MAKALAH ( Sistem Perkemihan )
OLEH KELOMPOK 4
NAMA – NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1. Emilia Mesak De Araujo
2. Faustina D. S. Martins 3. Grazya Gelty Lahe
4. Katarina Balok Kasunube 5. Leonita Dara Sanches Soares 6. Maria Julita Aluk Seran 7. Natercia Maya Dosantos 8. Yohania Chanitrina Bui
KELAS : ( X Layanan Kesehatan )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "(Sistem Perkemihan)". Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas (Anatomi Fisiologi).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu guru selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I... 1
PENDAHULUAN...1
1.1. LATAR BELAKANG...1
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT...2
BAB II...3
PEMBAHASAN...3
2.1. Pengertian Sistem perkemihan...3
2.2. Ginjal... 4
2.3. Organ Lain Penyusun Sistem Perkemihan Dan Penjelasannya...6
2.4. Fisiologi Pembentukan Urin...7
2.5. Penyakit yang umum terjadi pada sistem perkemihan...9
BAB III...10
PENUTUP...10
3.1. KESIMPILAN...10
DAFTAR PUSTAKA... 11
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahan kan keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat seperti urea, kreatinin asam urat dan urin.
Apabila terjadi gangguan pada sistem perkemihan maka dapat menyimpulkan gangguan kesehatan yang sangat serius dan komplek. Gangguan yang terjadi pada system perkemihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya disebabkan oleh pembesaran pada prostat atau biasa disebut dengan benigna prostat hipertropi. Lebih dari setengahnya orang yang usianya di atas 50 tahun dan 75% pria yang usianya 70 tahun menderita gejala-gejala semacam pembesaran prostat (Long 2002).
Indonesia kini semakin hari semakin maju dan dengan berkembangnya sesebuah negara, maka usia harapan hidup pasti bertambah dengan sarana yang makin maju, maka kadar penderita BPH secara pastinya turut meningkat. (Furqan, 2003) Secara pasti, bilangan penderita pembesaran prostat jinak belum di dapat, tetapi secara prevalensi di RS, sebagai contoh jika kita lihat di Jakarta, di RS Cipto Mangunkusumo ditemukan 423 kasus pembesaran prostat jinak yang dirawat selama tiga tahun (1994-1997) dan di RS Sumber Waras sebanyak 617 kasus dalam periode yang sama (Ponco Birowo, 2002). Ini dapat menunjukkan bahawa kasus BPH adalah antara kasus yang paling mudah dan banyak ditemukan. Kanker prostat, juga. merupakan salah satu penyakit prostat yang lazim berlaku dan lebih ganas berbanding BPH yang hanya melibatkan pembesaran jinak daripada prostat.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari system perkemihan?
2 Jelaskan tentang ginjal!
3 Apa saja peptid organ lain penyusun sistem pertemihan?
4 Apa saja fisiologi pembentukan urin ? 5 Apa saja penyakit pada sistem Perkemihan?
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari system perkemihan 2. Untuk mengetahui jelaskan tentang ginjal
3. Untuk mengetahui apa saja peptid organ lain penyusun sistem pertemihan 4. Untuk mengetahui apa saja fisiologi pembentukan urin
5. Untuk mengetahui apa saja penyakit pada sistem Perkemihan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem perkemihan
Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan, juga dikenal sebagai sistem urinaria, adalah sistem organ tubuh yang bertanggung jawab untuk memproduksi, menyimpan, dan mengeluarkan urin dari tubuh. Sistem ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, mengatur tekanan darah, serta membuang limbah dan zat beracun dari darah. Sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Sistem perkemihan adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk memproduksi, menyimpan, dan mengeluarkan urin dari tubuh. Sistem ini berfungsi menjaga homeostasis tubuh dengan membuang limbah metabolik, mengatur kadar cairan, serta menjaga keseimbangan elektrolit dan pH tubuh.
Sistem perkemihan, atau yang sering disebut sistem urinaria, adalah serangkaian organ dan struktur tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan urin dari tubuh. Sistem ini memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan darah, serta membuang limbah metabolik dan zat-zat beracun dari tubuh. Sistem perkemihan juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh, yang esensial untuk memastikan fungsi optimal dari berbagai proses biokimia dalam tubuh.
2.2. Ginjal
Ginjal: Organ Utama Sistem Perkemihan
a) Pengertian
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk seperti kacang yang terletak di belakang rongga perut (retroperitoneal), di kedua sisi tulang belakang, tepat di bawah tulang rusuk. Ginjal merupakan bagian utama dari sistem perkemihan yang berfungsi menyaring darah, membuang limbah metabolik, mengatur cairan tubuh, dan menjaga keseimbangan elektrolit serta asam-basa.
b) Struktur Anatomi Ginjal 1. Lokasi dan Bentuk:
Ginjal kanan sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati di sisi kanan.
Berat ginjal sekitar 120–150 gram pada orang dewasa.
2. Bagian Utama Ginjal:
Korteks: Lapisan luar ginjal yang mengandung glomerulus dan tubulus proksimal serta distal.
Medula: Bagian dalam ginjal yang berisi piramida ginjal, tempat terjadi konsentrasi urin.
Pelvis Ginjal: Rongga tempat pengumpulan urin sebelum diteruskan ke ureter.
Nefron: Unit struktural dan fungsional terkecil ginjal, terdiri dari glomerulus, kapsula Bowman, dan tubulus.
c) Fungsi Ginjal
1. Filtrasi Darah:
Ginjal menyaring sekitar 50–60 liter darah setiap hari melalui nefron untuk membuang limbah seperti urea, kreatinin, dan asam urat.
2. Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
Ginjal mengatur jumlah air, natrium, kalium, kalsium, dan elektrolit lainnya agar tetap dalam kadar normal.
3. Pengeluaran Limbah dan Racun:
Ginjal mengeluarkan limbah metabolik melalui urin, yang kemudian diteruskan ke ureter dan dikeluarkan dari tubuh.
4. Mengontrol Tekanan Darah:
Ginjal menghasilkan hormon renin, yang mengatur sistem renin-angiotensin- aldosteron untuk menjaga tekanan darah.
5. pH Tubuh: Mengatur
Ginjal membantu menjaga keseimbangan asam-basa dengan mengeluarkan ion hidrogen (H ) atau bikarbonat (HCO₃ ) sesuai kebutuhan tubuh.⁺ ⁻
6. Produksi Hormon:
Eritropoietin: Merangsang produksi sel darah merah di sumsum tulang.
Aktivasi Vitamin D: Membantu penyerapan kalsium dari makanan untuk kesehatan tulang.
d) Gangguan pada Ginjal
1. Gagal Ginjal: Ketidakmampuan ginjal untuk menyaring darah secara efektif.
2. Batu Ginjal: Pembentukan kristal keras dari mineral dalam ginjal.
3. Infeksi Ginjal (Pielonefritis): Infeksi bakteri pada ginjal.
4. Glomerulonefritis: Peradangan pada glomerulus yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
e) Pentingnya Menjaga Kesehatan Ginjal
1. Konsumsi air yang cukup untuk membantu fungsi filtrasi ginjal.
2. Kurangi konsumsi garam dan makanan tinggi lemak untuk mencegah hipertensi.
3. Hindari konsumsi alkohol dan rokok yang dapat merusak fungsi ginjal.
4. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga penyakit ginjal.
2.3. Organ Lain Penyusun Sistem Perkemihan Dan Penjelasannya Organ Lain Penyusun Sistem Perkemihan dan Penjelasannya
Sistem perkemihan tidak hanya terdiri dari ginjal, tetapi juga melibatkan beberapa organ lain yang bekerja bersama untuk membuang limbah dan menjaga keseimbangan cairan 1. Ureter
Deskripsi:
Ureter adalah saluran berotot berbentuk tabung yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Panjangnya sekitar 25–30 cm, dan berfungsi untuk mengalirkan urin dari pelvis ginjal menuju kandung kemih.
Fungsi Utama:
Mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih melalui gerakan peristaltik.
Mencegah aliran balik urin dengan adanya katup alami di ujung ureter.
2. Kandung Kemih (Vesica Urinaria)
Deskripsi:
Kandung kemih adalah organ berongga yang bersifat elastis, terletak di panggul.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin sementara sebelum dikeluarkan melalui proses buang air kecil (miksi).
Fungsi Utama:
Menyimpan urin yang dihasilkan ginjal hingga kapasitas 300–500 ml.
Berperan dalam proses ekskresi dengan kontraksi otot detrusor saat buang air kecil.
Struktur Utama:
a. Otot Detrusor: Berperan dalam mengosongkan kandung kemih.
b. Sfingter Internal dan Eksternal: Mengontrol keluarnya urin dari kandung kemih.
3. Uretra
Deskripsi:
a. Uretra adalah saluran terakhir dalam sistem perkemihan yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Panjang uretra bervariasi antara pria dan wanita:
b. Pada pria: Sekitar 20 cm, juga berfungsi sebagai saluran reproduksi (mengeluarkan semen).
c. Pada wanita: Sekitar 3–4 cm, hanya berfungsi untuk ekskresi urin.
Fungsi Utama:
a. Mengalirkan urin ke luar tubuh melalui proses miksi.
b. Mengontrol pengeluaran urin dengan sfingter uretra.
Hubungan dengan Organ Pendukung Lain
Sistem perkemihan juga bekerja sama dengan sistem tubuh lain untuk menjalankan fungsinya, seperti:
1. Sistem Kardiovaskular:
Ginjal menerima darah dari arteri renalis untuk proses filtrasi.
2. Sistem Saraf:
Saraf otonom mengatur kontraksi otot detrusor dan relaksasi sfingter saat proses buang air kecil.
Proses Kerja Keseluruhan Sistem Perkemihan
1. Filtrasi: Darah disaring di ginjal untuk memisahkan limbah.
2. Pengumpulan Urin: Urin yang dihasilkan ginjal dialirkan ke pelvis ginjal dan ureter.
3. Penyimpanan: Urin disimpan sementara di kandung kemih.
4. Ekskresi: Urin dikeluarkan melalui uretra ke luar tubuh.
2.4. Fisiologi Pembentukan Urin
Fisiologi Pembentukan Urin
Proses pembentukan urin di ginjal melibatkan tiga tahapan utama: filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubular, dan sekresi tubular. Proses ini terjadi di nefron, unit fungsional ginjal. Berikut adalah penjelasannya:
Lokasi: Glomerulus di dalam kapsula Bowman.
Proses: Darah yang masuk ke glomerulus melalui arteri aferen difiltrasi.
Molekul kecil seperti air, glukosa, ion, asam amino, dan urea masuk ke dalam filtrat glomerulus, sedangkan molekul besar seperti protein dan sel darah tetap di dalam pembuluh darah.
Hasil: Filtrat glomerulus, cairan awal yang akan diolah menjadi urin.
2. Reabsorpsi Tubular
Lokasi: Tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan tubulus kolektivus.
Proses: Zat-zat penting seperti glukosa, asam amino, ion, dan sebagian besar air diserap kembali ke dalam darah melalui kapiler peritubular.
Tubulus proksimal: Reabsorpsi glukosa, asam amino, dan ion seperti natrium.
Lengkung Henle: Penyerapan air (di bagian desenden) dan ion (di bagian asenden).
Tubulus distal: Penyerapan ion yang dikontrol oleh hormon (misalnya, aldosteron).
Duktus kolektivus: Penyerapan air diatur oleh hormon antidiuretik (ADH).
Hasil: Cairan menjadi lebih pekat dan komposisi ionnya diatur.
3. Sekresi Tubular
Lokasi: Tubulus proksimal, tubulus distal, dan duktus kolektivus.
Proses: Zat-zat seperti ion hidrogen (H ), kalium (K ), amonia, dan zat sisa⁺ ⁺ metabolisme lainnya disekresikan ke dalam tubulus untuk dikeluarkan dalam urin.
Tujuan: Mengatur pH darah dan membuang zat beracun atau tidak diperlukan tubuh.
4. Ekskresi Urin
Urin yang terbentuk di duktus kolektivus mengalir menuju pelvis renalis, kemudian ke ureter, kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra.
2.5. Penyakit yang umum terjadi pada sistem perkemihan
Berikut adalah beberapa penyakit yang umum terjadi pada sistem perkemihan, lengkap dengan penjelasan dan sumber:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Deskripsi:
Disebabkan oleh bakteri, biasanya Escherichia coli (E. coli).
Gejala meliputi nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan urin berbau menyengat.
2. Batu Ginjal
Deskripsi:
Terbentuk dari endapan mineral dan garam di ginjal.
Gejala meliputi nyeri hebat di pinggang, mual, dan darah dalam urin.
3. Gagal Ginjal
Deskripsi:
Kondisi di mana ginjal tidak dapat menyaring limbah tubuh dengan baik.
Penyebab utama meliputi tekanan darah tinggi dan diabetes.
4. Sistitis
Deskripsi:
Peradangan kandung kemih, sering kali akibat infeksi bakteri.
Gejala meliputi nyeri perut bagian bawah dan dorongan buang air kecil yang sering.
5. Prostatitis
Deskripsi:
Peradangan pada kelenjar prostat (pada pria).
Gejalanya meliputi nyeri panggul, kesulitan buang air kecil, dan nyeri saat 6. Hematuria
Deskripsi:
Kondisi di mana terdapat darah dalam urin.
Dapat disebabkan oleh infeksi, batu ginjal, atau gangguan lainnya.
7. Glomerulonefritis
Deskripsi:
Peradangan pada glomerulus (unit penyaring di ginjal).
Dapat disebabkan oleh infeksi atau penyakit autoimun.
BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPILAN
Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahan kan keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat seperti urea, kreatinin asam urat dan urin.
Apabila terjadi gangguan pada sistem perkemihan maka dapat menyimpulkan gangguan kesehatan yang sangat serius dan komplek. Gangguan yang terjadi pada system perkemihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya disebabkan oleh pembesaran pada prostat atau biasa disebut dengan benigna prostat hipertropi. Lebih dari setengahnya orang yang usianya di atas 50 tahun dan 75% pria yang usianya 70 tahun menderita gejala-gejala semacam pembesaran prostat (Long 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2016). Textbook of Medical Physiology.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2017). Principles of Anatomy and Physiology Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2018). Human Anatomy & Physiology.
Porth, C. M. (2011). Essentials of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States.
Porth, C. M. (2011). *Essentials of Pathophysiology: Concepts of Altered Health Ganong, W. F. (2010). **Review of Medical Physiology (23rd ed.). McGraw-Hill.