• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alternatif Penyediaan Gas

Dalam dokumen OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009 (Halaman 128-131)

GAS BUMI, LPG, DAN LNG 5.1 Cadangan Gas Bumi

B. Sistem Distribusi dan Transmisi Gas Bumi

5.5 Alternatif Penyediaan Gas

Sebagai alternatif penyediaan gas, batubara dapat digasifikasi, dimana sebagai hasilnya diperoleh gas alam sintetik yang dapat digunakan seperti halnya gas bumi, baik sebagai energi maupun sebagai bahan baku. Gasifikasi adalah reaksi konversi bahan padat atau solid yang mengandung karbon menjadi gas sintetis (synthetic natural gas / SNG) dengan komponen-komponen utamanya hidrogen (H2) dan karbon monoksida (CO). Gas ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sebagai bahan baku kimia untuk memproduksi berbagai macam produk kimia seperti amonia, metanol, BBM sintetis dan banyak lagi produk lain.

Produksi gas sintetis tersebut dapat memberikan arti penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap gas bumi, serta dapat melindungi keamanan pasokan energi nasional, menyediakan pengembangan industri baru, dan memberikan insentif baru untuk produksi batubara, khususnya batubara kualitas rendah yang banyak tersedia di Indonesia dan belum termanfaatkan sama sekali.

Dalam beberapa aplikasi, teknologi gasifikasi batubara digabung dengan teknologi konversi yang lain dengan tujuan untuk mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dengan emisi yang rendah, seperti penggabungan gasifikasi dan turbin gas (integrated gasification combine cycle, IGCC), penggabungan gasifikasi dengan proses teknologi Fischer Tropsch (FT) fuels (gas to liquid), penggabungan gasifikasi dengan proses pembuatan bahan kimia (metanol dan amoniak).

Perkembangan gasifikasi secara komersial sangat dipengaruhi oleh harga bahan bakar (minyak bumi dan gas). Perubahan harga bahan bakar yang sangat drastis dalam jangka waktu 5 tahun tahun terakhir ini telah mendorong orang untuk melihat batubara dan biomassa sebagai sumber energi alternatif terutama dari sudut pandang ketersediaannya yang melimpah. Pada tahun 2007, kapasitas total gas sintetik yang dihasilkan dengan proses gasifikasi diseluruh dunia adalah sekitar 57 GW, dimana sebagai besar kapasitas tersebut digunakan untuk pembuatan bahan kimia dan F-T fuels.

Gas Bumi, LPG dan LNG 5.6 Rekomendasi Kebijakan

5.6.1 Ekspor Gas Bumi

Sesuai dengan kontrak ekspor LNG dan gas pipa yang telah ditandatangani, maka sejumlah gas bumi harus disisihkan untuk memenuhi kontrak ekspor tersebut. Setelah kontrak ekspor tersebut selesai, hendaknya kontrak-kontrak tersebut tidak diperpanjang, sehingga akan terdapat sejumlah gas yang dapat dimanfaatkan di dalam negeri.

Ketersediaan cadangan gas bumi khususnya di Grissik akan meningkatkan jumlah gas yang dapat dikirim ke Jawa. Selanjutnya, ketersediaan LNG di dalam negeri akan dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri ataupun pembangkit listrik. Hal ini tentunya akan berdampak luas pada pemakaian teknologi energi di industri dan teknologi pembangkit listrik. Pada akhirnya, hal ini juga akan meningkatkan konsumsi gas di dalam negeri.

5.6.2 Pengembangan Infrastruktur

Terbatasnya pemanfaatan gas bumi di dalam negeri pada saat ini, antara lain terkait erat dengan masih terbatasnya infrastruktur transmisi dan distribusi gas bumi yang ada. Guna meningkatkan pemakaian gas bumi tersebut, perlu dilakukan pembangunan jaringan pipa, baik untuk keperluan transmisi maupun distribusi, hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemakaian gas bumi oleh pemakai akhir.

Neraca gas bumi pada saat ini hingga masa mendatang memperlihatkan dengan jelas bahwa impor gas pada masa mendatang merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di dalam negeri yang meningkat pesat. Pilihan yang paling mungkin adalah mengimpor gas dalam bentuk LNG. Melihat pada pola pemakaian gas bumi yang ada pada saat ini, dimana konsumsi gas bumi terpusat di Jawa, maka untuk persiapan impor LNG tersebut, perlu dibangun fasilitas penerimaan dan pencairan LNG di Jawa Barat dan Jawa Timur.

5.6.3 Pemanfaatan Teknologi

Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk jangka panjang adalah pemanfaatan gas untuk menggantikan BBM pada kendaraan bermotor. Pada kendaraan bermotor, pilihan untuk bahan bakar menggantikan BBM sangatlah terbatas. Pilihan menggunakan gas bumi untuk mengganti BBM karena jumlah cadangan gas bumi yang ada lebih besar daripada cadangan minyak bumi. Gas bumi, dengan unsur utama metana dapat digunakan secara langsung pada kendaraan bermotor dalam bentuk CNG, LPG, dan LNG. Selain itu, metana juga merupakan bahan baku untuk pembuatan diesel dan gasoline sintetis dengan proses Fischer Tropsch fuels maupun untuk pembuatan berbagai jenis bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, seperti metanol dan

Gas Bumi, LPG dan LNG

Outlook Energi Indonesia 2009 5-24

Secara teknologi pembuatan diesel sintetis maupun bahan kimia untuk bahan bakar bukan masalah, tetapi pembuatan maupun pemanfaatannya secara masal ditentukan oleh harga keekonomiannya relatif terhadap harga BBM. Harga minyak bumi yang tinggi pada saat ini akan meningkatkan keekonomian diesel dan gasoline sintetis maupun bahan-bahan kimia tersebut sebagai bahan bakar alternatif.

Batubara

BAB 6

BATUBARA

Batubara merupakan sumber energi yang mempunyai kedudukan strategis di Indonesia, yaitu selain dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, juga dipergunakan sebagai komoditas ekspor untuk menghasilkan devisa negara. Berdasarkan besarnya cadangan, batubara juga merupakan sumber energi yang paling potensial untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM). Pengembangan batubara selain dipengaruhi oleh besarnya cadangan, juga dipengaruhi oleh harga batubara, ketersediaan sumber energi lain, pertumbuhan ekonomi dan harga minyak mentah dunia. Meningkatnya harga minyak mentah dunia yang berakibat pada meningkatnya harga BBM diprakirakan akan menyebabkan semakin besarnya peluang pemanfaatan batubara; sebaliknya menurunnya harga minyak mentah dunia, diprakirakan akan berakibat pada mengecilnya peluang pemanfaatan batubara sebagai sumber energi pengganti minyak. Sementara itu, meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat, diprakirakan akan berakibat pada meningkatnya kebutuhan energi, termasuk peluang pemanfaatan batubara. Dengan demikian, perubahan harga minyak mentah dunia dan pertumbuhan PDB mempunyai dampak berbeda terhadap produksi dan konsumsi batubara.

Dalam dokumen OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009 (Halaman 128-131)