• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.5. Alur Kegiatan di Instalasi BinatuRumah Sakit Umum Haji Medan

Alur kegiatan juga menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan di instalasi binatupada Rumah Sakit Umum Haji Medan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010tentang pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit kelas B, kegiatan pencucian linen di Rumah Sakit Umum Haji Medan diinstalasi binatu adalah:

1. Proses pengumpulan, dimana petugas melakukan proses pengambilan linen kotor dari tiap ruangan. Linen kotor tersebut di bungkus di dalam kantong plastik dan diletakkan di satu ruangan khusus tempat peletakkan linen kotor. Sehingga petugas tinggal mengambil dan meletakkan di trolley dengan melakukan proses serah terima barang antara petugas binatu dengan petugas ruangan. Untuk

beberapa ruangan dilakukan pemilahan linen berdasarkan jenis dan warna kain oleh petugas binatu dan petugas ruangan.

2. Proses penerimaan, proses ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur, yaitu mencatat linen yang diterima dan telah terpisah antara linen infeksius dan non infeksius dan linen tersebut sudah dipisah berdasarkan tingkat kekotorannya.

3. Proses pencucian, dimana pada awal pencucian tidak dilakukan penimbangan linen. Kemudian membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian merendamnya dengan menggunakan desinfektan.

4. Proses pengeringan, karena mesin uap (steam boiler) rusak, jadi proses pengeringan dilakukan dengan manual. Yaitu linen di jemur diluar ruangan dengan menggunakan bantuan sinar matahari.

5. Proses penyetrikaan, juga menggunakan mesin uap (steam boiler), sehingga penyetrikaan tidak dilakukan sama sekali. Ketika linen kering maka akan langsung dilakukan pelipatan tanpa penyetrikaan dikarenakan linen yang banyak dan tidak memungkinkan untuk melakukan penyetrikaan secara manual.

6. Proses penyimpanan, linen yang disimpan dipisahkan sesuai jenisnya, linen yang baru diterima ditempatkan dilemari bagian bawah. Tetapi linen tidak tertutup, dan penyimpanan linen berada diruangan yang sama dengan tempat proses pencucian linen.

7. Distribusi, dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu tanda terima.

8. Pengangkutan, kantong untuk membungkus linen bersih dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor. Tetapi menggunakan trolley yang sama dan tidak tertutup untuk mengangkut antara linen bersih dan

linen kotor, dan trolley baru dicuci ketika terlihat noda darah. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor dilakukan dalam waktu yang berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa sumber informasi diketahui gambaran tentang alur kegiatan yang dilakukan petugas binatu di instalasi binatupada Rumah Sakit Umum Haji Medan.

Penjelasan akan alur kegiatan di instalasi binatu menurut Kabid Penunjang Medis adalah sebagai berikut:

“Dalam alur kegiatan di instalasi binatuitu saya hanya berperan sebagai pengawas yang melihat proses pelaksanaan di instalasi binatu tersebut.. Iya, bisa saya jelaskan disini. Untuk alur kegiatan itu meliputi pengumpulan linen dari ruangan, ini tugas dari binatu langsung kesana, ke ruangan-ruangan.

Memakai ekspedisi serah terima. Kemudian linen diangkut dan dibawa ke instalasi binatu, lalu dilakukan pencucian linen dengan memisahkan linen infeksius dan non infeksius, linen berwarna dan tidak berwarna. Setelah dicuci dilakukan pembilasan, lalu pengeringan, dan penyetrikaan. Setelah linen disetrika, lalu disimpan di lemari. Kemudian linen didistribusikan. Untuk distribusi ini yang datang dari ruangan yang bersangkutan.. Petugasnya dalam hal ini kalau di Rumah Sakit Haji ada istilah pembantu perawat. Pembantu perawat yang jemput”. (Kabid Penunjang Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada Kabid Penunjang Medisbahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatupada umunya sudah dikerjakan sesuai dengan SOP instalasi binatu. Mulai dari pengumpulan linen dari ruangan, linen diangkut dan dibawa ke instalasi binatu, lalu dilakukan pencucian linen dengan memisahkan linen infeksius dan non infeksius, linen berwarna dan tidak berwarna,

pembilasan, lalu pengeringan, dan penyetrikaan. Setelah linen disetrika, lalu disimpan di lemari. Kemudian linen didistribusikan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Kepala Instalasi Binatu tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Alurnya karena disini ada 2 bagian, 1 menjahit, 1 untuk pembersihan linen.

Kalau untuk pembersihan linen itu, alurnya itu kita dari binatu itu seharusnya memang ada beberapa hitung saja, berangkat ke ruangan, mengutip, disana mencatat, dengan pegawai-pegawai perawat, mencatat linen, baru sampai nanti di binatu, baru kita pisahkan yang tadi, baru kita cuci, kita keringkan, kita setrika, kita gosok, baru kita lipat, baru nanti, balik ke ruangan. Itulah alurnya”.(Kepala Instalasi Binatu).

Hasil wawancara yang dilakukan pada Kepala Instalasi Binatubahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatuberupa pengutipan linen ke ruangan, pencatatan linen, pemisahan linen, pencucian linen, pengeringan linen, setrika linen dan pelipatan linen bersih.

Kemudian dilakukan juga wawancara kepada para petugas di instalasi binatu, di mana hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Proses pencuciannya, kalau putih itu ya deterjennya pakai pemutih. Batas waktu pencucian setengah jam gitu.. Infeksius itu ada lagi. Makanya beda lagi.. Itu setelah kami mengerjakan itu semua, yang tidak kotor itu, baru itu yang terakhir gitu.. Itu terakhir sampai butuh waktu 3 jam.. Deterjennya pun lain”. (Petugas Binatu Bagian Mesin).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatudimulai dari proses pencucian linen dengan pemisahan linen putih dan yang infeksius yang butuh waktu pencucian selama tiga jam.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Biasanya kalau kita misalnya awal gitu kan, masuk kerja jam 8, jam-jam 8.15 udah bergeraklah, untuk mengutip, kemana-mana di ruangan-ruangan itu yang kita kutip gitu kan. Sementara di situ itu kan jadwal dinasnya tu kan 2 orang yang masuk pagi, ya kan. Jadi dibagi-bagi lah. Bagian disini, disini gitu.

Bagian disitu,situ. Khususnya gitu untuk mengutip.. Kalau misalnya masuk pagi, seperti itu tadilah. Jam-jam 8 lewat lah gitu kan.. kalau masalah pencucian itu, saya gak pernah nyuci gitu. Cuma saya, Cuma mengeringi aja..

menggosok, sesudah itu melipat saja setahu saya”. (Petugas Binatu Bagian Menggosok/ Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasivbahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatumenurut petugas binatuvmulai dari mengutipdan untuk bagian ini dibagi dua orang yang masuk pagi, kemudianvpencucian, mengeringi, menggosok, dan melipat.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas binatu Bagian Pengering/ Melipat tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Alur kegiatannya ya, pagi itu kalau saya mulai dengan mengutip linen yang kotor. Dari ruangan-ruangan, dibawa kemari, dengan standarlah keselamatannya, kalau bisa pakai sarung tangan, pakai tutup mulut gitu.. Jam 8 pagi.. Gunakan trolley.. Trolley dipisahkan tidak untuk linen yang infeksius sama non-infeksius.. Ya, karena yang infeksius biasanya sudah dipisahkan di ruangan dengan dimasukkan plastik.. Lihat situasi kadang trolley tersebut dicuci atau tidak.. Kalau liat tanda kotor dicuci kalau tidak ada ya tidak dicuci.. Tidak. Tidak ada nampak kan ada sisa darah atau apa kotor kita cuci, kalau tidak, tidak.. Kalau saya sebaiknya emang dipisahkan antara linen infeksius dan non infeksius”. (Petugas Binatu Bagian Pengering/ Melipat).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatumenurut oleh petugas binatumulai dari mengutip linen yang kotor dari ruangan-ruangan, dibawa dengan memakai sarung tangan, dengan menggunakan masker dan menggunakan trolley yang tidak dipisahkan untuk linen infeksius dan non-infeksius, karena linen infeksius sudah dipisahkan di ruangan dengan dimasukkan kedalam plastik.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1 tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Kalau pagi itu, masuknya jam 8. Setelah itu, mengutip.. Ke ruang-ruangan..

Dari ruangan dibawa kemari.. Untuk dicuci.. Sementara dicuci, ada yang ada yang kemaren.. Yang sudah dicuci, tapi belum dibilas.. Itu dulu dibilas hari ini.. Hari ini kan sudah keluar. Sudah bisa keluar dari mesin itu sudah bisa dijemur, baru setelah jemur itu tadi kering, ya kita angkat. Yang datang tadi, kan dicuci.. Kita menjemur tadi kan, dia sedang dicuci.. Sedang dicuci tadi, ya yang kering tadi kita angkat, yang baru keluar dari tadi yang dari mesin..

Kita jemur lagi”. (Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 1).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatumenurut petugas binatumulai dari mengutip linen ke ruangan, pencucian, pembilasan, penjemuran dan pengangkatan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2 tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Pertamakan dikutip, sampai disini dipisah, namanya sortir, noda berat, noda ringan. Kalau untuk noda berat lain mesinnya, noda ringan lain mesinnya.

Kalau untuk paduannya sistim lama atau apanya tergantung daripada si noda yang kita apa tadi, mulai noda berat itu agak lama, mungkin campuran noda

ada serbuk-serbuk seperti anti noda, anti septiknya.. Kalau yang noda ringan ya, sekitar-sekitar setengah jam, 45 menit lah paling apanya kalau yang noda ringan. Kalau yang noda berat tu sampai berjam-jam.. Untuk pembilasan dilakukan 3 kali.. Mesin itu biasanya kalau kita mesin cuci biasa masuk kain, masuk air, rendam dulu,dibilasnya, dibilas, dibilas, dibilas, baru kita masuklah deterjen, antiseptiknya, kan begitu. Berdasarkan waktu mesin yang kita apakan.. Kalau untuk yang lama itu seperti noda berat, 45 menit untuk merendamkannya.. Noda ringan paling 15 menit.. Ya siap itu buang. Masuk lagi air.. Baru masuk kita deterjennya.. baru digonyot, digonyot, digonyot mereka sistim mesin ini tergantung namanya mesin kita digital yang baru sekarang utama yang kecil.. Iya yang baru yang digital. Berdasarkan ketentuan apa yang mau kita buang, berapa lama kita disitu.. Kalau itu ratusan kilo untuk mesin cuci yang besar.. Kalau kita noda berat tidak tau pasien kita berapa banyak, kegunaannya kan.. Sebetulnya sih, selama semenjak saya disini jarang saya menimbangnya. Tapi kan tidak tau, kadang 1 pasien itu nanti lebih banyak bahan apa dia seperti linen, sarung bantal dia, handuk dia kan, harus disatukan sama dia. Itu masih satu orang. Kalau selang 10 orang yang tadi packing begitu, macam mana cara menimbangnya?Besok kan lain lagi beratnya, tidak menentu tadi.. Yang kecil mesin cuci untuk kapasitas biasa itu 10 kilo.. Itu kami gunakan untuk noda ringan.. Untuk mesin cuci yang besar paling lama 2 jam mencuci.. Untuk mesin cuci kecil untuk mencuci noda ringan paling cepat dia setangah jam.. Kalau mesin cuci kecil yang baru pakai air panas.. kalau untuk mesin cuci besar sebetulnya tidak sesuai dengan standar air panasnya. Karena keadaan sudah tua. Panasnya tidak sesuai kita. Dia hanya dapat dikatakan hangat.. karena saat ini sistim boiler rusak.. itukan memakai air panas.. Ada ukuran keran. Ukuran keran untuk memasukkan air ke mesin, kalau melebihi dari situ, maaf kita bilang ya macam mana, namanya keadaan mesin tua.. Ya mesin cuci kan dua-dua..

Kita yang baru sekarang kan kayak samsung.. Begitu dia masukkan pemanasan sendiri air itu.. Untuk softener ditambahkan pada pembilasan terakhir.. Itulah dia tadi yang untuk yang besar tu, kita masukkan dia pertama dulu, seperti kita merendam. Membuangkan dulu maaf cakap begitu. Agak jijik ya. Nanti warnanya itu macam jus terong belanda tu.. Dibuang airnya, isi lagi.. Baru masuk deterjen.. Pembersih, pemutih, masuk disitu. Kalau dia kain putih, pemutih. Kalau dia kain pewarna, untuk yang netral..”(Petugas Binatu Bagian Mengutip Linen Kotor 2).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatusudah diketahui pada umumnya oleh petugas binatu. Mulai dari mengutip linen ke ruangan, penyortiran linen bernoda berat dan

ringan,dimana untuk noda ringan dilakukan pencucian sekitar 45 menit dan noda berat bisa berjam-jam. Kemudian dilanjutkan dengan 3 kali pembilasan. Kemudian dilakukan penjemuran dengan menggunakan bantuan sinar matahari karena mesin uap (steam boiler) mengalami kerusakan, lalu pengangkatan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Mencuci tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Pertama kita dari ruangan, diambil. Baru di sini di sortir, sortir dicuci, habis cuci dikeringkan, dikeringkan di gosok, gosok lipat, lipat dibagikan ke ruangan-ruangan balik. Dimana yang ada ruangannya, yang ada. Karena di linen itu ada tanda atau nama-nama ruangan mana dia. Sudah ada. Jadi orang kami tau bahwa ini ruangan ini. Jadi dipisahkan dia di laci-laci bagian-bagiannya. Baru nanti orang perawat balik kalau setelah bersih, perawat yang mengambil lagi dan dihitung.. Pertamanya diambil linen kotor itu, masukkan ke dalam mesin.. Ditimbang kalau dia yang sebesar itu, tidak ditimbang lagi karena dia sudah kira-kira saja. Kira-kira dia ada batasnya untuk bisa berputar, tidak padat kali.. Baru dimasukkan ke dalam, kasihkan baru dimasukkan air dan deterjen. Kira-kira setengah jam, paling cepatlah itu. Untuk apa, yang agak-agak kotoran ringanlah yang istilahnya cuma bau dan debu. Baru dimasukkan, baru dibilas. Bilas 2, 3 kali. Baru yang ketiga kali dimasukkan pewangi, pewangi setelah pewangi baru bilas terakhir, keluarkan.. Kalau yang ringan itu tadi setengah jam.. Sampai selesainya mau dia nanti 1 jam jadinya..

dengan 3 x pembilasan.. Linen kalau dari linen kotor, setelah di kotor berat, kalau dimasukkan. Sudah dimasukkan, kasih dulu deterjen untuk diaduk dulu baru dibuang dulu kotorannya, dibuang sampai kira-kira kelihatan airnya itu sudah atau kotoran-kotorannya sudah agak lumayan bersihlah. Baru diadimasukkan lagi deterjen untuk baru dikasih deterjen untuk selama 1 jam.

Karena dia sudah keluarkan kotorannya itu, darah-darahnya sudah mulai bersih dibuang, dibuang siram air, buang. Siram lagi buang lagi. Istilahnya supaya dia itu kotorannya terbuang semua baru agak airnya nampak agak jernih. Agak jernih, agak bersih, baru dia dicuci lagi.. Baru kira-kira 1 jam, baru dia selesai.. Kalau dia sampai selesainya, sama bilas-bilasnya mau 1 jam setengah 2 jam.. Kalau infeksius, sama juga dengan pertama dia masukkan, masukkan disinfektan atau apa sama deterjen, campur supaya dikuras juga dulu pembuangan supaya kotorannya agak nampak sudah lumayan, barulah dia dikasihkan deterjen sama disinfektannya. Kira-kira itu mau

kalausudahapa, kalau kita biasanya disini, tunggu sampai besok pagi. Jadi dia diapakan dulu sampai berapa jam sampai istirahat sorelah, dari mulai dimasukkan nanti kira-kira setengah hari, sampai jam 5 sore, baru di...

dimatikan mesinnya, besok diulang lagi”. (Petugas Binatu Bagian Mencuci).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk alur kegiatan yang ada di instalasi binatusudah diketahui pada umumnya oleh petugas binatu. Mulai dari mengutip linen ke ruangan, penyortiran linen, pencucian, pengeringan, disetrika, dilipat dan dibagikan ke ruangan untuk diambil perawat dan dilakukan penghitungan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Sayakan orang itu yang jemput. KalauSayakan nyortir saja. Tidak tahulah jemputnya. Saya memisahkan pakaian yang kotor, begitu saja”. (Petugas Binatu Bagian Penyortiran Linen kotor dan Bersih).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa petugas kurang memahami dengan alur kegiatan di instalasi binatu dan hanya mengetahui alur kegiatan yang merupakan tugasnya.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Kalau kami, ruangan meminta ke penunjang medis. Permintaan, dari ruang permintaan terus kami disuruh mengeceklah dulu apa yang mau diminta, baru kami ukur. Habis kami ukur, baru kami mengira berapa banyak yang diperlukan bahannya, baru kami potong atau menjahit. Setelah itu baru dijahit, baru diserahkan, dimasukkan baru dikasihkan ke ruangan”. (Petugas Binatu Bagian Perlengkapan Linen).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa petugas kurang memahami dengan alur kegiatan di instalasi binatu dan hanya mengetahui alur kegiatan yang merupakan tugasnya.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Petugas Binatu Bagian Menjahit tentang alur kegiatan di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Umpamanya dari pertama dasarnya. Kalau umpamanya dari ruangan ada mintasama kami ke penunjang medis dulu.Selama ini selama jadi pemprov kami tidak tahu. Dulu, sebelum jadi pemprov dari ruangan, minta ke penunjang medis. Dari penunjang medis ke tempat kami ditujukan. Kami baru istilahnya umpamanya ruang siapa minta, kami ke ladeni. Mau minta apa umpamanya dia mau bikin gorden kami ukur. Nanti dia sudah kami ukur maksudnya bahannya sudah apa baru kami sampaikan lagi ke penunjang medis, baru belanja, baru kami jahit, kalausudah datang bahannya.. Dari ruang binatu, di oper sama kami, kami jahit. Istilahnyakan sewaktu orang itu melipat koyak, gitu ya kan, ya jadi dikasih sama kami”. (Petugas Binatu Bagian Menjahit).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasibahwa petugas kurang memahami dengan alur kegiatan di instalasi binatu dan hanya mengetahui alur kegiatan yang merupakan tugasnya.

Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi diketahui bahwa tentang alur kegiatandi instalasi binatupada umumnyapara petugas binatumemiliki pemahaman sendiri terhadap alur kegiatan tersebut sesuai dengan pekerjaan masing-masing diinstalasi binatu. Dimulai dari kegiatan penjemputan linen keruangan masing-masing, mengambil linen kotor, pengambilan linen dengan menggunakan trolley yang sama untuk linen infeksius dan non infeksius dan tidak dipisah,

kemudian di bawa ke instalasi binatu untuk di pisah antara linen infeksius dan non infeksius, berwarna dan yang putih, serta linen dengan noda ringan atau pun berat.

Baru dilakukan pencucian, pembilasan, pengeringan, penyetrikaan, dan pelipatan.

Sesudah itu baru disimpan dilemari linen dan dijemput oleh pembantu perawat. Dan ada beberapa petugas binatu yang tidak mengetahui alur kegiatan pencucian linen dari awal hingga akhir dan hanya mengetahui alur kegiatan sesuai dengan tugasnya.

Masalah yang timbul muncul ketika mesin uap (steam boiler) mengalami kerusakan pada saat ini. Mesin tersebut sudah rusak selama 2 (dua) bulan lebih.

Kegunaan mesin uap (steam boiler) adalah untuk menghasilkan uap panas, yang mana uap panas tersebut dialirkan untuk mesin pengering dan penyetrika.

Penjelasan akan mesin uap (steam boiler) di instalasi binatuyang mengalami kerusakan dan cara mengatasinya menurut beberapa sumber informasi terutama Kabid Penunjang Medis adalah sebagai berikut:

“Ada.. Alat boiler untuk menghasilkan uap. Peruntukkannya untuk mengeringkan, sekaligus untuk setrika.. Sistim boiler rusak, alat setrika dan pengering tidak bisa digunakan.. Saat ini untuk pengeringan masih kita manfaatkan sementara itu pakai sinar matahari.. Kalau boiler ini ada kecenderungan jika rusak dia sifatnya botol-botol dan botolnya itu ada sebanyak 32, jika boiler diindikasikan dengan kerusakan 1, itu tidak bisa hanya 1 diganti. Karena teori kemungkinannya akan merembet ke tabung botol-botol yang lainnya. Sehingga dibongkar habis.. Dalam sistim perbaikan.. Kalau sekarang ini bulan ke-2 dalam proses pekerjaan masih..

Pasti, itu akan kita lakukan. Kita monitor tiap hari. Kita bekerja sama dengan teknisi yang bekerja saat ini”. (Kabid Penunjang Medis).

Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasibahwa penjelasan akan mesin uap (steam boiler) di instalasi binatuyaitu mesin uap (steam boiler) ini merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan uap. Dimana uap tersebut

dialirkan dandigunakan untuk mengeringkan dan menyetrika.Karena mesin uap (steam boiler) rusak, alat setrika dan pengering tidak bisa digunakan.Saat ini untuk pengeringan masihmemanfaatkan sinar matahari dan tidak dilakukan penyetrikaan.

Kemudian wawancara juga dilakukan kepada Kepala Instalasi Binatutentang mesin uap (steam boiler) di instalasi binatu, dimana hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

“Tetap sudah kita laksanakan sesuai standart. Karena tetap ada dia disitu standart bagaimana cara pengoperasian peralatan itu. Itulah yang kita laksanakan.. Sekarang kalau masalah perawatan mesin, memang kalau dalam teknik kan ada dua cara. Salah satu dia perawatan mungkin sekali 3 bulan.

Salah satu lagi dia harus rusak. Jadi yang kita laksanakan pada saat ini rusak, baru kita laporkan. Itulah dia. .. Kalau untuk rutinnya belum. Belum ada kita buat supaya sekali sebulan.. Ada. Ada saat ini mesin cuci kita masih ada yang rusak. Sesudah itu saat ini, pas wawancara ini sudah itu steam boiler kita pun

Salah satu lagi dia harus rusak. Jadi yang kita laksanakan pada saat ini rusak, baru kita laporkan. Itulah dia. .. Kalau untuk rutinnya belum. Belum ada kita buat supaya sekali sebulan.. Ada. Ada saat ini mesin cuci kita masih ada yang rusak. Sesudah itu saat ini, pas wawancara ini sudah itu steam boiler kita pun