Top PDF DAFTAR PUSTAKA Kemampuan Guru Biologi SMA Negeri 1 Gondang Sragen Dalam Penyusunan Penilaian Autentik (Authentic Assesment) Sebagai Evaluasi Pembelajaran.
“Studi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta”[Skripsi].. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syari[r]
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “KemampuanGuruBiologiSMANegeri1GondangSragen Dalam PenyusunanPenilaianAutentik ( AuthenticAssesment ) Sebagai EvaluasiPembelajaran” .
Evaluasipembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuangurubiologiSMANegeri1GondangSragen dalam menyusun penilaianautentik ( AuthenticAssesment ) sebagai evaluasipembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non hipotesis dengan menggunakan pendekatan survei, teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter dan wawancara. Data yang diperoleh berupa instrumen penilaian yang telah disusun guruBiologiSMANegeri1GondangSragen semester gasal tahun ajaran 2013/2014. Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan statistic deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian prosentase penyusunan instrumen autentikgurubiologi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SMANegeri1GondangSragen adalah guru A untuk penilaian observasi (69,6%), penilaian uraian (45%), penilaian tes penugasan (54,2%), penilaian kinerja (70,8%), penilaian proyek (75%), penilaian portofolio (75%), guru B untuk penilaian uraian (55%) dan penilaian proyek (25%), sedangkan untuk guru C penilaian observasasi (50%), penilaian pilihan ganda (39%), penilaian uraian (37%), serta penilaian proyek (33,3%). Prosentase kemampuan kesesuaian penyusunan instrumen autentik dengan kriteria yang telah distandarkan guruBiologi di SMANegeri1GondangSragen pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014 yaitu penyusunan yang tidak sesuai kriteria yakni guru A (53,5%), guru B (92,03%) dan guru C (80,75%), sedangkan penyusunan yang sesuai kriteria yakni guru A (46,5%), guru B (7,97%) dan guru C (19,25%). Umumnya penyebab ketidak sesuaian penyusunan instrumen penilaian adalah format rubrik penilaian yang digunakan di SMANegeri1GondangSragen belum seragam dalam pelaksanaannya serta tidak semua guru mengetahui butir penilaian yang harus digunakan.
Pengembangan kurikulum 2013, bertujuan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Kurikulum ini bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan/ mempresentasikan, apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran (Anonim a , 2013).
Hasil penelitian Pantiwati (2013) tentang profil sistem penilaian oleh guru menunjukkan bahwa tes tulis bentuk obyektif mendominasi intrumen pengukuran hasil belajar siswa, selain itu respon siswa juga mendukung bentuk tes tertulis dibanding bentuk asesmen yang lain. Siswa juga tidak menyukai asesmen melalui analisis kritis artikel yang menuntut siswa berikir tingkat tinggi. Demikian juga siswa tidak menyukai asesmen bentuk portofolio. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riani (2014) tentang kemampuanguruBiologiSMANegeri1GondangSragen dalam penyusunanpenilaianautentik (AuthenticAssesment) sebagai evaluasipembelajaran. Dari tiga guruBiologi yang diteliti menunjukkan prosentase kemampuan kesesuaian penyusunan instrumen autentik dengan kriteria yang telah distandarkan guru A (53,5%), guru B (92,03%) dan guru C (80,75%), sedangkan penyusunan yang sesuai kriteria yakni guru A (46,5%), guru B (7,97%) dan guru C (19,25%). Dari prosentase yang ditunjukkan kemampuangurubiologi dalam penyusunanpenilaianautentik yang sesuai dengan kurikulum yang ditentukan masih sangat rendah. Guru hanya menerapkan hanya dua atau tiga bentuk penilaian dari penilaianautentik. Dari hasil penelitian, guru rata-rata masih kesulitan dalam pembuatan instrumen penilaian diri dan penilaian portofolio.
Authentic assessment is an assessment process from beginning to the end in the learning process with a series of several specific assessment. On arranging authentic assessment is required creativity to process rubric which is available into a real assessment. This research is aim to determine the creativity science teachers VII and VIII class in arranging of authentic assessment at state junior high school of Pecangaan 1 Jepara odd semester of academic year 2014/2015. This research is a qualitative descriptive study using a case study approach, data collection techniques with the study of documentation, interviews and observation. Data obtained from arranging of assessment instruments in the RPP which has been prepared by science teachers at state junior high school of Pecangaan 1 Jepara odd semester academic year 2014/2015. The data has been analyzed using descriptive statistics. Based on the results of the research shown that creativity in arranging authentic assessment was ungood (49.33%). This is can be looked from the arranging of assessment observations (76.53%), self-assessment (68.99%), multiple choice assessment (49.66%), description of assessment (64.1%), assessment assignment (13.34%) , performance assessment (76.37%), project assessment (30%) and assessment of the portfolio (15.71%). An appropriatability of arranging authentic assessment with the criteria that have been standardized are unfavourable (49.24). It can be concluded that creativity and appropriatability grade of science teachers VII and VIII class in arranging authentic assessment in state junior high school of Pecangaan 1 Jepara odd semester academic year 2014/2015 are unfavorable.
Terima kasih kepada sahabat baik saya Ana Fitria Rahman, serta keluarga besar Biologi Dik C 2010 telah berbagi cerita, motivasi, dukungan selama proses studi. Terima kasih kepada Ana, Taufik, Mustofa, Dina, Bima, Kholis telah membantu dalam proses penelitian. Terima kasih kepada keluarga besar UKMI Ar-Rahman, HMJ Biologi, Fostibi, SMART, Biologreen, Revolusioner dan Biology Exhibition yang telah mambagi ilmu dan pengalaman selama ini. Dengan segala kerendahan hati, sekali lagi terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengaruh, dukungan, dan mengisi potongan cerita kehidupan saya dalam menyelesaikan studi yang tidak dapat saya jabarkan satu persatu pada kesempatan ini.
Seorang guru mata pelajaran biologi di jenjang SMANegeri Se-Kabupaten Aceh Timur, keberhasilan membuat Perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaranbiologi di kelas X yaitu dalam mengelola kelas, melaksanakan ketrampilan proses mengajar dan sangat bergantung kepada kualitas guru itu sendiri. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik dalam pelaksanaan pembelajaranBiologi di SMANegeri Se-Kabupaten Aceh. Diyakini, setiap guru akan memiliki pengalaman, pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. Masing-masing perbedaan tersebut dapat memengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implementasi pembelajaran di ruang kelas X.
Natalina, Mariani; Yusuf, Yustini & Rahmayani, Desy. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture And Picture Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Ukui Tahun Ajaran 2009/2010”. Jurnal Pendidikan Biologi. FKIP. Riau: Universitas Riau.
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. 16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang
Berdasarkan tabel 2, diperlihatkan bahwa kreativitas guru IPA kelas VII dan VIII dalam penyusunanpenilaianautentik di SMP Negeri1 Pecangaan Jepara semester gasal tahun ajaran 2014/2015 kurang baik dengan persentase 49,33%. Dalam hasil rerata persentase paling tinggi untuk kreativitas penyusunanpenilaianautentik diperoleh guru C sebesar 58,82%, kemudian disusul guru D sebesar 53,23%, guru A 52,65%, guru E 42,75% dan persentase terendah dalam kreativitas penyusunanpenilaianautentik diperoleh oleh guru B sebesar 39,22%. Jika dilihat lebih lanjut untuk ranah penilaian afektif yang terdiri dari penilaian observasi dan penilaian diri, kelima guru telah memiliki kreativitas yang baik dengan persentase diatas 51%. Untuk ranah penilaian kognitif yang terdiri dari pilihan ganda dan penilaian uraian masing-masing mendapatkan persentase 49,66% yang masuk kategori kurang baik dan 64,1% yang masuk kategori baik. Penilaian pilihan ganda mendapatkan persentase kurang baik lantaran beberapa guru bermasalah dengan terbatasnya waktu dan indikator yang sangat banyak. Kemudian ranah penilaian psikomotorik hanya penilaian kinerja yang masuk kategori baik dengan persentase 76,37%, sedangkan penilaian proyek dan penilaian portofolio masuk dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik dengan persentase 30% dan 15,71%. Hal ini dikarenakan untuk penilaian proyek persentase yang didapatkan masing-masing guru sangat rendah dan untuk penilaian portofolio hanya satu guru saja yang membuat.
1 Silabus ......................................................................................................... 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 3 Lembar Kerja Siswa .................................................................................... 4 Kisi-Kisi Penilaian ....................................................................................... 5 Rubrik Penilaian Kognitif ............................................................................ 6 Rubrik Penilaian Psikomotorik ................................................................... 7 Daftar Nilai Peserta Didik Uji Coba Kelompok Kecil ................................ 8 Daftar Nilai Peserta Didik Uji Coba Lapangan ........................................... 9 Perhitungan Analisis Butir Soal Uji Coba Kelompok Kecil ....................... 10 Perhitungan Analisis Butir Soal Uji Coba Lapangan .................................. 11 Surat Pengajuan Judul ................................................................................. 12 Surat Keputusan Dekan ............................................................................... 13 Surat Izin Penelitian .................................................................................... 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ..................................................... 15 Dokumentasi ................................................................................................
3. Solusi dalam mengatasi kendala pelayanan hak mendapatkan pendidikan pada siswa kurang mampu di SMANegeri1Gondang Kabupaten Sragen adalah Keaktifan masyarakat mampu sangat diperlukan agar Program Sintawati dapat berjalan secara maksimal, dan juga pemerintah Kabupaten Sragen seharusnya mengadakan sosialisasi secara merata di daerah tentang adanya Program Sintawati, supaya warga Kabupaten Sragen mengerti bahwa di Kabupaten Sragen ada kebijakan Pemerintah untuk mengatasi masalah di bidang pendidikan bagi warga kurang mampu atau mendirikan unit pelayanan kemiskinan di Kecamatan agar masyarakat secara mudah untuk registrasi di dalam Program Sintawati.
Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, maka guru perlu adanya evaluasi hasil pembelajaran. Menurut Ralph Tyler (dalam Arikunto dan Suharsimi 2002:3), evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi memiliki suatu alat yang disebut penilaian.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah / Madrasah.. Dan Nainggolan Ginova.[r]
Pembelajaran sastra dapat menumbuhkan pengetahuan dan mengembangkan apresiasi sastra siswa. Kegiatan apresiasi sastra dapat diwujudkan dengan mengarahkan peserta didik untuk mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis karya sastra. Kegiatan apresiasi sastra dapat menumbuhkan nilai-nilai keluhuran pada siswa. Menurut Stewig (dalam Nurgiyantoro, 2005: 4) sastra berperan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan. Berbagai informasi tentang eksplorasi dari berbagai bentuk kehidupan, rahasia kehidupan, karakter manusia terkandung dalam karya sastra.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik. Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatanluas bagi peserta didik untuk menguasai kmpetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
Penilaianautentik ini dianggap memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan penilaian sebelumnya. Penilaianautentik cenderung memperhatikan berbagi aspek yang ada pada siswa seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan, sedangkan penilaian pada kurikulum sebelumnya cenderung hanya memperhatikan aspek pengetahuan siswa saja. Oleh sebab itu penilaianautentik dianggap sebagai penilaian yang tepat untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan hasil belajar siswa. Penilaianautentik ini tentunya guru memiliki peranan yang sangat penting karena perencanaan dan pelaksanaan penilaian merupakan salah satu tugas pokok guru. Sebaik apapun konsep dan tujuan dari penilaianautentik, jika perencana dan pelaksana tidak bisa melaksanakannya dengan baik, maka tujuan dari penilaianautentik dalam kurikulum 2013 tidak akan bisa tercapai.
Penilaianautentik merupakan salah satu pendekatan dalam kegiatan evaluasipembelajaran. Faktanya banyak sekolah-sekolah yang masih terlalu kaku dalam melaksanakan penilaian secara autentik ini. Mereka menganggap penilaian ini terlalu rumit dan sulit untuk dilakukan sehingga mereka menggunakan metode tradisional dalam melakukan penilaian terhadap peserta didiknya. Dalam penilaian secara tradisional ini hasil yang diperoleh kurang riil dan tidak dapat mewakili kemampuan dari peserta didik yang sebenarnya. Untuk itu pelaksanaan dalam penilaianautentik (Authentik assesment) penting untuk diperhatikan dalam usaha untuk memperbaiki sistem pendidikan di indonesia ini.