• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI AYU ANGGIS TRIANI.pdf - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI AYU ANGGIS TRIANI.pdf - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN WORD SQUARE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 141

SELUMA SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah danTadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

OLEH:

AYU ANGGIS TRIANI NIM. 1516240031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU TAHUN 2020 M/ 1441 H

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

Ayu Anggis Triani, NIM: 15162400031. Dengan Judul “Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Word Square Dengan Model Pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 141 Seluma”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, IAIN Bengkulu, Pembimbing 1: Hj. Asiyah, M.Pd, Pembimbing 2: Zubaidah, M.Us. . Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Word Square, Model

Pembelajaran Square

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam seting pengajaran atau setting lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas IV SDN 141 Seluma didapatkan data bahwa jumlah siswa kelas IV ada 46 orang, dan sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada kelas IV di SD Negeri 141 Seluma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment design) pada bentuk nonequivalent control group design.

Teknik penentuan sampel ini dengan menggunakan sampling total. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji

“t”.

Dapat dilihat dari hasil hipotesis yaitu dengan menggunakan uji “t”

terhadap kedua kelompok dengan hasil yang diperoleh, thitung = 2,52 sedangkan ttabel dengan df 44 pada taraf signifikan 5% yaitu 2,01.

Demikian thitung > ttabel (2,52 > 2,01) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima, yaitu hasil belajar IPS siswa kelas IV yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran word square lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran scramble di SD Negeri 141 Seluma. Dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS Posttest Kelas IV A yaitu 77 lebih tinggi dibandingkan kelas IV B, yaitu 70.

ix

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Menngunakan Model Pembelajaran Word Square Dengan Model Pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 141 Seluma”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu, membimbing, dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini terutama dosen pembimbing, semoga semua bantuan menjadi amal yang baik serta iringan doa dari penulis agar semua pihak di atas mendapat imbalan dari Allah SWT.

1. Bapak Prof. Dr. H. Sirajuddin, M.M.Ag.,M.H selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memfasilitasi penulis dalam menimbah ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Zubaedi, M.Ag.,M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Nurlaili, S.Ag.,M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu .

4. Ibu Dra. Aam Amaliyah, M.Pd selaku Ketua Prodi PGMI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan judul sampai skripsi ini selesai.

5. Ibu Hj. Asiyah, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran dalam memberikan bimbingan dan petunjuk serta motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

x

(11)

xi

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO... ... iv

PERSEMBAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vii

SURAT PERNYATAAN VERIFIKASI PLAGIASI ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 8

1. Belajar ... 8

a. Pengertian Belajar ... 8

b. Ciri-ciri Perilaku Belajar ... 9

2. Hasil Belajar ... 10

a. Pengertian Hasil Belajar ... 10

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 11

c. Klasifikasi Hasil Belajar ... 13

3. Model Pembelajaran Word Square dan Scramble ... 18

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 18

b. Model Pembelajaran Word Square ... 18

c. Model Pembelajaran Scramble ... 20

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 23

a. Pengertian IPS ... 23

b. Hakikat IPS ... 24

c. IPS sebagai Kajian Sosial ... 25

d. Tujuan Mempelajari IPS... 26

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

xii

(13)

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 46

B. Deskripsi Data ... 49

C. Analisis Data ... 61

D. Uji Hipotesis Data ... 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

LMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

(14)

DAFTAR BAGAN

Halaman 1. Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ...39

xiv

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 43

2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 47

3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Penilaian (Ahli Materi) ... 49

4. Tabel 4.1 Daftar Nama Guru dan Staf Administrasi SDN 141 Seluma ... 55

5. Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa SDN 141 Seluma ... 56

6. Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana SDN 141 Seluma ... 56

7. Tabel 4.4 Hasil Pretest Siswa Kelas IV A ... 58

8. Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Mean Pretest Siswa Kelas IV A ... 60

9. Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas IV A ... 61

10. Tabel 4.7 Hasil Pretest Siswa Kelas IV B ... 61

11. Tabel 4.8 Perhitungan Nilai Mean Pretest Siswa Kelas IV B ... 63

12. Tabel 4.9 Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas IV B ... 64

13. Tabel 4.10 Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IV A ... 65

14. Tabel4.11 Perhitungan Nilai Mean Posttest Siswa Kelas IV A ... 66

15. Tabel4.12 Frekuensi Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IV A ... 67

16. Tabel 4.13 Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IV B ... 68

17. Tabel 4.14 Perhitungan Nilai Mean Posttest Siswa Kelas IV B ... 69

18. Tabel 4.15 Frekuensi Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IV B ... 70

19. Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X ... 71

20. Tabel 4.17 Hasil Fo untuk Variabel X ... 74

21. Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Y ... 75

22. Tabel 4.19 Hasil Fo untuk Variabel Y ... 78

23. Tabel 4.20 Perbedaan Hasil Belajar Posttest Siswa ... 81

24. Tabel 4.21 Perbedaan Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas IV ... 86

xv

(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 2 Surat Keterangan Komprehensif Lampiran 3 Surat Keterangan Seminar Proposal Lampiran 4 Surat Pernyataan Perubahan Judul Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 7 Surat Keterangan Nilai KKM

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Proposal dan Skripsi Lampiran 9 Silabus

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 11 Kisi-kisi Butir Soal

Lampiran 12 Lembar Validasi Soal oleh Ahli

Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Setelah Diperbaiki untuk Pretest dan Posttest Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal

Lampiran 15 Model Pembelajaran Word Square Lampiran 16 Model Pembelajaran Scramble Lampiran 17 Absen Kelas IV A dan IV B

Lampiran 18 Hasil Belajar IPS Kelas IV A (Model Pembelajaran Word Square) Lampiran 19 Hasil Belajar IPS Kelas IV B (Model Pembelajaran Scramble) Lampiran 20 Tabel Kurve Normal O-Z

Lampiran 21 Tabel Chi Kuadrat Lampiran 22 Tabel Distribusi F

Lampiran 23 Tabel Uji T Dua Sampel Independen Lampiran 24 Tabel Product Moment

Lampiran 25 Dokumentasi

xvi

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut sebagai hasil belajar. Sudjana berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.1

Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 disebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2

1Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013), h.1-2

2Direktorat Jenderal Pendidkan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta, 2006), h. 5

1

(18)

Sebagaimana juga Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mujadilah (58) Ayat 11:































































Artinya:

“Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “berilah kelapangan didalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila diakatakan,”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan.”3

Berdasarkan pernyataan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.4 Untuk mencapai tujuan tersebut, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum.5

Berdasarkan kurikulum yang berlaku pada saat ini, kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Ilmu Pengetahuan Sosial atau disingkat dengan IPS merupakan mata pelajaran wajib pada Struktur Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar (SD atau SMP).

3Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, (Bandung: Diponegoro, 2011), h.434

4Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 20

5Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan (Teori, Kebijakan, dan Praktik), (Jakarta:

Kencana, 2015), h. 12

2

(19)

Bila hendak mengajarkan suatu pelajaran, tuntutan yang muncul adalah harus memilih pendekatan, strategi, metode, model, dan teknik yang sesuai dengan kondisi dan situasi anak, materi yang diajarkan, dan lingkungan tempat belajar. Hal ini bertujuan agar tujuan dan proses pembelajaran bisa tercapai secara optimal.6

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam seting pengajaran atau setting lainnya.7

Model pembelajaran word square adalah pengembangan dari motede ceramah yang diperkaya dan berorientasi pada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model ini juga model yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban.

Model pembelajaran scramble tampak lebih mirip dengan model pembelajaran word square, hanya saja terlihat berbeda karena jawaban soal tidak dituliskan didalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak. Siswa hanya ditugaskan mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar.8

6Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ...., h.23

7 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ..., h. 25

8Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, ....,h. 99

(20)

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas IV SDN 141 Seluma pada tanggal 25 April 2019 didapatkan data bahwa jumlah siswa kelas IV ada 46 orang yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan, dan sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya tingkat konsentrasi siswa pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun jawabannya asal-asalan.9

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Word Square Dengan Model Pembelajaran Scramble Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 141 Seluma”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan pada penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa dalam proses belajar, sehingga siswa kurang mampu menguasai materi.

9Wawancara pribadi dengan Wali Kelas IV (Tiharmi), Seluma, 25 April 2019

4

(21)

2. Siswa mudah bosan ketika berada di dalam kelas saat proses belajar sedang berlangsung.

3. Dalam penyampaian materi, guru belum menggunakan model, metode, dan media yang bervariasi.

4. Hasil belajar siswa masih kurang dari yang diharapkan.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka peneliti memberikan batasan pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi keanekaragaman

budaya, etnis, dan agama kelas IV SDN I41 Seluma.

2. Penggunaan model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada mata pelajaran IPS materi keanekaragaman budaya, etnis, dan agama kelas IV di SDN 141 Seluma.

3. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada pembelajaran IPS materi keanekaragaman budaya, etnis, dan agama kelas IV di SDN 141 Seluma.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, agar penelitian ini terarah, maka penulis memberikan rumusan masalah, yaitu

(22)

“Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada pembelajaran IPS kelas IV di SDN 141 Seluma?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada pembelajaran IPS kelas IV di SDN 141 Seluma.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini memberikan informasi bagi sekolah untuk meningkatkan mutu inovasi proses pembelajaran di SDN 141 Seluma.

b. Menambah wawasan peneliti tentang perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 141 Seluma.

c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti di masa akan datang yang akan terjun ke dunia pendidikan.

6

(23)

2. Manfaat Praktik

a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan anak dalam belajar.

b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenajang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, dengan kata lain, belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap.10

Di dalam QS. Al-„Alaq (96) ayat 1-2, Allah SWT berfirman:























Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.11

Di dalam surah tersebut, telah dijelaskan bahwa setiap manusia diwajibkan untuk belajar, baik dimanapun, kapanpun, dan

10 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013), h.1

11 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, (Bandung: Diponegoro, 2011), h.479

8

(25)

siapapun. Baik untuk usia muda atau tua, laki-laki maupun perempuan. Pada ayat pertama, terdapat kata “Iqra” (bacalah), ayat tersebut memerintahkan kita untuk belajar dan mencari ilmu pengetahuan, serta menjauhkan diri dari kebodohan.

Ayat kedua, Allah SWT menciptakan manusia dri segumpal darah. Dari hal inilah manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia, karena diciptakannya akal pikiran dan perasaan (hati nurani).

b. Ciri-ciri Perilaku Belajar

Ciri-ciri khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting adalah:

1) Perubahan intenasional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.

2) Perubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat serta sesuai dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

3) Perubahan efektif dan fungsional dalam arti perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.

Perubahan proses belajar fungsional dalam arti bahwa ia relatif

(26)

menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.12

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar Gagne dan Briggs mengemukakan ada lima kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.13

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa yang mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.

12Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,... , h.6

13Rosma Hartiny Sam‟s, Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Yogyakarta:

Teras, 2010), h. 33-34

10

(27)

Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sudjana berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap- sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.14

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya, dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menurut Munadi meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:

14 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ..., h. 14-15

(28)

1) Faktor internal a) Faktor Fisiologis

Secara umum, kondisi fisiologis seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya.

Hal-hal tersebut dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

b) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis, meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar.

Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu dan kelembaban. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan ruang yabg cukup mendukung untuk bernapas lega.

12

(29)

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan- tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.15

c. Klasifikasi Hasil Belajar

Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan hasil belajar siswa yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom. Bloom menamakan cara mengklasifikasi itu dengan “The taxonomy of education objectives”. Menurut Bloom, tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:

1) Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berpikir;

2) Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai;

15Rusman, Belajar dan Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), (Jakarta:Kencana, 2017), h. 129-131

(30)

3) Domain psikomotor (berkenaan dengan suatu keterampilan- keterampilan atau gerakan-gerakan fisik).16

Selanjutnya, Usman menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1) Domain Kognitif

Bloom menjelaskan bahwa domain kognitif terdiri atas enam kategori, yaitu:

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.

c) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menggunakan ide-ide umum, tata

16 Rusman, Belajar dan Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), ..., h. 131

14

(31)

cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.

d) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.

e) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.

f) Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.

2) Domain Kemampuan Sikap (Affective)

a) Menerima atau memperhatikan. Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu phenomena tertent atau suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk didalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan.

(32)

b) Merespon. Dalam jenjang ini siswa dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya.

c) Penghargaan. Pada level ini perilaku siswa adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya keterkaitanya pada suatu pandangan atau ide tertentu.

d) Mengorganisasikan. Dalam jenjang ini siswa membentuk suatu sistem nilai yang dapat menentukan perilaku. Ini melputi konseptualisasi dan mengorganisasikan.

e) Mempribadi (mewatak). Pada tingkat terkhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku.

3) Domain Psikomotorik

a) Menirukan. Apabila ditunjukkan kepada siswa suatu action yang dapat diamati (observable), maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat sistem otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hari untuk menirukan.

b) Manipufasi. Pada tingkat ini siswa dapat menampilkan suatu action seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya 16

(33)

pada seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati, dia mulai dapat membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki keterampilan dalam memenipula mentasi.

c) Keseksamaan (precision). Ini meliputi kemampuan siswa dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam mereproduksi suatu kegiatan tertentu.

d) Artikulasi (articulation). Yang utama di sini siswa telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutan/sikuen secara tepat di antara action yang berbeda-beda.

e) Naturalisasi. Tingkat terkhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila siswa telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Keterampilan penampilan ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dan action tersebut ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minumum.

Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat

(34)

dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa setelah menjalani proses belajar.17

3. Model Pembelajaran Word Square dan Scramble a. Pengertian Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah startegi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suaru strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam seting pengajaran atau setting lainnya.

Memilih suatu model pembelajaran harus disesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang ada, serta pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan antara guru dan peserta didik.18

b. Model Pembelajaran Word Square

1) Pengertian Model Pembelajaran Word Square

Model pembelajaran words quare adalah pengembangan dari motede ceramah yang diperkaya dan

17 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ..., h. 16-20

18 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ..., h. 25

18

(35)

berorientasi pada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model ini juga model yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban.

Model ini sedikit lebih mirip dengan mengisi teka-teki silang, akan tetapi perbedaan yang mendasar adalah model ini sudah memiliki jawaban, namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyamar atau pengecoh.19

2) Kelebihan Model Pembelajaran Word square

Beberapa kelebihan dari model pembelajaran word square yaitu:

a) Proses pembelajaran dengan model word square mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b) Siswa akan terlatih untuk disiplin.

c) Sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis.

d) Merangsang siswa untuk berpikir efektif.

3) Kekurangan Model Pembelajaran Word Square

Beberapa kekurangan dari model pembelajaran word square yaitu:

a) Dengan materi yang telah disiapkan, akhirnya dapat menumpulkan kreatifitas siswa.

19Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Kata Pena, 2015), h.97

(36)

b) Siswa tinggal menerima bahan mentah.

c) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

4) Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Word Square

Secara teknis, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran word square adalah sebagai berikut:

a) Langkah pertama, guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran materi tersebut.

b) Kemudian guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada.

c) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal.

d) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.20

c. Model Pembelajaran Scramble

1) Pengertian Model Pembelajaran Scramble

Sekilas, model pembelajaran scramble tampak lebih mirip dengan model pembelajaran word square, hanya saja terlihat berbeda karena jawaban soal tidak dituliskan didalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak. Siswa hanya ditugaskan mengoreksi

20Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru,..., h. 98

20

(37)

(membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar.21

2) Kelebihan Model Pembelajaran Scramble

Kelebihan model pembelajaran scramble, yaitu:

a) Siswa akan sangat terbantu dalam mencari jawaban.

b) Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.

c) Semua siswa dapat terlibat aktif.

d) Kegiatan pembelajaran ini mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan bantuan teman- temannya sesama siswa.

e) Adanya pembelajaran sikap disiplin.

3) Kekurangan Model Pembelajaran Scramble

Adapun kekurangan model pembelajaran scramble yaitu:

a) Dengan materi yang telah disiapkan, membuat siswa kurang berfikir ktitis.

b) Besar kemungkinan siswa mencontek jawaban teman sejawatnya.

c) Meniadakan sikap kreatif siswa.

d) Siswa tinggal menerima bahan mentah.

21Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, ....,h. 99

(38)

4) Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Scramble

Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai materi bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengejarkan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.22

Adapun teknis pelakasanaan model pembelajaran scramble adalah sebagai berikut:

a) Guru menyajikan materi sesuai topik, setelah selesai menjelaskan tentang materi tersebut guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.

b) Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble: dengan membuat pertanyaan yang sesuai dengan TPK dan kemudian membuat jawaban yang diacak hurufnya.

c) Mempersiapkan media:

Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai serta membuat jawaban yang diacak hurufnya.

d) Langkah berikutnya, guru menyajikan materi sesuai kompetensu yang ingin dicapai. Kemudian membagikan lembar kerja sesuai contoh.

22 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), h.176

22

(39)

e) Kemudian susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A.

Contoh:

Kolom A

Peninggalan sejarah yang berbentuk bangunan...

Kolom B

ANICD ... (Contoh: jawaban yang benar CANDI).23

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosia atau Social Studies merupakan suatu mata pelajaran yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial (social science) terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasah. Ilmu Pengetahuan Sosial atau disingkat dengan IPS merupakan mata pelajaran wajib pada Struktur Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar (SD atau SMP).24

Ilmu sosial (social science) adalah atau Ilmu pengetahuan sosial (social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humoniora

23Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, ..., h.100-102

24 Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses Pembelajaran IPS di Sekolah/Madrasah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), h.15-16

(40)

karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam tetapi memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat. Ilmu sosial dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, intersubjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila disbanding dengan ilmu alam.25

b. Hakikat IPS

Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni mengadakan perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi pembangunan serta prinsip-prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik. IPS sebagai panduan dari sejumlah subjek (ilmu) yang isinya menekankan

25 Irwan Satria, Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetauan Sosial, (Bogor : PT Penerbit IPB Press, 2005), h. 3-5

24

(41)

pembentukan warga negara yang baik dari pada menekankan isi dan disiplin subjek tersebut. Dalam kurikulum IPS 1975, dikatakan bahwa IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Fungsi IPS sebagai pendidikan, yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, keterampilan sosial, dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sebagai SDM Indonesia yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional.26

c. IPS sebagai Kajian Sosial

Kajian sosial (social studies) pada dasarnya sama dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Berbeda dengan ilmu sosial, studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.

Maksudnya, bahwa studi sosial dalam meninjau suatu gejala sosial atau masalah sosial dilihat dari berbagai aspek kehidupan.

Sementara ilmu sosial pendekatannya bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa studi sosial lebih memperlihatkan suatu bentuk gabungan ilmu sosial.

26 Irwan Satria, Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetauan Sosial, ..., h. 5-6

(42)

IPS adalah studi atau kajian-kajian masalah sosial yang berasal dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk kepnetingan tujuan pendidikan di sekolah yaitu menciptakan warga negara yang baik (good citizen). IPS bukan sekedar pengetahuan, tetapi merupakan ilmu pengetahuan yang disusun dan diorganisasikan secara baik menurut kepentingan pendidikan dan pengajaran. IPS berada di tengah-tengah anatara ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan sosial.27

d. Tujuan Mempelajari IPS

Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia untuk memberikan pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat kembali atau mengenal ide-ide atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau yang dialami sebelummnya. kemampuan dan keterampilan, yaitu kemampuan untuk menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seseorang siswa untuk menolongnya memecahkan masalah-masalah baru atau mengahadapi pengalaman baru.

Jadi tujuan utama pengajaran Social Studies (IPS) adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuanya dalam lingkungannya, melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat

27 Irwan Satria, Konsep Dasar dan Pendidikan Ilmu Pengetauan Sosial, ..., h. 38

26

(43)

yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik. IPS sebagai komponen kurikulum sekolah merupakan kesempatan yang baik untuk membina efeksi, kognisi, dan psikomotor pada anak didik untuk menjadi manusia pembangunan Indonesia, dalam hal ini pengajaran IPS berkewajiban membentuk tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan.

Tujuan belajar IPS adalah mendukung kompetensi warga negara dalam hal pengetahuan, proses intelektual, dan karakter yang demokratis, yang diperlukan siswa untuk terlibat aktif dalam kehidupan publik.28

Dengan pelajaran IPS, guru dapat menceritakan bahwa kehidupan suatu bangsa atau suatu negara bergantung pada bangsa dan negara lain. Dalam IPS diceritakan pula lembaga-lembaga atau badan-badan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, seperti rumah sakit, rumah gadai, bank-bank, badan-badan sosial, perusahaan-perusahaan vital, dan lain-lain.29

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Agar memudahkan dan memahami serta memperjelas posisi penulis pada penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa

28 Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS: Pengembangan Standar Proses

Pembelajaran IPS di Sekolah/Madrasah,..., h.18

29 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.173

(44)

penelitian yang sudah ditulis sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kesamaan tema ataupun masalah yang dikaji, maka penulis melakukan telaah pustaka pada penelitian-penelitan sebelumnya.

1. Resta Ristiani dengan judul skripsi: Pengaruh Model Kooperatif Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Tema 6 Subtema 1 Pembelajaran 3 Kelas V SDN 1 Metro Utara.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di kelas V SDN 1 Metro Utara permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran yaitu rendahnya hasil belajar siswa yakni 11 orang siswa dari 28 orang siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah di tentukan yaitu 68. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe scramble terhadap hasil belajar siswa tema organ tubuh manusia dan hewan sub tema tubuh manusia pembelajaran 3 kelas V SDN 1Metro Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Alat pengumpul data berupa soal pilihan jamak.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah N-Gain.30

2. Estikawati dengan judul skripsi: Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran IPS Kelas IV SDN Baleharjo 2 Tahun Ajaran 2012/ 2013.

30 Resta Ristiani, “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Tema 6 Subtema 1 Pembelajaran 3 Kelas V SDN 1 Metro Utara”

28

(45)

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan keaktifan siswa pada pelajaran IPS melalui penerapan strategi pembelajaran Scramble. Jenis penelitian ini termasik Penelitian Tindakan Kelas.

Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Penelitian ini diawali dengan kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Tehnik analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah terjadinya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.31

3. Nelly Ariska, Andi Maulana, dan Wahyuni Ismail dengan jurnal penelitian: Perbandingan Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe Word Square Dengan Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bulukumba.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui hasil belajar biologi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square pada kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bulukumba. 2) Mengetahui hasil belajar biologi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble pada kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bulukumba 3) Mengetahui apakah ada

31Estikawati, “Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pelajaran IPS Kelas IV SDN Baleharjo 2 Tahun Ajaran 2012/ 2013”

(46)

perbedaan hasil belajar biologi peserta didik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dengan Tipe Scramble pada kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bulukumba. Penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Adapun sampel penelitian yaitu kelas XI IPA1 sebanyak 20 peserta didik dan kelas XI IPA2 juga sebanyak 20 siswa. Penentuan sampel menggunakan teknik sampel acak bertingkat (Multi-Strage Random Sampling). Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 nomor.

Analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan uji-t digunakan untuk menganalisis data. Mengikut hasil analisis statistik deskriptif maka diperoleh nilai rata-rata yaitu kelompok eksperimen1 yang diajar dengan model pembelajaran Word Square sebesar 76,8.

Pada kelompok kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Scramble sebesar 69,45. Manakala berdasarkan hasil analisis inferensial menggunakan uji-t diperoleh nilai sign sebesar 0,039 yang lebih kecil dari pada α sebesar 0,05 (sign<α). Jadi dapat dikatakan bahwa H0 ditolak. Oleh itu terdapat perbedaan signifikan hasil belajar yang diajar menggunakan model pembelajaran Word Square dengan Scramble terhadap hasil belajar biologi peserta didik dikelas XI IPA SMA Negeri 16 Bulukumba.32

32Nelly Ariska, Andi Maulana, dan Wahyuni Ismail, “Perbandingan Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe Word Square Dengan Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bulukumba”

30

(47)

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

D.

E.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Pendidikan di sekolah hendaknya secara seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilikan keterampilan peserta didik. Dalam proses pembelajaran baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.

Dalam upaya untuk membelajarkan siswa, ditandai dengan memilih, Rendahnya Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran IPS kelas IV

Hanya menekankan pada penguasaan

konsep

Kurangnya gairah dan minat belajar

siswa

Kurangnya kreativitas guru dalam menerapkan

metode pembelajaran

Menggunakan metode yang sesuai pada mata pelajaraan IPS kelas IV, yaitu

Metode Word Square dan Metode Scramble

Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV

Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Word Square Dengan Model Pembelajaran

Scramble Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 141 Seluma

(48)

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.33

Metode word square dan metode scramble adalah metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS.

Metode word square dan metode scramble merupakan metode yang dapat meningkatkan pola pikir siswa agar lebih menelaah soal sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dengan demikian, penerapan metode word square dan scramble diharapkan akan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan afektif dimana menekankan keterlibatan siswa pada mata pelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV.

D. Hipotesis

Secara umum, pengertian hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban yang paling mungkin diberikan dan memiliki tingkat kebenaran lebih tinggi daripada opini (yang tidak mungkin dilakukandalam penelitian). Hipotesis itu diajukan hanya sebagai saran pemecahan masalah, artinya hasil penelitianlah yang membenarkan diterima atau ditolaknya.34

33 Umar Tirtahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, ..., h. 187

34Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:

Kencana, 2013, h. 146

32

(49)

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan yaitu sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 141 Seluma.

Ha : Ada perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Scramble pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 141 Seluma.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment design) pada bentuk nonequivalent control group design.35 Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komprasional yaitu penelitian untuk menguji ada tidaknya perbedaa atau perbandingan keberadaan variabel dari dua kelompok data atau lebih.36

Penelitian komparasi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mata pelajaran IPS pada kelas yang menggunakan model pembelajaran word square dengan model pembelajaran scramble pada kelas IV SDN 141 Seluma.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SDN 141 Seluma, Desa Niur Dusun 3, Kabupaten Bengkulu Selatan.

35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan RND, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 79

36 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), h. 176

34

(51)

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal penelitian yang ditentukan pada tanggal 04 Oktober sampai dengan 15 November 2019.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.37

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV SDN 141 Seluma berjumlah 46 orang.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian No. Kelas Jumlah Siswa 1. IV A 23 Orang 2. IV B 23 Orang

Sumber: Dokumentasi SDN 41 Seluma Tahun Ajaran 2019/2020

37 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.61

(52)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari oleh sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untu itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).38

Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu, 23 siswa kelas IV A (kelas sampel I) dan 23 siswa kelas IV B (kelas sampel II) di SD Negeri 141 Seluma Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

Teknik penentuan sampel ini dengan menggunakan sampling total yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingn membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel total adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.39

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.40 Teknik

38 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, .... h.62

39Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, .... h.67

40Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, ..., h. 138

36

(53)

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observation)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.41

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk memperoleh jumlah siswa di kelas IV SDN 141 Seluma, serta gambaran umum mengenai aktivitas belajar peserta didik yang menjadi subyek penelitian.

2. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Secara umum tes diartian sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.42

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes objektif adalah suatu tes yang mengikutsertakan alternatif

41Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenamedia Group, 2016), h. 87

42 Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ..., h. 89

(54)

opsi jawaban dari pertanyaan yang ada. Menurut Gronlund E Norman tes tulis objektif dapat berupa (1) short answer items (jawaban singkat), (2) multiple choice items (pilihan ganda), (3) true false items (benar salah), dan (4) matching items (menjodohkan).43

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes dengan bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan alternatif jawaban A, B, C, dan D. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis test, yaitu pretsest dan posttest. Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum siswa mendapat perlakukan, sedangkan posttest adalah test yang digunakan setelah mendapat perlakuan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 141 Seluma.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relean penelitian. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumenal dari seseorang.44

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dokumentasi untuk mendapatkan daftar nama-nama peserta didik, data sekolah, dan foto-

43 Endang Widi Winarni, Peneliti Pendidikan, ..., h. 156

44 Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ..., h. 90

38

(55)

foto. Adapun hasil dokumentasi yang telah dilakukan oleh penulis sebagaimana tercantum pada lampiran.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan data yang dihasilkan lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga menjadi lebih mudah untuk diolah.

1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan instrumen berupa tes yang berkaitan dengan materi.

a. Menentukan soal tes tertulis yang akan dibuat.

b. Membuat kisi-kisi soal tes

Penyusunan kisi-kisi butir soal peneliti menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dalam mata pelajaran IPS di SDN 141 Seluma. Adapun kisi-kisi soal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Tes Mata

Pelajaran

Kompetensi Dasar

Indikator

Nomor soal

Jumlah

IPS

3.2 Memahami keragaman sosial,

3.2.1

Mengidentifikasi keragaman sosial,

2,3,4,7,8, 11

6

(56)

ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi

setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Imdonesia.

3.2.2 Menjelaskan macam-macam keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.

5,6,9.10, 17,18,19, 20

8

3.2.3 Menyebutkan contoh macam- macam keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman- teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.

1,12,13,1 4,15,16

6

c. Menyusun soal tes

40

(57)

2. Uji Coba Instrumen

Model penguji coba instrumen yang dipakai adalah uji validitas dan realibilitas. Dengan melakukan uji coba tersebut maka akan diketahui mana soal yang valid dan tidak valid diujikan pada penelitian.45

a. Uji Validasi Kelayakan Materi

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data berapa kualitas produk ditinjau dari kelayakan isi, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Penilaian (Ahli Materi: Drs. Sukarno, M.Pd)

No. Indikator Skor Penilaian

SB B C K SK 1. Kesesuaian soal dengan tujuan penelitian

2. Kejelasan petunjuk pengerjaan soal 3. Kejelasan maksud dari soal

4. Kemungkinan soal dapat terselesaikan 5. Kesesuaian bahasa yang digunakan pada

soal dengan kaidah bahasa Indonesia 6. Kalimat soal tidak mengandung arti ganda

7.

Rumusan kalimat soal menggunakan bahasa yang sederhana bagi siswa, mudha dipahami dan menggunakan bahasa yang dikenal siswa

45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, ...., h.121

(58)

b. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Pada instrumen penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi dengan meminta pendapat ahli (expert judgement).

Validasi mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Keseluruhan instrumen tes akan dinyatakan valid atau tidak valid oleh ahli materi. Apabila ada butir soal yang masih perlu diperbaiki, maka diperbaiki soal tersebut. Hasil validasi expert judgement dinyatakan valid, maka isntrument penelitian layak diuji cobakan.46

c. Uji Reliablitas

Reliabilitas yang berasal dari kata realibility berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama,

46 Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ..., h. 151

42

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berfikir

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa thitung lebih besar dari ttabel Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

Hasil pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh thitung = 2,06 dan ttabel = 1,66, sehingga thitung &gt; ttabel maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada perbedaan

Hasil pengujian hipotesis (uji t) diperoleh thitung &gt; ttabel yaitu 4,70 &gt; 1,98 berarti Ho ditolak sedangkan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh thitung = 4,36 dan ttabel=0,054 maka thitung &gt; ttabel maka Ha diterima, sehingga hasil penelitian

Hasil Uji t Sumber: Olahan Data Primer, 2016 Hipotesis 1, nilai thitung sebesar 2,782 > ttabel sebesar 1,672 dengan nilai signifikan 0,007 < = 0,05, berarti Ha diterima dan H0

Hipotesis 3, Untuk variabel kelompok referensi diperoleh nilai thitung sebesar 4,772 >ttabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak

Berdasarkan uji hipotesis di dapat nilai thitung = 13,55 sedangkan nilai ttabel = 1,696 sehingga thitung > ttabel, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, dan dapat disimpulkan

Ini berarti bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 10,691 > 2,101, kriteria pengujian untuk uji statistik t yang berarti hipotesis Ha dalam penelitian ini diterima yaitu