• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Perekonomian Kota yang Berkeadilan

Dalam dokumen B93X RKPD 2016 Final (Halaman 137-146)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Tujuan 3: Membangun Perekonomian Kota yang Berkeadilan

16 Tingkat Pengangguran Terbuka 10% 10,98% 10,78% 8,05%** 133,91% 10,55% 10,55% 105,50% Disnaker

17 Lapangan Pekerjaan Baru 256.989

lapangan pekerjaan 6.989 lapangan pekerjaan 30.000 lapangan pekerjaan 9.695 lapangan pekerjaan 32,32% 40.000 lapangan pekerjaan baru 40.000 lapangan pekerjaan baru 15,56% Disnaker, Dinas KUKM Indag 18 Wirausaha Baru 101.000 orang 1.000 orang 10.000 orang 19.925 orang 199,25% 15.000 orang

15.000 orang 14,85% Dinas KUKM Indag, Distan KP, Disdik, Dispora, Disnaker

19 Indeks Daya Beli 67,80 66,59 66,83 67,05 100,33% 67,07 67,07 98,92% BPS Kota Bandung

20 PDRB/kapita (Rp) 23.764. 532 15.255. 635 16.501. 354 NA - 17.996. 702 17.996. 702 75,73% BPS Kota Bandung

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 110

2.3

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

2.3.1 PERMASALAHAN URUSAN PENDIDIKAN

Urusan Pendidikan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp297.120.559.369,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 249.872.656.729,00 atau 84,10%. Program dan kegiatan pada Urusan Pendidikan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Adapun permasalahan dalam urusan pendidikan adalah:

a) Angka Rata – Rata Lama Sekolah (ARLS) yang belum tercapai sesuai target (Disdik);

b) Program Bawaku Sekolah dan penyelenggaraan Sekolah Gratis pada satuan pendidikan SMA/MA/SMK masih perlu ditingkatkan (Disdik);

c) Fasilitas dan infrastruktur pendidikan SMP dan dan pendidikan menengah negeri belum merata (Disdik);

d) Kinerja tenaga pendidik penerima tunjangan profesi masih perlu ditingkatkan (Disdik);

e) Masih terdapat tenaga pendidik yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal (Disdik); f) Persepsi masyarakat mengenai sekolah yang difavoritkan kurang mendukung terhadap

pemerataan kualitas sekolah (Disdik);

g) Partisipasi masyarakat, khususnya dunia usaha/dunia industri belum optimal dalam pembangunan pendidikan (Disdik);

h) Lulusan SMK yang belum relevansi dengan kebutuhan lapangan pekerjaan (Disdik); i) Implementasi pendidikan karakter belum optimal (Disdik);

j) Mahalnya biaya pendidikan tinggi salah satu kendala bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi (Disdik);

k) Belum optimalnya pemanfaatan TIK/ICT dalamcollecting data dan informasi data pendidikan (Disdik);

l) Program pembangunan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi dan kota belum bersinergi secara optimal (Disdik).

m) Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masih belum sesuai dengan harapan masyarakat (Disdik).

2.3.2 PERMASALAHAN URUSAN KESEHATAN

Urusan Kesehatan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp291.558.501.314,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp211.301.199.328,00 atau mencapai 72,47%. Program dan kegiatan pada Urusan Kesehatan tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Kesehatan; 2) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD); 3) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA); 4) Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM); dan 5) Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah. Adapun permasalahan pada urusan kesehatan adalah:

Tidak semua UPT Puskesmas melaksanakan kegiatan pembentukan RW Siaga yang telah dialokasikan di 30 UPT Puskesmas (Dinkes).

a) Pada cakupan pelayanan gawat darurat level 1 (satu) yang ditangani sarana kesehatan (RS) di kab/kota, dari 32 RS yang ada di Kota Bandung ada 2 RS yang belum memenuhi standar pelayanan gawat darurat level 1 (satu) yaitu RSIA Sukajadi dan RSKGM Kota Bandung

- RSKIA Sukajadi telah habis ijin operasionalnya dan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ke RSIA Sukajadi pelayanan gawat darurat sudah tidak memenuhi persyaratan.

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 111

- RSKGM belum memenuhi pelayanan gawat darurat level 1 karena masih dalam rangka persiapan pelayanan gawat darurat 24 jam sehubungan dengan baru selesai renovasi sarana pelayanan di RS tersebut, namun berdasarkan monitoring dan evaluasi ke RSKGM Kota Bandungsudah ada upaya persiapan untuk pelayanan gawat darurat level 1 sesuai standar pada tahun 2015(Dinkes).

b) Pada cakupan pelayanan nifas terdapat permasalahan:

- Cakupan pelayanan nifas dinyatakan lengkap jika ibu nifas kontak dengan tenaga kesehatan melewati kunjungan ke-1, ke-2, dan k3.Masih banyak ibu nifas yang tidak disiplin kontak dengan tenaga kesehatan baik itu di kunjungan ke-2 maupun ke-3 atau pun lolos tidak tersweeping oleh tenaga kesehatan sehingga tidak dapat dihitung menjadi kunjungan nifas lengkap.

- Pencatatan pelaporan yang dilakukan oleh petugas tidak optimal, tidak semua fasilitas kesehatan yang berada dibawah binaan puskesmas memahami definisi operasional cakupan pelayanan nifas, hal ini memungkinkan adanya data yang tidak terlaporkan dari beberapa sarana pelayanan kesehatan swasta.

- Masih banyaknya penduduk musiman dibeberapa wilayah Kota Bandung, sehingga sulit menelusuri darikohortyang ada karena berpindah domisili ke kelurahan/kecamatan lain dalam waktu yang singkat (kurang dari 6 bulan sudah pindah kontrakan) sedangkan di tempat baru tidak terdata sebagai ibu nifas sehingga menyulitkan didata ulang untuk dilakukan sweeping kunjungan nifas.

c) Pada cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia terdapat permasalahan: - Koordinasi lintas program dan lintas sektor belum optimal;

- Program lansia merupakan program spesifik kesehatan; - Partisipasi masih belum optimal;

- Sarana dan prasarana masih kurang;

d) Pembangunan gedung RSKGM belum selesai, masih membutuhkan anggaran untuk pembangunan tahap akhir ditahun 2015-2016 (RSKGM).

e) RSKGM belum ditetapkan klasifikasi Rumah Sakitnya karena menunggu pemenuhan sarana dan prasarana untuk memenuhi standar penetapan kelas RSKGM (RSKGM).

f) RSKGM belum melaksanakan akreditasi RS (RSKGM). g) Keterbatasan lahan (RSKIA).

h) Keterbatasan sarana dan prasarana (RSKIA).

i) Masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki jaminan pembiayaan kesehatan (RSKIA). j) Belum terakreditasinya rumah sakit sesuai standar yang telah ditetapkan (RSKIA).

k) Sisteminformasi rumah sakit belum terintegrasi (RSKIA).

l) Luas lahan RSUD Kota Bandung terbatas hanya 10.028 m² (RSUD).

m) Kapasitas ruang rawat inap masih terbatas hanya menampung 151 TT, rencana penambahan tempat tidur menjadi 200 TT (RSUD).

n) Ruangan manajemen masih menggunakan ruangan yang semula diperuntukan bagi rawat inap(RSUD).

o) Tenaga dokter spesialis masih kurang dan tenaga dokter sub spesialis belum ada sehingga pengembangan jenis pelayanan belum optimal dan peningkatan kelas RSUD Kota Bandung dari kelas Cke kelas B belum terwujud (RSUD).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 112

2.3.3 PERMASALAHAN URUSAN PEKERJAAN UMUM

Urusan Pekerjaan Umum pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp797.801.585.963,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp450.784.088.546,00 atau mencapai 56,50%. Programdan kegiatan pada Urusan Pekerjaan Umum tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Bina Marga dan Pengairan;2) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya; dan 3) Kecamatan Mandalajati.

Adapun permasalahan pada urusan pekerjaan umum adalah:

a) Peraturan Walikota tentang Sertifikat Laik Fungsi (SLF) belum disahkan, dimana pada proses SLF terdapat perbedaan antara eksisting (as built drawing) dengan IMB (secara teknis) (Distarcip). b) Peraturan WalikotaTim Ahli Bangunan Gedung (TABG)belum disahkan, serta posisi TABG masih

belumjelas dalam proses verifikasi IMB (Distarcip).

c) Belum ada payung hukum (Raperwal) tentang Pertelaan(Distarcip).

d) Belum terintegrasi antara hasil pendataan bangunan dengan proses IMB. Data yang didapat di lapangan, terutama data teknis masih belum optimal(Distarcip).

e) Prosentase pencapaian realisasi panjang jalan yang ditingkatkan 89,02%(DBMP). f) Prosentase pencapaian realisasi panjang jalan (Banprov) 69,57%. (DBMP).

g) Prosentase pencapaian panjang saluran drainase yang ditingkatkan 46,13% (DBMP). h) Prosentase pencapaian panjang trotoar yang ditingkatkan 23,11% (DBMP).

2.3.4 PERMASALAHAN URUSAN PERUMAHAN

Urusan Perumahan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp98.925.550.303,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp57.606.099.478,00 atau mencapai 58,23%. Program dan kegiatan pada Urusan Perumahan tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Pencegahan Penanggulangan Kebakaran; 2) Dinas Pemakaman dan Pertamanan; dan 3) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Adapun permasalahan pada urusan perumahan adalah:

a) Belum adanya peraturan yang lebih rinci untuk penyerahan fasos/fasum karena Perda belum bisa memberikan aturan yang lebih teknis (Distarcip).

b) Belum ada data lengkap tentang prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman (Distarcip).

c) Beberapa kegiatan fisik penyediaan sarana dan prasarana permukiman terkendala dengan status lahan seperti masyarakat yang masih keberatan tanahnya dibebaskan (Distarcip).

d) Masyarakat banyak yang belum mengerti manfaat kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi untuk peningkatan kesehatan lingkungan(Distarcip).

e) Pada kegiatan peningkatan dan pemeliharaan prasarana lingkungan, belum ada klasifikasi yang jelas antara prasarana (jalan, drainase) lingkungan dan prasarana skala kota. Untuk pekerjaan rehabilitasi/normalisasidrainasebanyak tumpang tindih dengan kegiatan di DBMP (Distarcip). f) Tingkat pemahaman dan kepedulian masyarakat akan arti pentingnya pencegahan dan

penanggulangan bahaya kebakaran masih kurang (DPPK).

g) Kesadaran pemilik bangunan untuk melengkapi bangunan dengan sistem proteksi kebakaran masih kurang (DPPK).

h) Masih rendahnya kerjasama antara instansi terkait dalam sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dalam pembuatan IMB (DPPK).

i) Keterbatasan sarana prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya (Kurangnya Pos wilayah) (DPPK).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 113

k) Belum terbentuknya Rencana Induk kebakaran dan Sistem Komunikasi Informasi Kebakaran (DPPK).

l) Kondisi kemacetan lalu lintas (DPPK).

m) Kurang sarana air dengan banyaknya hidrant yang tidak berfungsi, sungai-sungai yang airnya sedikit (DPPK).

n) Keterampilan dan kesejahteraan petugas masih kurang (DPPK).

o) Pola rekrutmen, mutasi, rotasi dan promosi masih belum memperhatikan kompetensi dan keahlian dari petugas pemadam kebakaran(DPPK).

2.3.5 PERMASALAHAN URUSAN PENATAAN RUANG

Urusan Penataan Ruang pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp13.697.995.331,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp10.905.368.058,00 atau mencapai 79,61%. Program dan kegiatan pada Urusan Penataan Ruang tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; dan 3) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Adapun permasalahan pada urusan penataan ruang adalah:

a) Belum ditetapkannya Peraturan Daerah tentang RDTRK yang merupakan instrumen operasional untuk perizinan, dikarenakan masih dalam proses persetujuan substansi/Rekomendasi Gubernur (Distarcip).

b) Belum dilegalkan Dokumen RTBL yang telah disusun dalam bentuk Peraturan Walikota sehingga belum dapat dipergunakan sebagai acuan perizinan (Distarcip).

c) Belum optimalnya penertiban bangunan yang tidak sesuai dengan IMB (Distarcip).

d) Pengembangan perumahan yang belum memenuhi standar Prasarana, Sarana, Utilitas (PSU) serta tidak berintegrasi dengan jaringan prasarana lingkungan di sekitarnya (Distarcip).

e) Mekanisme BKPRD/SOP (Bappeda).

f) RDTRK sebagai acuan didalam mengeluarkan perijinan belum di tuangkan dalam Peraturan Daerah (Bappeda).

g) Permohonan intensitas bangunan yang melebihi ketentuan (Bappeda).

2.3.6 PERMASALAHAN URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Urusan Perencanaan Pembangunan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp19.267.012.494,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp17.464.434.608,00 atau mencapai 90,64%. Program dan kegiatan pada Urusan Perencanaan Pembangunan tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; 3) Badan Kepegawaian Daerah; 4)Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 5) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya; 6) Dinas Pemakaman dan Pertamanan; 7)Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah; 8) Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah Sekretariat Daerah; 9) Kecamatan Mandalajati; 10) Kecamatan Sukasari; dan 11) Kecamatan Sumur Bandung. Adapun permasalahan pada urusan perencanaan pembangunan adalah:

a) Belum optimalnya perencanaan kinerja, pengukuran, dan pelaporan kinerja SKPD (Bagian Orpad). b) Belum tersedia SOP tentang aplikasi dokumen perencanaan (Bappeda).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 114

2.3.7 PERMASALAHAN URUSAN PERHUBUNGAN

Urusan Perhubungan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp88.182.637.442,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp74.145.425.539,00 atau mencapai 84,08%. Program dan kegiatan pada Urusan Perhubungan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan. Adapun permasalahan pada urusan perhubungan adalah:

a) PKL sering kali memberikan kontribusi bagi terjadinya kemacetan (Dishub). b) Prasarana dan sarana aparatur di lapangan masih terbatas (Dishub).

c) Ada kegiatan pengecatan marka jalan dibeberapa titik / ruas jalan yang pengerjaannya berbenturan dengan pengerjaanover lay(Dishub).

d) Masih banyak wilayah Kota Bandung yang belum terlayani oleh Angkutan Umum (blank spot area), sehingga hal tersebut menumbuhkan Angkutan Paratransit, seperti becak, ojeg, dan delman (Dishub).

e) Masih banyak ditemukan angkutan taksi di Kota Bandung yang tidak mengoperasikanArgometer sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal untuk Taksi (Dishub).

f) Penumpang naik dan turun masih di sembarang tempat serta masih banyak pengeteman angkot yang mengakibatkan kemacetan (Dishub).

g) Penumpang angkutan umum merasa kurang nyaman dikarenakan masih terdapat sopir angkutan maupun penumpang yang merokok serta membuang sampah sembarangan (Dishub).

h) Masih terdapat angkot yang beroperasi tidak sesuai dengan rute trayek yang sudah di tetapkan di SK Walikota (Penyimpangan Trayek) (Dishub).

i) Fasilitas terminal Kota Bandung masih banyak yang belum memadai dan belum seluruhnya memenuhi standar terminal yang layak (Dishub).

j) Penyelesaian pembangunan 32 shelter TMB koridor I (Dishub).

k) Jumlah armada TMB koridor 1 dan koridor 2 masih belum optimal (Dishub). l) Sistem ticket masih manual (menggunakan karcis) (Dishub).

m) Konsorsium pengelola TMB belum terbentuk (Dishub).

n) Terbatasnya sumber daya manusia dan prasarana kantor UPT TMB (Dishub). o) Anggaran operasional TMB masih belum memadai (Dishub).

p) Perubahan status UPT TMB menjadi BLUD/PD belum terlaksana (Dishub). q) Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai jenis kendaraan wajib uji (Dishub).

r) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi pengujian tepat waktu (Dishub).

2.3.8 PERMASALAHAN URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

Urusan Lingkungan Hidup pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp65.227.692.500,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp45.225.887.405,00 atau mencapai 69,34%. Program dan kegiatan pada Urusan Lingkungan Hidup tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Badan Pengelola Lingkungan Hidup; 2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3) Dinas Pemakaman dan Pertamanan; 4) Kecamatan Sukasari; dan 5) Kecamatan Sumur Bandung. Adapun permasalahan pada urusan lingkungan hidup adalah:

a) Kegiatan 3R dan pengurangan sampah dari sumber yang belum optimal (PD. Kebersihan).

b) Belumoptimalnya penanganan sampah perkotaan (penyapuan jalan dan fasilitas umum) dan belum optimalnya pengangkutan sampah ke TPA (PD. Kebersihan).

c) Kota Bandung tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir yang representatif (PD. Kebersihan). d) Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) masih belum optimal dikarenakan masih perlu anggaran

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 115

2.3.9 PERMASALAHAN URUSAN PERTANAHAN

Urusan Pertanahan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp259.100.477.003,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp141.589.610.920,00 atau mencapai 54,65%. Program dan kegiatan pada Urusan Pertanahan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Adapun permasalahan pada urusan pertanahan adalah :

a) Ketidaklengkapan persyaratan pengajuan sertifikat (dokumen tanah) dalam rangka sertifikasi tanah milik Pemerintah Kota Bandung (DPKAD).

b) Ketidaklengkapan data kepemilikan tanah Pemerintah Kota (DPKAD).

2.3.10 PERMASALAHAN URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp4.788.100.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 4.002.089.916,00 atau mencapai 83,58%. Program dan kegiatan pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Adapun permasalahan pada urusan kependudukan dan catatan sipil adalah :

a) Kurangnya SDM yang mempunyai dasar Teknologi Informasi dan Akuntansi (Disdukcapil).

b) Rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya memiliki dokumen kependudukan (Disdukcapil).

c) Tingginya mobilitas penduduk di Kota Bandung (Disdukcapil).

2.3.11 PERMASALAHAN URUSAN PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp3.109.490.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.982.504.200,00 atau mencapai 63,76%. Program dan kegiatan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2014 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Adapun permasalahan pada urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak :

a) Masih terbatasnya sumber daya manusia (BPPKB).

b) Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai Pengarusutamaan Gender (PUG), Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), sertatraffickinganak dan remaja (BPPKB).

2.3.12 PERMASALAHAN URUSAN KELUARGA BERENCANA

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp7.604.997.500,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp6.418.381.325,00 atau mencapai 84,40%. Program dan kegiatan pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2014 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Adapun Permasalahan Urusan Keluarga Berencana adalah :

a) Pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku pria tentang hak dan kewajiban dalam perencanaan keluarga masih rendah, serta masih berkembangnya anggapan bahwa ber-KB merupakan domain wanita (BPPKB).

b) Masih belum optimalnya peran institusi masyarakat dalam menginformasikan dan mengkomunikasikan tentang peran pria dalam ber-KB (BPPKB).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 116

2.3.13 PERMASALAHAN URUSAN SOSIAL

Urusan Sosial pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp14.817.781.500,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp12.110.083.325,00 atau mencapai 81,73%. Program dan kegiatan pada Urusan Sosial tahun 2014 dilaksanakan oleh 1) Dinas Sosial; 2) Satpol PP; dan 3) Bagian Kesra dan Kemas. Adapun Permasalahan Urusan Sosial adalah :

a) Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandungjika dibandingkan dengan jumlah dan kriteria PMKS (Dinas Sosial).

b) Belum tersedianya panti penampungan untuk optimalisasi pelayanan terhadap PMKS (Dinas Sosial).

c) Masih belum tersebarluaskannya penanganan masalah sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung (Dinas Sosial).

2.3.14 PERMASALAHAN URUSAN KETENAGAKERJAAN

Urusan Ketenagakerjaan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp11.556.773.830,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp9.804.892.364,00 atau mencapai 84,84%. Program dan kegiatan pada Urusan Ketenagakerjaan tahun 2014 dilaksanakan oleh 1) Dinas Tenaga Kerja dan 2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Adapun Permasalahan Urusan Ketenagakerjaan adalah :

a) Ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat,minat dan kemampuan pencari kerja (Disnaker).

b) Masih banyaknya pelanggaran norma kerja dan norma K3 oleh perusahaan yang disebabkankurangnya kepatuhan perusahaan dalam menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan keterbatasan kemampuan sebagian perusahaan untuk melaksanakan ketentuan serta adanya ketidakseimbangan antara jumlah perusahaan (7.124 perusahaan) dengan tenaga fungsional pengawasan ketenagakerjaan (hanya 14 orang) (Disnaker).

c) Meningkatnya kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke Disnaker (Disnaker).

d) Terbatasnya anggaran, sumber daya manusia dan belum tersedianya sarana dan prasarana UPT Balai Latihan Kerja (BLK) untuk merealisasikan pencapaian target pelatihan penciptaan wirausaha baru (Disnaker).

2.3.15 PERMASALAHAN URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 5.229.621.460,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp4.687.246.104,00 atau mencapai 89,63%. Program dan kegiatan pada Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan dan 2) Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah. Adapun permasalahan pada urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah :

a) Akses Lahan untuk Usaha produktif (Bagian Perekonomian). b) Infrastruktur (Bagian Perekonomian).

c) Kesenjangan (Bagian Perekonomian). d) Tekanan Inflasi (Bagian Perekonomian). e) Inklusi Keuangan (Bagian Perekonomian).

f) Koordinasi dengan daerah-daerah penyangga (Bagian Perekonomian). g) Masih banyak rentenir yang berkedok koperasi(Dinas KUKM Indag).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 117

h) Masih banyak koperasi dalam menjalankan aktivitasnya tidak sejalan dengan jatidiri, prinsip dan azas sebuah organisasi koperasi (Dinas KUKM Indag).

i) Masih kurangnya akses permodalan (Dinas KUKM Indag).

j) Masih banyak koperasi yang belum melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) (Dinas KUKM Indag).

k) Koperasi Mahasiswa di Kota Bandung belum dapat berdaya saing (Dinas KUKM Indag).

l) Lemahnya kapasitas Sumber Daya manusia Koperasi dan UKM di bidang manajerial, pemasaran, teknologi; dan administrasi usaha (Dinas KUKM Indag).

2.3.16 PERMASALAHAN URUSAN PENANAMAN MODAL

Urusan Penanaman Modal pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp5.007.102.959,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp3.697.704.900,00 atau mencapai 73,85%. Program dan kegiatan pada Urusan Penanaman Modal tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu; dan 3) Dinas Koperasi, UKM, dan Indag. Adapun permasalahan pada urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah :

a) Belum terbentuknya kelembagaan PMD di Kota Bandung (Bappeda). b) Belum dimanfaatkan SPIPISE oleh BPPT Kota Bandung (Bappeda).

c) Tidak semua PMA/PMDN yang ada di Kota Bandung menyampaikan laporan LKPM secara berkala (Bappeda).

2.3.17 PERMASALAHAN URUSAN KEBUDAYAAN

Urusan Kebudayaan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp9.920.739.160,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp8.400.779.895,00 atau mencapai 84,68%. Program dan kegiatan pada Urusan Kebudayaan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Adapun permasalahan pada urusan kebudayaan adalah :

a) Masih terbatasnya sarana dan prasarana milik/aset Pemerintah Kota Bandung yang bisa dipergunakan oleh para seniman dan budayawan dalam mengekspresikan seni budaya di Kota Bandung (Disbudpar).

b) Lambannya akselerasi penetapan Bangunan Cagar Budaya dalam peraturan hukum daerah (Disbudpar).

2.3.18 PERMASALAHAN URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

Urusan Kepemudaan dan Olahraga pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp116.575.874.829,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp40.595.776.880,00 atau mencapai 34,82%. Program dan kegiatan pada Urusan Kepemudaan dan Olahraga tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga. Adapun permasalahan pada urusan kepemudaan dan olahraga adalah :

a) Masih terbatasnya sarana/gelanggang untuk Pemuda Berkreasi (Dispora).

b) Belum optimalnya penyediaan data prasarana olahraga dilapangan yang dapat terinformasikan secara utuh kepada Dispora Kota Bandung (Dispora).

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 118

2.3.19 PERMASALAHAN URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAMNEGERI

Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 43.777.167.500,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp21.022.776.892,00 atau mencapai 48,02%. Program dan kegiatan pada Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri tahun 2014 dilaksanakan oleh: 1) Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan, dan Pemberdayaan Masyarakat; 2) Satuan Polisi Pamong Praja; dan 3) Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah. Adapun Permasalahan Pada Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri:Masih terbatasnya jumlah personil Satpol PP Kota Bandung (Satpol PP).

2.3.20 PERMASALAHAN URUSAN URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,

ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN

Dalam dokumen B93X RKPD 2016 Final (Halaman 137-146)