• Tidak ada hasil yang ditemukan

S k r i p s i - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "S k r i p s i - etheses UIN Mataram"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Kelas IV MI Al-Baqiyatusshosee NW Santong Kabupaten Kayangan - KLU Tahun Pelajaran 2011/2012". Bagaimana Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar IPA Kelas IV MI Al -Baqiyatussho , lihat NW Santong Kayangan Kabupaten-KLU Tahun Pelajaran 2011/2012.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MI Al-Baqiyatussho se NW Kecamatan Santong Kayangan-KLU tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPA kelas IV MI Al-Baqiyatusshosee NW Santong Kabupaten Kayangan-KLU tahun pelajaran 2011/2012.

Pembelajaran Kontekstual Pada Pembelajaran IPA 1. Pengertian Pembelajaran

Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual, menurut Sagala, merupakan metode pembelajaran yang menitikberatkan pada proses. Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat memberikan gambaran bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana guru mengaitkannya dengan kondisi yang dialami siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Pembelajaran IPA

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi aktual siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.7. Pembelajaran IPA merupakan upaya guru untuk mengajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbeda yang tampaknya sesuai dengan karakteristik siswa yaitu model pembelajaran kontekstual.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual a. Kelebihan Pembelajaran Kontekstual

Menurut Powler, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dan benda-benda yang sistematis, teratur, berlaku umum, berupa kumpulan pengamatan dan percobaan. Menurut peneliti, IPA adalah pelajaran yang membahas masalah-masalah alam semesta, termasuk lingkungan biotik dan abiotik, yang dibuat dalam bentuk pelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual

Hal itu menjadi dasar pemikiran tentang pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan yang dibangun siswa, hasilnya berangsur-angsur menyebar melalui konteks yang terbatas. Kami membantu siswa untuk mempresentasikan apa yang baru mereka pelajari sebagai struktur pengetahuan dan keterampilan baru sebagai bentuk pengayaan atau pengulangan pengetahuan dan keterampilan sebelumnya.

Pengertian Aktivitas Belajar

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru-siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keaktifan yang dimaksud disini menekankan pada siswa, karena keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menciptakan situasi belajar yang aktif.

Prestasi Belajar

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan instrumen atau tes tertentu. Sejauh kajian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa setelah menempuh proses pembelajaran pada materi tertentu, yaitu tingkat penguasaan, perubahan emosi atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan dalam bentuk nilai atau skor. Berdasarkan uraian konsep kinerja dan pembelajaran di atas, yang dimaksud dengan kinerja pembelajaran adalah hasil.

Siswa yang memiliki tingkat inteligensi rendah, demikian pula siswa yang memiliki inteligensi tinggi, tidak aman. keberhasilan dalam belajar, hal ini dikarenakan belajar merupakan proses yang kompleks karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.54-62. dimiliki, dapat membantu anak dalam proses belajar di sekolah dengan baik.

Pokok Pembahasan IPA Kelas IV

Bagian-bagian Akar

Akar tumbuhan berbunga, baik yang tertanam di dalam tanah maupun di air, biasanya terdiri atas akar utama, kemudian dari sisi akar utama ini keluar cabang-cabang akar dan pada permukaan akar terdapat semacam serabut akar yang disebut rambut akar.

Jenis-jenis Akar dan Klasifikasinya Beberapa jenis akar

Fungsi Akar

Batang

Bagian-bagian Batang

Jenis-jenis Batang dan Klasifikasinya

Fungsi batang

Daun

Bagian-bagian Daun

Jenis-jenis Daun dan Klasifikasinya a. Berdasarkan tulang daun

Berdasarkan struktur batangnya, ada tumbuhan yang memiliki batang lunak seperti pohon kacang tanah, jagung, bayam.

Fungsi Daun

Bunga

Bagian-bagian Bunga

Jenis-jenis Bunga dan Klasifikasinya

Fungsi Bunga

Penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang kegiatan pembelajaran berupa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, yang secara sadar dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama-sama antara guru dan siswa. Dari pengalaman mengajar di MI Al-Baqiyatusshosee NW Santong khususnya pada mata pelajaran IPA khususnya di kelas IV terlihat bahwa kegiatan pembelajaran kurang efektif, hal ini dikarenakan anak dalam proses pembelajaran terlalu banyak bermain saat guru menjelaskan, seperti : mengobrol dengan teman sebayanya, membuat mainan kertas, mencorat-coret di bangkunya, bahkan mengganggu teman-temannya di sebelahnya, sehingga kegiatan belajar menjadi terganggu dan suasana belajar menjadi membosankan. Aktivitas siswa yang rendah berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.

Pada proses sebelumnya, peneliti telah melakukan pembelajaran kontekstual, namun hasil pembelajaran belum maksimal, hal ini disebabkan kurangnya jumlah siswa. Untuk itu peneliti akan menggunakan penelitian tindakan kelas karena bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran kontekstual, dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV IPA MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong , Kecamatan Kayangan, KLU.

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, terdapat motivasi tersendiri, khususnya bagi peneliti, untuk meningkatkan metode pembelajaran kontekstual.

Rencana Tindakan

Pengalaman siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang tujuannya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPA di kelas IV MI Al-Baqiyatusshosee NW Santong Kecamatan Kayangan-KLU. Siswa bertanya kepada guru apa yang belum mereka pahami dalam materi yang telah diberikan guru, tujuannya agar siswa menggali informasi lebih detail. Di akhir proses pembelajaran, peneliti akan memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan refleksi yang dituangkan dalam bentuk: a.

Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti belum dapat menentukan berapa siklus yang harus dilalui nantinya dalam proses pembelajaran dengan tahapan yang terdiri dari perencanaan, pengambilan tindakan, observasi atau observasi dan refleksi, dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal mengenai penerapan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA kelas IV MI Al-Baqiyatusshosee NW Santong Kabupaten Kayangan-KLU.

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaan

Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal mengenai penerapan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA kelas IV MI Al-Baqiyatusshosee NW Santong Kabupaten Kayangan-KLU. ditentukan, dan tingkah laku siswa yang diamati dalam proses pembelajaran. Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai alat untuk memperoleh data dan informasi langsung dari informan, untuk mengetahui sejauh mana kegiatan belajar mengajar. Narasumber dalam kegiatan wawancara ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV MI Al-Baqiyatussholihat NW Kecamatan Santong Kayangan yang meliputi proses belajar mengajar siswa, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung, dan antusiasme siswa. saat berpartisipasi dalam pengajaran dan proses pembelajaran melalui penggunaan pembelajaran kontekstual.

Tes merupakan alat pengumpul data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran 11. Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mereka mengalami proses pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual.

Masalah

Analisis Ketuntasan Siswa 1. Data hasil belajar siswa

Setelah diperoleh data tes prestasi belajar, data tersebut dianalisis dengan mencari ketuntasan belajar yang kemudian dianalisis secara kuantitatif. a) kelengkapan individu. Setiap siswa dikatakan telah menyelesaikan proses pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran bagian tumbuhan, jika mendapat skor > 65, hal ini sesuai dengan kriteria capaian pembelajaran minimal (LMC) yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP. Jika KK > 85%, maka kelas tersebut dapat dikatakan tuntas, namun jika KK < 85%, maka kelas tersebut dapat dikatakan tidak tuntas.

Dari hasil observasi tersebut peneliti dapat melakukan refleksi diri dengan melihat data yang diamati, apabila kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bagian tumbuhan. Selain hasil observasi, hasil analisis data pada tahap ini akan dijadikan acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya.

Jadwal Kegiatan Penelitian

  • Sejarah Berdirinya MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong Kecamatan Kayangan-KLU
  • Letak Geografis MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong Kecamatan Kayangan-KLU
  • Keadaan Siswa-siswi MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong Kecamatan-KLU
  • Keadaan Guru dan Pegawai
  • Keadaan Sarana dan Prasarana
  • Struktur Kelembagaan MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong Kecamatan K ayangan-KLU

Sedangkan MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong beralamat di Jalan Marga Satwa, Dusun Suka Damai, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, KLU dengan batas-batas sebagai berikut. Untuk mengetahui kondisi siswa MI Al-Baqiyatussho lihat NW Santong dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dokumentasi kondisi sarana dan prasarana MI Al-Baqiyatussho lihat NW Santong Kabupaten Kayangan-KLU, Dikutip pada 2 Agustus 2011/2012.

Sarana dan prasarana di KLU MI Al-Baqiyatussholihat NW Santong Kayangan kurang memadai antara lain kurangnya ruang kelas, tidak ada perpustakaan, ruang UKS, ruang guru, ruang TU, sehingga proses belajar mengajar kurang efektif dan efektif. Begitu juga dalam hal lembaga pendidikan termasuk di MI Al-Baqiyatussholihat NW KLU Kecamatan Santong Kayangan, karena dalam organisasi itu mutlak diperlukan efisiensi dan efektifitas kerja untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Hasil Penelitian

  • Data Siklus I
  • Data Siklus II a. Perencanaan

Pada proses siklus I sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi ajar, hal ini terjadi karena materi yang diajarkan belum pernah dipelajari sebelumnya, tidak ada buku ajar pada saat pembelajaran di kelas, dan masih banyak siswa yang tidak menyerap setiap penjelasan. guru.. Pada siklus I, interaksi yang dibangun antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, jarang terlihat. Tingkat penguasaan minimal siswa Tingkat I sudah baik, namun ukuran ketuntasan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 90% tidak tercapai.

Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang lulus sudah cukup baik, namun masih belum mencapai target ketuntasan yang ditetapkan. Mengenai hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus II terjadi peningkatan dimana komunikasi yang dibangun antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa mulai terlihat baik.

Pembahasan

Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I, kedisiplinan, proses pembelajaran berjalan dengan baik. Hasil analisis data pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata 80 dan ketuntasan belajar siswa 94%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II tujuan telah tercapai yaitu minimal 94% siswa memperoleh hasil ≥ 65.

Hal ini terlihat pada peningkatan aktivitas siswa dan guru pada setiap siklus yaitu pada siklus I aktivitas siswa dengan skor 15 dengan kategori cukup aktif dan aktivitas guru dengan skor 22 kategori baik, pada siklus II aktivitas siswa skor 18,5 dengan kategori aktif dan peningkatan skor aktivitas guru yaitu 24 kategori baik. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata 80 dengan persentase ketuntasan 94%.

Saran-Saran

Referensi

Dokumen terkait

Sulitnya siswa sekolah dasar Islam menguasai keterampilan berbicara bahasa arab disebabkan oleh beberapa hal diataraya, kurangnya kosa kata, kurangnya pemahaman tentang tata