• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Lembar Observasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2014

HASIL PENELITIAN

4.3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Lembar Observasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2014

Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan di gunakan standar operasional prosedur(SOP) dalam pelaksanaan kegiatan di instalasi binatu. Dari lembar observasi

(lampiran 2) didapat bahwa dari keseluruhan lembar tersebut ada beberapa yang belum memenuhi SOP yang dibuat oleh Rumah Sakit Haji Medan. Para petugas di instalasi binatu ada yang mengabaikan SOP yang dibuat dikarenakan para petugas terbiasa melakukan pekerjaannya tanpa memperhatikan SOP yang ada.

Hasil yang didapat dari lembar observasi (lampiran 2) yang dilakukan adalah : 1. Prosedur kebersihan ruangan, hasil yang didapat bahwa para petugas sudah

melakukan tugas sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.

2. Prosedur pengamprahan barang dan jasa, hasil yang didapat bahwa para petugas sudah melakukan tugas sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.

3. Prosedur pengumpulan linen kotor, hasil yang didapat bahwa ada beberapa prosedur mengikuti SOP yang telah di tetapkan, yaitu petugas mengambil linen kotor dari tempat tidur pasien, linen kotor di masukkan ke dalam kantong plastik, dan melakukan serah terima barang antara petugas binatu. Sedangkan untuk prosedur linen kotor tidak boleh dikibaskan, linen kotor yang terkumpul dilakukan pencatatan bersama oleh petugas binatu dan ruangan belum mengikuti SOP yang ada.

4. Prosedur pengangkutan linen kotor, hasil yang didapat bahwaada beberapa prosedur mengikuti SOP yang telah di tetapkan, yaitu para petugas memasukkan linen kotor ke dalam trolley (kereta dorong) dan sesegera mungkin membawa linen kotor ke ruang pencuciansudah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.Sedangkan untuk prosedurpetugas binatu harus memakai peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan, masker, dan memakai baju tangan panjang belum dilaksanakan karena diinstalasi binatu APD belum disediakan.

Dan petugas hanya sesekali memekai APD berupa masker dan sarung tangan karena masih meminta APD tersebut pada bagian medis pada saat pengutipan linen. Petugas binatu juga masih menggunakan baju lengan pendek pada saat pengutipan atau pun pencucian linen.

5. Prosedur pemisahan linen kotor, hasil yang didapat bahwa para petugas sudah melakukan tugas sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan.

6. Prosedur pencucian linen kotor, hasil yang didapat bahwa ada beberapa yang mengikuti SOP yang telah di tetapkan, yaitu pemisahan linen kotor berat dan ringan maupun berwarna, linen kotor di masukkan ke dalam mesin cuci, mesin angin compressor dihidupkan, mesin cuci dihidupakan dengan menekan tombol on, menunggu proses pencucian sampai selesai, proses pencucian selesai baru

mesin cuci dimatikan dengan menekan tombol off. Sedangkan untuk prosedur mesin cuci dihidupkan baru detergen di masukkan belum mengikuti SOP. Karena petugas binatu memasukkan detergen dahulu baru mesin cuci dihidupkan.

7. Prosedur pengeringan linen bersih, hasil yang di dapat bahwa adanya kerusakan pada mesin uap (steam boiler), sehingga mesin tidak bisa bekerja untuk mengalirkan uap panas yang dihasilkan dan menyalurkan uap tersebut pada mesin pengering, sehingga prosedur pengeringan linen bersih di lakukan manual untuk sementara waktu, yaitu dengan menggunakan bantuan sinar matahari.

8. Prosedur penyetrikaan linen bersih, hasil yang di dapat bahwa adanya kerusakan pada mesin uap (steam boiler), sehingga mesin tidak bisa bekerja untuk mengalirkan uap panas yang dihasilkan dan menyalurkan uap tersebut pada mesin setrika, sehingga prosedur penyetrikaan linen bersih dtidak di lakukan. Di karenakan linen yang banyak sehingga tidak memungkinkan untuk menyetrika linen secara manual, sehingga tidak di lakukan penyetrikaan linen sama sekali.

Linen bersih yang kering langsung di lakukan pelipatan.

9. Prosedur pelipatan linen bersih, hasil yang didapat bahwa ada beberapa yang mengikuti SOP yang telah di tetapkan, yaitu petugas binatu melipat linen dan

menyortir linen sesuai kebutuhan ruangan. Sedangkan untuk linen yang sudah di setrika diambil dari mesin setrika belum mengikuti SOP yang ada, dikarenakan mesin uap (steam boiler) rusak. Sehingga dilakukan belum mengikuti SOP yang telah ditetapkan.

10. Prosedur penyimpanan linen bersih, hasil yang didapat bahwa ada beberapa yang mengikuti SOP yang telah ditetapkan, yaitu linen yang dilipat harus dipisahkan oleh petugas binatu berdasarkan jenis dan besarnya. Sedangkan prosedur penyimpanan linen yang telah dilipat dan dipisahkan di ruangan yang terpisah dari tempat penyucian belum mengikuti SOP yang ada. Dikarenakan tempat penyimpanan linen bersih yang telah dilipat masih dalam satu ruangan dengan tempat proses pencucian.

11. Prosedur pendistribusian linen, hasil yang di dapat bahwa para petugas sudah melakukan tugas sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan.

12. Prosedur penjaitan linen, hasil yang di dapat bahwa para petugas sudah melakukan tugas sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan.

Untuk prosedur kebersihan ruangan,prosedur pengamprahan barang dan jasa, prosedur pemisahan linen kotor, prosedur pendistribusian linen dan prosedur penjaitan linen sudah memenuhi standar SOP yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Umum Haji Medan.

Untuk prosedur pengumpulan linen kotor, prosedur pengangkutan linen kotor, prosedur pencucian linen kotor, prosedur pelipatan linen bersih dan prosedur penyimpanan linen bersih hanya beberapa point yang telah memenuhi standar SOP yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Umum Haji Medan.

Untuk prosedur pengumpulan linen kotor belum memenuhi standar SOP dikarenakan ketika petugas binatu mengutip linen kotor, linen tersebut masih diletakkan dilantai pada waktu petugas binatu melakukan penghitungan, padahal dalam SOP linen kotor tersebut tidak boleh ditaruh disembarang tempat sehingga kain dapat terinjak atau terkena kotoran lain, kemudian linen masih dikibas-kibaskan pada waktu melakukan penghitungan linen, dan linen kotor tersebut dilakukan penghitungan oleh petugas binatusaja, sedangkanpetugas ruangan tidak ada. Untuk prosedur pengangkutan linen kotor yang belum memenuhi standar adalah petugas dalam melakukan pengutipan belum menggunakan baju lengan panjang dan masih menggunakan baju lengan pendek. Untuk prosedur pencucian linen kotor yang belum memenuhi standar SOP yaitu pada saat detergen dimasukkan kedalam mesin cuci, sesuai SOP di instalasi binatumesin cuci dihidupkan baru detergen dimasukkan tetapi petugas binatu memasukkan detergen dahulu baru mesin cuci dihidupkan. Untuk prosedur pelipatan linen bersih karena masalah mesin uap (steam boiler) yang rusak linen yang bersih tidak disetrika, tapi langsung dilipat karena tidak memungkinkan untuk menyetrika linen yang banyak.Dan untuk prosedur penyimpanan linen bersih belum memenuhi standar SOP instalasi binatu, karena seharusnya tempat menyimpan linen yang telah dilipat harus dipisahkan diruangan yang terpisah dari tempat

penyucian, tetapi tempatmenyimpan linen yang telah dilipat tidak dipisahkan diruangan yang terpisah dari tempat penyucian sehingga masih berada dalam satu ruangan yang sama.

Sedangkan Prosedur pengeringan linen bersih dan prosedur penyetrikaan linen bersih belum bisa dilakukan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Umum Haji Medan karena adanya kendala yang terjadi. Yaitu mesin uap (steam boiler) yang berfungsi menghasilkan uap panas untuk dialirkan kemesin pengering

dan penyetrika linen mengalami kerusakan. Dengan mesin uap (steam boiler) tersebut mesin pengering dan penyetrika dapat berfungsi. Sehingga karena mesin uap (steam boiler) yang rusak maka kegiatan pengeringan dilakukan secara manual dengan

menjemur linen yang sudah di cuci dengan manual yaitu menggunakan bantuan sinar matahari. Setelah kering maka linen tersebut tidak disetrika karena banyaknya linen yang dicuci dirumah sakit tidak memungkinkan para petugas di instalasi binatu untuk menyetrika banyaknya linen yang ada. Sehingga setelah linen kering maka akan langsung dilipat.