• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENYEDIAAN WADAH PENAMPUNGAN SAMPAH BERDASARKAN JENIS SAMPAH ORGANIK DAN AN ORGANIK DI KECAMATAN

SUKAJADI KOTA PEKANBARU BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2014

TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

Disusun Oleh :

NAMA :

RIDWAN EFENDI

NIM :

1674201172

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2020

(2)
(3)

14 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Batasan lingkungan hidup adalah semua benda, daya, dan kehidupan, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah lakunya yang terdapat dalam suatu ruang, yang mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan manusia serta jasad- jasad hidup lainnya, tingkah laku manusia pun merupakan bagian dari lingkungan, dalam pengertian ini istilah lingkungan hidup diartikan luas meliputi tidak saja lingkungan fisik yang biologi, melainkan juga lingkungan ekonomi, sosial, dan budaya.1

Sampah merupakan masalah kompleks yang sering dihadapi, baik oleh negara maju maupun negara berkembang. Masalah sampah merupakan masalah yang umum dan telah menjadi fenomena universal di berbagai belahan dunia, sampah itu sendiri merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat, karena sampah merupakan salah satu wujud pencemaran lingkungan, dimana karena aktivitas manusia (faktor eksternal) menyebabkan lingkungan hidup menjadi tercemar dan kotor.2

Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah, jumlah sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari

1 Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Bandung: Alumni, 1996), hlm. 8

2 Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 3 1

(4)

15 jenis material yang dikonsumsi. Tanggung jawab pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan serta diperlukannya upaya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga memberikan manfaat positif bagi lingkungan. Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat diperlukan untuk mensejahterakan masyarakat.3

Dinamika pembangunan Kota Pekanbaru yang cukup pesat serta diiringi oleh pertumbuhan penduduk yang demikian cepat telah membawa konsekuensi pada peningkatan volume sampah olehmasyarakat. Pertumbuhan penduduk, industri, investasi dan perdagangan yang pesat di Kota Pekanbaru menghasilkan sampah domestik lebih kurang 1.100 ton per hari. Dengan jumlah timbulan sampah sedemikian, maka kondisi lingkungan Kota Pekanbaru, khususnya pemukiman masyarakat, masuk dalam kategori permasalahan kebersihan yang kompleks.

Artinya perlu penanganan yang cepat, tepat, cermat, maju dan terarah dari Pemerintah Daerah melalui kebijakan terkait, sehingga hak-hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat dapat diwujudkan.

Ketentuan sanksi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 69 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa; a.

teguran tertulis, b. perhentian sementara kegiatan, c. penutupan lokasi, d.

pencabutan izin, e. paksaan pemerintah; dan/atau f. Uang paksa.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 9 (2) Pelaksanaan kewajiban

3 Supriadi, Hukum lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm 4.

(5)

16 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara antara lain pada huruf a bahwa menyediakan wadah penampungan sampah didepan bangunan tempat tinggal atau tempat berusaha atau di dalam kendaraan bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis/sifat sampah, yaitu sampah organik, sampah an-organik dan sampah mengandung limbah B3. Namun, faktanya dilapangan masih banyaknya dijumpai atau masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai sampah organik dan an organik. Khsusunya di kecamatan Sukajadi yang tidak mempunyai kedua wadah tersebut.

Dengan demikian dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah ?

2. Apakah Faktor yang Menghambat Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di

(6)

17 Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah ?

3. Apakah Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk Menjelaskan Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

b. Untuk Mendeskripsikan Faktor Yang Menghambat Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

c. Untuk Menjelaskan Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

(7)

18 2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan DaerahNomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemahaman dan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan yaitu untuk memperkaya bahan bacaan dalam hal ilmu pengetahuan c. Untuk sumbangan masukan bagi instansi yang terkait dalam hal ini

mengenai Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

D. Kerangka Teori

1. Teori Negara Hukum

Hukum pada hakikatnya adalah sesuatu yang abstrak, tetapi dalam manifestasinya bisa berwujud konkrit. Suatu ketentuan hukum baru dapat dinilai baik jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya adalah kebaikan, kebahagian yang sebesar-besarnya dan berkurangnya penderitaan.4 Negara hukum adalah negara yang sejak awal dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, oleh karena

4 Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 79.

(8)

19 itu negara hukum tidak hanya menjadi prinsip dasar penyelenggaraan negara, tetapi juga salah satu cita negara. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.

Dijelaskan dalam alinea pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 dijelaskan, bahwa :

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan berasab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Pasal 28 H ayat (1) Undang-undang dasar Negara tahun 1945 memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Amanat undang-undang memberikan konsekuensi bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan publik tentang pengelolaan sampah dan pelayanan persampahan/kebersihan, hal itu membawa konsekuensi hukum bahwa pemerintah merupakan pihak yang berwenang dan bertanggungjawab dibidang pengelolaan dan pelayanan persampahan meskipun secara oprasional pengelolaan dan pelayanan dapat bermitra dengan badan usaha. Selain itu usaha organisasi persampahan dan kelompok masyarakat yang bergerak dibidang persampahan dapat juga siikut sertakan dalam kegiatan pengelolaan dan pelayanan sampah dalam rangka menyelengarakan pelayanan persampahan secara terpadu dan

(9)

20 komfrehensif, pemenuhi hak dan kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang pemerintah dan pemerintahan daerah itu melaksanakan pelayanan publik, diperlukan payung hukum dalam bentuk undang-undang. Pengaturan hukum pelayanan sampah dalam undang-undang ini berdasarkan asas tanggungjawab, asas berkelanjutan, bermanfaat, keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan dan nilai ekonomi.

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, menyatakan bahwa hukum berfungsi sebagai sarana pembaharuan atau sarana pembangunan adalah didasarkan atas anggapan, bahwa hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang bisa berfungsi sebagai alat (pengatur) atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan manusia kearah yang dikehendaki pembangunan.5

Undang-undang No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah muncul dari konsideran menimbang sebagai berikut:

1) Bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.

2) Bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

3) Bahwa sampah telah menjadi permsalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu di lakukan secara konprehensif dan terpadu dari

5 Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, (Jakarta: Bina Cipta, 1995), hlm 12-13

(10)

21 hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

4) Bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, Efektif dan efisien.

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dijelaskan bahwa pertambahan penduduk dan perubahan konsumsi menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam dan pengelolaan sampah saat ini belum sesuai metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sehingga segala sesuatu terkait persampahan harus mendapatkan penanganan pengelolaan dan pelayanan tersendiri agar tercipta lingkungan hidup yang sehat serta menjaga lingkungan dan melestarikannya

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah ditetapkan dengan dasar pertimbangan dihadirkannya perda tersebut dapat dijelaskan dalam konsideran menimbang sebagai berikut:

1) bahwa dalam rangka mewujudkan Kota Pekanbaru yang sehat dan bersih dari sampah yang kecenderungan bertambah volume dan jenis serta karakteristik yang semakin beragam, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan mencemari lingkungan maka

(11)

22 perlu dilakukan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir;

2) bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah didalamnya mengatur tentang kepastian hukum, kejelasan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah serta hak dan kewajiban masyarkaat/pelaku usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif dan efisien

Dalam penjelasan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah, serta perlu dilakukan penanganan sampah secara komprehensif dan terpadu yang perlu melibatkan masyarakat dan dunia usaha secara proporsional, efektif dan efisien, dalam masalah persampahan perlu dilakukan pengelolaan secara komprehensif dan terpadu agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan dan masyarakat.

2. Teori Penegakan Hukum

Tujuan daripada penegakan hukum yakni untuk mengatur masyarakat agar damai dan adil dengan mengadakan keseimbangan antara kepentingan yang dilindungi, sehingga tiap-tiap anggota masyarakat memperoleh sebanyak mungkin apa yang menjadi haknya.6

6 RE. Baringbing, Catur Wangsa Simpul Mewujudkan Supremasi Hukum, (Jakarta: Pusat Kajian Informasi, 2001), hlm. 54.

(12)

23 Makna inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang menjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.7

Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantahkan dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.8

Manusia didalam pergaulan hidup pada dasarnya mempunyai pandangan- pandangan tertentu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Pandangan- pandangan tersebut senantiasa terwujud dalam pasangan, misalnya pasangan nilai ketertiban dengan nilai ketentraman, pasangan nilai kepentingan umum dengan nilai kepentingan pribadi, pasangan nilai kelestarian dengan nilai inovatisme, dan seterusnya. Didalam penegakan hukum, pasangan nilai-nilai tersebut perlu diserasikan; umpamanya, perlu penyerasian antara nilai ketertiban dengan nilai ketentraman. Sebab, nilai ketertiban bertitik tolak pada keterikatan, sedangkan nilai ketentraman titik tolaknya adalah kebebasan. Didalam kehidupannya, maka manusia memerlukan keterikatan maupun kebebasan di dalam wujud yang serasi.

7 Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 5.

8 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo, 2005), hlm. 5.

(13)

24 Di dalam penegakan hukum pasangan nilai tersebut perlu diserasikan, sebab nilai ketertiban bertitik tolak pada keterikatan sedangkan nilai ketentraman titik tolaknya adalah kebebasan.9

Menyerasikan pasangan nilai tersebut dibutuhkan faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan keadilan agar mendapatkan perhatian secara propersional yang seimbang dalam penanganannya, meskipun dalam prakteknya tidak selalu mudah untuk dilakukan. Berdasarkan hal tersebut menurut Soerjono Soekanto menyatakan bahwa masalah penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor- faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor pendukung pelaksanaan keadilan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Faktor hukumnya sendiri;

b) Faktor penegakan hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menetapkan hukum;

c) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

d) Faktor masyarakat, yaitu lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan; dan

e) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia didalam pergaulan hidup.

Kelima faktor tersebut saling berkaitan karena merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur dari efektifitas penegakan hukum.10 E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

9Ibid., hlm. 6.

10Ibid.

(14)

25 Jenis penelitian dalam tulisan ini adalah Penelitian Hukum Sosiologis.

Penelitian Hukum Sosiologis dalam tulisan ini membahas mengenai berlakunya hukum positif yaitu Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

Selain itu Soerjono Soekanto juga menambahkan bahwa dalam penelitian hukum sosiologis dapat berupa penelitian yang hendak melihat korelasi antara hukum dengan masyarakat. Dengan demikian diharapkan mampu mengungkap efektifitas berlakunya hukum dalam masyarakat dan dapat mengidentifikasikan hukum yang tidak tertulis yang berlaku pada masyarakat.

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. Dimana alasan dipilih lokasi ini adalah karena masih belum terlaksana dengan baik mengenai Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan objek yang hendak diteliti. Sehubungan denganjudul penelitianYang dijadikan sebagai populasi dari penelitian ini adalah :

(15)

26 1) Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kota Pekanbaru

2) Kepala Seksi Penanganan dan Pemrosesan Akhir Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru

3) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru

4) Kepala Seksi Operasi Dan Pengedalian Satpol PP Kota Pekanbaru 5) Camat Sukajadi Kota Pekanbaru

6) Masyarakat Kecamatan Sukajadi b. Sampel

Dari Populasi yang terindentifikasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Dari sampel inilah data primer nantinya akan diperoleh. Dalam penetapan sampel penulis menggunakan Metode Random.

Maka untuk menimbang besarnya biaya dan waktu dalam hal ini penulis mengklasifikasikan populasi untuk dijadikan sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel I

Populasi dan Sampel

No Nama Populasi Sampel Persentase

1 Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru

1 orang 1 orang 100%

2 Kepala Seksi Penanganan dan Pemrosesan Akhir Sampah

1 orang 1 orang 100%

(16)

27 Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kota Pekanbaru 3 Kepala Seksi Sarana dan

Prasarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru

1 orang 1 orang 100%

4 Kepala Seksi Operasi Dan Pengedalian Satpol PP Kota Pekanbaru

1 orang 1 orang 100%

5 Camat Sukajadi Kota Pekanbaru

1 orang 1 orang 100%

6 Masyarakat Kecamatan Sukajadi

50 orang 5 orang 10%

Jumlah 55 orang 9 orang Sumber : Data Primer, tahun 2020

4. Sumber Data

a. Data Primer, Yaitu Data Yang Diperoleh Dari Masyarakat (Lapangan) Yang Dilakukan Dengan Cara Wawancara Sesuai Dengan Permasalahan Yaitu Tentang Penyediaan Wadah Penampungan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan An Organik Di Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

b. Data Sekunder, Yaitu Data Yang Diperoleh Melalui Kepustakaan Yang Bersifat Mendukung Data Primer, yakni berupa buku-buku (literatur), makalah, jurnal, majalah, dokumen dan data-data dari internet yang berkaitan dengan penelitian jurnal,dan peraturan perundang-undangan.

(17)

28 c. Data Tertier, Yaitu Data Yang Diperoleh Melalui Kamus, Ensiklopedia, Dan Sejenisnya, Yang Berfungsi Untuk Mendukung Data Primer Dan Data Sekunder.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan, sehingga dapat memberikan gambaran permasalahan secara menyeluruh, maka dalam hal ini penulis menggunaan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :

1. Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

2. Wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara terstruktur dan non struktur. Wawancara terstruktur adalah metode wawancara dimana sipewancara telah menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang hendak disampaikan kepada responden sedangkan wawancara non struktur adalah dengan metode wawancara dimana sipewancara bebas menanyakan suatu hal kepada responden tanpa terikat dengan daftar- daftar pertanyaan.11

3. Kajian Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari dan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.

6. Analisis Data

Dalam penelitian ini data dianalisis secara kualitatif artinya data dianalisis dengan menggunakan statistik atau matematika ataupun yang sejenisnya, bersifat pernyataan lugas dan tegas. Sedangkan dalam menarik kesimpulannya penulis

11 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru 2019, Edisi III, hlm. 31.

(18)

29 menerapkan metode berpikir induktif yaitu suatu pernyataan atau dalil yang bersifat umum menjadi suatu pernyataan yang bersifat khusus.

BAB II

TINJAUAN TERHADAP OBJEK PENELITIAN

A. Tinjauan Kota Pekanbaru 1. Sejarah Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru adalah ibu Kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdangan dan jasa, termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi.12

Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, dan terminal bus terminal antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku.13 Saat ini kota Pekanbaru sedang berkembang pesat jadi kota dagang yang multietnik, Keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk di manfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.

12 Darmawati, Determinasi Registrasi Penduduk di Kota Pekanbaru, Vol. VIII, No. 2, (Teroka Riau, 2008), hlm. 61-71

13 Muchtar Lutfi, dkk, Sejarah Riau, (Pekanbaru: Percetakan Riau, 1977), hlm 2

(19)

107 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Abdul Hakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003

Abdurrahman dan K. Hardjasoemantri, Hukum dan Lingkungan Hidup di Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001)

Apriadi, Menghindari, Mengolah dan menyingkirkan Sampah, (Jakarta: Abdi Tandur, 1989)

Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Bandung: Alumni, 1996)

Darmawati, Determinasi Registrasi Penduduk di Kota Pekanbaru, Vol. VIII, No.

2, (Teroka Riau, 2008)

Djuli Murtandho dan Gumbira Said, Penanganan Dan Pemanfaatan Limbah Padat, (Jakarta: PT Melton Putra, 1988)

G. Gunawan, Mengolah Sampah Jadi Uang, (Jakarta: Transmedia Pustaka, 2007) Imam Supardi, Lingkungan Hidup Dan Kelestariannya, (Bandung: Alumni, 2003) Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1993)

Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: PT. Raja Grafind Persada)

Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional, (Jakarta: Bina Cipta, 1995)

Muchtar Lutfi, dkk, Sejarah Riau, (Pekanbaru: Percetakan Riau, 1977)

(20)

108 Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan (Dalam Sistem Kebijaksanaan

Pembangunan Lingkungan Hidup), (Bandung: Refika Aditama, 2009)

N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta:

Erlangga, 2004)

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru 2019, Edisi III

R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Di Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)

RE. Baringbing, Catur Wangsa Simpul Mewujudkan Supremasi Hukum, (Jakarta:

Pusat Kajian Informasi, 2001)

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005)

Soerjono Sukanto, Hukum Dalam masyarakat, (Jakarta: CV. Rajawali Sakti, 1980)

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2009)

Soerjono Soekanto, Suatu TInajauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah- Masalah Sosial, (Bandung: Alumni, 1982)

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2011)

Soewedo Hadi Wiyoto, Penanganan Dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: Idayu Press, 1983)

Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)

(21)

109 Sukanda Husin, Penegekan Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta, Sinar

Grafika, 2009)

Supriadi, Hukum lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005)

Supriadi, Hukum Lingkungan Di Indonesia: Sebuah Pengantar, Jakarta :Sinar Grafika, 2006

Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) W J S. Poerwadarminta, Kamus Lingkungan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994) B. Internet:

www.pekanbaru.go.id/sejarah-pekanbaru C. Jurnal:

Lawrence M. Friedman, The Legal Sistem; A Social Scince Prespective, (New York: Russel Sage Foundation, 1975)

D. Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

Referensi

Dokumen terkait

Statuta FIFA sebagai bagian dari sistem hukum FIFA dengan karakteristik- karakteristiknya tersebut dengan demikian menjadi bagian dari Lex Sportiva dan merupakan

Perbuatan hukum tidak lagi didasarkan pada tindakan yang konkret, melainkan dilakukan dalam dunia maya (tidak konkret) secara tidak kontan dan bersifat

Berbicara tentang hak cipta tidak dapat dipisahkan dari masalah moral karena di dalam hak cipta itu sendiri melekat hak moral sepanjang jangka waktu perlindungan hak

dan saksi Dedi Irwanto Tarigan (Anggota Kepolisian Ditresnarkoba Polda Sumut) melakukan penyamaran dengan berpura-pura akan membeli kosmetik berupa Temulawak Cream

1) Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar, pemilik Merek dan/atau penerima Lisensi selaku penggugat dapat mengajukan permohonan

Dalam kasus yang telah terjadi dalam artian konsumen sudah dirugikan oleh pelaku usaha maka perlindungan hukum yang di tempuh yaitu perlindungan hukum secara represif,

Jawaban : Dalam hal ini sudah jelas disini dengan adanya penerapan klausula baku yang secara sepihak disini yang juga konsumen tidak dapat diberikan pilihan selain ikut

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis dan pendekatan kasus. Alasan digunakan pendekatan sosiologis karena penelitian ini memandang