PENDAHULUAN
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang telah diuraikan oleh peneliti di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu faktor apa saja yang muncul pada orang tua yang tidak mencari nafkah dari pendidikan bagi anak kandungnya di Tiyuh Tirta Kencana kecamatan Tulang Bawang Barat. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua yang bercerai, tidak memberikan pendidikan nafkah. Secara praktis dapat memberikan masukan kepada masyarakat yang sudah menikah dan memiliki anak tentang faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua yang bercerai tidak sampai pada pendidikan.
Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Sirajudin berjudul Pemenuhan Hak Anak Pasca Perceraian Orang Tua, Studi Kasus di Bonder. Disertasi ini membahas tentang pemenuhan hak anak pasca perceraian orang tua. 3Jamiliya Susanti, Implementasi Pemenuhan Hak Anak Pasca Perceraian Orang Tua, Studi Kasus di Pengadilan Agama Pamekasan, 2012. 4 Sirajudin, “Pemenuhan Hak Anak Pasca Perceraian Orang Tua” di Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat .
LANDASAN TEORI
- Pengertian nafkah Pendidikan
- Sebab- Sebab Yang Mewajibkan Nafkah
- Tujuan Nafkah
- Tujuan Pemenuhan Hak Anak
- Faktor - Faktor Yang Mmpengaruhi Orang Tua Tidak Memberikan Nafkah
Menurut perspektif Islam, pendidikan anak adalah proses mendidik, mengasuh dan melatih mereka lahir dan batin yang dilakukan oleh orang tua sebagai tanggung jawab mereka terhadap anak berdasarkan nilai-nilai yang baik dan terpuji yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. Niat melahirkan anak yang menjadi generasi manusia Rabbani yang beriman, bertakwa dan beramal saleh menjadi tanggung jawab orang tua. Dapat disimpulkan bahwa pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan orang tua untuk seorang anak adalah agar anak dapat memahami berbagai jenis ilmu dan merubah anak menjadi lebih baik dan berakhlak.
8 Anjani Sipahutar, “Tanggung Jawab Tunjangan Anak Orang Tua Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia Yang Muslim”, Jurnal Hukum USU, Vol.4, No. 1 (Januari 2016), h. Prinsip dasar nafkah pada umumnya adalah bahwa nafkah harus sesuai dengan kebutuhan istri dan sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan suami untuk menafkahi dirinya sendiri. Hak anak ini berlaku baik untuk anak dengan atau tanpa orang tua, maupun untuk anak terlantar.
Pasal 26 UU Perlindungan Anak tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga dan orang tua menjelaskan bahwa orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk membesarkan, mendidik dan melindungi anak-anaknya. Berdasarkan asas hukum keluarga, setiap orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan kemampuannya. Di kalangan menengah ke atas, karena ambisi orang tua untuk menjadikan anaknya yang terbaik, di sekolah, di masyarakat.
26 Anjani Sipahutar, “Tanggung jawab orang tua atas nafkah anak pasca talak bagi WNI yang beragama Islam”, Jurnal Hukum USU, Vol.4.No.1 (Januari 2016), h.
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh.31 Data adalah data hasil penelitian, baik berupa fakta maupun angka. Dengan demikian, data dapat diartikan sebagai semua fakta dan angka yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi itu sendiri adalah hasil pengolahan data yang dapat digunakan untuk suatu tujuan. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer adalah sumber yang peneliti peroleh dari sumber asli.32 Sumber data ini merupakan sumber pertama dimana data dihasilkan dari hasil wawancara antara penyusun dan. Sumber data primer ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan 5 kepala keluarga dan Kepala Desa Tirta Kencana. Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua setelah sumber data primer.33 Diperoleh dari buku-buku perpustakaan, dokumen penelitian, dan laporan-laporan yang ditulis orang lain.
Sumber data sekunder diharapkan dapat mendukung penelitian dalam memperoleh data dalam penelitian ini, sehingga sumber data primer menjadi lebih lengkap. Referensi sumber data sekunder adalah buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan dan mata pencaharian anak.
Teknik Pengumpulan Data
Kumpulan data informasi yang diperoleh melalui pengukuran tertentu untuk digunakan sebagai dasar penyusunan argumentasi logis menjadi fakta. Sedangkan fakta itu sendiri adalah fakta yang telah diuji secara empiris 35 Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian.Tujuan yang dinyatakan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan peneliti. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, antara dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang menjawab pertanyaan 36 Metode yang digunakan peneliti adalah wawancara, bebas tetapi terstruktur karena menghindari percakapan menyimpang dari masalah yang akan dipelajari.
Untuk mendapatkan data yang peneliti inginkan, peneliti mencari informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua yang tidak memberikan nafkah untuk pendidikan dengan melakukan wawancara kepada 5 keluarga di Desa Tirta Kencana Kab.
Teknis Analisis Data
Faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua yang tidak memberikan nafkah di Tiyuh Tirta Kencana Tinggal di Tiyuh Tirta Kencana. Ibu Suratmi (38 tahun) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi orang tua tidak menafkahi anak kandungnya adalah faktor perceraian yang dialaminya sendiri. Pak Kosmin (53 tahun) menjelaskan bahwa ekonomi yang rendah menjadi alasan mengapa orang tua tidak memberikan nafkah kepada anak kandungnya.
Bapak Waji (49) menjelaskan bahwa berhubungan dengan orang tua yang tidak menafkahi anak kandungnya berpotensi untuk produktifitas. Masyarakat di desa ini percaya bahwa seseorang yang orang tuanya bercerai tidak wajib menghidupi anak kandungnya yang hubungannya putus karena perceraian. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua yang bercerai tidak memenuhi kewajibannya terhadap anak-anaknya.
Faktor ekonomi, kewajiban menafkahi anak, jika dipenuhi dua syarat: Kondisi ekonomi orang tua memungkinkan. Padahal orang tua beranggapan bahwa setelah perceraian kewajiban menyekolahkan anaknya terputus. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Desa Tirta Kencana hanya tamat SD, tidak hanya orang tua yang hanya tamat SD.
Berdasarkan hasil analisis yang disampaikan kepada orang tua dan anak oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi orang tua untuk tidak membiayai pendidikan anak kandungnya didominasi oleh ketidakmampuan orang tua dalam mengontrol biaya anak kandungnya. biaya sekolah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Tidak Memberikan
Tingginya pengeluaran sehari-hari yang harus dikeluarkan tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan, hal seperti ini membuat orang tua tidak mampu membiayai hidup anaknya. Orang tua berpikir karena pekerjaanlah yang akan melanjutkan hidup mereka bekerja, maka anak akan bahagia. Namun terkadang memiliki anak yang banyak juga menjadi salah satu penyebab mengapa orang tua tidak menafkahi anaknya sendiri, hal tersebut dikarenakan penghasilannya tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya, sehingga orang tua hanya menyekolahkan anaknya. anak ke sekolah. Sekolah Dasar karena membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, sehingga mereka tidak mampu membelinya. 47.
Menurutnya, Desti putri Pak Kusmin (15 tahun) menjadi alasan tidak melanjutkan sekolah karena tidak ada uang dan menurutnya pendidikan tidak penting karena tanpa pendidikan juga akan mendapat pekerjaan, banyak sarjana , banyak yang menganggur. Menurut dia, Deni, anak ibu Suratmi (16 tahun), mengatakan alasan tidak melanjutkan sekolah karena orang tuanya bercerai. Sufi putra Pak Kosmin (umur 15), menurutnya, karena orang tua mereka tidak mampu menyekolahkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, sebagian besar anak berpikir mereka tidak akan melanjutkan.
Anita, anak dari Pak Kasdi (15 tahun), menurutnya alasan tidak melanjutkan sekolah karena tidak ada uang dan menurutnya pendidikan tidak penting, karena tanpa pendidikan dia akan mendapatkan pekerjaan, banyak lulusan sarjana, banyak dari mereka yang menganggur, percaya bahwa pendidikan hanya terbatas pada membaca dan menulis.51. Menurutnya, Madi adalah anak dari Bpk. Wajija (15 tahun), sehingga tidak melanjutkan sekolah karena memiliki banyak saudara laki-laki dan perempuan. Ia memahami perasaan orang tuanya bahwa pendidikan membutuhkan modal. Anak-anak tidak cemburu satu sama lain, semua anak ini bersekolah hanya di sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan orang tua dan anak, dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan orang tua dalam membiayai sekolah anak kandungnya mendominasi diantara faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah untuk pendidikan anak kandungnya. anak-anak. biaya.
Selain itu, anggapan orang tua terhadap pendidikan anaknya tidak terlalu penting karena menurut mereka pendidikan tidak mampu memberikan mereka pekerjaan yang layak.
Analisis
Jika anak itu mempunyai pekerjaan tetap, maka kewajiban nafkah ibu bapa tidak perlu lagi, kerana tidak perlu lagi. Kewajipan itu terpakai sehingga anak itu berkahwin atau boleh berdiri sendiri, kewajipan itu diteruskan walaupun perkahwinan antara kedua ibu bapanya bubar. Maka menjadi kewajipan ibu bapa untuk mengasuh dan membesarkan anak-anak sehingga berumahtangga dan boleh berdiri sendiri.
Ini juga berarti bahwa meskipun anak tersebut menikah, tetapi tidak dapat benar-benar sendirian, orang tua tetap memiliki kewajiban untuk menjaga anak dan cucunya, meskipun terjadi perceraian yang memutuskan ikatan perkawinan kedua orang tua. Namun terkadang anak yang banyak juga menjadi salah satu penyebab mengapa orang tua tidak menafkahi anaknya, yaitu karena pendapatannya tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya, sehingga harus bekerja. dari mereka. Dapat dilihat dari data di atas bahwa tugas ayah untuk menghidupi anaknya sangat erat kaitannya dengan kondisi anak yang membutuhkan bantuan ayah.
Selain itu, anggapan orang tua terhadap pendidikan anaknya tidak terlalu penting karena menurut mereka pendidikan tidak mampu memberikan pekerjaan yang layak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Tirta Kencana belum menerapkan penetapan bahwa orang tua wajib memberikan nafkah kepada anaknya baik untuk menafkahi, menafkahi bahkan pendidikan. Pendapatan yang diketahui oleh beberapa desa Tirta Kencana adalah mata pencaharian anak-anak akan terganggu jika orang tua bercerai dan mereka beranggapan bahwa pendidikan tidak penting, karena menurut mereka pendidikan hanya sebatas menulis dan membaca.
Sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Syariah, kita dituntut untuk aktif dalam permasalahan yang muncul di masyarakat, karena merupakan kewajiban bersama untuk memberikan pengarahan bagaimana seharusnya seorang ayah dalam mengasuh anaknya.
PENUTUP
Saran
Penulis berharap agar para ayah dapat memenuhi kebutuhan anak kandungnya baik secara fisik maupun mental, pendidikan sangat penting bagi anak karena pendidikan dapat.