• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.7. Alat Pelindung Diri (APD) di Instalasi Binatu Rumah Sakit Umum Haji Medan

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan implementasi manajemen K3 di instalasi binatupada Rumah Sakit Umum Haji Medan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui pemakaian APD yang dilakukan petugas binatudalam bentuk pengendalian risiko yang diterapkan di instalasi binatupada Rumah Sakit Umum Haji Medan.

Penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatumenurut pandangan masing-masing sumber informasi sudah dilakukan.

Menurut Kabid Penunjang Medis adalah sebagai berikut:

“Iya.. Itu menghilangkan bahaya atau sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja, seperti menghindari lantai yang licin, membuat ventilasi dan jendela di ruang pencucian linen agar terhindar dari udara yang panas. Juga yang kedua seperti penggunaan alat pelindung diri, seperti penggunaan masker, sarung tangan, sepatu boot, alat pelindung telinga dan yang lainnya.. Menurut saya pengendalian resiko tersebut sangat perlu diterapkan untuk mengurangi dan menghindari penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja yang bisa saja terjadi pada pekerja.. Ya, semua orang atau pekerja yang melakukan pekerjaan agar selamat dan terlindung.. Waktu sangat banyak. Sudah ada istilah di Rumah Sakit yang namanya Nosokomial Infeksi... Nosokomial infeksi ini artinya pekerja seharusnya tidak terinfeksi dengan adanya, terpaparnya bahan-bahan linen dari ruangan biar mengakibatkan bisa juga pekerja dengan mendapatkan penyakit sesuai dengan yang ada pada bahan linen tersebut”. (Kabid Penunjang Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3di instalasi binatuolehKabid Penunjang Medis dan sudah diterapkan. Yaitu menghilangkan bahaya atau sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja, seperti menghindari lantai yang licin, membuat ventilasi dan jendela di ruang pencucian linen agar terhindar dari udara yang panas. Yang kedua seperti penggunaan APD antara lain penggunaan masker, sarung tangan, sepatu boot, alat pelindung telinga dan yang lainnya.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Kepala Instalasi Binatupenjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Sebetulnya pengendalian resiko itu seharusnya harus ada pelindungnya.

Cuma yang ada pada saat ini, baru sarung tangan yang kita pakai. Itulah dia untuk sementara..Sarung tangan”. (Kepala Instalasi Binatu).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuolehKepala Instalasi Binatu sudah diterapkan. Yaitu berupa APD namun yang baru diterapkan hanya berupa sarung tangan.

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada para petugas di instalasi binatutentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatudi mana hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Resikonya itu tidak ada masalah.. Belum pernah terjadi”. (Petugas Binatu Bagian Mesin).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitupetugas binatubelum memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Kalau yang menandakan bahaya itu, dia sudah ada tertera disitu memang.

Kalau misalnya kita mengutip sudah ada ditulis, kalau ini khusus HIV, bikinlah disitu HIV”. (Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasitentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitupetugas binatusudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu. Seperti tanda yang menandakan bahaya, seperti pengutipan linen dimana sudah tertulis HIV untuk tanda bahaya.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas binatu Bagian Pengering/ Melipat tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Kita pakai septilah. Istilahnya ya pakai septi. Karena setelah kita megang apa-apa saya langsung cuci tangan biasanya”. (Petugas Binatu Bagian Pengering/ Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitu petugas binatu sudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu seperti pemakaian alat pelindung dan mencuci tangan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1 tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Sudah. Peralatannya sudah ada”. (Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitupetugas binatusudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, seperti peralatan yang sudah ada.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2 tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Standart. Pakai sarung tangan kami..”(Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitupetugas binatusudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu berupa penggunaan sarung tangan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mencuci tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Resiko.. Iya, kecelakaan.. Karena itu cuma peringatan. Supaya kita lebih hati-hati itulah. Satu lagi kalau septinya sarung tangan, kalau pakai sepatu, kadang gitu kalau untuk infeksius waktu kita menyuci, pakai sepatu, pakai sarung tangan, masker”. (Petugas Binatu Bagian Mencuci).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitupetugas binatusudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di

instalasi binatu. Seperti memakaipakai sepatu, pakai sarung tangan, masker untuk infeksius waktu mencuci.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Ada, handscun”. (Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitu petugas binatusudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatusepertimemakai sarung tangan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Tidak ada pakai keselamatan mereka..Resikonya ya..Pengendaliannya”.

(Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasitentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitu menurut petugas binatupada saat ini mereka tidak memakai alat keselamatan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menjahit tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Kalau kami menjahit seperti biasa saja. Tapi kalau orang bagian mencuci kurang baik. Kalaumenjahit kami sepertinyatidak terlalu bahaya”. (Petugas Binatu Bagian Menjahit).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi tentang penjelasan akan bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatuyaitupetugas binatusudah memahami tentang bentuk pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu.

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan, penjelasan tentang pengendalian risiko manajemen K3 di instalasi binatupada umumnya sudah dipahami oleh Kabid Penunjang Medis danKepala Instalasi Binatu. Beberapa petugas binatuada yang sudah memahami dan ada yang belum memahami tentang pengendalian resiko manajemen K3 di instalasi binatu. Para petugas binatu bisa menyebutkan contoh dari bentuk pengendalian risiko tersebut. Salah satu bentuk pengendalian risiko manajemen K3 di instalasi binatu pada Rumah Sakit Umum Haji Medan yaitu dengan menggunakan APD yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara diperoleh gambaran tentang penggunaan APD, APD apa saja yang disediakan oleh pihak rumah sakit serta apa manfaat APD itu sendiri.

Penjelasan akan APD di instalasi binatu menurut pandangan masing-masing sumber informasi adalah sebagai berikut:

“Iya.. Itu menghilangkan bahaya atau sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja, seperti menghindari lantai yang licin, membuat ventilasi dan jendela di ruang pencucian linen agar terhindar dari udara yang panas. Juga yang kedua seperti penggunaan APD, seperti penggunaan masker, sarung tangan, sepatu boot, alat pelindung telinga dan yang lainnya..

Menurut saya pengendalian resiko tersebut sangat perlu diterapkan untuk mengurangi dan menghindari penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja yang bisa saja terjadi pada pekerja”. (Kabid Penunjang Medis).

Dari hasil wawancara kepada Kabid Penunjang Medistentang APD, APD apa saja yang disediakan oleh pihak rumah sakit serta apa manfaat APD di instalasi binatuolehKabid Penunjang Medisyaitu menghilangkan bahaya atau sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja, seperti menghindari lantai yang licin, membuat ventilasi dan jendela di ruang pencucian linen agar terhindar dari udara yang panas. Untuk jenisAPDyang ada seperti masker, sarung tangan, sepatu boot, alat pelindung telinga dan yang lainnya yang mana manfaatnyauntuk mengurangi dan menghindari penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja yang bisa saja terjadi pada pekerjadi instalasi binatu.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Kepala Instalasi Binatutentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Itulah contohnya sarung tangan sangat banyak apa perannya. Jadi untuk menghindari noda berat seperti darah atau penyakit. Cuma itu tetap kita ingatkan, setelah selesai nanti memakai sarung tangan, itu harus dicuci. Itulah dia sarung tangan itu untuk pengendaliannya. Agar biar jangan menyebar penyakitnya kemana-mana.. Ya sangat besarlah manfaatnya. Manfaat dengan pelindung diri itu. Karena untuk mencegah penyakit terhadap diri sendiri.

Sesudah itu kemudian jangan menyebar pada orang lain lagi. Itulah dia manfaatnya”. (Kepala Instalasi Binatu).

Dari hasil wawancara kepada Kepala Instalasi Binatu didapatkan hasil bahwa untuk jenis APD sudah diketahui contohnya seperti sarung tangan untuk pelindung

diri karena untuk mencegah penyakit terhadap diri sendiri dan tidak menyebar pada orang lain.

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada para petugas di instalasi binatu, dimana hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Seperti sarung tangan.. Sama ada baju.. Baju kain biasa panjang saja sama tangan panjang.. Sarung tangan digunakan, baju sudah tidak.. Karena buat ribet panas.. Manfaatnya ya bagus. Untuk sarung tangan memang sudah harus.. Baju sepertinya tidak ada masalah kali, yang penting sarung tangan saja”. (Petugas Binatu Bagian Mesin).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi didapatkan hasil bahwa gambaran tentang APD di instalasi binatumenurutpetugasbinatuseperti penggunaan sarung tangan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Seperti sarung tangan.. Sarung tangan. Kadang sepatu.. Sepatu boot, Sesudah itu masker.. Apabila itu untuk mengutip saja. Mengutip pakaian yang di ruang-ruangan baru dipakai.. Itu jarang dipakai APD. Seperti teman-teman tidak pernah pun memakaiseperti itu lagi.. Alasannya tidak tahu, cuma risih saja mungkin orang itu memakai. Karena dari efek samping itu mungkin mereka tidak mengetahuinya kan mungkin ada yang kotor-kotoran yang lengket ke tangan. Mana tahu tangan kita luka-luka, bisa terinfeksikan. Tapi, Mungkin orang itu tidak mau pakai itu bisa dikatakan harus hati-hati jugaorang itu melihat pakaian-pakaian itu, mana yang ada kotoran jugakan..

Ya tahulah. Bisa penyakitlah kan? Misalnya penyakit pada diri kita. Seperti yang itu tadilah, bahaya.. Manfaatnya untuk melindungi kita, tangan-tangan kita supaya jangan terinfeksi. Kalaumasker untuk supaya udara yang keluar tidak masuk ke rongga-rongga hidung atau mulut kita. Karena untuk mencegah debu-debu itu masuk ke mulut kita.. Waktu mengutip saja itu dipakai. Waktu sudah siap mengutip itu dibuka kembali. Karena sarung tangan itu, waktu kita mengutip, sudah memang ada kotorkita mengambil pakaian itu.. Sudah dikasih semua alat-alatnya. Sarung tangannya,

masker-maskernya pun itu sudah ada. Terus sepatu itu”. (Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD diinstalasi binatuudah digunakan yaitu seperti penggunaan sarung tangan, sepatu bootdan masker. Manfaatnya untuk mencegah debu-debu itu masuk ke mulut.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas binatu Bagian Pengering/ Melipat tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Selain tutup mulut sama sarung tangan, seharusnya itu saja.. Gunakan, tetap saya gunakan.. Tahu manfaatnya.. Sarung tangan untuk melindungi tangan dari kontak langsung ya.. Kalau ini untuk jaga atau menghirup.. Kerugiannya bisa terkontaminasi dengan bibit-bibit penyakit sebenarnya”. (Petugas Binatu Bagian Pengering/ Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD diinstalasi binatusudah digunakan yaitu seperti sarung tangan dan masker. Manfaatnya sarung tangan untuk melindungi tangan dari kontak langsung dan kerugiannya apabila tidak memakai sarung tangan bisa terkontaminasi dengan bibit-bibit penyakit.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1 tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Sudah.. Seperti masker, sarung tangan.. Sepatu boot.. Manfaat APD ya kita kan tidak tahu, kadang itu kain-kain kotor itu kan kadang bauk pesing..

Ada darah-darahnya. Jadi kan kita tidak langsung bersentuhan dengan yang pesing tadi. Kita pakai pelindung tangan, sudah itu kita pakai masker, yang

kita cium itu pun tidak terlalu menyengat.. Kita laksanakan saja. Masalah kerugiannya tidak tahu. Karena selama ini kita pakai. Jadi maksudnya sekali-sekali tidak usah dipakai.. Iya karena sudah diterapkan begitu, ya begitu kita laksanakan”. (Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi didapatkan hasil bahwa gambaran tentang APD di instalasi binatusudah digunakan yaitu seperti sarung tangan, masker, sepatu boot.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2 tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Sarung tangan, masker.. Digunakan, mengutip. Asal mau masukkan kita kan memakai itu, pakai masker.. Manfaatnya satu, pernapasan. Pelindungan terpilih infeksinya ke kita, terjangkitnya. sarung tangan, satu keselamatan untuk kerja kita kalau sarung tangan itu tidak cepat tertangkap.. Perlu, baju..

Seperti sepatu, kalau sepatu itu ada kami sudah ada sepatu. Sepatu macam seperti pajak.. Seandainya service. membersihkan mesin itu kami harus turun menggunakan sepatu.. Baju belum ada kami.. Sebab kami berdasarkan baju dinas. Begitu datang baju dinas, tukar baju.. Belum ada, septinya, baju pelindungnya”. (Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD sudah digunakan yaitu seperti sarung tangan, masker dan sepatu boot.

Untuk manfaatnya seperti melindungi pernapasan dari infeksi.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mencuci tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Karena itu cuma peringatan supaya kita lebih hati-hati. Satu lagi kalau septinya sarung tangan, kalau pakai sepatu, kadang kalau untuk infeksius waktu kita menyuci, pakai sepatu, pakai sarung tangan, masker..Ada, sebagian.. Sepatu ada, masker ada. Kalau masker untuk yang infeksius yang kalau yang kotor-kotor ringan ya tidak kali, tidak pala kali. tidakterlalu digunakan. Sarung apa namanya handskun.. Manfaatnya sangat baiklah,

untuk pelindungan. Untuk pelindungan kami supaya amandari infeksius- infeksius yang bisa menularkan”. (Petugas Binatu Bagian Mencuci).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD di instalasi binatusudah digunakan yaitu seperti sarung tangan, masker dan sepatu boot. Manfaatnya untuk perlindungan supaya amandari infeksi.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Handscun.. Baju pelindung tidak.. Masker, sarung tangan ada.. Gunakan untuk menyusun pakaian yang kotor tadi.. Alat pelindung diri tidak ada.

Tidak ada dikasih.. Ini manfaat handscun, kalau kecelakaan itu tadi kena ini yang di dalam, benda-benda tajam, itunya pakai handscun.. Sudah diterapkan tentang APD”. (Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD di instalasi binatusepertisarung tangan dan masker .Tetapi APD dari instalasi belum disediakan. Manfaatnya untuk melindungi diri dari benda-benda tajam.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Seperti inilah pakai sarung tangan, itu binatutidak untuk kami saja, untuk seluruhnya.. Waktuitu sudah disediakan, sudah dipakai orang ini, ternyata orang ini, tidak ada meminta lagi. Tidak ada merasa takut orang itu, tidak ada barangnya. Langsung saja orang ini ke ruangan ambil makan. Seharusnya, sudah saya bilang, kalian pakai baju, harus minta bajunya kalo ada perlu dibuat, ini tidak ada tanggapan. Tidak ada merasa takut.. Manfaatnya untuk kesehatan kita.. Perlu diterapkan sebenarnya. Tapi orang ini, tidak ada”.

(Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD di instalasi binatusudah diketahui tetapi belum disediakan secara lengkap. Untuk manfaatnya menjaga kesehatan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menjahit tentang APD, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Seperti kami kalaumenjahit kayaknya tidak pakai pelindunglah. Maksudnya tidak, tidak ini yang itu kan orang yang menyuci, Karena kami di ruang sini menjahit.. Seharusnya pakai baju spesial untuk ini lah, melindungi jangan baju gitulah. Memang baju spesial untuk istilahnya bekerja untuk binatu.

Karena namanya yang dicucikan juga dari ruangan penyakitnya beda-beda.

Apalagi ada HIV, ya untuk selama ini sepertinya kurang, amat kurang”.

(Petugas Binatu Bagian Menjahit).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa gambaran tentang APD di instalasi binatusudah diketahui oleh petugas binatudan untuk ruang menjahit belum disediakan APD.

Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi diketahui bahwa pengendalian risiko manajemen K3 berupa penggunaan APD di instalasi binatupada umumnya sudah diketahui oleh Kabid Penunjang Medis, Kepala Instalasi Binatu, dan para petugas binatu. Penyediaan APD untuk instalasi binatu hanya berupa sepatu boot. Sedangkan untuk masker dan sarung tangan petugas diinstalasi binatu meminta

pada bagian medis dan sudah menggunakannya. Walaupun demikian para sumber informasi sudah mengetahui kegunaan dan kerugian apabila APD tersebut tidak digunakan. Serta manfaat yang ada jika sumber informasi menggunakan APD yang

disediakan oleh pihak Rumah Sakit. Untuk penyediaan APD diinstlasi binatu masih belum optimal baik dari segi jumlah maupun penyediaannya.