• Tidak ada hasil yang ditemukan

putusan 383 g 2024 ptunjkt 20250528005550 250528 005604 (1)

N/A
N/A
ma'rifah m

Academic year: 2025

Membagikan "putusan 383 g 2024 ptunjkt 20250528005550 250528 005604 (1)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN

Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa, dilaksanakan secara elektronik di Sistem Informasi Pengadilan, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut di bawah ini, dalam sengketa antara:

ZAINAL MAZAM, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Jalan Pramukasari III RT.013 RW.007, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, domisili elektronik:

[email protected], pekerjaan Swasta;

Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya:

1. Parsaoran Marbun, S.H.;

2. Edino Girsang, S.H.;

3. Girsang Enda Natalia, S.H.;

Kesemuanya Warga Negara Indonesia, pekerjaan Advokat pada Kantor Hukum Parsaoran Marbun & Rekan, beralamat di Harlys Residence (Basement) Jalan Tomang Tinggi Raya No.2, Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, domisili elektronik:

[email protected], berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 820/PM&R/24, tanggal 23 Juli 2024;

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;

Lawan

I. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA, tempat kedudukan di Jalan Melur Raya No.10, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara;

Halaman 1 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dalam hal ini diwakili kuasanya :

1. Nama : Ronal Arkines Saragih, S.H., M.H.;

Jabatan : Kepala Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa;

2. Nama : Mohamad Nuji, S.H.;

Jabatan : Koordinator Kelompok Subtansi Penanganan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan;

3. Nama : Siti Fatimah, S.H.;

Jabatan : Koordinator Kelompok Subtansi Pengendalian Pertanahan;

4. Nama : Gusti Alam, S.H.;

Jabatan : Analis Hukum Pertanahan;

5. Nama : Machmur Kharis.;

Jabatan : Pengadministrasi Pertanahan;

6. Nama : Irsyad Putra Aprian, S.H.;

Jabatan : Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

7. Nama : Harianto.;

Jabatan : Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

8. Nama : Hasbi Fadilah.;

Jabatan : Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

Semuanya Warga Negara Indonesia, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri pada Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara di Jalan Melur Raya No.10, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, domisili elektronik: [email protected], berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 1272/Sku-31.72-600.13/X/2024, tanggal 5 Oktober 2024 dan Surat Kuasa Khusus Nomor: 422/Sku-31.72-600.13/III/2025, tanggal 25 Maret 2025;

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

II. TIRTA JUWANA DARMADJI, Kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Jalan Tosiga Blok E/9 RT 007/RW 004, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pekerjaan Karyawan Swasta;

Dalam hal ini memberikan kuasa kepada:

1. Lukman S.A, S.H.;

2. R.P. Rustam Effendi, S.H., M.H.;

Halaman 2 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Khoirul Amin, S.H., M.H.;

4. Yun Ermanto, S.H.;

5. Remon, S.H.;

6. Tri Ariadi Rahmat, S.H., M.H.;

7. Aris Munandar Amiruddin, S.H.;

Semuanya Warga Negara Indonesia, pekerjaan Advokat pada Kantor Law Office Lukman SA. S.H & Associate, beralamat di Jalan Yudistira W/5 RT 004 RW 006, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur, domisili elektronik : [email protected], berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 031/XII/LAP/SKK/2024, tanggal 2 Desember 2024;

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II INTERVENSI;

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut, telah membaca:

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 383/PEN-DIS/2024/PTUN.JKT, tanggal 17 Oktober 2024 tentang Lolos Dismissal dan Pemeriksaan Perkara dengan Acara Biasa;

2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 383/PEN-MH/2024/PTUN.JKT, tanggal 17 Oktober 2024 tentang Penunjukan Majelis Hakim;

3. Penetapan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 383/PEN-PPJS/2024/PTUN.JKT, tanggal 17 Oktober 2024 tentang Penunjukan Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti;

4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 383/PEN-PP/2024/PTUN.JKT, tanggal 17 Oktober 2024 tentang Penetapan Hari Pemeriksaan Persiapan;

5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 383/PEN-HS/2024/PTUN.JKT, tanggal 28 November 2024 tentang Penetapan Hari Sidang;

6. Penetapan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT, tanggal 19 Desember 2024 tentang Ditetapkannya Tirta Juwana Darmadji sebagai pihak Tergugat II Intervensi;

Halaman 3 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

7. Berkas Perkara Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT beserta seluruh lampiran yang terdapat di dalamnya;

DUDUK SENGKETA

Bahwa Penggugat telah mengajukan Gugatan tanggal 1 Oktober 2024, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, tanggal 17 Oktober 2024, dengan Register Perkara Nomor 383/G/2024/

PTUN.JKT, dan telah diperbaiki pada Pemeriksaan Persiapan terakhir tanggal 28 November 2024, yang berisi sebagai berikut:

I. OBJEK GUGATAN ;

Bahwa yang menjadi objek gugatan adalah Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2, atas nama Soenarjono;

II. KEWENANGAN PENGADILAN ;

Bahwa berdasarkan Pasal 47 dan Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menjelaskan bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama;

Bahwa berdasarkan Pasal 25 ayat (5) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) memiliki kewenangan untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara (TUN);

Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 9, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, menjelaskan bahwa keputusan tata usaha negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

Halaman 4 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata;

Dengan demikian berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut di atas, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah pengadilan yang berwenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa dalam perkara ini;

III. KEPENTINGAN PENGGUGAT/LEGAL STANDING ;

1. Bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 menyatakan seseorang atau badan hukum perdata dapat mengajukan gugatan ke PTUN jika merasa dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN), dimana dalam gugatan ini Penggugat terbukti dirugikan oleh Tergugat atas diterbitkannya Sertipikat Hak Milik Nomor 9949 /Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono, di atas tanah milik Penggugat yang terletak di Jl. Yos Sudarso, Kel.

Sunter Jaya, Jakarta Utara, seluas 5 Ha (50.000 m2), sehingga Penggugat tidak bisa menjualnya kepada pihak ketiga yang berminat membeli bidang tanah objek gugatan tersebut;

2. Bahwa Penggugat memiliki kepentingan/legal standing untuk mengajukan gugatan ini, oleh karena Penggugat adalah pemilik objek tanah gugatan berdasarkan “Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No.Sk.: I/508/Ka.- tertanggal 7 September 1962”, yang berbunyi “Pemerintah bersedia memberikan dengan tjuma2 sebagian dari tanah tersebut kepada bekas pemilik i.c.

Nyoo Seng Hoo seluas ± 5 (lima) Ha, dengan hak milik sebagai ganti rugi dimaksud dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 1/1958”;

3. Bahwa Penggugat sangat dirugikan oleh karenanya, sehingga Penggugat mengalami kerugian materiil yang apabila objek tanah gugatan dijual berdasarkan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan

Halaman 5 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(PBB) Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2018, NOP : 31.75.020.002.019-0108.0, adalah sebesar Rp. 19.545.000,-/m2 (sembilan belas juta lima ratus empat puluh lima ribu rupiah per meter persegi), maka Penggugat mengalami kerugian materil sebesar Rp. 977.250.000.000,- (sembilan ratus tujuh puluh tujuh milyar dua ratus lima puluh juta rupiah), dan kerugian Penggugat akan lebih besar lagi bilamana dihitung berdasarkan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan tahun 2024, mengingat objek tanah gugatan terletak di jalan utama dan strategis di Jakarta, yaitu di Jl. Yos Sudarso, Kel. Sunter Jaya, Kec.

Tanjung Priok, Jakarta Utara, seluas 5 Ha (50.000 m2), dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : PT. Ream sekarang PT. Citra Nusapala Persada;

- Sebelah Timur : Jl. Yos Sudarso;

- Sebelah Selatan : PT. Astra (Federal Motor);

- Sebelah Barat : PT. Astra (Federal Motor);

dengan “Gambar Situasi Nomor 38/Sem/74, tgl. 14 Januari 1974”

dan “Surat Keterangan Pendaftaran Tanah atas Hak Bekas Eigendom Perponding No. 5725, tgl. 5 Mei 1975”, yang dibuat oleh Kepala Direktorat Agraria Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta;

IV. TENGGANG WAKTU DAN UPAYA ADMINISTRATIF ;

1. Bahwa berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan dalam SEMA No. 3 Tahun 2015, juga ditentukan tenggang waktu 90 (sembilan puluh hari) untuk mengajukan gugatan bagi pihak ketiga

Halaman 6 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang tidak dituju oleh keputusan tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang semula dihitung sejak yang bersangkutan merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan tata usaha negara sudah mengetahui adanya keputusan tata usaha negara tersebut diubah menjadi dihitung sejak yang bersangkutan pertama kali mengetahui keputusan tata usaha negara yang merugikan kepentingannya;

Bahwa Penggugat selaku pemilik objek tanah gugatan, baru mengetahui adanya Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono, yang diterbitkan Tergugat dengan melanggar ketentuan hukum yang berlaku, yaitu pada tanggal 3 Juli 2024, ketika dalam persidangan perkara No. 527/Pdt.bth/2023/

PN.Jkt.Utr, dalam acara “jawaban dari Terbantah dan dari para Turut Terbantah”, dimana saat itu dalam dalil Turut Terbantah IV (Tirta Juana Darmaji alias Alex Tirta) mendalilkan sebagai pemilik objek tanah gugatan berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor 9949 /Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono;

2. Bahwa berdasarkan Pasal 5 Peraturan Mahkamah Agung R.I.

Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif, dimana Penggugat langsung menggunakan hak keberatan kepada Tergugat berdasarkan Pasal 75-78 Undang- Undang RI No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, dengan mengajukan keberatan secara tertulis dengan surat No.

826/X/PM&R tertanggal 30 September 2024, perihal: Surat

Halaman 7 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Keberatan atas penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 9949/Sunter Jaya a/n Soenarjono, namun sesuai bunyi Pasal 77 ayat (4) dan ayat (5), Tergugat tidak memberikan tanggapan sama sekali, sehingga dengan terpaksa Penggugat mendaftarkan gugatan melalui e court pada tanggal 16 Oktober 2024, namun karena adanya kendala untuk pembayaran, maka pendaftaran manual dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2024 ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta selaku yang berwenang untuk mengadili gugatan Penggugat;

Dengan demikian, Gugatan ini sudah tepat dan telah memenuhi syarat dan sesuai dengan tenggang waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

V. POSITA ;

1. Bahwa Penggugat adalah pemilik sah atas tanah objek gugatan yang terletak di Jl. Yos Sudarso, Kel. Sunter Jaya, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara, seluas 5 Ha (50.000 m2), dengan batas- batas:

- Sebelah Utara : PT. Ream sekarang PT. Citra Nusapala Persada;

- Sebelah Timur : Jl. Yos Sudarso;

- Sebelah Selatan : PT. Astra (Federal Motor);

- Sebelah Barat : PT. Astra (Federal Motor);

yang diperoleh Penggugat dari ahli waris tunggal Nyoo Seng Hoo yaitu Nyoo Seng Thong alias Abdul Hanan Sofyan, berdasarkan:

a) Asli Akte Hibah No. 148, tanggal 26 Nopember 1987, yang dibuat oleh Notaris/Pejabat Pembuat Akte Tanah Joenoes E.

Maogimon, SH, di Jakarta (vide Pasal 37 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah);

Halaman 8 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

b) Asli Akta Keterangan Hak Waris No. 82.-, tanggal 22-11-1984 Notaris R. Sudibio Djojopranoto, SH, di Jakarta;

c) Asli Penetapan Pengadilan Negeri Semarang No.

14835/PDT/ P/1986/PN.SMG, tanggal 16 Mei 1986;

d) Asli Surat Djual-Beli/Oper Lepas Mutlak antara Nyoo Seng Hoo dan Nyoo Seng Thong alias Abdul Hanan Sofyan tertanggal 17 Djuni 1963, warmeking No. 77/A1963 Notaris Pengganti di Djakarta Raden Mas Soerojo;

e) Asli Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No.Sk.:

I/508/ Ka.- tertanggal 7 September 1962;

2. Bahwa mengingat objek tanah gugatan milik Penggugat cukup luas, sehingga Penggugat membiarkan secara fisik objek tanah gugatan dalam keadaan kosong dan/atau tidak dihuni, oleh karena sejak semula objek tanah gugatan sudah dikelilingi pagar tembok besi permanen yang membuktikan ada pemiliknya dan tetap dalam pengawasan Penggugat selaku pemilik yang sah;

3. Bahwa walaupun demikian, ternyata diam-diam secara sepihak dan tanpa seijin maupun sepengetahuan Penggugat, beberapa pihak ketiga yang tidak dikenal Penggugat, mengaku-ngaku sebagai penggarap dan/atau sebagai pemilik objek tanah gugatan seluas 34.000 m2 dengan alas hak milik adat, hingga diperjualbelikan tanpa hak dan kewenangan, dan bahkan dimohonkan sertifikat kepada Tergugat, sehingga terbit Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/ Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono, yang telah meninggal dunia pada tahun 2014 berdasarkan Surat Kematian No. 472.12/254/K.1.Jks/X/ 2014, yang sertifikatnya diterbitkan berdasarkan hak milik adat girik C No. 105 Persil No. 32 dan Persil No. 42 S II a/n Saminah Salim oleh Tergugat;

Halaman 9 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

4. Bahwa saat ini objek tanah gugatan dikuasai secara tidak sah oleh Sdr. Tirta Juana Darmaji alias Alex Tirta, yang mengaku-ngaku sebagai pemilik berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/

Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono, padahal Tergugat sudah jelas dan tegas mendalilkan dalam dupliknya dalam perkara No.

379/PDT/G/2-10/PN.Jkt.Ut, tanggal 22 Maret 2011 dengan menyatakan “bahwa objek tanah gugatan telah diperjual-belikan oleh pihak yang tidak berhak dan tidak berwenang menjual objek tanah sengketa”;

5. Bahwa oleh karena itu, penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/ Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono, berdasarkan hak milik adat girik C No. 105 Persil No. 32 dan Persil No. 42 S II a/n Saminah Salim oleh Tergugat, adalah merupakan perbuatan dan tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena objek tanah gugatan bukanlah merupakan tanah hak milik adat, akan tetapi adalah merupakan tanah bekas hak barat (eks eigendom verponding No. 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo);

Hal ini dijelaskan oleh Prof. Boedi Hardono dalam bukunya Hukum Agraria Indonesia, Jilid I, Penerbit Universitas Trisakti, halaman 64, dikutip sebagai berikut:”

Dalam Hukum Tanah Antargolongan terdapat suatu asas pokok (asas Hukum Tanah Antargolongan) yang menyatakan, status atau kedudukan hukum tanah di Indonesia terlepas dari dan tidak dipengaruhi oleh hukum yang berlaku bagi subjek yang mempunyainya. Artinya, tanah hak adat tetap berstatus tanah hak

Halaman 10 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

adat dan tetap tunduk kepada Hukum Tanah Adat atau peraturan hukum yang dibuat khusus untuk tanah yang bersangkutan, biarpun dipunyai oleh orang nonpribumi. Demikian pula mengenai tanah-tanah hak barat yang dipunyai oleh orang-orang pribumi.”

Karenanya berdasarkan Hukum Pertanahan di Indonesia, tidak mungkin terjadi tumpang tindih (overlaping) alas hak barat dengan hak milik adat atas objek tanah yang sama, apalagi alas haknya dapat berubah-ubah sedemikian rupa dari hak milik barat (eks eigendom verponding) menjadi hak milik adat;

6. Bahwa selaku pemilik sah atas objek tanah gugatan sampai saat ini, Penggugat selalu menguasai dan/atau memegang seluruh asli dokumen-dokumen kepemilikannya sejak diperoleh berdasarkan hibah, dan tidak pernah mengalihkannya dan/atau menjaminkannya kepada siapapun sampai saat ini, sehingga tidak masuk akal menurut hukum dan bertentangan dengan hukum yang berlaku apabila Tergugat menerbitkan Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/ Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono yang berasal dari surat-surat Girik, atas objek tanah gugatan yang luas keseluruhannya adalah seluas 5 Ha (50.000 m2), sesuai surat keputusan dimaksud di atas;

7. Bahwa “Keputusan Tergugat” di atas sangat merugikan kepentingan Penggugat selaku pemilik objek tanah gugatan yang diperoleh secara sah menurut hukum berdasarkan Akte Hibah No.

148, tanggal 26 Nopember 1987 oleh Notaris/PPAT Joenoes E.

Maogimon, SH, di Jakarta, yang dibuat berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri Semarang No. 14835/PDT/P/1986/PN.SMG, tanggal 16 Mei 1986;

Halaman 11 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

8. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, terbukti bahwa gugatan Penggugat ini telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004., dan “Surat Keputusan Tergugat” telah bertentangan dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku dan bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004;

Pasal 53

(1) Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi;

(2) Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik.;

9. Bahwa penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono dilakukan berdasarkan hak milik adat girik C No. 105 Persil No. 32 dan Persil No. 42 S II a/n Saminah Salim seluas 34.000 m2 yang tidak sesuai dengan ketentuan

Halaman 12 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

hukum pertanahan di Indonesia berdasarkan data fisik maupun data yuridis di lapangan;

10. Bahwa berdasarkan Pasal 14, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, ketidakbenaran data fisik yaitu mengenai letak, batas dan luas bidang tanah yang telah menjadi sertipikat adalah tidak benar karena luas objek gugatan pada sertipikat tersebut adalah 34.000 m2, sedangkan luas bidang tanah milik Penggugat, yang sebenarnya adalah seluas 5 Ha (50.000 m2);

Sedangkan batas-batas objek gugatan yang digunakan oleh Tergugat dalam Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017 dan Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, adalah batas- batas tanah seluas 5 Ha (50.000 m2) bukan berdasarkan batas- batas tanah seluas 34.000 m2, artinya Tergugat telah dengan sengaja melakukan manipulasi data fisik di dalam menerbitkan objek gugatan;

Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 7 dan Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah, dimana objek gugatan secara data yuridis juga tidak benar. Ketidakbenaran data yuridis objek gugatan adalah penerbitan objek gugatan didasarkan kepada hak milik adat, sedangkan bidang tanah tersebut status hukumnya adalah hak barat/eks. Eigendom Verponding Nomor 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo. Berdasarkan hukum pertanahan di Indonesia, tidak dimungkinkan hak milik adat/girik berada di atas hak barat/eks. eigendom verponding (tumpang tindih);

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dimana data fisik maupun data yuridis penerbitan objek gugatan adalah tidak benar dan

Halaman 13 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

melanggar ketentuan undang-undang dan asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB), yaitu tidak adanya kepastian hukum (vide Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b), oleh karena diterbitkan di atas objek tanah gugatan milik Penggugat;

11. Dengan demikian, syarat dan prosedur penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono tidak terpenuhi, karenanya haruslah dinyatakan batal dan/atau tidak sah;

12. Bahwa oleh karena “Keputusan Tergugat” tersebut di atas telah bertentangan dengan ketentuan Pasal 53 ayat (2) butir a dan b, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, karenanya sangat beralasan menurut hukum apabila “Keputusan Tergugat”

dinyatakan batal dan/atau tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004;

VI. PETITUM ;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mohon diputus sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan batal atau tidak sah Sertipikat Hak Milik Nomor 9949 / Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono;

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Sertipikat Hak Milik Nomor 9949/Kelurahan Sunter Jaya, tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur Nomor 09.02.03.06.07915/2000, tanggal 13 Januari 2017, luas 34.000 m2 atas nama Soenarjono;

4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara;

Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut di atas, Tergugat mengajukan Jawaban tertulis tanggal 13 Desember 2024, yang disampaikan pada

Halaman 14 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

persidangan secara elektronik tanggal 13 Desember 2024, yang berisi sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI :

1. Gugatan Lewat Waktu (Kadaluarsa);

Memperhatikan gugatan Penggugat yang didaftar di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2024, yang diperbaiki tanggal 28 November 2024 dengan obyek gugatan berupa SHM No. 9949/Sunter Jaya terbit tanggal 16 Januari 2017, seluas 34.000 m2, sesuai data yang ada pada kantor Tergugat terkahir tercatat atas nama Soenarjono, Tergugat menilai bahwa gugatan yang diajukan Penggugat adalah merupakan gugatan yang melebihi tenggang waktu pengajuan gugatan di PTUN sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-Undang;

Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tentang Tenggang Waktu yang antara lain Penggugat mendalilkan baru mengetahui adanya sertipikat a quo

diproses jawaban pada persidangan No.

527/Pdt.Bth/2023/PN.Jkt.Utr tanggal 03 Juli 2024 dimana pihak Turut Terbantah IV (Tirta Juana Darmaji alias Alex Tirta) mendalilkan sebagai pemilik SHM No. 9949/Sunter Jaya terbit tanggal 16 Januari 2017;

Dapat Tergugat sampaikan bahwa sertipikat yang menjadi obyek sengketa berupa SHM No. 9949/Sunter Jaya terbit tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur No. 09.02.03.06.07915/2000 tanggal 13- 01-2017 seluas 34.000 m2 berdasarkan Tanah Bekas Milik Adat C.

105 psl. 32 S dan psl 42.S.I;

Bahwa sesuai ketentuan Pasal 32 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftran Tanah, berbunyi:

Pasal 32

Halaman 15 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1) Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku seba- gai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan;

2) Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memper- oleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata men- guasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya serti- fikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pe- megang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadi- lan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut;

Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009, yang menjelaskan sebagai berikut:

Pasal 55

Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara;

Sehingga dalil Penggugat pada halaman 2 dan 3 yang mencoba menghubungkan tenggang waktu gugatan sejak upaya adminstrasi Penggugat tanggal 28 Desember 2021 sangat tidak sesuai dengan fakta hukum yang ada;

Tergugat mohon kiranya Majelis Hakim yang terhormat untuk lebih jeli dalam menerima perihal pengajuan gugatan oleh Penggugat

Halaman 16 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang menyalahi Undang-Undang karena gugatan yang demikian menjadikan tidak adanya kepastian hukum dan hak-hak tanah dan tidak sejalan dengan Catur Tertib Pertanahan. Pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang tersebut diatas bukan tidak mungkin akan berdampak pula pada penegakan hukum ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004;

Berdasarkan hal tersebut diatas oleh karenanya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk kiranya demi hukum menyatakan Menolak Gugatan Penggugat Atau Setidak-Tidaknya Menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Diterima;

2. Kompetensi Absolut;

Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak memiliki kewenangan memeriksa dan mengadili gugatan Penggugat karena gugatan Penggugat bukanlah Sengketa Tata Usaha Negara melainkan sengketa hak kepemilikan / keperdataan yang harus diperiksa terlebih dahulu pada badan peradilan di Lingkungan Peradilan Umum;

Bahwa sebagaimana diketahui ruang lingkup Sengketa Tata Usaha Negara telah dibatasi oleh Undang-Undang sebagaimana dalam ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan:

Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Bahwa perlu Tergugat jelaskan pula, Penggugat saat ini juga sedang melakukan upaya hukum di Pengadilan Negeri Jakarta

Halaman 17 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Utara dengan register perkara No. 824/Pdt.G/2024/PN.Jkt.Utr antara Zainal Mazam (Penggugat) melawan Tirta Juana Darmaji Al.

Alex Tirta (Tergugat I), Soenarjono (Tergugat II), Afen Siswoyo (Tergugat III), dan Kantor Badan Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara (Tergugat IV);

Dengan adanya gugatan perdata di atas maka Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk mengadili perkara aquo terlebih dasar klaim kepemilikan Penggugat belum diuji kebenarannya secara hukum perdata dan Perlu Tergugat sampaikan bahwa dasar klaim Penggugat berupa Eigendom No.

5727 sudah sering digunakan pihak lain sebagai dasar gugatan baik di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta maupun di Pengadilan Negeri Jakarta Utara;

Maka sangatlah beralasan hukum bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak berwenangan megadili perkara aquo dikarenakan dalil gugatan Penggugat lebih menitik beratkan keranah Hak Keperdataan bukan Keputusan Pejabat Tata Usaha;

Jadi kalau Penggugat mengajukan gugatan yang dilatar belakangi oleh hak kepemilikan/keperdataan maka dalil tersebut harus melalui rangkaian pengujian secara materil pada badan peradilan di Lingkungan Peradilan Umum terlebih dahulu, sebagaimana Pasal 118 HIR : Tuntutan (gugatan) perdata yang pada tingkat pertama termasuk lingkup wewenang pengadilan negeri, harus diajukan dengan surat permintaan (surat gugatan) yang ditandatangan oleh penggugat, atau oleh wakilnya menurut pasal 123, kepada ketua pengadilan negeri di tempat diam si Tergugat, atau jika tempat diamnya tidak diketahui, kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggalnya yang sebenamya. (KUHPerd. 15; IR. 101);

Hal tersebut senada dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 7-9-1994 No. 88 K/TUN/1993 yang menerangkan:

Halaman 18 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

“meskipun sengketa ini terjadi akibat dari adanya Surat Keputusan Pejabat, tetapi jika dalam perkara tersebut pembuktian hak kepemilikan hak atas tanah, maka gugatan tersebut harus diajukan terlebih dahulu ke Pengadilan Umum karena merupakan sengketa perdata.”;

Oleh karenanya Tergugat memandang sebelum Penggugat membawa persoalannya/gugatannya melalui Peradilan Tata Usaha Negara maka terlebih dahulu dibuktikan hak kepemilikannya melalui rangkaian pengujian secara materil pada badan peradilan di Lingkungan Peradilan Umum. Sehingga dengan demikian sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Jo.

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009, demi hukum Majelis Hakim harus menyatakan Menolak Gugatan Penggugat;

3. Gugatan Penggugat Kabur (Obscur Libels);

Bahwa Para Penggugat dalam gugatannya mendalilkan sebagai pemilik atas Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK:

I/508/Ka tertanggal 7 September 1962 yang menurut Penggugat merupakan eks Eigendom Verponding No. 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo seluas 5ha (50.000 m2);

Namun Para Penggugat tidak dapat menyebutkan secara jelas batas-batas bidang tanah mana yang masuk dalam SHM No.

9949/Sunter Jaya sesuai data pada kantor Tergugat seluas 34.000 m2, Penggugat hanya menjelaskan batas bidang tanah yang di klaim oleh Penggugat namun tidak bisa menjelaskan dimana letak atau posisi SHM No. 9949/Sunter Jaya ditanah yang di klaim Penggugat seluas 50.000 m2;

Bahwa dasar klaim kepemilikan Penggugat berupa Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962 yang menurut Penggugat merupakan eks

Halaman 19 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Eigendom Verponding No. 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo sebagaimana ketentuan dalam UUPA No. 5 Tahun 1960 bahwa tanah-tanah bekas hak barat pada 24 September 1980 apabila tidak didaftarkan haknya ke kantor pertanahan maka tanah tersebut sudah menjadi tanah negara;

Bahwa berdasarkan PMNA No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 61 ayat (1) berbunyi “Dalam hal kepemilikan atas sebidang tanah tidak dapat dibuktikan dengan alat pembuktian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, maka penguasaan secara fisik atas bidang tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara berturut-turut oleh yang bersangkutan dan para pendahulu-pendahulunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dapat digunakan sebagai dasar untuk pembukuan tanah tersebut sebagai milik yang bersangkutan.”;

Selain itu, menurut buku Yamin Lubis et.al berjudul “Hukum Pendaftaran Tanah” (hlm. 218) mengatakan “Pemberlakuan konversi terhadap hak-hak barat (termasuk eigendom) dilakukan dengan pemberian batas jangka waktu sampai 20 tahun sejak pemberlakuan UUPA. Artinya, mensyaratkan terhadap hak atas tanah eigendom dilakukan konversi menjadi hak milik selambat- lambatnya tanggal 24 September 1980.”;

Sehingga apa yang menjadi dasar kepemilikan Para Penggugat tidak jelas dan tidak dapat diterangkan secara detail untuk menjadi dasar hukum Penggugat mengajukan keberatan atas penerbitan sertpikat aquo, ditambah saat ini masih dalam proses pengujian di Peradilan perdata;

Halaman 20 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal ini sesuai dengan yurisprudensi Putusan MARI Nomor 585 K/Pdt/2000 tanggal 23 Mei 2001 “Bilamana terdapat perbedaan luas dan batas-batas tanah sengketa dalam posita dan petitum, maka petitum tidak mendukung posita, karena itu gugatan dinyatakan tidak dapat diterima sebab tidak jelas dan kabur”

dimana dalam dalil Penggugat tidak menjelaskan batas-batas tanah milik Para Penggugat secara jelas;

Berdasarkan hal tersebut di atas oleh karenanya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk kiranya demi hukum menyatakan Menolak Gugatan Penggugat Atau Setidak-Tidaknya Menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Diterima;

4. Error In Persona (Cacat Formil/Legal Standing Penggugat);

Bahwa dalam dalilnya Penggugat mengklaim kepemilikan Penggugat berupa Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No.

SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962 yang menurut Penggugat merupakan eks Eigendom Verponding No. 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo yang didapat berdasarkan jual beli berupa Surat Djual-Beli/Oper Lepas Mutlak antara Nyoo Seng Hoo dan Nyoo Seng Thong alias Abdul Hanan Sofyan tertanggal 17 Djuni 1963, warmeking No. 77/A.1963 Notaris Pengganti di Djakarta Raden Mas Soerojo;

Bahwa atas dalil-dalil yang Penggugat sampaikan Tergugat tidak melihat atas dasar apa Penggugat mengklaim objek aquo atau Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962, dimana Tergugat tidak menemukan dasar perolehan Penggugat atas surat Keputusan yang di klaim oleh Penggugat dalam Perkara aquo. Sehingga kedudukan atau dasar hukum Penggugat dalam perkara aquo tidak jelas dasar perolehannya baik dalam objek sengketa SHM No. 9949/Sunter Jaya maupun dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962. Apakah Penggugat

Halaman 21 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

berdiri sendiri atau sebagai kuasa dari pihak yang melakukan jual beli pada tanggal 17 Djuni 1963, warmeking No. 77/A.1963 Notaris Pengganti di Djakarta Raden Mas Soerojo sebagaimana dalil Penggugat;

Harusnya Penggugat membuktikan terlebih dahulu legal standing Penggugat karena sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku Penggugat harus memiliki surat kuasa secara tertulis dan otentik dari ahli waris yang lain,. Hal ini sesuai dengan Pasal 123 ayat (1) HIR yang berbunyi:

Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh kuasa, yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa teristimewa, kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir. Penggugat dapat juga memberi kuasa itu dalam surat permintaan yang ditandatanganinya dan dimasukkan menurut ayat pertama pasal 118 atau jika gugatan dilakukan dengan lisan menurut pasal 120, maka dalam hal terakhir ini, yang demikian itu harus disebutkan dalam catatan yang dibuat surat gugat ini.”;

Hal ini juga selaras dengan pendapat M. Yahya Harahap, S.H., di dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata (hal. 111-136), mengatakan “bahwa yang bertindak sebagai penggugat harus orang yang benar-benar memiliki kedudukan dan kapasitas yang tepat menurut hukum. Keliru dan salah bertindak sebagai penggugat mengakibatkan gugatan mengandung cacat formil.

Cacat formil yang timbul atas kekeliruan atau kesalahan bertindak sebagai penggugat inilah yang dikatakan sebagai error in persona.”;

Bahwa selanjutnya Penggugat juga mengaku mengawasi objek bidang tanah secara penuh dan objek sengketa dibiarkan kosong tak berpenghuni. Hal ini justru tidak terlihat dikarenakan objek sengketa SHM No. 9949/Sunter Jaya terbit tanggal 16 Januari

Halaman 22 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2017, Surat Ukur No. 09.02.03.06.07915/2000 tanggal 13-01-2017 seluas 34.000 m2 berdasarkan Tanah Bekas Milik Adat C. 105 psl.

32 S dan psl 42.S.I;

Bahwa atas uraian di atas maka dasar penerbitan SHM No. 9949/Sunter Jaya yang berasal dari Tanah Bekas Milik Adat C.

105 psl. 32 S dan psl 42.S.I bukan berasal dari eks Eigendom Verponding No. 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo ataupun Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962;

Sehingga menurut Tergugat atas uraian di atas tidak ada kerugian secara administrasi yang dilakukan Tergugat kepada Penggugat;

Berdasarkan hal tersebut di atas oleh karenanya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk kiranya demi hukum menyatakan Menolak Gugatan Penggugat Atau Setidak-Tidaknya Menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Diterima;

II. DALAM POKOK PERKARA:

1. Bahwa apa yang diuraikan dalam bagian eksepsi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan uraian pokok perkara ini;

2. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui secara tegas oleh Tergugat dan dibenarkan oleh hukum;

3. Bahwa perlu Tergugat jelaskan bahwa bidang tanah obyek perkara aquo Sertipikat Hak Milik No. 9949/Sunter Jaya atas nama Soenar- jono, terbit tanggal 16 Januari 2017, Surat Ukur No. 09.02.03.06.07915/2000 tanggal 13-01-2017 seluas 34.000 m2 berdasarkan Tanah Bekas Milik Adat C. 105 psl. 32 S dan psl 42.S.I;

4. Bahwa berdasarkan data di atas eks Eigendom Verponding No.

5725 atas nama Nyoo Seng Hoo ataupun Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962

Halaman 23 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

bukan merupakan dasar penerbitan dari SHM No. 9949/Sunter Jaya atas nama Soenarjono;

5. Bahwa Penggugat juga tidak dapat menjelaskan hubungan hukum Penggugat dengan eks Eigendom Verponding No. 5725 atas nama Nyoo Seng Hoo ataupun Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka tertanggal 7 September 1962;

6. Bahwa Tergugat menerbitkan sertipikat-sertipikat aquo tersebut telah sesuai wewenang sebagai pelaksana Administrasi Pendaftaran Pertanahan sesuai dengan UUPA No. 5 Tahun 1960, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftran Tanah, Peraturan Menteri Agraria No. 3 Tahun 1997 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftran Tanah;

Sehingga keraguan dari pihak Penggugat, terbantahkan;

III. PETITUM:

Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan di atas maka dapat ditegaskan bahwa gugatan Penggugat mengada-ada, tidak berdasarkan hukum, oleh karenanya Tergugat mohon Kepada Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo, agar berkenan memeriksa dan memutus perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI :

- Menerima eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA:

 Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidak menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

 Membebankan biaya yang timbul karena perkara ini Penggugat;

Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut di atas, Tergugat II Intervensi mengajukan Jawaban tertulis tanggal 8 Januari 2025, yang disampaikan

Halaman 24 dari 75halaman. Putusan Nomor 383/G/2024/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

(25)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pada persidangan secara elektronik tanggal 9 Januari 2025, yang berisi sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI.

A. Bahwa Peradilan Tata Usaha Negara Tidak Berwenang Memeriksa Dan Mengadili Perkara A quo (Kompetensi Absolut);

1. Bahwa sesuai posita Gugatan Penggugat di dalam halaman 3 ten- tang Ad. III. KEPENTINGAN PENGGUGAT MENGAJUKAN GU- GATAN. Di Point 3 yang menegaskan: mengenai Kepemilikkan Tanah, atas Dasar adanya Surat Keputusan Menteri Pertanian/Agraria No. SK: I/508/Ka, tertanggal 7 September 1962, yang berbunyi: “Pemerintah Bersedia Mem - berikan Dengan Cuma- Cuma Sebagian Dari Tanah Tersebut Kepada Bekas Pemilik Nyoo Seng Hoo, Seluas 5 Hektar, Dengan Hak Milik Sebagai Ganti Rugi Dimaksud Dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor: I /1958“. Maka jelas dalil Penggugat dalam Posita Gugatannya mengemukakan tentang Kepemilikkan Lokasi Aquo;

Maka jelas dalam hal ini PTUN Jakarta tidak memiliki kewenan- gan memeriksa dan mengadili Gugatan Penggugat, Karena Gu - gatan Penggugat bukanlah Sengketa Tata Usaha Negara, Melainkan Sengketa Hak Kepemilikkan/Keperdataan yang harus diperiksa pada Badan Peradilan di Lingkungan Peradilan Umum;

Sedangkan dalam Ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Ne- gara menyebutkan: “Sengketa tata usaha negara adalah sen- gketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk

Referensi

Dokumen terkait

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Menimbang,

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia transaksi

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Menimbang,

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Menimbang,

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia TENTANG

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 12

Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia -Bahwa,