• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

Dalam dokumen B93X RKPD 2016 Final (Halaman 146-152)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp230.505.041.274,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp200.145.506.130,00 atau mencapai 86,83%. Program dan kegiatan pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Setda Non Bagian; 2) Sekretariat DPRD, 3) Inspektorat; 4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 5) Badan Kepegawaian Daerah; 6) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; 7) Dinas Pelayanan Pajak; 8) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 9) Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah; 10) Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah Sekretariat Daerah; 11) Bagian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah; 12) Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah; 13) Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah; 14) Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah; 15) Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah; 16) Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah; dan 17) 30 Kecamatan.Adapun Permasalahan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian :

a) Dalam menentukan batas wilayah kota selain dari batas-batas kondisi fisik alam, misalnya sungai, gunung, atau laut, masih ada beberapa patok batas wilayah yang bergeser, rusak, dan hilang sehingga sulit untuk menentukan batas wilayah secara akurat (Bagian Pemerintahan Umum). b) Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan CSR sebagai salah satu Pembangunan

Ekonomi:

- belum optimalnya peran forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam mensinkronisasi program kegiatan dengan SKPD (Bagian Perekonomian);

- belum maksimalnya sosialisasi Peraturan Walikota Nomor 354 Tahun 2014 khususnya terkait prosedur /alur mekanisme program TJSL maupun Sumbangan Pihak Ketiga pada tataran SKPD dan Kewilayahan (Bagian Perekonomian);

- kesulitan dalam memperbaharui proses program TJSL (Bagian Perekonomian); c) Kinerja keuangan PD. Kebersihan masih belum optimal(Bagian Perekonomian).

d) Pemerintah Kota Bandung belum memiliki indikator kinerja sebagai instrument penilaian evaluasi kinerja BUMD(Bagian Perekonomian).

e) Masih banyak Aset milik BUMD yang bermasalah (belum bersertifikat)(Bagian Perekonomian). f) Kemampuanproduk dan SDM Kota Bandung bersaing produk negara lain di Asean serta

kenyamanan wisatawan dibandingkan dengan negara Asean lainnya, seperti transportasi, kemacetan, kemudahan akses, dan lain-lain(Bagian Perekonomian).

g) Implementasi kelembagaan ketiga sub bagian belum optimal dikarenakan antar sub bag belum menjadi siklus kelembagaan yang terintegrasi(Bagian PSDA).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 119

h) Sub bag administrasi pengendalian program melaksanakan tupoksi administrasi program dan kegiatan, serta sebagian implementasi Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) Pemerintah.Sedangkan dua sub bagian lainnya yaitu sub bag bina sarana dan prasarana serta sub bag bina sumber daya alam berdasarkan tupoksi membantu pimpinan dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber daya alam. Hal inilah menurut pemahaman kami yang menjadi bertolak belakang karena antar sub bag tidak menjadi alur pekerjaan yang berhubungan(Bagian PSDA).

i) Keterbatasan kemampuan anggaran untuk mengikuti diklat-diklat (BKD).

j) Keterbatasan kemampuan anggaran untuk melaksanakan sosialisasi PP Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil bagi seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandung(BKD).

k) Sistem pembayaran diklat harus dibayar dimuka (awal) sementara anggaran Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang (GU) SKPD kecil (BKD).

l) Keterlambatan penyampaian berkas dan ketidaklengkapan berkas kenaikan pangkat PNSD dari SKPD (BKD).

m) Masih adanya ketidaksesuaian data pada SAPK (BKD).

n) Belum adanya standar baku untuk dasar seleksi (penerimaan/penolakan) perpindahan PNS (BKD). o) Proses penandatanganan SK Pensiun gol. IV/c ke atas tidak tepat waktu karena merupakan

wewenang Presiden (BKD).

p) Keterlambatan dalam pemberkasan usulan pensiun (BKD).

q) Masih banyaknya PNS yang belum memahami proses cuti dan belum adanya record data cuti PNS (BKD).

r) Adanya 2 orang PNS mahasiswa tugas belajar APBD tidak menyelesaikan pendidikannya: Arlek Amanca Suryana, mahasiswa D-IV Manajemen Aset di Polban, Sukirman, mahasiswa D-III Akuntansi Unpad dikarenakan Drop Out (DO) dengan nilai IPK di bawah standar (BKD).

s) Alokasi anggaran untuk kegiatan penyelenggaraan pengawasan tidak memadai, dengan melihat beban tugas Inspektorat yang semakin bertambah (Inspektorat).

t) Keterbatasan SDM auditor terutama yang memiliki latarbelakang pendidikan akuntansi, farmasi dan teknik sipil (Inspektorat).

u) Sarana gedung kantor belum ada, pada saat ini masih menggunakan gedung kantor milik Pemerintah Pusat (Inspektorat).

v) Belum optimalnya kepatuhan standar pelayanan publik (Bagian Orpad).

w) Jumlah peraturan daerah yang ditetapkan tidak mencapai target dikarenakan berakhirnya masa bhakti keanggotaan Yth. Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Bandung periode 2009 – 2014 dengan adanya PEMILU 2014. Sehingga mengakibatkan tidak optimalnya penyerapan anggaran kegiatan (Setwan).

x) Banyaknya proposal kerjasama dengan pihak luar negeri yang diajukan baik oleh pihak luar negeri maupun oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang belum dapat ditindaklanjuti. Hal ini dikarenakan kerjasama dengan pihak luar negeri masih merupakan domain pemerintah pusat, mengingat berdasarkan peraturan perundang-undangan politik luar negeri termasuk kerjasama pemerintah dengan pihak luar negeri bukan termasuk kewenangan yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah (Bagian Kerjasama).

y) Dalam fasilitasi perizinan perjalanan dinas luar negeri, belum seluruh SKPD memahami persyaratan, prosedur, dan mekanisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2012. (Bagian Kerjasama).

z) Banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang berbagai kerjasama pemerintah dengan pihak ketiga, namun seringkali diantara peraturan perundang-undangan

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 120

tersebut saling tumpang tindih, sehingga menimbulkan ketidakpastian dan keraguan dalam menerapkan aturan untuk suatu objek kerjasama tersebut (Bagian Kerjasama).

aa)Dalam upaya invetarisasi pelaksanaan kerjasama, respon SKPD untuk menyampaikan data yang diminta belum optimal. Masih ada SKPD yang tidak menyampaikan kerjasama yang telah dibuat secara parsial oleh SKPD(Bagian Kerjasama).

bb)Terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kerjasama yang saling tumpang tindih pengaturannya untuk suatu objek kerjasama (Bagian Kerjasama).

cc) Belum optimalnya pemahaman SKPD terkait Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kerjasama Daerah serta eksitensi dan peran Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) dalam penyelenggaraan Kerjasama di lingkungan Pemerintah Kota Bandung(Bagian Kerjasama).

dd)Kurangnya komitmen SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk menindaklanjuti secara teknis kerjasama yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung, baik untuk lingkup kerjasama luar negeri maupun kerjasama dalam negeri (Bagian Kerjasama).

ee)Masih adanya keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM pengelola kerjasama, yang memerlukan adanya peningkatan kapasitas SDM yang memadai (Bagian Kerjasama).

ff) Belum dilakukannya pemetaan potensi daerah dan/atau objek yang dapat dikerjasamakan (Bagian Kerjasama).

gg)Belum tersedianya indikator keberhasilan kerjasama dan instrumen evaluasi bagi kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri (Bagian Kerjasama).

hh)Alokasi anggaran untuk kegiatan penyelenggaraan pengawasan tidak memadai, dengan melihat beban tugas Inspektorat yang semakin bertambah (Inspektorat).

ii) Keterbatasan SDM auditor terutama yang memiliki latarbelakang pendidikan akuntansi, farmasi, dan teknik sipil(Inspektorat).

jj) Sarana gedung kantor belum ada, pada saat ini masih menggunakan gedung kantor milik Pemerintah Pusat (Inspektorat).

2.3.21 PERMASALAHAN URUSAN KETAHANAN PANGAN

Urusan Ketahanan Pangan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.656.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.627.964.367,00 atau mencapai 98.31%. Program dan kegiatan pada Urusan Ketahanan Pangan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung. Adapun Permasalahan pada urusan ketahanan pangan adalah:

a) Belum optimalnya sosialisasi keamanan pangan (Dispertapa).

b) Belum optimalnya implementasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal (P2KP) yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi beras (Dispertapa).

c) Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan selain ditangani oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga merupakan kewenangan SKPD terkait lainnya (Dispertapa).

2.3.22 PERMASALAHAN URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp6.547.975.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp5.424.730.681,00 atau mencapai 82,85%. Program dan kegiatan pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tahun 2014

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 121

dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Adapun Permasalahan pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa:Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah, namun saat ini BKBPM belum secara optimal melaksanakan urusan wajib pemberdayaan masyarakat sehubungan dengan SOTK belum mengacu sepenuhnya kepada ketentuan yang berlaku (BKBPM).

2.3.23 PERMASALAHAN URUSAN STATISTIK

Urusan Statistik pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp153.350.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp144.040.000,00 atau mencapai 93,93%, Program dan kegiatan pada Urusan Statistik Tahun 2014 dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Permasalahan pada urusan statistik adalah:

a) Belum terselesaikannya pembangunan gedung arsip (Pusarda).

b) Kurangnya sumber daya manusia pengelola arsip maupun arsiparis (Pusarda). c) Rendahnya kesadaran aparatur dalam pengelolaan arsip (Pusarda).

2.3.24 PERMASALAHAN URUSAN URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Urusan Komunikasi dan Informatika pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp36.180.550.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp35.185.906.730,00 atau mencapai 97,25%. Program dan kegiatan pada Urusan Komunikasi dan Informatika tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Komunikasi dan Informatika; 2) Bagian Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah; 3) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; 4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan 5) Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah. Adapun permasalahan pada urusan komunikasi dan informatika adalah:

a) Masih kurang cepat tanggapnya SKPD khususnya operator Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) sehingga terkesan lambat dalam pelayanan informasi(Diskominfo). b) Aadanya sebagian warga belum membentuk KIM yang dapat berguna bagi masyarakat itu sendiri

(Diskominfo).

2.3.25 PERMASALAHAN URUSAN PERPUSTAKAAN

Urusan Perpustakaan pada tahun anggaran 2014 dengan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.285.170.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.144.543.550,00 atau mencapai 89,06%. Program dan kegiatan pada Urusan Perpustakaan Tahun 2014 dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. Adapun Permasalahan pada urusan perpustakaan adalah :

a) Kurangnya SDM pengelola perpustakaan maupun pustakawan (Pusarda). b) Belum tersedianya sistem perpustakaanonline(Pusarda).

2.3.26 PERMASALAHAN URUSAN URUSAN PERTANIAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan pertanian diarahkan untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil-hasil pertanian yang berkualitas serta pengembangan usaha pertanian dengan pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta usaha pengolahan produk pertanian. Urusan Pertanian pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp21.047.607.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp19.184.986.670,00 atau mencapai 91,17%. Program dan kegiatan pada Urusan Pertanian

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 122

tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan; 2) Dinas Pemakaman dan Pertamanan. Adapun permasalahan pada urusan pertanian adalah:

a) Semakin sempitnya lahan pertanian sebagai akibat alih fungsi lahan (Dispertapa).

b) Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa (penyakit yang menular dari ternak ke manusia) dari daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi (Dispertapa).

c) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dibidang pertanian serta masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk pertanian yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan (Dispertapa).

2.3.27 PERMASALAHAN URUSAN URUSAN PARIWISATA

Urusan Pariwisata pada tahun anggaran 2014 dengan alokasi anggaran sebesar Rp8.146.580.840,00 dan realisasi sebesar Rp6.185.728.389,00 atau mencapai 75,93%. Program dan kegiatan pada Urusan Pariwisata Tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Adapun permasalahan pada urusan pertanian adalah:Perlunya adanya pembenahan infrastruktur kota dalam rangka menunjang peningkatan sapta pesona pariwisata di Kota Bandung (Disbudpar).

2.3.28 PERMASALAHAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan kelautan dan perikanan diarahkan untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil-hasil kelautan dan perikanan yang berkualitas serta pengembangan usaha budidaya perikanan dengan pemilihan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa dikembangkan dilahan sempit. Urusan Kelautan dan Perikanan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.050.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.035.965.390,00 atau mencapai 98,66%. Program dan kegiatan pada Urusan Kelautan dan Perikanan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Adapun permasalahan pada urusan kelautan dan perikanan adalah:

a) Dengan semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sebagai akibat alih fungsi lahan di Kota Bandung– Dispertapa.

b) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dan masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk perikanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan – Dispertapa.

2.3.29 PERMASALAHAN URUSAN PERDAGANGAN

Urusan Perdagangan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp7.815.638.200,00 dengan realisasi sebesar Rp5.422.641.453,00 atau mencapai 69,38%. Program dan kegiatan pada Urusan Perdagangan tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan dan 2) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Adapun permasalahan pada urusan kelautan dan perikanan adalah Pembinaan PKL antara SKPD dan Kewilayahan (Diskoperindag).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 123

2.3.30 PERMASALAHANURUSAN PERINDUSTRIAN

Urusan Perindustrian pada Tahun anggaran 2014 dengan alokasi anggaran sebesar Rp10.189.098.000,00 dan realisasi sebesar Rp 9.702.957.398,00 atau mencapai 95,23%. Program dan kegiatan pada Urusan Perindustrian tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan; 2) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya; dan 3) Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah.Adapun permasalahan pada urusan perindustrian :

a) Jumlah aktivasi pengembangan sub sektor ekonomi kreatif dari target sebanyak 3 (tiga) sub sector (Bagian Perekonomian).

b) Belum optimalnya pengadaan/ penyediaan mesin/peralatan pada awal tahun dan sosialisasi layanan UPT (Diskoperindag UKM).

c) Arah kebijakan pusat belum selaras dengan daerah dan belum tersusunnya parameter Bandung sebagai kota kreatif serta belum tersinkronisasinya target RPJMD dengan program kegiatan di SKPD.(Bagian Perekonomian)

2.3.31 PERMASALAHAN URUSAN KETRANSMIGRASIAN

Urusan Ketransmigrasian pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp610.050.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp484.565.699,00 atau mencapai 79,43%. Program dan kegiatan pada Urusan Ketransmigrasian tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja. Adapun Permasalahan Urusan Ketransmigrasian :

a) Target 8 KK Penempatan transmigrasi tidak dapat direalisasikan sehubungan adanya surat dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor B.684/P2KTRANS/VI/2014 perihal Pemenuhan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Tahun 2014, terdapat pemotongan belanja pada pagu APBN perubahan Kemenakertrans RI sehingga berdampak pada pengurangan pembangunan pemukiman transmigrasi yang lokasinya merupakan lokasi penempatan transmigran Kota Bandung di ProvinsiSulawesi Tenggara Kab. Muna (sudah dibuat MoU) (Disnaker).

b) Terbatasnya lokasi transmigrasi akibat adanya kebijakan pusat dengan melakukan pengurangan pembangunan pemukiman baru lokasi transmigrasi (Disnaker).

c) Masih terbatasnya/kurangnya pegawai fungsional mediator (2 orang) (Disnaker).

2.3.32 PERMASALAHAN URUSAN KEARSIPAN

Urusan Kearsipan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1.638.578.700,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.554.336.350,00 atau mencapai 94,86%. Program dan kegiatan pada Urusan Kearsipan tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 2) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 3) Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah; dan 4) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. Adapun Permasalahan Urusan Kearsipan :

a) Belum terselesaikannya pembangunan gedung arsip (Pusarda).

b) Kurangnya sumber daya manusia pengelola arsip maupun arsiparis (Pusarda). c) Rendahnya kesadaran aparatur dalam pengelolaan arsip (Pusarda).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 III - 1

BAB 3

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI

Dalam dokumen B93X RKPD 2016 Final (Halaman 146-152)