• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen prosiding ekowisata lengkap ISBN (Halaman 68-75)

Determinan dan faktor pengarah

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tanjung Enu terletak di Kabupaten Donggala Kecamatan Sindue, sekitar 30 km dari Kota Palu. Untuk mencapai lokasi wisata Tanjung Enu dapat ditempuh dari Kota Palu dalam waktu kurang dari 1,5 jam, dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. Luas wilayah Desa Enu adalah 17,90 km² dengan jumlah penduduk 1.528 jiwa. Menjawab permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan, dalam kajian ini menggunakan analisis deskriptif berupa pengumpulan informasi yang erat kaitannya dengan kajian yang akan dilakukan, yakni mengumpulkan informasi dari masyarakat lokal pesisir Tanjung Enu, pemerintah setempat dan tokoh masyarakat.

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan dapat dikemukakan bahwa selama ini Tanjung Enu sebagai daerah wisata dan daerah penangkapan ikan belum mengalami perkembangan yang signifikan, dikarenakan kurangnya pengunjung yang datang dan belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Hal ini disebabkan potensi yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat, kurangnya sumberdaya manusia yang dimiliki dalam hal pengembangan inovasi-inovasi baru untuk menghasilkan suatu karya yang dapat menambah daya tarik pengunjung. Selama ini pendapatan masyarakat lokal dari hasil usaha jasa hanya berkisar antara Rp. 250.000,- sampai dengan Rp. 500.000,- per bulan, sehingga masyarakat sulit untuk mengembangkan usahanya. Masyarakat lokal hanya mengandalkan pendapatan dari hasil sebagai nelayan, karena seperti dikemukakan di awal bahwa Tanjung Enu memiliki potensi ikan cukup banyak yang disebabkan karena pelestarian laut yang masih alami sehingga biota laut masih terjaga kealamiannya, termasuk terumbu karang, lamun dan mangrove yang dapat menambah populasi ikan. Tentu saja pendapatan yang akan diperoleh dari hasil melaut berkisar antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 750.000,- per bulan. Perbedaan pendapatan ini menyebabkan masyarakat lokal pesisir Tanjung Enu cenderung untuk meningkatkan pendapatan melalui hasil melaut dibandingkan dengan mengembangkan usaha sebagai penyedia jasa di ekowisata bahari Tanjung Enu.

Pantai merupakan asset yang potensial untuk dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, maka perencanaan kawasan pesisir pantai merupakan hal yang penting untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat perencanaan kawasan pesisir yang unggul. Dalam perencanaan pada obyek wisata sangat perlu mempertimbangkan mata pencaharian dan lapangan kerja masyarakat di sekitar pesisir Tanjung Enu. Sehingga adanya peningkatan obyek wisata, tidak semakin mematikan usaha masyarakat sekitar, namun semakin meningkatkan usaha mereka yang berada di sekitar lokasi pesisir Tanjung Enu, baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian, potensi obyek wisata dan sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Berdasarkan hasil kajian informasi dengan pemerintah setempat bahwa kondisi dan potensi pengembangan ekowisata bahari Tanjung Enu sangat memungkinkan untuk

dikembangkan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan kondisi laut masih sangat alami disertai dengan potensi biota laut yang masih alami dan tdak terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia. Kondisi dan potensi ini jika dikembangkan lebih lanjut akan sangat berdampak pada pengembangan ekowisata bahari yang dapat mendatangkan keuntungan masyarakat lokal pesisir Tanjung Enu. Hal ini dapat dilihat dari gambar potensi laut di sepanjang pesisir Tanjung Enu sebagai berikut:

Gambar 1. Potensi Laut Tanjung Enu

Gambar 2. Potensi pulau karang sekeliling Tanjung Enu

Kondisi laut yang masih alami dikelilingi dengan pasir putih dan keberadaan terumbu karang yang masih alami, menjadi salah satu daya tarik

Keindahan pulau-pulau karang menambah keindahan Ekowisata Bahari Tanjung Enu

Gambar 3. Potensi Habitat Fauna di Sepanjang Pesisir Tanjung Enu

Berdasarkan gambar di atas maka ekowisata bahari Tanjung Enu perlu dikembangkan lebih lanjut. Sesuai dengan teori ekowisata yang menyebutkan bahwa ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkesinambungan.

Sejatinya masyarakat sekitar memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan ekowisata bahari berbasis masyarakat dengan perspektif pemahaman yang utuh. Kondisi dasar yang dimilikinya adalah (1) sebagai masyarakat pulau (tempatan), (2) memiliki ruang (hidup) kelola dan inter-relasi tradisional dengan sumberdaya alamnya (natural assets), (3) kekuatan sumberdaya manusia, dan (4) keunggulan sumberdaya sosial (asset sosial) dan sosio-kapital. Gabungan aset tersebut sudah dapat dijadikan modal untuk memulai usaha ekowisata berbasis masyarakat (Yayasan Berau Lestari,2012).

Berkaitan dengan kondisi yang ada, masyarakat lokal pesisir Tanjung Enu dapat mengembangkan ekowisata bahari berbasis masyarakat dengan perspektif dan pemahaman yang utuh. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat, pelatihan berupa bagaimana mengelola sumberdaya laut yang ada untuk dikelola menjadi makanan tradisional khas masyarakat pesisir, membangun sarana dan prasarana seperticottagesebagai tempat untuk beristirahat, serta pelatihan sebagai pemandu wisata yang akan melakukan kegiatan bawah laut sepertisnorklingdandiving. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal pesisir Tanjung Enu melalui usaha jasa yang dilakukan selain sebagai nelayan. Digambarkan setelah ekowisata bahari Tanjung Enu dikembangkan lebih lanjut, maka harapannya ekowisata bahari ini akan lebih berkembang seperti pada gambar berikut:

Habitat Fauna yang menambah keindahan di sepanjang pesisir Tanjung Enu

Gambar 4. Gambaran Ekowisata Bahari Tanjung Enu setelah mengalami perkembangan

Berdasarkan hasil pemantauan bahwa kegiatan ekowisata bahari yang berada di Tanjung Enu tidak sedikit manfaat yang telah diperoleh, namun tidak sedikit pula kerugian yang ditimbulkannya. Dampak positif yang dapat dirasakan dari kegiatan ekowisata bahari Tanjung Enu dapat berupa: 1) peningkatan penghasilan bagi masyarakat yang berada di

sekitar Tanjung Enu; 2) tersedianya kesempatan kerja baru bagi masyarakat; 3) berkembangnya usaha-usaha baru seperti: kios, warung-warung; 4) meningkatnya kesadaran masyarakat akan wisatawan tentang pentingnya konservasi sumberdaya alam; 5) peningkatan partisipasi masyarakat; dan 6) peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan kajian di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapatan masyarakat lokal pesisir Tanjung Enu masih dibawah standar pendapatan nasional maka dari itu diperlukan suatu strategi kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara optimal di kawasan ini.

2. Sumberdaya alam Tanjung Enu dapat dikembangakan untuk kegiatan ekowisata. Hal ini berdasarkan potensi dan kondisi yang terkandung dalam kawasan ini, sehingga diharapkan melalui ekowisata bahari dapat bersifat terintegrasi dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi. B.A, Mustafa Ahmad, dan Ketjulan Romy, 2013. Kajian Potensi Kawasan dan Kesesuaian Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Lara untuk Pengembangan Ekowisata Bahari. Jurnal Minat Laut Indonesia, 1 (1) : 49-60.

Fandeli, C., 2001. Pengertian dan Kerangka Dasar PariwisatadalamFandeli, C. (ed). 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Editor Liberty. Yogyakarta. 35 hal. Dalam Adi. B.A, Mustafa Ahmad, dan Ketjulan Romy, 2013. Kajian Potensi Kawasan dan Kesesuaian Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Lara Untuk Pengembangan Ekowisata Bahari. Jurnal Minat Laut Indonesia, 1 (1) : 49-60 Ketjulan, R., 2011. Daya Dukung Perairan Pulau Bahari sebagai Obyek Ekowisata Bahari.

Jurnal Aqua Hayati, 7 (3): 183-188.dalamAdi. B.A, Mustafa Ahmad, dan Ketjulan Romy, 2013. Kajian Potensi Kawasan dan Kesesuaian Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Lara untuk Pengembangan Ekowisata Bahari. Jurnal Minat Laut Indonesia, 1 (1) : 49-60

Latupapua, Y.T., 2008. Studi Potensi Kawasan dan Pengembangan Ekowisata di Tual Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Ichsan Gorontalo,3 (1): 1360-1375. dalam Adi. B.A, Mustafa Ahmad, dan Ketjulan Romy, 2013. Kajian Potensi Kawasan dan Kesesuaian Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Lara untuk Pengembangan Ekowisata Bahari. Jurnal Minat Laut Indonesia, 1 (1) : 49-60

Wahyudin, M. 2005. Analisis Potensi dan Permasalahan Wilayah Pantai Kota Semarang sebagai Kawasan Wisata Bahari. Magister of Management of Coastal Resources. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Yayasan Berau Lestari, 2012. Menggagas Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Berau, Kaltim.

Yulianda, F., 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah disampaikan pada Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen MSP. FPIK. IPB. Bogor. 19 hal

Dalam dokumen prosiding ekowisata lengkap ISBN (Halaman 68-75)