• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Distribusi

Dalam dokumen OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009 (Halaman 144-150)

GAS BUMI, LPG, DAN LNG 5.1 Cadangan Gas Bumi

B. Sistem Distribusi dan Transmisi Gas Bumi

6.3 Pemanfaatan Batubara Menurut Sektor

6.4.2 Sistem Distribusi

Sistem distribusi batubara merupakan sistem pengangkutan, penimbunan, dan penyaluran dari tambang sampai ke tingkat konsumen. Batubara dapat diangkut dengan menggunakan belt conveyor, truk, kereta api, dan kapal atau diangkut dengan kombinasi beberapa jenis moda pengangkutan tersebut. Sementara itu sarana transportasi yang diperlukan dalam distribusi batubara tersebut antara lain meliputi jalan darat baik aspal ataupun rel kereta, sungai, dan laut. Dalam rangka menjaga pola distribusi batubara yang berkesinambungan, penyediaan sarana dan prasarana sistem distribusi batubara perlu dipersiapkan secara terpadu. Pola distribusi batubara dari tambang sampai ke konsumen di Indonesia adalah sebagai berikut.

A. Kalimantan

Kalimantan sebagai wilayah produsen batubara yang utama di Indonesia mempunyai keuntungan dengan dianugerahi lokasi-lokasi tambang yang dekat dengan sungai dan pantai, sehingga dapat menghemat penyediaan infrastruktur. Saat ini pola distribusi batubara Kalimantan dari tambang ke konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan truk maupun conveyor ke pelabuhan muat di tepi pantai; dapat juga batubara dari mulut tambang diangkut ke tempat penampungan (stockpile) di tepi sungai, untuk selanjutnya

Batubara diangkut dengan tongkang dan kapal ke pelabuhan muat batubara yang kemudian diangkut dengan kapal besar ke lokasi konsumen baik konsumen dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. Namun ada juga batubara di pelabuhan tepi sungai atau penampungan diangkut dengan tongkang untuk dikirim ke pasar domestik. Sebagai gambaran fasilitas infrastruktur sistem distribusi batubara tersebut adalah sebagai berikut.

Kalimantan Barat

Propinsi Kalimantan Barat memiliki cadangan batubara dengan kalori tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg) hingga sangat tinggi (> 7.100 kkal/kg). Saat ini kegiatan eksplorasi dari cadangan di wilayah Kalimantan Barat tersebut masih terus dilakukan. Kalimantan Barat juga mempunyai fasilitas pengguna batubara yaitu pembangkit listrik di Pontianak yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya.

Kalimantan Tengah

Propinsi Kalimantan Tengah memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga sangat tinggi (> 7.100 kkal/kg). Saat ini kegiatan eksplorasi telah dilakukan dan juga sedang dilakukan kegiatan pembangunan sebuah pelabuhan khusus batubara di Kelanis yang terletak dipinggir sungai. Pelabuhan Kelanis ini mampu melayani kapal dengan ukuran maksimum 12.000 DWT.

Kalimantan Selatan

Propinsi Kalimantan Selatan memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga sangat tinggi (> 7.100 kkal/kg). Beberapa tambang terbuka di wilayah ini telah beroperasi. Tambang tersebut terletak di sepanjang pantai Kalimantan Timur atau disepanjang tepi sungai Barito. Peralatan penambangan yang biasa digunakan adalah kombinasi excavator,

shovel dan truk. Ukuran peralatan yang digunakan menentukan besarnya

kapasitas produksi tambang tersebut. Truk digunakan untuk mengangkut batubara dari tambang ke tempat pengumpulan batubara yang biasanya terletak di tepi sungai atau laut. Selanjutnya batubara dari tempat pengumpul di tepi sungai tersebut dikirim dengan tongkang atau kapal curah ke pelabuhan transhipment atau ke pelabuhan tujuan.

Ada beberapa pelabuhan khusus batubara yang dimiliki oleh operator tambang batubara diantaranya adalah di Pulau Laut bagian utara dengan kapasitas 150.000 DWT, sedangkan di Sembilang yang terletak di tepi sungai Barito mempunyai kapasitas 7.500 DWT, di Air Tawar dengan kapasitas 7.500 DWT, di Satui dengan kapasitas 5.000 DWT, dan di Banjarmasin dengan kapasitas 6.000 DWT. Di bagian selatan Pulau Laut juga telah dibangun pelabuhan

transhipment dengan kapasitas hingga 70.000 DWT. Selain itu, Propinsi

Kalimantan Selatan juga memiliki fasilitas pengguna batubara, yaitu pembangkit listrik Asam-Asam yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya. Pembangkit tersebut juga memiliki pelabuhan khusus untuk membongkar batubara.

Batubara

Outlook Energi Indonesia 2009 6-16

Kalimantan Timur

Propinsi Kalimantan Timur memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga sangat tinggi (> 7.100 kkal/kg). Beberapa tambang terbuka yang terletak di wilayah ini telah beroperasi. Tambang tersebut terletak di sepanjang Sungai Mahakam dan sepanjang pantai Kalimantan Timur. Peralatan penambangan yang biasa digunakan adalah kombinasi

excavator, shovel, dan truk. Truk digunakan untuk mengangkut batubara dari

tambang ke tempat pengumpulan batubara yang selanjutnya dikirim dengan tongkang atau kapal curah ke pelabuhan transhipment. Ada beberapa pelabuhan batubara yang dimiliki oleh operator tambang batubara diantaranya adalah di Tanjung Bara dengan kapasitas 200.000 DWT, di Tanah Merah dengan kapasitas 20.000 DWT, sedangkan yang terletak di tepi sungai Mahakam adalah Tanjung Redep dengan kapasitas 5.000 DWT, Beloro dengan kapasitas 8.000 DWT dan Loa Tebu dengan kapasitas 8.000 DWT. Pelabuhan

transhipment juga terdapat di Balikpapan dengan kapasitas 60.000 DWT.

B. Sumatera

Sumatera merupakan wilayah produksi batubara terbesar kedua setelah Kalimantan. Berdasarkan kasus dasar, produksi batubara yang diproduksi dari tambang-tambang batubara di Sumatera tersebut mencapai 24 juta ton pada tahun 2006 dan diprakirakan akan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 7,8% per tahun, sehingga pada tahun 2025 produksi batubara mencapai sekitar 52 juta ton. Produksi batubara yang meningkat hampir dua kali lipat ini harus disertai dengan penyediaan fasilitas infrastruktur distribusi batubara yang memadai, sehingga dapat tercipta pola distribusi batubara yang efektif. Kondisi alam lokasi tambang batubara di Sumatera tidak seberuntung lokasi tambang di Kalimantan (dekat dengan sungai dan pantai), sehingga perlu ditambah sarana transportasi khusus yang harus dibangun dengan biaya yang tidak murah. Secara umum, gambaran wilayah tambang-tambang batubara di Sumatera tersebut adalah sebagai berikut.

Aceh dan Sumatera Utara

Propinsi Aceh memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga kalori sedang (5.100 – 6.100 kkal/kg) tapi belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi. Sementara itu cadangan batubara di Propinsi Sumatera Utara mempunyai kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga kalori sedang (5.100 – 6.100 kkal/kg). Saat ini di wilayah tersebut belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi dan belum memiliki fasilitas pengguna batubara.

Jambi dan Riau

Propinsi Jambi dan Propinsi Riau memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga kalori tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg). Saat ini di Jambi telah beroperasi sebuah tambang terbuka, sedangkan di Riau kegiatan eksplorasi telah dilakukan dan sedang dilakukan kegiatan pembangunan. Namun kedua propinsi tersebut tidak memiliki fasilitas pengguna batubara.

Batubara

Sumatera Barat

Propinsi Sumatera Barat memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (<5.100 kkal/kg) hingga kalori tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg). Propinsi ini memiliki sebuah tambang tertutup yang terletak di daerah Ombilin. Tambang tersebut dilengkapi dengan fasilitas pengangkutan dari tambang ke tempat pengumpulan batubara dan tempat pembersihan batubara. Truk dan kereta api digunakan untuk mengangkut batubara dari tempat pengumpulan ke pelabuhan khusus batubara di Teluk Bayur. Pelabuhan Teluk Bayur mampu melayani kapal dengan ukuran maksimum 40.000 DWT. Propinsi Sumatera Barat juga memiliki beberapa fasilitas pengguna batubara yaitu pembangkit listrik Sijantang, pabrik semen Andalas dan pabrik semen Padang yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya. Batubara diangkut dari Ombilin dengan menggunakan truk.

Bengkulu

Propinsi Bengkulu memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga kalori sangat tinggi (> 7.100 kkal/kg). Propinsi ini mempunyai sebuah tambang terbuka. Batubara yang dihasilkan dari tambang tersebut diangkut dengan truk dari tempat pengumpulan ke pelabuhan khusus batubara di Pulau Baai. Pelabuhan Pulau Baai mampu melayani kapal dengan ukuran maksimum 35.000 DWT. Pada saat ini, Bengkulu tidak memiliki fasilitas pengguna batubara.

Bangka-Belitung

Propinsi Bangka-Belitung tidak memiliki cadangan batubara tetapi memiliki beberapa fasilitas pengguna batubara. Peleburan timah PT Koba Tin dan PT Timah menggunakan batubara sebagai sumber energinya dan memiliki pelabuhan khusus untuk membongkar batubara.

Sumatera Selatan

Propinsi Sumatera Selatan memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) hingga kalori tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg). Propinsi ini memiliki sebuah tambang terbuka yang terletak di daerah Tanjung Enim. Peralatan penambangan yang digunakan adalah continous bucketwheel

excavator dan belt conveyor. Belt conveyor digunakan untuk mengangkut

limbah ke tempat pembuangan dan batubara ke tempat pengumpulan batubara. Fasilitas pengangkutan batubara dari tempat pengumpulan batubara ke pelabuhan khusus batubara Kertapati maupun Tarahan dilakukan dengan menggunakan kereta api. Pelabuhan Kertapati mampu melayani kapal dengan ukuran maksimum 7.000 DWT, sedangkan pelabuhan Tarahan mampu melayani kapal dengan ukuran maksimum 60.000 DWT.

Propinsi Sumatera Selatan juga memiliki beberapa fasilitas pengguna batubara yaitu pembangkit listrik Bukit Asam dan pabrik semen PT Semen Baturaja serta dua buah pabrik briket batubara dengan total kapasitas 15.000 MT per tahun yang berada di Tanjung Enim. Truk digunakan untuk mengangkut batubara dari Tanjung Enim ke pembangkit listrik maupun ke pabrik semen.

Batubara

Outlook Energi Indonesia 2009 6-18

Lampung

Propinsi Lampung memiliki cadangan batubara dengan kalori sedang (5.100 – 6.100 kkal/kg) hingga kalori tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg) tapi belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi. Propinsi Lampung tidak memiliki fasilitas pengguna batubara, tetapi memilik infrastruktur pelabuhan batubara. Pelabuhan khusus batubara Tarahan menerima batubara dari Tanjung Enim yang diangkut dengan kereta api, yang kemudian dikirim ke Suralaya dengan menggunakan kapal.

C. Jawa

Jawa merupakan pengguna batubara terbesar di Indonesia, karena sebagian besar populasi dan kegiatan ekonomi berada di wilayah ini. Oleh karena konsumsi batubara baik untuk industri maupun pembangkit listrik di wilayah ini semakin meningkatnya maka perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan kapasitas pelabuhan penerima mulai dari infrastruktur distribusi di pelabuhan penerima sampai ke konsumen akhir.

Banten

Propinsi Banten memiliki cadangan batubara dengan kalori sedang (5.100 – 6.100 kkal/kg) hingga kalori tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg). Batubara tersebut telah ditambang secara tradisional oleh masyarakat setempat. Banten juga mempunyai fasilitas pengguna batubara, yaitu pembangkit listrik Suralaya dan Serang yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya. Suralaya memiliki pelabuhan khusus untuk membongkar batubara. Pelabuhan Cigading merupakan pelabuhan penerima batubara bagi pabrik semen Indocement di Cibinong. Batubara dari pelabuhan Cigading diangkut dengan menggunakan kereta api ke Cibinong di Jawa Barat.

Jawa Barat

Propinsi Jawa Barat tidak memiliki cadangan batubara tetapi memiliki beberapa fasilitas pengguna batubara. Pabrik semen Cibinong, Indocement Cibinong, Indocement Cirebon, Indocement Tarjun, PT Indah Kiat, PT Inti Indorayon Utama, PT Jaya Kertas dan PT Tjiwi Kimia menggunakan batubara sebagai sumber energinya. Batubara untuk Cibinong diangkut menggunakan kereta api dari pelabuhan Cigading, sedangkan batubara untuk pabrik kertas di Bekasi diangkut menggunakan truk dari pelabuhan Cigading. Cirebon memiliki pelabuhan khusus batubara untuk Indocement Cirebon dan Tarjun.

Jawa Tengah

Propinsi Jawa Tengah memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (<5.100 kkal/kg) dan pada saat ini belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi. Propinsi Jawa Tengah juga terdapat beberapa fasilitas pengguna batubara seperti: pabrik semen Cibinong, pembangkit listrik Tanjung Jati A dan pembangkit listrik Cilacap yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya.

Batubara

Jawa Timur

Propinsi Jawa Timur memiliki cadangan batubara dengan kalori sedang (5.100 – 6.100 kkal/kg) dan pada saat ini belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi. Propinsi ini mempunyai beberapa fasilitas pengguna batubara, antara lain: pembangkit listrik Paiton, pabrik semen Gresik, dan pabrik briket batubara dengan kapasitas 120.000 ton per tahun. PLTU Paiton memiliki pelabuhan khusus untuk membongkar batubara, sedangkan pabrik semen Gresik menggunakan pelabuhan umum untuk membongkar batubara.

D. Sulawesi

Sulawesi merupakan wilayah pengguna batubara yang pada umumnya digunakan di sektor pembangkit listrik dan industri. Sulawesi diprakirakan memperoleh pasokan batubara dari Kalimantan, sehingga semakin meningkatnya penggunaan batubara di Sulawesi akan menyebabkan perlunya pengembangan fasilitas transportasi batubara dari Kalimantan hingga pengembangan pelabuhan penerima di Sulawesi. Gambaran fasilitas infrastruktur batubara di Sulawesi dapat digambarkan sebagai berikut.

Sulawesi Utara

Propinsi Sulawesi Utara tidak memiliki cadangan batubara tetapi memiliki fasilitas pengguna batubara. Pembangkit listrik PT Newmont dan pembangkit listrik Amurang menggunakan batubara sebagai sumber energinya dan memiliki pelabuhan khusus untuk membongkar batubara.

Sulawesi Tengah

Propinsi Sulawesi Tengah memiliki cadangan batubara dengan kalori rendah (< 5.100 kkal/kg) namun hingga saat ini belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi. Propinsi ini tidak memiliki fasilitas pengguna batubara.

Sulawesi Selatan

Propinsi Sulawesi Selatan memiliki cadangan batubara dengan kalori sedang (5.100 – 6.100 kkal/kg) hingga tinggi (6.100 – 7.100 kkal/kg) namun pada saat ini belum ada kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi. Propinsi ini memiliki beberapa fasilitas pengguna batubara, yaitu pabrik semen Tonasa, PT Bosowa Cement, PT Antam, dan PT Inco. Makasar memiliki pelabuhan khusus batubara untuk semen Tonasa dan Bosowa Cement, sedangkan PT Antam dan PT Inco memiliki pelabuhan khusus batubara di dekat lokasi pabrik-pabrik tersebut. E. Bali dan Nusa Tenggara

Wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusa Tenggara Barat dan Timur) tidak mempunyai cadangan batubara, sehingga kebutuhan batubara terutama untuk industri besar di wilayah tersebut diperoleh dari luar wilayah. Kebutuhan batubara untuk industri di wilayah tersebut diprakirakan relatif stabil, sehingga relatif tidak memerlukan peningkatan kapasitas dan fasilitas infrastruktur. Satu satunya pengguna batubara di wilayah ini adalah PT Newmont di Nusa Tenggara Barat yang membutuhkan batubara untuk

Batubara

Outlook Energi Indonesia 2009 6-20

pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Industri ini juga memiliki pelabuhan khusus untuk membongkar batubara.

Dalam dokumen OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009 (Halaman 144-150)