Sinyal dan Sistem Waktu Diskrit
ET 3005 Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit EL 5155 Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit
Effrina Yanti Hamid
Sinyal dan Sistem Waktu Diskrit 2
2.1 Sinyal Waktu Diskrit
2.1.1 Pengertian Sinyal Waktu Diskrit
Deretan berindeks dari bilangan kompleks atau real.
Sinyal waktu diskrit adalah fungsi dari variabel bebas yang merupakan bilangan bulat, dinyatakan oleh x(n).
Sinyal analog : xa(t)
Sinyal diskrit : x(n), n bilangan bulat
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 n
x(n)
x
a(t)
t
Sinyal analog : x
a(t)
Sinyal diskrit : x(n),
2.1.2 Sinyal Waktu Diskrit Bernilai Kompleks
Sinyal waktu diskrit bernilai kompleks
z(n) = a(n) + jb(n) = Re{z(n)}+jIm{z(n)
Dalam bentuk polar
z(n) = |z(n)| exp ( j arg{z(n)})
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
1. Impuls satuan/ unit sample sequence
 
 
 
 
0 0
0 0
1
0 0
0 1
n , n
n , n
n n
, n , n n
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 n
(n)
 
 
0 0
0 1
, n , n n
u
2. Unit step sequence
u(n)
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
3. Deretan Eksponensial
 
 
0 0
0 n ,
n , n a
x
n x(n)=1.2n
 
( )
= cos sin
j
n j n n
a re
x n r e
r n j n
 
 Bila a kompleks
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
Contoh :
 
     
 
n nx
n x n
x n
x
n j
n e
n x
re a
θ .
r
n R
I R
n
n n j
j
cos10 9
. 0
sin10 cos10
9 . 0
9 . 0 9 10 0
10
 
 
dan
 
n nx n
cos10 9
.
0 
 
n nx n
sin10 9
.
0 
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
3. Deretan Eksponensial
 
 
 
 
n nx
r n
x
e r n
x
re a
a n
x
n n j n j
n
Contoh
 
 
n .x
θ .
r e
n x
n
n n j
9 0
9 10 0 9
.
0 10
 
 dan
  n .
nx  0 9
 n n x 10
 
Sinyal disebut periodik bila x(n)=x(n+N) untuk harga N bilangan bulat positif dan untuk seluruh n.
Bila sinyal periodik dengan perioda N maka sinyal tersebut juga periodik dengan perioda 2 N, 3N dan seluruh harga kelipatan bilangan bulat dari N.
Perioda fundamental N, yaitu bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi persamaan x(n)=x(n+N).
Bila tidak ada satupun bilangan bulat N yang memenuhi
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
4. Sinyal periodik dan aperiodik
2.1.3 Tipe Sinyal Waktu Diskrit
4. Sinyal simetris dan antisimetris
Sinyal waktu diskrit berharga real :simetris genap jika x(n) = x(-n) untuk seluruh harga n simetris ganjil jika x(n) = -x(-n) untuk seluruh harga n
Sinyal waktu diskrit berharga kompleks (sinyal kompleks) : simetris konjugate jika x(n) = x*(-n) untuk seluruh harga n antisimetri konjugate jika x(n) = -x*(-n) untuk seluruh harga n
     
 
 
 
  disebut maka
berhingga Bila
selang dalam
deretan Enerji
maka riil
Bila
deretan suatu
Enerji
n x )
E (
E
n x E
N, n
-N n
x E
n x
n x n
x n x E
N
N n n
n n
0
.
2 2
2
2.1.4 Sinyal enerji dan sinyal daya
 
 
) signal power
( daya sinyal
disebut maka
0) (
berhingga Bila
hingga.
tak atau berhingga
n kemungkina maka
(infinite) hingga
tak Bila
maka
(finite) berhingga
Bila
diskrit
sinyal
rata -
rata
Daya
n x P
P
E
P E
n N x
P
N
N N n
  
 
. 0 1
2
lim 1
22.1.4 Sinyal enerji dan sinyal daya
 
N N
n N u
P
N N N
N
N
N N n
2 1 2
lim 1
1 2
lim 1
1 2
lim 1
1 1
2
daya.
sinyal adalah
sequence step
Unit
 
 
 
 
 
2.1.4 Sinyal enerji dan sinyal daya
Contoh
Tentukan apakah unit step sequence u(n) adalah sinyal daya
atau sinyal enerji
x1 (n) y(n) = x1(n) + x2(n)
x2 (n)
s (n) y(n) = s(n).w(n)
w(n)
x(n) A y(n) = A.x(n)
Z-1
x(n) y(n) = x(n-1)
1. Penjumlahan
2. Perkalian
3. Penyekalaan
4. Pergeseran (shifting) :
2.1.5 Operasi Dasar pada Sinyal Waktu Diskrit
M
x(n) y(n) = x(Mn)
L
x(n) y(n) = x(n/L)
5
. Down sampling
6. Up sampling
7. Folding (pembalikan)
2.1.5 Operasi Dasar pada Sinyal Waktu Diskrit
y(n) = x(-n)
ainnya
0,
,...
3 , 2 , 0, n ] ,
[ 
    
l
L L L L
x n n
y
Sinyal dapat didekomposisi dari deretan impuls satuan  (n) yang diberi bobot dan digeser.
x(n)=…+x(-1)  (n+1)+x(0)  (n)+ x(1)  (n-1)+ x(2)  (n-2)+…
  
   
k
k n
k x n
x 
2.1.5 Dekomposisi Sinyal
Sistem Waktu Diskrit adalah operator matematis atau pemetaan yang mentransformasi sinyal ke sinyal lainnya.
Secara umum notasi yang digunakan : T(.)
T(.)
x(n) y(n)=T(x(n))
2.2 Sistem Waktu Diskrit
2.1.1 Pengertian
Sistem Tanpa Memori
Keluaran pada waktu
n=n0hanya bergantung pada input pada waktu n = n
0.
Additif
T(x1(n)+x2(n))=T(x1(n))+T(x2(n)) Homogen:
T( c x(n))=c T(x(n))
Sistem Linier : sistem yang mempunyai sifat additif dan homogen T(ax1(n)+bx2(n))=aT(x1(n))+bT(x2(n))
2.2.2 Sifat Sistem Waktu Diskrit
Sistem Tidak Berubah Terhadap Waktu (time invariant system) Bila respon sistem terhadap masukan x(n) adalah y(n) maka
respon terhadap masukan x(n-n0) adalah y(n-n0).
                 
 
       
 
 
n x  
k T
n k 
x  
k h n k    
x n h ny
k n
h(n-k) k
n T
k x n
y
k x
k n k
x T k
n k
x T
n x T n
y
k k
k
k k
maka masukan
terhadap sistem
respon
adalah bila
waktu terhadap
berubah tidak
yang sistem
Untuk
: homogen sifat
dari konstan,
koefisien Karena
:
aditif sifat
Dari
Causal
Respon sistem pada waktu n=n0bergantung pada masukan nn0.
y(n) hanya bergantung pada x(n), x(n-1),x(n-2), …, tetapi tidak bergantung pada x(n+1),x(n+2),….
Secara matematis keluaran sistem kausal memenuhi persamaan dalam bentuk sbb:
y(n)=F(x(n),x(n-1),x(n-2),…)
contoh:
( [2 ]
l x n
n -Tentukan apakah sistem dengan persamaan berikut causal atau tidak kausal (a) y[n]= x[n]-x[n-1] b) y[n]= x[k]
(c) y[n]=
2] (d) y[n]=x[-n]
(e) y[n]=x[n-1]+x[n]+x[n+1] (f) y[n]=x[n
Causal Sistem LTI
0 0
1
0 0 0
0
0 0
0 0
[ ] [ ]
[ [ 1] 1 [ 2] 2 ...]
[ [0] [1] 1] ...
k
k k
y n h k x n k
y n h k x n k h k x n k
= h x n h x n
h x n h x n
 
 
      
            
       
       
 
Keluaran sistem LTI pada n=n0
Sistem k 0
0 0
0 0
ausal jika keluaran pada waktu n=n hanya bergantung pada masukan x[n ], x[n -1],... tidak bergantung pada masukan
x[n +1],x[n +2],..., sehingga respon impuls sistem LTI harus memenuhi kondisi h n[ ] 0 n < 0
Stabil
Sistem dengan masukan terbatas maka keluaran terbatas.
Bila x(n) terbatas, maka akan ada konstanta Mx sedemikian sehingga
Bila x(n) terbatas, maka akan ada konstanta My sedemikian sehingga
[ ] x
x n  M  
[ ] y
y n  M  
Stabil
Sistem LTI
[ ] [ ] [ ]
[ ]
k
k
k
k
y n h k x n k
y n h k x n k
y n h k x n k
y n h k
       
       
       
   
x x
x
Keluaran sistem LTI
Bila input terbatas maka akan ada suatu bilangan terbatas M sehingga x[n] M sehingga
M
Ke y n[ ]
luaran akan terbatas jika respon impuls LTI memenuhi kondisi
2.2.3 Konvolusi
Hubungan antara masukan dan keluaran pada sistem LTI dinyatakan oleh penjumlahan konvolusi.
Sifat-sifat Konvolusi
a. x(n)  y(n) =y(n)  x(n)
b. x(n) (y(n) z(n))=(x(n) y(n)) z(n) c. x(n) (y(n)+z(n))=x (n)y(n) + x(n) z(n) d. x(n)  (n) = (n)  x(n) = x(n)
e. x(n)  (n-n0) = x(n-n0)
   
n
k n h k x n
h n
x( ) ( )
0 0
0 0
0
0 0
0
[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] 1 0
[ ] 1
:
[ ] [ ] [ ] [ ]
[
k
k
x n n n x k n n k
k k
n n k k n n
k n n
x n n n x k n n k
x n n
 
 
    
 
    
 
    
 
Bukti (e) :
Ingat untuk
maka untuk
sehingga untuk
0
] [0]
[ ]
x n n
 
   
n
k n h k x n
h n
x ( ) ( )
Panjang deretan hasil konvolusi 2 deretan yang terbatas panjangnya
Perhitungan Langsung Contoh :
   
   
             
   
   
 
  u   n
a n a
a 1
a a 1
n y 0
n
0 k
n .u k u k
0, n
k n k
n u 0
k k
u
k n u k u a k
n h k x n
h n
x n
y
n u n
h
0 n
0 n n a
u a n
x
n n
0 k
1 n k
k
k k
n n
1 . y 1
Bila Bila
. untuk
0 dan
untuk 0
Karena
0
1
 
 
 
 
Perhitungan konvolusi dengan metoda grafis Gambar x(k) dan h(k) sebagai fungsi dari k.
Reverse satu dereta : h(k) menjadi h(-k) Geser h(-k) sebesar n menjadi h(n-k)
Perkalikan x(k) dan h(n-k) dan jumlahkan seluruh hasil perkalian untuk seluruh harga k.
Perhitungan dilakukan untuk seluruh kemungkinan harga pergeseran n.
Contoh :
2.2.4 Sistem dengan Respon Impuls Terbatas dan Tidak Terbatas
Sistem LTI dapat dibagi menjadi :
• FIR (finite-duration impulse response)
• IIR (infinite-duration impulse response) Sistem FIR kausal :
h(n) = 0 n < 0 dan n ≥ M Konvolusi pada sistem FIR kausal :
Sistem IIR kausal :
h(n) = 0 n < 0 Konvolusi pada sistem IIR kausal :
   
10
) ( )
(
M
k
k n h k x n
h n
x
2.2.5. Sistem Waktu Diskrit Rekursif dan Non Rekursif
F(x(n),x(n-1),
…x(n-M))
x(n) y(n)
F(x(n),x(n-1),
…x(n-M))
x(n) y(n)
z-1
Sistem non-rekursif
Sistem rekursif
Contoh Sistem Waktu Diskrit Rekursif dan Nonrekursif
Sistem non-rekursif
Sistem rekursif
x(n) y(n)
z-1
z-1
b0
b1
b2
y(n) = b0x(n) + b1x(n-1) + b2x(n-2)
x(n) y(n)
z-1
z-1
b0
b1
b2
y(n) = y(n-1) + b x(n) + b x(n-1) + b x(n-2)
z-1
2.2.6. Sistem Waktu Diskrit Direpresentasikan oleh Persamaan Perbedaan
Total response : y(n) = yzi(n) + yzs(n)
Agar sistem rekursif bersifat linier dan time invariantmaka harus memenuhi sifat linier (superposisi) dan time invariant.
Agar linier maka
1. Total response : y(n) = yzi(n) + yzs(n)
2. Prinsip superposisi berlaku untuk yzi(n) dan yzs(n).
2
3 2
1
[ ] [ 1] [ ]
[ ] [0]
[0] [ 1] [0]
[1] [0] [1] [ 1] [0] [1]
[2] [1] [2] [ 1] [0] [1] [2]
[ ] [ 1] [ ]
[ ] n [ 1] k
k
y n ay n x n
y n y
y ay x
y ay x a y ax x
y ay x a y a x ax x
y n ay n x n
y n a  y a
  
  
     
      
  
  
Akan dihitung nilai untuk n 0, dimulai dari
0
1 1 2 2
1 1 2 2
0
1 1 2
0 0
(1) (2)
1 2
1 1 2 2
[ ]
[ ] [ ] [ ]
: [ ] [ ] [ ]
[ ] [ [ ] [ ]]
[ ] 2 [ ]
[ ] [ ]
: [ 1] [ 1] [ ]
n
zi zs
n k zs
k
n n
k k
k k
zs zs
x n k y n y n y n
Mis x n c x n c x n
y n a c x n k c x n k
c a x n k c a x n k c y n c y n
Mis y c y c y
 
 
 
   
   
 
    
 
1
0
[ ] [ 1] [ ]
[ ] [ 1] [ ]
[ ] [ ] [ ]
Dari persamaan perbedaan dapat dilihat bahwa koefisien a konstan, tidak bergantung pada n.
sistem .
Sistem yang dituliskan
n
n k
k
zi zs
y n ay n x n
y n a y a x n k
y n y n y n
time invariant
  
   
 
[ ] [ 1] [ ]
dalam persamaan berikut :
adalah sistem LTI kausal.
Sistem yang dituliskan dalam persamaan perbedaan koefisien konstan linier (
y n ay n x n
linear constant - coefficient diff
  
) adalah linier dan . erence equation time invariant
Solusi Persamaan Perbedaan Koefisien Konstan Linier
0 0
[ ] [ ] 0 1
Persamaan Perbedaan Koefisien Konstan Linier
a
Tujuan untuk menentukan respon y[n] ,n 0 pada sistem dengan masukan
N M
k k
k k
a y n k b x n k
 
   
 
h p
h
x[n],n 0 dan satu set kondisi kondisi awal.
Asumsi :
y[n] = y [n] + y [n]
Solusi y [n] adalah solusi homogen, yaitu respon sistem terhadap kondisi awal d
p
engan asumsi x[n]=0
Solusi y [n] adalah solusi khusus atau yaitu respon sistem terhadap x[n]
dengan asumsi kondisi awal = 0
Solusi homogen
Solusi homogen didapat dengan m
particular
[ ] 0
engasumsikan x[n]=0, sehingga persamaan perbedaan homogen
N
a y nk k 
0
1 2
1 2
0
.
Dengan substitusi ke persamaan sebelumnya maka persamaan polinomial
atau
N
n k k k
n N N N N
a
a a
   
  
  
1
1 2 3
.. 0
, , ,... .
Polinomial di dalam tanda kurung adalah polinomial karakteristik.
Polinomial karakteristik mempunyai N akar, Akar dapat berharga real atau kompleks.
Koefis
N N
N
a  a
   
   
1, 2,..
k
ien .umumnya real.
Untuk harga a riil, akar berharga kompleks merupakan pasangan konyugatif kompleks.
Bila semua akar berbeda maka solusi persamaan homogen :
a a
 
1
1
1 2 1
[ ]
[ ] ...
ditentukan untuk memenuhi kondisi awal.
Bila terdapat akar , maka solusi persamaan homogen :
N
n
h k k
k k
m
h m
y n C
C
multiple
y n C C n C n
   
N
n n
Ck k
p[ ]
Solusi khusus ( )
Solusi khusus umumnya tergantung x[n].
Harus dicari y yang memenuhi persamaan perbedaan, untuk x[n] tertentu.
Solusi khusus juga dapat diperoleh dari respon particular
n
zero state y [n] ( zs ).
Solusi khusus Persamaan Perbedaan Linier Koefisien Konstan
Sinyal input x(n) Solusi Khusus
A (konstan) K
A M n K M n
A nM K0nM+K1nM-1+…+KM An nM An(K0nM+K1nM-1+…+KM) A sin (0n) K1cos (0n) + K2sin (0n) A cos (0n) K1cos (0n) + K2sin (0n)
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] 0
[-1] 5 [-2] 0
Contoh 6.1
Persamaan perbedaan
Tentukan respon zero input jika diketahui kondisi awal dan .
Solusi
Asumsi solusi perbedaan homogen dalam bentuk ekspone
y n y n y n
y y
 
1 2
[ ]
3 4 0
nsial, yaitu
Dengan substitusi ke persamaan sebelumnya maka persamaan polinomial
n h
n n n
y n 
    
  
 
   
2 2
1 2
3 4 0
1 4
[ ] 1 4 0
[ ] 0
Akar persamaan dan
,
Karena maka sistem tidak mempunyai solusi khusus,
n
n n
h
p
y n C C n
x n y
  
   
 
   
 [ ]n 0
   
1 2
[ ] [ ] -1 4 , 0
1 2
Sehingga solusi total,
Untuk menentukan harga C dan C maka solusi total harus memenuhi kondisi awal.
n n
y n  y nh C C n
1 2
[0] 3 [-1] 4 [-2]
[1] 3 [0] 4 [-1] 13 [-1] 12 [-2]
[0]
h
y y y
y y y y y
y C C
 
   
 
   
1 2
1 2
[1] 4
1
[ ] [ ] -1 -1 16 4 , 0
Dari kedua persamaan diatas maka dan C = 16
Respon zero input diperoleh
h
n n
h
y C C
C
y n y n n
  
 
   
[0] 3 [-1] 4 [-2]
[1] 3 [0] 4 [-1] 13 [-1] 12 [-2]
dengan mengevaluasi konstanta pada solusi homogen.
y y y
y y y y y
 
   
1 2
1 2
[0]
[1] 4
[0] 15 [1] 65
Karena y[-2] =0 dan y[-1]=5 , maka
h h
y C C
y C C
y dan y
 
  
 
1 2
1 2
1 2
15
4 65
1
Dari kedua persamaan diatas maka dan C = 16
C C
C C
C
 
  
 
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0
0.5 1 1.5
2x 107
   
[ ]
zi[ ] -1 -1
n16 4
n, 0
y n  y n   n 
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1]
[ ] 4 [ ] [ ], 0.
n
y n y n y n x n x n
x n u n y n n
 
 Contoh 6.2
Persamaan perbedaan
Tentukan respon
Solusi
Solusi homogen
   
 
       
1 2
1 2
[ ] 1 4 0
[ ] 4 [ ]
4 [ ] - 3 1 4 [ 1] - 4 2 4 [
n n
n p
n n n
n C C n
particular
y n Kn u n
Kn u n K n  u n K n  u n
   
  
yh ,
Solusi khusus ( )
Dengan substitusi ke persamaan perbedaan
 
1 6
5 6
2]
4 [ ] 4 [ 1]
2,
[ ] 4 [ ]
n n
n
u n u n
n K
y n n u n
  
 
2.
maka
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1]
1 2
Harga C dan C harus memenuhi harga kondisi awal Substitusi langsung pada persamaan solusi total
y n y n y n  x n  x n
   
    
   
      
0 1
1 0
0 0
1 2
1 1 6 1
1 2 5
[0] 4 [0] 4 [ 1] [0] 1
[1] 3 [0] 4[ 1] 4 [1] 2 4 [0]
[1] 3 4 2 9
-1 4 1
-1 4 1 4
y u u y
y y u u
y
C C
C C
     
    
   
 
  
     
1 2
1 2
26
1 251 2 25
26 6
1
25 25 5
9 1
4 4.2
,dan
[ ] -1 4 4 , 0
-
n n n
C C
C C
C C
y n n n
 
 
 
   
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0
2 4 6 8 10 12 14x 106
[ ] [ ] y n
x n
T(.)
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1]
y n y n y n  x n  x n
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0
2 4 6 8 10
12x 105
Hpf(s) A/D x(n)
y(n-1) x(n-1)
y(n) D/A
2 3
Hrc(s)
y(n-2)
4
   
1 2
[ ] [ ] -1 4 , 0
[0]
Menentukan respon zero input dan respon zero state.
Respon zero input mempunyai bentuk yang sama dengan solusi homogen.
n n
zi h
zi
y n y n C C n
y
   
 1 2
1 2
[1] 4
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] 0 [0] 0
[1] 0
[ ] 0, -
Dari persamaan homogen :
Tidak ada solusi artinya karena kondisi awa
zi
zi
C C
y C C
y n y n y n
y y
y n
 
 l [ 2] [ 1] 0
sehingga respon total adalah respon zero state.
y    y
   
6 
1 2 5
[ ] [ ] [ ] -1 4 4 ,
[0] [1]
[-1] 0 [-2] 0 Respon zero state
Total solusi :
n 0
dan diperoleh dengan memasukkan harga-harga
kondisi awal dan ke persamaan
n n n
h p
y n y n y n C C n
y y
y y
     
 
   
    
0 1
1 0
[ ] - 3 [ -1] - 4 [ - 2] [ ] 2 [ -1]
[0] 3 [ 1] 4[ 2] [0] 2 [ 1]
[0] 4 [0] 4 [ 1] [0] 1
[1] 3 [0] 4[ 1] 4 [1] 2 4 [0]
[1] 3 4 2
y n y n y n x n x n
y y y x x
y u u y
y y u u
y
 
      
    
    
   
   
      
     
0 0
1 2
1 1 6 1
1 2 5
1 2
1 2
1 26
1 25 2 25
9
-1 4 1
-1 4 1 4 9
1
4 4.2
,dan
-
n n n
C C
C C
C C
C C
C  C
 
  
 
 
 
    
[ ] [ -1] - 6 [ - 2] [ ]
[ ] 8 [ ]
[-1] 1 [-2] 1
Contoh 6.3
Persamaan perbedaan
Tentukan respon y[n], n 0 jika diketahui sinyal masukan
dan kondisi awal dan .
Solusi
Asumsi solusi perbe
y n y n y n x n
x n u n
y y
 
 
  
[ ]
daan homogen dalam bentuk eksponensial, yaitu
Dengan substitusi ke persamaan sebelumnya maka persamaan polinomial
n
y nh 
 
   
1 2
2 2
1 2
6 0
6 0
3 2
[ ] 3 2 , 0
Akar persamaan dan
Asumsi solusi khusus
n n n
n
n n
y nh C C n
  
  
 
  
  
 
   
[ ] [ ]
[ ] [ 1] - 6 [ 2] 8 [ ]
2 - 6 8
Substitusi ke persamaan
yp n Cu n
Cu n Cu n Cu n u n
n C C C