• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.4. Tata Laksana di Instalasi BinatuRumah Sakit Umum Haji Medan

Keberhasilan atau kegagalan dalam hal tata laksana di instalasi binatupada Rumah Sakit Umum Haji Medan sangat terkait dengan para stakeholder sesuai dengan peraturan pada rumah sakit Umum Haji Medan.

Sesuai dengan KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit.

Hanya beberapa yang belum dilakukan, termasuk penyediaan ruangan yang terpisah untuk tempat pencucian linen infeksius dan non infeksius dan penyediaan ruangan berbeda untuk masing-masing kegiatan pencucian sesuai dengan kegunaannya. Hal itu dapat dilihat dari observasi yang telah dilakukan di instalasi binatu Rumah Sakit Umum Haji Medan yaitu :

1. Sudah tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, tersedia desinfektan, tetapi penyediaan air panas masih belum maksimal. Untuk mesin cuci yang kecil karena sudah menggunakan mesin terbaru, mesin cuci tersebut memiliki tombol untuk air panas. Tetapi untuk mesin cuci yang besar karena menggunakan mesin lama, air yang dikeluarkan belum bisa dikatakan panas, tetapi hangat. Di karenakan mesin cuci yang besar merupakan mesin cuci lama.

2. Peralatan mencuci sudah dipasang permanen dan sudah diletakkan di dekat pembuangan saluran air limbah dan tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda.

3. Ruangan dan mesin cuci untuk linen infeksius dan non infeksius belum dipisah dan pencucian untuk linen infeksius dan non infeksius masih di lakukan di ruangan yang sama dan juga memakai mesin cuci yang sama. Hanya waktu pencucian yang di lakukan berbeda dan terpisah. Untuk pencucian dilakukan

pencucian linen non infeksius terlebih dahulu, setelah semua linen non infeksius selesai baru dilanjutkan pencucian linen infeksius.

4. Tempat pencucian di instalasi binatu sudah dilengkapi dengan pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah.

5. Tempat pencucian di instalasi binatu pada Rumah Sakit Umum Haji Medan belum menyediakan ruangan terpisah untuk pelaksanaan kegiatan linen, yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen belum mempunyai ruangan tersendiri. Dan semua dikerjakan masih dalam satu ruangan.

6. Untuk Rumah Sakit Umum Haji Medan sendiri sudah mempunyai instalasi binatu sendiri. Dan tidak melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit manapun dalam melakukan pencucian linen.

Sedangkan untuk hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa sumber informasi telah dilakukan. Untuk Kabid Penunjang Medis terkait penjelasan akan tata laksana di instalasi binatu menurut pandangan sumber informasi adalah sebagai berikut:

“Sistim atau aturan tata laksana di binatu itu menghimbau agar para pekerja di pencucian linen bekerja dengan mematuhi SOP, menerapkan pemakaian alat pelindung diri, dan masuk kerja tepat waktu”. (Kabid Penunjang Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatusudah diketahui oleh Kabid Penunjang Medis dan sudah dilaksanakan.

Dimana sistim atau tatalaksana di instalasi binatu menghimbau para pekerja di

instalasi binatu bekerja dengan mematuhi SOP, menerapkan pemakaian alat pelindung diri dan masuk kerja tepat waktu oleh Kabid Penunjang Medis.

Kemudian wawancara juga dilakukan pada Kepala Instalasi Binatu tentang tata laksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Istilahnya tata laksananya kalau dah kita mulai pagi tu, karena ada 2 orang kita buat mengutip linen ke ruangan inap ataupun poli sudah ada tempatnya di ruangan masing-masing itulah kita angkat. Sudah sampai nanti ke ruangan binatu, baru nanti kita pisahkan noda berat dengan noda ringan. Sesudah itu yang tebal yang tipis, yang berwarna dengan yang putih itu tetap dipisahkan, itulah aturannya”.(Kepala Instalasi Binatu).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatusudah diketahui oleh Kepala Instalasi Binatu dan sudah dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Binatu.

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada para petugas di instalasi binatu, di mana hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Datang dijemput, sama ada lagi tugas orang ini kan untuk jemput. Dibawa kemari dipisahkan yang putih dan warna, yang selimut danhanduk dipisahkan.

Sesudah itu, masuknya pun harus sejenis. Yang putih, putih. Kalau yang warna, warna, selimut gitu”.(Petugas Binatu Bagian Mesin).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatumenurut petugas di instalasi binatutentang bagaimana cara melakukan pekerjaanya meliputi pembagian tugas, penjemputan linen dan pencucian linen.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat tentang tata laksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Biasa dari ruangan.. Datang dijemput, sama ada lagi tugas untuk jemput.

Dibawa kemari dipisahkan yang putih, yang warna, yang selimut, yang handuk dipisahkan. Sesudah itu, masuknya harus sejenis. Yang putih, putih.

Kalau yang warna, warna, selimut”. (Petugas Binatu Bagian Menggosok/

Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tata laksana di instalasi binatumenurut petugas di instalasi binatutentang bagaimana cara melakukan pekerjaanya meliputi penjemputan linen dan pencucian linen.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas binatu Bagian Pengering/

Melipat tentang tata laksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Saya rasa, wajar-wajar aja. Biasa aja”. (Petugas binatu Bagian Pengering/

Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tata laksana di instalasi binatumenurut petugasdi instalasi binatumasih biasa saja.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1 tentang tata laksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Aturannya tetap gitu.. Ya kan, dari awal pagi masuk.. setelah itu, setelah selesaijam 10 gitu lah.. Selesai yang dicuci masih ada.. Yang kemaren itu, sudah.. sudah dicuci, tinggal bilas.. Dijemur. Supaya kering.. Siap itu, dilipat”. (Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tata laksana di instalasi binatumenurut petugas di instalasi binatutentang aturan masuk kerja, bagaimana cara melakukan pekerjaanya meliputi pencucian linen.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2 tentang tata laksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Pertama mengutip. Mengutip dari ruangan ke ruangan, baru sampai disini dipilah, mana yang noda berat mana yang noda ringan”. (Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatumenurutpetugas di instalasi binatubagaimana cara melakukan pekerjaanya meliputi penjemputan linen dari ruangan dan pencucian linen.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mencuci tentang tatalaksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Pertama di bagian pertamanya orang mengutip. Nanti ke ruangan, setelah dibawa kesini, ada bagian lagi orang yang menyortirnya.. Menyortir mana yang bagian kotor dipisahkan, infeksius dipisahkan, yang agak-agak bersih dipisahkan, warna pun dipisahkan. Warna putih sama warna bewarna beda..

Sama infeksius beda lagi..”(Petugas Binatu Bagian Mencuci).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tata laksana di instalasi binatumenurupetugas bagaimana cara melakukan pekerjaanya meliputi penjemputan linen dari ruangan dan penyortiran linen.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih tentang tatalaksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Peraturannya bekerja keras. Gitu aja”. (Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatuyaitu berupa bekerja keras.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen tentang tatalaksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Sistim aturan, sistim atau aturanlah yang diberlakukan seperti di instalasi binatu ini”. (Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatuyaitu berupa sistim yang dibuat di instalasi binatu.

Kemudian wawancara dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menjahit tentang tatalaksana di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Ya kami masuk jam 8, ya kerja jahit”. (Petugas Binatu Bagian Menjahit).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa tatalaksana di instalasi binatuyaitu berupa jadwal masuk jam kerja diinstalasi binatu.

Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi diketahui bahwa tatalaksana pada umumnya menurut Kabid Penunjang Medis dan Kepala Instalasi

Binatu, berupa bagaimana pekerja diinstalasi binatu bekerja dengan mematuhi SOP, menerapkan pemakaian APD dan masuk kerja tepat waktu. Sedangkan menurut petugas binatutatalaksana yang ada diinstalasi binatu berupa jadwal masuk kerja dan proses pencucian linen. Para petugas binatumasih belum memahami apa yang dimaksud dengan tata laksana dalam instalasi binatu. Sehingga tatalaksana yang ada diinstalasi binatu masih belum optimal karena belum dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit.