PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Oleh karena itu, anak tunanetra selain belajar di dalam kelas, juga dapat belajar di luar jam sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas maka saya tertarik untuk mengkaji dan meneliti bagaimana penerapan metode hafalan Al Quran pada anak tunanetra dengan judul penelitian “Penerapan Metode Hafalan Al Quran pada Anak Tuna Netra di SLB-A TPA Jember Tahun Pelajaran.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui materi Metode Belajar Hafalan Bagi Anak Tuna Netra di SLB-A TPA Jember Tahun Pelajaran 2017/2018. Untuk tantangan penerapan metode belajar mengaji pada anak tunanetra di SLB-A TPA Jember tahun ajaran 2017/2018.
Manfaat Penelitian
Tantangan penerapan metode hafalan Alquran pada anak tunanetra di Taman Pendidikan dan Perawatan (TPA) Sekolah Luar Biasa (SLB-A). Tantangan dalam penerapan metode hafalan Alquran pada anak tunanetra di SLB-A TPA Jember adalah rasa malas dan lupa.
Definisi Istiah
Sistematika Pembahasan
BAB I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pengertian istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB I Penyajian data dan analisis data berisi tentang uraian tentang objek penelitian, penyajian dan analisis data serta pembahasan mengenai temuan yang diperoleh di lapangan.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Kesamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan objek pada anak tunanetra dan metode penelitian yang digunakan juga sama. Kesamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan objek pada anak tunanetra dan metode penelitian yang digunakan juga sama.
Kajian Teori
Metode Braille adalah membaca secara cermat ayat-ayat Al-Qur'an untuk dihafal dengan cara meraba Al-Qur'an secara berulang-ulang. Metode Tahfidz adalah dengan menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dibaca berulang kali dalam huruf Braille. Cara ini juga dapat menambah wawasan nada atau irama dalam pembacaan ayat Al-Quran.
Seorang penghafal Al-Qur'an hendaknya selalu menggunakan ayat-ayat yang dihafal ketika menunaikan shalat, baik shalat lima waktu maupun shalat sunnah. Salah satu cara untuk mempercepat dan mempermudah menghafal Al-Qur'an adalah dengan sering menulis ayat-ayat Al-Qur'an dengan tulisan tangan sendiri. Kelemahan dari metode ini adalah dalam penulisan ayat-ayat Al-Qur’an membutuhkan waktu yang cukup lama, dan terkadang masih terdapat kesalahan dalam teknik penulisan bahasa arab (hanya menulis).
Dalam metode ini, orang tua terlebih dahulu menuliskan di atas kertas ayat-ayat yang akan dihafal oleh anak.47. Namun Kitabah (tulisan) di sini mempunyai fungsi menguji ayat-ayat yang dihafal. Apabila ia mampu menghafalkan ayat-ayat yang dihafalnya dalam bentuk tulisan, maka ia dapat melanjutkan hafalan ayat berikutnya.49 5.
Setelah mereka dapat membaca ayat-ayat tersebut dengan baik dan benar, barulah mereka berusaha mengeluarkan mushafnya sedikit demi sedikit (tanpa melihat mushafnya) agar ayat-ayat yang dihafalnya benar-benar tertanam dalam ingatannya. Jika anak sudah hafal semua ayatnya, lanjutkan ke ayat berikutnya.50.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subyek Penelitian
Sehingga dengan menggunakan topik penelitian tersebut kita dapat memenuhi data-data yang dibutuhkan terkait penerapan metode hafalan Al-Quran. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. 69 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Observasi partisipatif adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian melalui observasi dan sensasi dimana peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari informan.
Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan peneliti adalah teknik observasi partisipan karena untuk melakukan atau memperoleh data yang lebih valid maka peneliti harus terlibat langsung. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti mengetahui secara pasti informasi apa yang akan diperoleh. Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan suatu langkah penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang dikumpulkan tanpa dianalisis menjadi tidak berarti, tidak berarti dan hanya menjadi data.
Dengan demikian, keterbatasan data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan dan pencarian data lebih lanjut jika diperlukan. Penelitian ini menguji keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh melalui sumber.79 Sedangkan triangulasi teknis artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk memperoleh data. dari sumber yang sama. Peneliti secara bersamaan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama.80.
Tahap-tahap Penelitian
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan hafalan Alquran bagi anak tunanetra di SLB-A TPA Jember adalah metode Alquran Braille. Berdasarkan pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa penggunaan metode Tahfiz yang digunakan dalam proses menghafal Al-Qur’an bagi anak tunanetra lebih mudah diterima oleh siswa. Media yang digunakan dalam pelaksanaan metode menghafal Al-Quran bagi anak tunanetra di SLB-A TPA Jember adalah Al-Quran Braille, Al-Quran Digital, MP3, Reglet, Stylus, CD, DTB (Digital Talking Book).
Materi yang digunakan dalam penerapan metode menghafal Al-Qur’an bagi anak tunanetra di SLB-A TPA Jember adalah materi hafalan surat-surat pendek dan juga ayat-ayat yang mengandung akhlak terpuji dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) materinya. ). Alasan penggunaan surat pendek dalam penerapan metode hafalan Alquran pada anak tunanetra di SLB-A TPA Jemer adalah karena selain materinya mudah, siswa tunanetra juga akan lebih mudah menerima materi. Penggunaan ilmu tajwid untuk menerapkan metode menghafal Al-Qur’an pada anak tunanetra di SLB-A TPA Yaman menggunakan.
Tantangannya adalah hadirnya guru khusus dalam penerapan metode hafalan Alquran pada anak tunanetra di SLB-A TPA Jember. Hal ini untuk mengetahui apakah media yang digunakan memadai dan mendukung penerapan metode hafalan Alquran. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan hafalan Alquran bagi anak tunanetra di SLB-A TPA Jember dapat disimpulkan bahwa siswa yang menggunakan metode Braille pertama-tama ingin meningkatkan kemampuan membaca Alquran dengan cara menyentuh apa yang dilakukan dengan cara menyerahkannya kepada guru.
Dan terakhir, evaluasi penerapan metode hafalan Alquran pada anak tunanetra di SLB-A TPA Jember menggunakan evaluasi formatif dan sumatif. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Metode pelaksanaan hafalan Alquran bagi anak tunanetra di SLB-A TPA Jember terdiri dari metode Braille dan metode Tahfiz.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Media yang digunakan untuk melaksanakan metode menghafal Al-Qur'an adalah Al-Qur'an Braille, Al-Qur'an digital, MP3 yang memuat ayat-ayat Al-Qur'an, alat tulis berupa penggaris dan stylus. Penerapan metode menghafal Al Quran disini kami menggunakan Al Quran Braille, Al Quran digital, Al Quran MP3, penggaris dan stylus. Saat melaksanakan metode hafalan Alquran, media yang digunakan adalah Alquran Braille, Alquran digital, Alquran MP3, alat tulis yaitu penggaris dan stylus, CD, DTB (Digital Talking Book).91.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Alquran Braille juga merupakan mushaf yang dapat membantu dalam proses pembelajaran sekaligus hafalan Alquran bagi anak tunanetra. Materi yang saya ajarkan kepada anak tunanetra dengan metode hafalan Alquran merupakan materi yang sesuai dengan materi di RPP. Tajwid yang saya gunakan mengenai hukum membaca nun-mati/tanwin dan mim-mati sesuai dengan RPP yang saya ajarkan kepada anak-anak dalam proses menghafal Al-Qur'an.
Sehingga dapat membimbing langkah demi langkah dalam pelaksanaan proses menghafal Al-Qur’an khususnya bagi anak tunanetra.110. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa SLB-A TPA Jember menggunakan guru khusus dalam menerapkan metode hafalan Alquran pada anak tunanetra, namun sudah ada guru yang juga tunanetra dan memahami tahapan-tahapannya sehingga mampu menerapkannya. Hafalan Alquran untuk anak tunanetra. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan benar-benar memenuhi kebutuhan siswa tunanetra dalam proses menghafal Al-Quran.
Pembahasan Temuan
Media yang digunakan pada saat proses pelaksanaan metode hafalan Al-Quran menggunakan Al-Quran Braille, Al-Quran Digital, Al-Quran MP3, alat tulis berupa reglette dan pulpen. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penerapan metode hafalan Al-Quran meliputi materi pembelajaran cetak, audio, audiovisual dan interaktif. Selama proses menghafal Alquran, setiap siswa diberikan Alquran Braille.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa tantangan yang dihadapi siswa selama proses penerapan metode hafalan Al-Quran di SLB-A TPA Jember adalah rasa malas, mudah lupa, dan selain itu, merasa enggan atau tidak percaya untuk meminta bantuan teman.menghafal Al Quran karena takut teman yang ingin dimintai bantuan juga sibuk menghafal atau mengerjakan pekerjaan rumah. Faktor yang menjadi tantangan dalam menghafal Al-Qur’an adalah dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar. 129. Evaluasi yang dilakukan guru SLB-A TPA Jember dalam metode hafalan Al-Quran menggunakan evaluasi dengan cara meletakkan hafalan yang telah dihafal, dan juga dengan cara menilai penulisan beberapa ayat yang telah dihafal sebelumnya.
Pada uraian di atas terlihat bahwa guru melakukan evaluasi dalam proses menghafal Al-Qur’an. Materi yang digunakan dalam proses menghafal Al-Qur'an adalah penggunaan materi Al-Qur'an dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kepala madrasah sebagai penanggung jawab dunia akademis hendaknya dapat berbuat lebih banyak dalam melakukan pengawasan terhadap penerapan metode hafalan Al-Quran bagi anak tunanetra agar dapat berjalan efektif.
Sebagai seorang guru yang memegang peranan penting dalam proses penerapan metode hafalan Al-Qur’an, hendaknya kita lebih memberikan perhatian kepada siswa agar siswa selalu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan dalam pengelolaan kelas, hendaknya guru menggunakan metode ini. metode yang menyenangkan agar siswa dalam pembelajaran tidak membosankan. Bagaimana mengevaluasi jangkauan hasil yang dicapai anak tunanetra dalam menghafal Al-Qur’an.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran-saran
Siswa mampu menjelaskan, membedakan dan menerapkan hukum-hukum bacaan nun-mati/tanwin dan mim-mati ketika membaca Al-Qur'an. Indikator: Siswa mampu membaca surat Al-Furqan ayat 25 secara tartil, menyebutkan makna dan menjelaskan maknanya. Indikator: Siswa mampu membaca surat Al-Isra' ayat 26-27 secara tartil, menyebutkan makna dan menjelaskan maknanya.