Kalau dalam hal ini bisa diadakan tindakan jang nasional dan semesta, saja kira akan membawa suasana dan perubahan jang sangat besar didalam kegembiraan bekerdja. Selandjutnja kami tidak membiarkan, bahwa sebetulnja ada kaum buruh atau pegawai jang sekarang ini tidak bekerdja penuh 7 djam sehari dan ini saja akui, tetapi sesungguhnja sebetulnja kalau diperiksa sum berbja – seperti pepatah jang mengatakan : Kalau guru ketjing b e r d i r i , mu r i d k e t j i n g b e r l a r i – d i s i n i s e s u n g g u h n j a k a r e n a a d a s u a s a n a j a it u b e l u m b i s a d i t j i p ta k a n s ua t u p i m p i n a n j a n g bisa memberi djiwa kepada pegawainja, djiwa pada kaum buruhnja dan dalam hal ini Presiden sudah memberi djalan keluar dengan apa jang disebut retooling dan berhubung dengan itu saja usul kan untuk memberikan kegembiraan bekerdja, retooling ini dilak sanakan. Kaum buruh sesungguhnja mengenai retooling ini tidak minta jang tidaktidak. Kami ambil tjontoh umpamanja GIA. Sesudah K.L.M. dioper oleh Pemerintah, dikeluarkan suatu peratu ran bahwa dalam pengangkatan dalam pimpinan jang diambil otoma tis namanama jang dulu pangkatnja tertinggi waktu djaman K.L.M., sedangkan dulu mereka kebanjakan tidak termasuk jang berdjiwa USDEK, seperti jang diminta oleh Presiden sekarang ini. Maka timbullah kelesuan tidak hanja dari kaum buruhnja, tetapi djuga dari angkatan mudanja, sehingga sekarang saja lihat bahwa hampir semua tenaga menengah dan tinggi jang barubaru dari GIA hampir serentak minta keluar, karena mereka tidak mempunjai kesempatan untuk memegang djabatan jang lebih tinggi, karena ini diberikan setjara otromatis seperti dulu hierarchisch waktu djaman K.L.M. dulu. Djadi kalau disini tidak ada retooling se suai dengan semangat USDEK maka akan sulit, untuk memberi ke gembiraan bagi golongan muda dan sampai kepada kaum buruhnja.
Pengelolaan kerasipan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan dan perlu adanya penyeragaman dan penyamaan persepsi dari masing-masing institusi dalam menyusun dan mengorganisir kearsipan untuk menunjang tata pemerintahan di Kabupaten Banyumas. Pemerintah daerah Kabupaten Banyumas melalui Perbup Nomor 190 Tahun 2005 tentang Pedoman Klasifikasi Arsip di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Perbup Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pedoman Penataan Berkas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menyusun pedoman penataan dan klasifikasi arsip sebagai acuan seluruh SKPD dalam menyelenggarakan kearsipan. Selanjutnya pada tahun tahun 2009 diterapkan Sistem Pengelolaan Arsip secara baku sesuai dengan pedoman sebanyak 288 instansi, kemudian bertambah menjadi 447 instansi pada tahun 2012 dan bertambah 124 pengelola arsip dari UPK dan Sekolah pada tahun 2013. Dukungan sumberdaya manusia yang memadai dan kompeten di bidang pengelolaan kearsipan diharapkan penyelenggaraan kearsipan akan optimal. Untuk itu peningkatan SDM pengelola kearsipan selama periode tahun 2009-2013 dilaksanakan Bintek Pengelolaan Kearsipan, yang jumlah pesertanya tersebut bertambah setiap tahunnya.
informasi dan komunikasi daerah sehingga terwujud keakuratan, keaslian dan keamanan informasi dari berbagai kemungkinan sabotasi, penyadapan dan cyber crime, Pemerintah Provinsi NTB telah menjalin kerjasama dengan Lembaga Sandi Negara dibidang pemenuhan material sandi dan pemberian jaminan keamanan sistem informasi NTB Online. Perjanjian kerjasama tersebut telah ditindaklanjuti dalam bentuk dukungan peralatan keamanan informasi dan komunikasi dari Lembaga Sandi Negara kepada Pemerintah Provinsi NTB berupa : 1 (satu) set Counter Survelence yaitu peralatan untuk mendekteksi adanya upaya penyadapan dari pihak-pihak tertentu terhadap komunikasi pemerintah daerah, serta 2 (dua) unit Jamer (alat pengacak sinyal), 30 unit handy talky (HT) dan 12 buah Handphone yang telah dilengkapi secure system, sehingga dengan mengaktifkan secure system tersebut, komunikasi pemerintah daerah akan terjamin keamanannya terutama dari kemungkinan upaya penyadapan. Selain itu, Lembaga Sandi Negara juga akan memberikan dukungan pengamanan jaringan dan penguatan sumberdaya manusia TIK.
Terlaksananya Pengawasan Pemeriksaan secara Terpadu Terkelolanya Hasil Temuan Melalui Kegiatan Pengawasan Terlaksananya Evaluasi Temuan Hasil Pengawasan Evaluasi LAKIP SKPD Pemeriksaan Kasus Monitoring dan Evaluasi Laporan Keuangan Pemda sesuai dengan SAP dan SPIP Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kinerja pembangunan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan daerah tahun 20092013 adalah tersusunnya RPJPD pada tahun 2013 yang selanjutnya menjadi dokumen pembangunan jangka panjang daerah 20052025 dan telah tetapkan dengan Peraturan Daerah pada tahun 2014 dan tersedianya dokumen RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 20132018 yang ditetapkan dengan oleh Peraturan Daerah. Disamping itu juga dilihat dari tersusunnya dokumen perencanaan jangka pendek yang berupa RencanaKerjaPemerintah Daerah (tahunan) atau yang disingkat RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Tantangan ke depan adalah menjaga konsistensi dan kesinambungan perencanaan dengan implementasinya. Berikut gambaran kinerjan perencanaan pembangunan daerah selama 5 tahun :
Manajemen Pengelolaan Dana. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa adanya hambatan internal di desa dalam penyusunan perdes APBDes khususnya keharmonisan antara pemerintah desa dengan BPD, tingginya frekuensi perpindahan aparatur desa khususnya sekretaris dan bendahara desa sehingga berpengaruh pada penyusunan perdes APBDes, Terbatasnya kemampuan sekretaris dan bendahara desa dalam menyusun APBDes, adanya rasa apatis sebagian masyarakat untuk mengikuti musrenbang mengingat banyaknya usulan masyarakat yang tidak terealisasi dalam pelaksanaan pembangunan di desa yang diakibatkan oleh keterbatasan anggaran pemerintah, Masih kurangnya perhatian dan kepedulian pemerintah desa/kecamatan untuk mengangkat dan mempromosikan bentuk TTG di desa dan kecamatanya untuk mengikuti lomba TTG di kabupaten atau Provinsi.
62,15% dengan persentase ketercapaian 94,89% artinya target yang telah ditetapkan belum tercapai, jika dibandingkan dengan akhir tahun perencanaan yaitu 73% maka perlu dilakukan upaya pencapaian terget setiap tahunnya dengan memberikan intervensi kebijakan pada pendidikan menengah. Kebijakan itu dapat berupa menambah cost anggaran Program Sekolah Gratis baik yang didanai oleh APBD Provinsi atau APBD Kabupaten melalui dana sharing untuk pendidikan menengah dan pembangunan SMA/SMK serta pembangunan ruang kelas baru untuk menampung penduduk usia sekolah menengah agar tidak sekolah ke luar daerah.
Selain itu olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat kondisi tubuh, kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang kuat. Kinerja pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga Provinsi Sulawesi Tengah hingga Tahun 2013 pada masingmasing indikator dapat dilihat pada tabel berikut:
Salah satu keputusan jang penting jang telah dihasilkan oleh MUNAP jalah ketentuan bahwa Rentjana Pembangunan akan dititik beratkan pada 3 lapangan, jaitu: produksi bahan makanan, produksi bahan pakaian dan pembangunan sektor pengangkutan, terutama pelajaran. Keputusan-keputusan ini adalah penting artinja, karena semua projek-projek-nja adalah “capital-intensive”, sehingga akan mengakibatkan pergeseran-pergeseran didalam pembiajaan, ter- utama didalam pengeluaran-pengeluaran devisen.
Dibalik capaian pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, masih terdapat sebagian penduduk yang hidup dalam himpitan kondisi kemiskinan. Untuk menangani kemiskinan, pemerintah bersama instansi terkait mengambil langkah yang strategis melalui berbagai intervensi baik melalui program multi sasaran maupun melalui operasi pasar dan pengendalian harga. Upaya tersebut terus dilakukan seperti Raskin, Jamkesmas, PNPM mandiri, berbagai program sektoral. Upaya ini telah menbuahkan hasil dan secara berangsur dapat menurunkan jumlah penduduk miskin.
Selain RTRW Provinsi, kabupaten yang belum menetapkan Perda RTRW adalah Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara dan Penukal Abab Lematang Ilir, untuk Musi Banyuasin disebabkan karena Evaluasi Raperda RTRW Kabupaten Musi Banyuasin belum dapat dilaksanakan karena masih menunggu peninjauan kembali Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.822/Menhut-II/2013 tentang perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir belum dilakukan mengingat kabupaten tersebut baru ditetapkan secara definitif sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) pada tahun 2013, dan kedua kabupaten tersebut telah menyusun Draft RTRW kabupaten dan dilanjutkan menjadi dokumen RTRW serta dilakukan penetapan pada tahun 2015.
Analisis kinerja atas fasilitas wilayah/infrastruktur dilakukan terhadap indikator-indikator: rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah kekeringan, jenis dan jumlah bank dan cabang-cabangnya, persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih, rasio ketersediaan daya listrik, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon, jumlah restoran, dan jumlah penginapan/hotel. Hasil analisis kinerja atas fasilitas wilayah/infrastruktur disajikan pada tabel d bawah ini.
Pengangguran didefinisikan sebagai penduduk yang sedang mencari kerja atau mempersiapkan usaha dan penduduk yang tidak sedang mencari kerja atau mempersiapkan usaha karena putus asa untuk mendapatkan pekerjaan atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. Tingkat pengangguran dapat memberikan gambaran sesungguhnya mengenai kesehatan ekonomi suatu negara. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga menganggu pertumbuhan pembangunan ekonomi. Tingkat pengangguran ini dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dengan persen. Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Gambaran secara lengkap mengenai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan penduduk usia 15 tahun ke atas menurut angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kota Sawahlunto selama kurun waktu 2009-2013 sebagai berikut :
Aksi Daerah (RAD) GRK 2011 – 2020. Fokus utama RAD GRK Kota Batu adalah inisiatif lokal, kesesuaian konteks, dan tindakan. Proses penyusunan RAD GRK dilakukan dengan berdasar kepada basis teknis dan ilmiah yang kuat dengan pengayaan dari stakeholder pembangunan. Pelibatan pelaku-pelaku pembangunan ini dimaksudkan agar substansi RAD GRK yang dihasilkan kemudian dapat didukung implementasinya. Penyusunan RAD GRK berdasarkan kesesuaian dengan RPJP, RPJM Kota Batu dan juga RAN-GRK yang merupakan proses bottom-up dan menggambarkan langkah yang akan ditempuh dalam mengurangi emisi gas rumah kaca untuk masing-masing sektor (pertanian, kehutanan, energi, transportasi, industri dan pengelolaan limbah) melalui perhitungan seberapa besar emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dan target pengurangannya. 5) Bencana Alam
Luas wilayah perkotaan dibanding dengan luas wilayah kota adalah sebesar 2,11% dengan total jumlah penduduk sebanyak 14.064 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan utama masyarakat kota Sawahlunto masih bertumpu pada sektor pertanian yang berada di wilayah pedessaan yang mencakup 97,89% dari luas wilayah kota. Namun apabila melihat tingkat perkembangan kegiatan pembangunan sepuluh tahun belakangan ini menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan dan jasa sudah sangat meningkat di wilayah pinggiran perkotaan seperti Muaro Kalaban, Santur, Talawi Hilir, Sijantang.
Indikator kinerja makro daerah merupakan tolak ukur kemajuan yang akan dicapai oleh perangkat pemerintah daerah dan seluruh masyarakat pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi dan prioritas dalam RPJMD melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan. Indikator kinerja makro Kabupaten Tabalong diukur berdasarkan pertumbuhan PDRB, tingkat pengangguran terbuka, PDRB perkapita, Indeks pembangunan manusia (IPM), dan persentase penduduk miskin. Pencapaian indikator kinerja makro daerah tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
Saudara Ketua, selandjutnja perlu saja kemukakan disini bahwa sua tu tjontoh ialah di Kalibawang daerah Djokjakarta, Kulon Progo. Pertama pembangunan slokan itu diletuskan daripada kehendak rakjat setem pat daerah ketjamatan Kalibarang jang belum diketahui bahwa pembangunan itu pembanguna raksasa. Pada permulaan belum diteliti sesungguh sungguh oleh ahli, sehingga satu sama lainnja bersimpangsiur dan me ngatakan bahwa tidak mungkin Kalibawang itu dibangun denga gotongro jong. Ini dari segi ilmiah memang bisa dibenarkan bahwa itu tidak mung kin. Lebih lebih terlalu ingewikked itu, uangnja dari mana, tidak bi sa begitu sadja. Tapi alhamdulilah achirnja bisa dimulai dan bisa ber djalan sampai kurang lebih sekarang ini sedah 12 km, bisa ditjapai de ngan dasar pokok gotongrojong itu. Tetapi karena masalah gotongro jong tadi saja katakan bersangkutpaut dengan kebutuhan hidup, maka ka lau tidak ada kontraprestasi langsung, maka gotongrojong itu terbatas. Kalau ada tenaga jang rumahnja ambruk, tanpa undangan, semua
Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan dilaksanakan di setiap wilayah dengan mendasarkan pada rasa keadilan, namun masalah ketimpangan antar wilayah masih juga terjadi dan saat ini merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian. Upaya pembangunan pada wilayah yang relatif masih tertinggal terus dilakukan dan telah dimulai beberapa tahun yang lalu namun hasilnya masih belum dapat sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di wilayah tertinggal tersebut. Yang dimaksud dengan daerah tertinggal adalah suatu daerah kabupaten yang masyarakatnya serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Ketertinggalan daerah dimaksud dapat berupa keterisolasian akibat minimnya infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, listrik dan pelayanan publik lainnya. Ekonomi yang kurang berkembang diakibatkan akses pasar yang tidak ada, serta prasarana sosial seperti sekolah dan puskesmas yang minim.
Kawasan kelautan dan perikanan diperuntukkan bagi kegiatan Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) serta Kelautan. Sektor Kelautan dan Perikanan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian wilayah, terutama pada Perikanan Tangkap melalui kegiatan penangkapan ikan di perairan laut bagian utara Kabupaten Donggala yang memiliki garis pantai terpanjang. Potensi perikanan tangkap yang dimiki Kabupaten Donggala cukup besar, jika dikelola secara optimal, potensi lestari yang dapat dicapai adalah sekitar 99.100,8 ton/tahun. Jenis ikan yang terdapat diperairan Selat Makasaar dan Laut Sulawesi meliputi ikan pelagis dan ikan demersal. Sedangkan hasil Perikanan Budidaya melalui kegiatan Usaha Perikanan Budidaya Air Tawar berbasis teknologi perkolaman, Keramba Jaring Apung, Keramba Tancap Tancap, Usaha Perikanan Budidaya Air Payau berbasis teknologi Pertambakan serta Usaha Perikanan Budidaya Air Laut berbasis pada teknologi KJA dan Pen Cultuture. Untuk mendukung produksi hasil perikanan kegiatan Kelautan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi kegiatan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, mutlak dilakukan sebagai upaya untuk pelestarian dan pencegahan tindakan pencurian ikan atau penangkapan ikan dengan merusak ekosisistem sumberdaya kelautan dan perikanan. Pelaksanaan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan di laksanakan oleh petugas PPNS (Penyidik pegawai Negeri Sipil) didampingi Polisi Perairan TNI AL. Selain itu kegiatan Pengelolaan sumberdaya laut pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan Sosialisasi dan Upaya mitigasi bencana bagi masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) memegang peranan penting pada produksi hasil perikanan. Produksi komoditi perikanan merupakan komoditi yang cepat mengalami kerusakan (perishable) sehingga perlu dilakukan penanganan dengan baik untuk menjamin kualitas yang layak dikonsumsi oleh konsumen. P2HP dilakukan melalui pembangunan sarana dan prasarana sistem rantai dingin (Cool Chain System-CCS) di TPI, selain penerapan CCS pada setiap kantong produksi perikanan dilakukan kegiatan pengolahan dan pengasapan ikan untuk mendapatkan hasil produk olahan dengan mutu yang lebih baik. Data potensi Kelautan dan Perikanan kabupaten Donggala disajikan pada tabel berikut: