• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam dokumen OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009 (Halaman 37-40)

Cadangan minyak bumi semakin menipis, status pada tahun 2007 sebesar 9,1 milyar barel. Dengan tingkat produksi 365 juta barel per tahun, cadangan minyak bumi nasional hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 25 tahun jika tidak ditemukan cadangan baru. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi tersebut, maka pemanfaatan dan pengembangan sumber daya energi alternatif menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan ketahanan energi nasional. Dengan demikian, penyediaan energi dimasa mendatang menjadi hal yang sangat penting bagi kelangsungan aktifitas perekonomian Indonesia sehingga harus terjamin ketersediaannya. Untuk mengatasi kemungkinan krisis penyediaan energi di masa mendatang, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional (KEN) yang mentargetkan peningkatan peran batubara dan sumber energi lain di luar minyak bumi dalam bauran energi pada tahun 2025.

Teknologi dan infrastruktur energi merupakan sarana penting bagi tercapainya penyediaan energi yang berkelanjutan. Namun demikian keduanya perlu mendapat dukungan dari perangkat lain seperti perencanaan energi yang menyeluruh, kebijakan yang memberikan insentif bagi penetrasi teknologi energi yang tepat dengan situasi dan kondisi teknologi tersebut diterapkan, dan aspek ekonomi yang mendanai teknologi energi dan infrastruktur yang akan dibangun.

Berangkat dari sudut pandang di atas, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sesuai tugas pokok dan kompetensinya menerbitkan Buku Outlook Energi Indonesia 2009. Buku ini merupakan kontribusi BPPT dalam memberikan gambaran energi dimasa mendatang dalam kaitannya dengan penetrasi teknologi energi dan kebutuhan infrastruktur energi dalam rangka mendukung diversifikasi sumberdaya energi yang berkelanjutan di masa mendatang. Proyeksi kebutuhan energi dimasa mendatang dilakukan dengan menggunakan Model MAED sedangkan proyeksi penyediaan energi menggunakan optimisasi dengan Model MARKAL sesuai skenario yang diprakirakan.

Buku Outlook Energi Indonesia 2009 memuat proyeksi jangka panjang hingga tahun 2025 tentang potensi cadangan dan sumberdaya energi, neraca energi, konsumsi dan kebutuhan energi, infrastruktur dan harga energi, baik energi primer maupun energi final. Jenis energi meliputi minyak bumi dan BBM, gas bumi, LPG dan LNG, batubara, ketenagalistrikan, dan bahan bakar nabati

(bio-fuel/BBN). Termasuk dalam pembahasan tentang ketenagalistrikan adalah

Pendahuluan

Outlook Energi Indonesia 2009 1-2

terbarukan dalam memasok listrik di masa mendatang. Pembahasan masing-masing jenis energi mencakup pembahasan teknologi energi yang relevan, peluang pemanfaatannya, serta rekomendasi kebijakan yang dipandang akan memberikan insentif bagi terjadinya penetrasi teknologi energi ke dalam sistem energi nasional.

1.2 Tujuan Buku

Penulisan buku Outlook Energi Indonesia 2009 bertujuan untuk memberikan gambaran prakiraan kebutuhan dan penyediaan energi di masa mendatang yang aman (energy supply security), terjangkau (affordable) dan berkelanjutan (sustainable). Selain itu, dibahas juga gambaran beberapa teknologi energi yang layak untuk diterapkan dalam rangka menjawab tantangan permasalahan energi untuk jangka panjang.

1.3 Sistematika Susunan Buku

Penyajian Buku Outlook Energi Indonesia 2009 dimulai dengan bab ini sebagai Pendahuluan. Setelah bab ini dilakukan pembahasan tentang Model Energi dan Indikator Ekonomi Energi pada Bab 2, dilanjutkan dengan Bab 3 tentang Kebutuhan dan Penyediaan Energi, Bab 4 tentang Minyak Bumi dan BBM, Bab 5 tentang Gas Bumi, LPG, dan LNG, Bab 6 tentang Batubara, Bab 7 tentang Ketenagalistrikan, Bab 8 tentang Aspek Lingkungan, dan diakhiri dengan Bab 9 sebagai Penutup yang merangkum isu-isu yang patut menjadi perhatian dalam menindaklanjuti hasil-hasil yang disajikan pada buku ini.

Pada Bab 2 tentang Model Energi dan Indikator Ekonomi Energi, fokus ulasan adalah kondisi dan proyeksi demografi, asumsi-asumsi pertumbuhan ekonomi, perkembangan intensitas energi per kapita dan intensitas energi per nilai tambah. Pada bab ini juga dibahas model energi, asumsi dasar, skenario dan kasus, pilihan teknologi yang memiliki peluang penetrasi ke dalam sistem energi nasional, serta kriteria yang menjadi dasar untuk pembuatan skenario dan kasus yang akan diterapkan.

Pada Bab 3 tentang Kebutuhan dan Penyediaan Energi, fokus ulasan adalah pada penerapan empat buah kasus yang akan dijadikan dasar kajian proyeksi energi pada bab-bab selanjutnya. Pada bab ini dibahas juga gambaran pemakaian energi final di sektor-sektor pengguna energi dan penyediaan energi sesuai kasus yang didefinisikan pada bab sebelumnya.

Pada Bab 4 pembahasan tentang Minyak Bumi dan BBM dimulai dengan meninjau realisasi dan proyeksi cadangan minyak nasional, situasi neraca minyak bumi (realisasi dan proyeksi atas produksi, ekspor, impor minyak bumi berdasarkan kasus yang ditetapkan. Setelah itu dilanjutkan dengan membahas pasokan dan pemanfaatan minyak bumi, pasokan BBM, sektor pemanfaatan BBM, infrastruktur BBM, penyediaan bahan bakar cair alternatif (non-konvensional), dan rekomendasi kebijakan untuk mendukung intensifikasi eksplorasi, peningkatan efisiensi, dan pengembangan infrastruktur BBM.

Pendahuluan Pada Bab 5 tentang Gas Bumi, LPG dan LNG, pembahasan dimulai dengan realisasi dan proyeksi cadangan gas bumi, pembahasan neraca gas bumi, konsumsi dan produksi kebutuhan gas bumi, LPG, dan LNG berdasarkan kasus yang ditetapkan, sektor pemanfaatan gas bumi, infrastruktur gas bumi, LPG, dan LNG. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan tentang alternatif penyediaan gas dan rekomendasi kebijakan masalah ekspor gas bumi, pengembangan infrastruktur, dan pemanfaatan teknologi.

Pada Bab 6 tentang Batubara, pembahasan dimulai dengan realisasi dan proyeksi cadangan batubara dan neraca batubara yang menyangkut produksi, konsumsi, ekspor, dan impor batubara dimasa mendatang. Setelah itu dilanjutkan dengan membahas realisasi konsumsi dan proyeksi kebutuhan batubara, infrastruktur, sektor pemanfaatan batubara, dan rekomendasi kebijakan dan penerapan teknologi.

Pada Bab 7 tentang Ketenagalistrikan, pembahasan dimulai dengan potensi energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai alternatif energi fosil. Pembahasan EBT meliputi sumberdaya hidro dan mikrohidro, panas bumi, nuklir dan EBT lainnya. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan sektor pemanfaatan tenaga listrik, infrastruktur ketenagalistrikan, dan teknologi penyediaan tenaga listrik.

Pada Bab 8, tentang Aspek Lingkungan, pembahasan dimulai dengan permasalahan emisi gas rumah kaca, upaya-upaya pengurangan (mitigasi) gas rumah kaca, dan konservasi energi dalam rangka mengurangi konsumsi energi dengan menerapkan teknologi pemanfaatan energi (demand devices) yang tepat. Pembahasan pada bab ini diakhiri dengan mengulas mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism / CDM) sebagai upaya meningkatkan kegiatan mitigasi GRK.

Bab 9 yang merupakan Penutup buku Outlook Energi Indonesia 2009 membahas permasalahan (isu) yang perlu mendapat perhatian untuk dipecahkan dalam rangka mendorong pembangunan infrastruktur dan penetrasi teknologi energi terkait. Dengan mengkedepankan permasalahan tersebut diharapkan dapat memperoleh solusi yang dapat direalisasikan sehingga penyediaan energi yang berkelanjutan dapat tercapai dimasa mendatang.

Dalam dokumen OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2009 (Halaman 37-40)