan tumbuhan yang beratnya lebih dari 5 (lima) gram, yaitu: 1 (satu) kantong plastik hitam berisi 5 (lima) klip transparan berisi sabu. Sedangkan saksi TOMI nama samaran yang kemudian bernama DONI APRIANSYAH sebagai anggota polisi pada hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama dipanggil oleh saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG dan mengatakan barang tersebut (sabu) sudah ada di sana, dia melihat harus menyiapkan Rp. empat ratus tiga puluh juta rupiah), maka jawaban saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) uangnya sudah siap, hanya kurang dari Rp. tiga puluh juta rupiah), lalu dijawab oleh saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG As AYONG, tidak ada masalah ambil barangnya dulu, selebihnya nanti bisa dibawa ke penangkapan. Selanjutnya terdakwa mengambil bungkusan yang beratnya kira-kira. 1,8 (satu koma delapan) kilogram sabu, kemudian terdakwa memisahkan 500 gramnya dengan cara disendok dan ditimbang dengan timbangan elektrik, kemudian terdakwa mengemasnya dalam 5 (lima) kantong plastik, 1 (satu) kantong plastik beratnya kira-kira. 100 (seratus) gram sabu, kemudian terdakwa memasukkannya ke dalam kantong plastik hitam dan memasukkannya ke dalam tas punggung, kemudian terdakwa menelpon nomor telepon seluler tersebut dan terdakwa mendengar suara seorang perempuan yang kemudian ternyata disebutkan namanya. kata saksi FIFIANA KAM Als FIFI.
Bahwa saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG pada hari yang sama tanggal 7 November 2012 menelpon saksi FIFIANA KAM Als FIFI dari dalam nomor handphone Lapas Pontianak dan memberikan nomor telepon genggam seorang laki-laki dan menyuruh saksi FIFIANA KAM Als FIFI untuk mendapatkan . Pria tersebut bertemu dengan saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) dan HERI (DPO), pria yang masih dalam perjalanan. Tak lama kemudian saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG menelpon saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) dan mengatakan barangnya sudah ada, kalau tidak ada akan dibatalkan, ada orang lain yang mengambil barangnya, lalu saksi TOMI (DONI APRIANSYAH ) dijawab baik, saya sudah sampai. tempat. Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) dan tim penangkapan (polisi) sudah berada di lokasi, kemudian saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) memanggil saksi FIFIANA KAM Als FIFI” mengatakan di sungai yang dalam ada jembatan yang tinggi. sebelah kanan ada sebuah rumah" tepatnya di sebuah rumah di Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, kemudian sekitar pukul 15.30 WIB saksi FIFIANA KAM Als FIFI datang sendiri dan saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) bertemu HERI. lalu saksi FIFIANA KAM Als FIFI mengatakan “nanti abang dari” Orang itu datang membawa barangnya, lihat dulu, setelah lihat baru serahkan uangnya abang, kata Suster TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG, uangnya dipisahkan,” kemudian saksi FIFIANA KAM Als FIFI mengatakan keuntungannya sebesar Rp30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per gram, mohon dibantah saksi FIFIANA KAM Als FIFI dan saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG.
Bahwa sesaat setelah saksi FIFIANA KAM Als FIFI menelpon saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG dalam bahasa Mandarin, setelah selesai pembicaraan melalui telepon tersebut saksi FIFIANA KAM Als FIFI menceritakan kepada saksi TOMI (DONI APRIANSYAH) bahwa yang hendak mengantarkan barang, menggunakan Tipe mesin Honda Vario, memakai jaket jeans berwarna biru. milik laki-laki dari saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG kemudian saksi FIFIANA KAM Als FIFI menelpon laki-laki yang tidak lain adalah terdakwa MASTUR INDRA Als MASTUR dan menanyakan dari mana asalnya dan dijawab terdakwa sudah di perempatan polda, macet di jalan, tunggu sebentar, lalu saksi FIFIANA DI MANA Als FIFI mengirim sms kepada terdakwa “antar barang (sabu) ke Sungai Raya Dalam, lurus saja ada jembatan tinggi dan berhenti disitu di jalan di sebelah kanan adalah sebuah rumah dan aku duduk di depan rumah berkacamata."
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa pemohon kasasi menentang tegas putusan quo quo, karena majelis hakim banding dalam memeriksa dan memutus perkara quo salah menerapkan undang-undang atau melanggar undang-undang yang berlaku dan melampaui batas kewenangannya karena tidak dilaksanakan. dengan tekun, wajar, adil dan wajar dengan dasar yang wajar sebagai berikut. Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, Majelis Hakim Banding gagal menyelidiki dan mengkaji secara mendalam berkas perkara a quo, tidak benar permohonan banding yang diajukan pemohon banding tidak disertai memori banding; Majelis Hakim Banding gagal memeriksa dan menguji secara cermat, patut, adil dan jujur pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dan alasan hukum terhadap putusan Majelis Tingkat Pertama yang digugat mengenai pokok dakwaan dalam perkara quo dan hukumnya. fakta dari hasil peninjauan kembali hingga alat bukti.
Majelis hakim banding tidak melakukan penyidikan secara cermat, patut, adil dan seimbang terhadap keberatan-keberatan yang menjadi dasar dan dasar hukum bagi permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi sebagai pemohon banding terhadap putusan Majelis Tingkat Pertama yang digugat banding yang diajukan. . ; Majelis hakim tingkat pertama tidak berhati-hati dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo, artinya tidak teliti dalam menyelidiki, mempertimbangkan, mengadili, dan memutus perkara a quo. Sebab, beberapa fakta hukum yang disimpulkan majelis hakim pengadilan tingkat pertama tidak berdasarkan alat bukti yang diajukan Hal.
Dari kesimpulan hukum tersebut di atas, majelis pengadilan tingkat pertama tidak memperhatikan atau mengabaikan fakta hukum yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan alat bukti tingkat pertama. Berdasarkan putusan a quo, sabu yang menjadi pokok dakwaan hakim Pengadilan Negeri Pontianak dianggap milik MARIU. Terdakwa tidak mengetahui dan tidak bersedia membantu atau bekerjasama dalam pembuatan narkotika jenis sabu tersebut, baik dengan saksi FIFIANA KAM Als FIFI maupun dengan saksi anak TJIU KOEI YIONG Als YIONG Als AYONG TJIU KIM KHUN yang melakukan transaksi pembelian tersebut. sabu-sabu, pokok dakwaan a quo dengan saksi DONI APRIANSYAH sebagai pembeli; Dalam membuktikan unsur tersebut Majelis Hakim salah dengan hanya membuktikan adanya hubungan antara terdakwa dengan saksi MARIO dan tindakan tergugat mengantarkan paket kiriman MARIO kepada saksi FIFIANA KAM AIs FIFI di sebuah rumah kosong di Sungai Raya. Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, tanpa membuktikan adanya perbuatan material pemohon/terdakwa yang memenuhi unsur jual beli narkotika Golongan I;
Yang melakukan transaksi jual beli sabu-sabu yang menjadi pokok dakwaan dalam perkara a quo adalah antara MARIO dengan saksi TJIU KOEI YIONG AIs YIONG Als Hal. Kemudian antara saksi TJIU KOEI YIONG Als YIONG AIs AYONG Anak TJIU KIM KHUN dan saksi DONI APRIANSYAH selaku pembeli. Sidang Pengadilan pada Pengadilan Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan adanya fakta-fakta hukum sebagaimana tersebut di atas, oleh karena itu diminta agar putusan dalam perkara a quo tanpa disertai alasan hukum yang cukup (Onvoldoende Gemoverd) dibatalkan. ;
Majelis hakim tingkat pertama melakukan kesalahan dalam penerapan hukum pembuktian dalam pemeriksaan dan putusan serta putusan perkara quo quo, tidak dilakukan secara hati-hati, yaitu tidak hati-hati dalam pemeriksaan, penilaian, peradilan dan pengambilan keputusan atas kasus tersebut. quo, karena ia bahkan tidak membuktikan dan mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan dalam persidangan Jaksa Penuntut Umum; bahwa dalam membuktikan kesalahan pemohon banding/terdakwa, majelis pengadilan tingkat pertama secara khusus membuktikan bahwa alat bukti yang diajukan tidak memuat pertimbangan hukum berdasarkan alasan dan landasan hukum yang benar dan patut, tanpa lulus pengujian dan tidak disertai dengan alasan hukum yang cukup (Onvoldoende Gemoverd). Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka majelis hakim pengadilan negeri salah dalam menerapkan hukum pembuktian, jika pertimbangan tersebut sama sekali tidak didasarkan pada bukti-bukti yang diajukan dalam persidangan, baik dari saksi, surat, pernyataan para ahli atau terdakwa.
Namun pada sisa putusan perkara quo, majelis pengadilan tingkat pertama sama sekali tidak membuktikan atau mempertimbangkan adanya bukti-bukti berikut ini. Ace ditangkap dan dijadikan barang bukti oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara a quo, namun berdasarkan keputusan Majelis Hakim. Sedangkan alat bukti tersebut di atas sama sekali tidak ada hubungannya dengan sabu-sabu yang menjadi pokok dakwaan a quo dan tidak diperoleh pemohon banding/terdakwa dari hasil jual beli sabu-sabu yang menjadi pokok perkara a. surat dakwaan quo, sehingga tidak ada alasan sah bagi majelis hakim untuk terlebih dahulu memutuskan bahwa bukti-bukti tersebut di atas disita untuk kepentingan negara dan tetap dilampirkan dalam berkas.
Dengan demikian, majelis hakim Pengadilan Tingkat Pertama tidak bersandar pada fakta hukum yang diperoleh dari hasil penyidikan persidangan dalam membuktikan kesalahan pemohon banding/terdakwa dalam membuktikan unsur pelanggaran alat bukti yang diajukan pengadilan. . proses.